8. Setelah data diperoleh analisis kualitatif dengan menggunakan search match
analisys yaitu membandingkan data yang diperoleh dengan data standard
PDF = Power Diffraction File.
c. SEM Scanning Electron Microscopy
Karakterisasi SEM dilakukan untuk mengetahui mikrostruktur hidroksiapatit.
Langkah-langkah dalam proses SEM adalah:
1. Memasukkan sampel yang akan dianalisa ke vacum column, dimana udara
akan dipompa keluar untuk menciptakan kondisi vakum. Kondisi vakum ini diperlukan agar tidak ada molekul gas yang dapat mengganggu jalannya
elektron selama proses berlangsung.
2. Elektron ditembakkan dan akan melewati berbagai lensa yang ada menuju ke
satu titik di sampel.
3. Sinar elektron tersebut akan dipantulkan ke detektor lalu ke amplifier untuk
memperkuat signal sebelum masuk ke komputer untuk menampilkan gambar
atau image yang diinginkan. H. Diagram Alir
Adapun diagram alir penelitian preparasi dan karakterisasi komposit
hidroksiapatit 10 berat yang berbahan dasar tulang sapi dan sekam padi dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
Merebus 8 jam
Merendam pada Larutan HCl 1 N 24 jam
Oven suhu 150 2 jam
Oven suhu 100 12 jam
Menggerus sampel selama 3 jam
Mencuci dengan aquades
Merendam pada Larutan NaOH 1 N 24 jam
Oven suhu 100 12
jam Mencuci dengan aquades
Tulang sapi Membersihkan dengan air
Oven suhu 120 3 jam
Mulai Mulai
Sekam padi Membersihkan dengan air
Meniriskan sekam padi Merendam dengan
menggunakan air panas selama 15 menit
Oven suhu 110 2 jam
Furnace suhu 700
5 jam Menggerus sampel
selama 3 jam
Mencampur serbuk hidroksiapatit dan 10 serbuk silika
Aging sampel selama
24 jam Stirrer sampel selama 3
jam Menambahkan larutan
etanol Mengerus sampel
selama 3 jam Oven pada suhu 100
10 jam. Memisahkan larutan
dengan endapan Furnace
pada suhu 1200
3 jam karakterisasi
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis FTIR komposit hidroksiapatit 10 berat silika menunjukkan
adanya distribusi silika pada sampel hidroksiapatit dengan munculnya gugus fungsi OH
-
, ,
dan SiO
2
. 2.
Hasil analisis struktur XRD pada sampel komposit hidroksiapatit 10 berat silika menunjukkan perubahan fasa yang terjadi akibat distribusi silika dan
perlakuan termal yang diberikan pada sampel komposit hidroksiapatit, fasa yang terbentuk adalah trikalsium fosfat Ca
3
PO
4 2
dengan nomor PDF File 9- 0169 dan kalsium fosfat silikat Ca
5
PO
4 2
SiO
4
dengan nomor PDF File 40- 0393.
3. Hasil analisis mikrostruktur dari karakterisasi SEM menunjukkan komposit
hidroksiapatit 10 berat silika mengalami peningkatan ukuran butir secara merata.
4. Hasil analisis komposisi unsur dan senyawa dengan menggunakan EDS
menunjukan komposit hidroksiapatit 10 berat silika terdiri dari unsur Si dalam bentuk senyawa SiO
2
, Unsur Ca dalam bentuk senyawa CaO, Unsur O dan unsur P dalam bentuk senyawa P
2
O
5
.
B. Saran
Pada penelitian lebih lanjut disarankan agar:
1. Untuk mengetahui komposisi terbaik komposit hidroksiapatit dan silika
disarankan agar
penelitian selanjutnya
menggunakan komposisi
hidroksiapatit dan silika yang berbeda yaitu 15 atau 20. 2.
Melakukan uji sifat fisis dan mekanik pada komposit hidroksiapatit untuk mengetahui nilai densitas dan porositas dari sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, F., Thiam S,C., and Yahya, S. 2013. Bio-template Synthesis of Silika-
Ruthenium Catalyst of Benzylation of Toluene. Journal of Physical Science. Vol. 24. No. 1. Pp. 29-35.
Agaogullari, D., Kel, D., Gokce, H., Duman, I., Ovecoglu, M.L., Akarsubasi,
A.T., Bilgic, D., and Oktar, F.N. 2011. Bioceramic Production from Sea Urchins. Acta Physica Polonica A. Vol. 121. No. 1. Pp. 23-26.
Agung M, G.F., Hanafie SY, M.R., dan Mardina, P. 2013. Ekstraksi Silika dari
Abu Sekam Padi dengan Pelarut KOH. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 2. No. 1. Hal. 1-4.
Agrawal, K., Gurbhinder, S., Devendra, P., and Satya, P. 2011. Synthesis and
Characterization of Hydroxyapatite Powder by Sol-Gel Method for Biomedical
Application. Journal
of Minerals
and Materials
Characterization and Engineering . Vol. 10. No. 8. Pp. 727-734.
Anderson, J.M. 2001. Biological Responses to Materials. Annual Review of
Materials Research. Vol. 31. Pp. 81-110.
Andri, D.P., dan Johar, L. 2011. Karakterisasi Komposit Berpenguat Serat Bambu
dan Serat Gelas sebagai Alternatif Bahan Baku Industri . Skripsi. Institut
Tehnologi Surabaya. Surabaya. Bahrololoom, M.E., Javidi, M., Javadpour, S., and Ma, J. 2009. Characterisation
of natural hydroxyapatite extracted from bovine cortical bone ash. Journal of Ceramic Processing Research.
Vol. 10. No. 2. Pp. 129-138.
Baravkar, A.A., and Kale, R.N. 2011. FTIR Spectroscopy: Principle, Technique and Mathematics. Pharmaceutical Analysis. Vol. 2. No. 1. Pp. 513-518.
Bassler.1986. Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, edisi keempat. Erlangga: Jakarta.
Binnaz, A. H. Y., and Sener, C. 2012. Roadmap of Biomedical Engineers and
Milestones . Yilidiz Technical University: Turkey.
Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Sapi yang Dipotong di Rumah Pemotongan Hewan RPH Provinsi Lampung Tahun 2000-2013
. Lampung: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.
Campbell, F. C. 2010. Structural Composite Materials. American Society for Metals International: United State of America.
Chiu, C.Y, Hsu, H.C., and Tuan, W.H. 2005. Effect of Zirconia Addition on the
Microstructural Evolution of Porous Hydroxyapatite. Ceramics International.
Vol. 33. Pp. 15-718.
Cristiane, A.C.C., Thais, M.P., Borba, J.D., Caetano, J.Z.S., Luiz, G.P., and Andre, F.S. 2006. Physico-Chemical Characterization and Biocompatibility
Evaluation of Hydroxyapatites. Jurnal of Oral Science. Vol. 48. No. 4. Pp. 219-226.
Cullity, B. D. 1978. Element of X-Ray Diffraction. Addison-Wesley Publishing
Company, Incorporated: United State of America. Connolly, J. R. 2005. Introduction to X-ray Diffraction. Earning Per Share EPS
400-200. Demirkol, N., Oktar, F.N., and Kayali, E.S. 2011. Mechanical and Microstructural
Properties of Sheep Hydroxyapatite SHA –Niobium Oxide Composites.
Acta Physica Polonica A. Vol. 121. No. 1. Pp. 274-276.