Pengertian Anatomi Tinjauan Tentang Anatomi Konflik Sosial

Konflik adalah fenomena yang tidak dapat dihindari karena merupakan proses sosial yang dissosiasif, sebagaimana Hugh Miall dkk 2000: 7-8 mendefinisikan konflik sebagai aspek intrinsik dan tidak mungkin dihindari dalam proses perubahan sosial. Konflik adalah sebuah ekspresi heterogenitas kepentingan, nilai dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang ditimbulkan oleh perubahan sosial yang bertentangan dengan hambatan yang diwariskan. Cara pandang terhadap konflik menurut Hugh Miall dkk 2000: 20-25 paling tidak ada dua yaitu pandangan tradisional dan pandangan intraksional. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi, bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau di organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional bahwa konflik haruslah dihindari dan sesuatu yang negatif. Berbeda dengan pandangan intraksional yang memandang konflik dari perspektif yang positif, dengan melihat beberapa keuntungan dan fungsi konflik berikut ini: 1. Konflik adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dan merupakan kenyataan hidup, untuk itu kita harus memahami konflik secara menyeluruh. 2. Konflik akan bisa membawa masalah ke meja perundingan. 3. Konflik seringkali membawa para pihak untuk duduk bersama dan menjelaskan tujuan masing-masing. 4. Konflik bisa berfungsi untuk menghilangkan rasa marah dan membantu memahami satu dengan yang lain. Menurut K.W. Thomas yang dikutip oleh Stephen P.Robbins 1996:124 dalam bukunya “Perilaku Organisasi”, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa suatu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama. Sedangkan menurut Arraq Steinberg 1981:71, konflik adalah : “Suatu proses yang kuat sekali untuk hasil yang diharapkan maupun hasil yang tidak diharapkan. Hasil yang diharapkan termasuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan unggul, yang memaksa orang untuk mencari pendekatan-pendekatan baru dan menguji kemampuannya. Hasil yang tidak diharapkan termasuk mencipatakan jarak antara orang-orang, menumbuhkan rasa curiga, serta membuat mereka terasa dihina dan dikalahkan”. Konflik oleh Soerjono Soekanto 1984:63 sering diartikan sebagai suatu proses sosial dimana setiap, individu, atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuan nya dengan jalan menentang pihak lawan yang terkadang disertai ancaman atau kekerasan. Konflik banyak dipersepsi dan diperlakukan