Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas

sebagai petani, sementara itu sisanya 16 KK atau 1,68 bekerja sebagai pedagang dan 16 KK atau 1,68 bekerja sebagai PNS. 2. Para petani di Kampung Simpang Asam dihadapkan pada berbagai masalah dalam melaksanakan usaha pertanian, di antaranya sebagai berikut: a Peralatan pertanian yang digunakan di Kampung Simpang Asam masih bersifat tradisional, seperti pemanfaat tenaga kerbau untuk membajak sawah, pemupukan tanaman yang masih menggunakan pupuk hewani b Saluran irigasi yang belum baik dan masih besarnya areal persawahan tadah hujan, sehingga panen hanya 1 tahun sekali. c Pemanfaatan lahan pertanian yang kurang optimal sehingga produktivitas lahan untuk memproduksi hasil-hasil pertanian rendah d Modal usaha di bidang pertanian yang masih kecil, belum adanya Koperasi Petani. Sumber: Kampung Simpang AsamKecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 Berdasarkan uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian untuk mengkaji efektivitas pelaksanaan Program Mulang Tiyuh dalam rangka pemberdayaan petani di Kampung Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah efektivitas pelaksanaan Program Mulang Tiyuh dalam rangka pemberdayaan petani di Kampung Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Program Mulang Tiyuh dalam rangka pemberdayaan petani di Kampung Simpang Asam Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat berguna untuk pengembangan bidang kajian Ilmu Pemerintahan, khususnya kajian mengenai efektivitas pelaksanaan program mulang tiyuh untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan petani. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Kabupatan Way Kanan dalam mengembangkan program dan kebijakan lokal dalam konteks pemberdayaan masyarakat, khususnya di era otonomi daerah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002: 119, efektif didefinisikan sebagai usaha atau tindakan yang ada efeknya, yaitu akibat, pengaruh, serta dampaknya, serta dapat memberikan hasil dan berhasil guna. Menurut Hasibuan 2002: 120, efektivitas adalah tercapainya sasaran atau tujuan- tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam efektivitas terkandung makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna, secara tepat dan target telah tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu berdaya guna untuk menunjukkan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan ekonomis, baru dikatakan efisisen. Menurut Andrian 2001:12, efektivitas adalah pekerjaan yang dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi sumberdaya manusia maupun sumberdaya dana yang ada. Efektivitas merupakan pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki dengan mempertimbangkan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat yang dikeluarkan. Menurut Martiman 2001:12, efektivitas adalah suatu pencapaian hasil pekerjaan yang memiliki tujuan, sumber daya manusia pelaksana dan pengawas, jangka waktu, sumber dana dan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam artian bahwa hasil pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Efektivitas berkaitan erat dalam kemampuan sumber daya manusia memanfaat potensi yang ada. Efektivitas menunjukkan hasil pekerjaan yang diraih secara optimal dengan ciri yaitu adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan hasil kerja secara berkesinambungan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka yang dimaksud dengan efektivitas dalam penelitian ini adalah suatu keadaan di mana aktivitas atau kegiatan dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disusun sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal.

2. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan pada dasarnya didefinisikan sebagai aktivitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung Istianto, 2009: 15. Hampir tidak berbeda dengan pendapat tersebut, Aksa 2005: 6, mengungkapkan bahwa pelayanan merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Pelayanan publik menurut Widodo 2002: 269, adalah pemberian pelayanan melayani keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Kemudian, menurut Thoha 1991 dalam Utoyo dan Tresiana 2004: 11, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorangsekelompok orang atau institusi tertentu untuk memberikan kemudahan dan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Menurut Moenir 2001: 13, pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Tujuan pelayanan publik adalah mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah. Selanjutnya menurut Moenir 2001: 13, pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut: a Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak; b Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang teguh pada efisiensi dan efektivitas; c Kualitas, proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat memberi keamanan, kenyamanan, kepastian hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; d Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah suatu bentuk pemberian layananan oleh suatu instansi untuk memberikan kemudahan dan bantuan, dengan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Menurut Passolong 2007: 42-46, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan publik yang antara lain sebagai berikut: a. Struktur Organisasi Struktur adalah susunan berupa kerangka yang memberikan bentuk dan wujud, dengan demikian akan terlihat prosedur kerjanya. Dalam organisasi pemerintahan, prosedur merupakan sesuatu rangkaian tindakan yang ditetapkan lebih dulu, yang harus dilalui untuk mengerjakan sesuatu tugas. Struktur organisasi juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan karakteristik- karakteristik, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi di dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial atau nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu: kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi. Kompleksitas berarti dalam struktur orgaisasi mempertimbangkan tingkat differensiasi yang ada dalam organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Formalisasi berarti dalam struktur organisasi memuat tentang tata cara atau prosedur bagaimana kegiatan dilaksanakan Standard Operating Prosedures, apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan. Sentralisasi berarti dalam struktur organisasi memuattentang kewenangan pengambilan keputusan, apakah disentralisasi atau didesentralisasi. Berdasarkan pengertian dan fungsi struktur organisasi tersebut menunjukkan bahwa struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga dengan demikian struktur organisasi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. b. Kemampuan Aparat Aparatur pemerintah, adalah kumpulan manusia yang mengabdi pada kepentingan negara dan pemerintahan dan berkedudukan sebagai pegawai negeri. Aparatur pemerintah adalah seluruh jajaran pelaksana pemerintah yang memperoleh kewenangannya berdasarkan pendelegasian dari Presiden. Aparatur negara atau aparatur adalah pelaksana kegiatan dan proses penyelenggaraan pemerintahan, baik yang bekerja dalam badan eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun mereka yang sebagai TNI dan pegawai negeri sipil pusat dan daerah yang ditetapkan dengan peraturan peraturan pemerintah Aparat negara dan atau aparatur pemerintah, diharapkan atau dituntut adanya kemampuan baik berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap perilaku yang memadai, sesuai dengan tuntutan pelayanan dan pembangunan sekarang ini Sementara itu, konsep lain mendefinisikan kemampuan ability sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang melakukan hal yang bersifat mental atau fisik, sedangkan skill atau keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas. Hal di atas sesuai dengan pendapat Moenir A.S. 2001: 44, bahwa dalam hal kualitas pelayanan publik, maka kemampuan aparat sangat berperan penting dalam hal ikut menentukan kualitas pelayanan publik tersebut. Kemampuan aparat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu tingkat pendidikan, kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal, kemampuan melakukan kerja sama, kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan organisasi, kemampuan dalam menyusun rencana kegiatan, kecepatan dalam melaksanakan tugas, tingkat kreativitas mencari tata kerja yang terbaik, tingkat kemampuan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada atasan, tingkat keikut sertaan dalam pelatihankursus yang berhubungan dengan bidang tugas. c. Sistem Pelayanan Definisi sistem adalah suatu jaringan yang berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dalam suatu usaha atau urusan. Sistem pelayanaan merupakan suatu kebulatan dari keseluruhan yang kompleks teroganisisr, berupa suatu himpunan perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan dari keseluruhan yang utuh. Menurut Pamudji 1998: 17, untuk sistem pelayanan perlu diperhatikan apakah ada pedoman pelayanan, syarat pelayanan yang jelas, batas waktu, biaya atau tarif, prosedur, buku panduan, media informasi terpadu saling menghargai dari masing-masing unit terkait atau unit terkait dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan itu sendiri Sistem pelayanan adalah kesatuan yang utuh dari rangkaian pelayann yang saling terkait, bagian atau anak cabang dari suatu sistem pelayanan terganggu maka akan menganggu pula keseluruhan palayanan itu sendiri. Dalam hal ini apabila salah satu unsur pelayanan sepertinggi mahalnya biaya, kualitasnya rendah atau lamanya waktu pengurusan maka akan merusak citra pelayanan di suatu tempat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa sistem pelayanan yang berkualitas pelayanan publik harus memperhatikan kenyamanan dalam memperoleh pelayanan berkait dengan lokasi tempat pelayanan; kejelasan informasi tentang pelayanan yang diberikan dan perlindungan terhadap dampak hasil pelayanan.

B. Program