lepas dari beberapa aspek-aspek yang ada didalamnya, seperti:
a. EXTERNAL CONTROL
Cara yang paling mendasar untuk mempengaruhi perilaku seseorang adalah membuat penghargaan dan
hukuman tergantung pada perilaku yang dilakukan oleh orang tersebut. Dalam perkembangannya, ilmu psikologi
pada dasarnya didefinisikan dalam hal perspektif ini, dan selama era ini berbagai prinsip penguatan yang
dihasilkan dan divalidasi. Upaya untuk memperluas prinsip-prinsip ini psikologi sosial selalu dipersulit oleh
kapasitas kognitif tak terbantahkan dari manusia dan peran kapasitas seperti dalam mengatur perilaku
Bandura, 1986; Zajonc, 1980. Meskipun demikian, beberapa penelitian berdasarkan asumsi behavioris
diwakili dalam psikologi sosial Byrne, 1971; Staats, 1975. Sehubungan dengan pengaruh sosial, perspektif
ini menunjukkan bahwa hanya orang termotivasi untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian
konsekuensi menyenangkan atau menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan. Dengan
7
demikian, orang akan mengadopsi sikap baru, mengembangkan preferensi untuk satu sama lain,
mengubah frekuensi perilaku tertentu, atau mengambil kegiatan baru karena mereka berperilaku untuk
melakukannya. Hal ini dirasakan adil untuk mengatakan perspektif ini tidak pernah mencapai status utama dalam
psikologi sosial, tapi orang mungkin berpikir bahwa pengaruh sosial akan menjadi pengecualian.
Bases of Social Power Dalam kehidupan berorganisasi sikap
yang diperlukan setiap individu agar dapat menyesuaikan diri dalam kelompok
adalah mampu mengontrol diri. Kemampuan untuk mengontrol perilaku
yang dilakukan seseorang
dalam kelompok adalah cerminan jika mereka
bisa menyesuaikan diri dan memiliki kekuatan sosial. Dalam masyarakat
kontemporer sendiri, kekuatan tersebut mencerminkan lebih dari kekuatan fisik,
kekayaan besar, atau kapasitas dan
8
kesiapan untuk orang lain-meskipun memiliki atribut tersebut tentu tidak ada
salahnya dalam kondisi tertentu. kekuatan sosial bukan berasal dari berbagai sumber
yang berbeda,
masing-masing memberikan bentuk yang sejalan kontrol
perilaku. Dalam 1959; Raven, 1992, 1993 umumnya dianggap sebagai
pernyataan definitif tentang berbagai basis kekuasaan sosial dan manifestasi
masing-masing dalam kehidupan sehari- hari. Mereka mengidentifikasi enam
landasan seperti: reward, pemaksaan, keahlian, informasi, kekuatan referen, dan
otoritas yang sah. Reward, sendiri sebagai istilah yang
menyiratkan, dari kemampuan untuk memberikan hasil yang diinginkan
seseorang. Imbalan mungkin nyata dan bahan misalnya, uang, hadiah yang
bagus, tetapi dalam konteks kehidupan
9
berorganisasi reward yang didapat berupa pengakuan diri dalam organisasi tersebut
serta memperluas pertemanan. Selain itu, reward tersebut juga dapat juga berupa
hubungan simbiosis mutualisme yang terjalin antara anggota organisasi, hal
tersebut bisa dicontohkan seperti seseorang yang didalam kelompok
organisasi tersebut memilikipengetahuan yang luas. Pengetahuan adalah kekuatan,
daya informasi yang mempunyai sifat tak terbatas berkaitan dengan kekuasaan.
Pengetahuan sendiri dapat dijadikan sebagai reward bagi orang yang bisa
mengontrol dirinya didalam organisasi, bahkan
dengan memanfaatkan
pengetahuan tersebut kita bisa membantu seseorang yang pada awalnya tidak
mengetahui sesuatu menjadi tahu.
10
Limitations of External Control Setiap hal dilakukan apapun itu
bentuknya pasti memiliki keterbatasan, hal itu juga sama kaitannya dalam
kehidupan berorganisasi bahwa pendekatan umum untuk memengaruhi
diuraikan sebelumnya adalah salah satu cara paling efektif mengimplementasikan
perubahan sejati dalam pikiran dan perasaan yang relevan dengan perilaku
yang bersangkutan masyarakat. Memang, porsi yang adil perhatian teoritis dan
penelitian selama 40 tahun terakhir telah difokuskan pada kecenderungan untuk
upaya yang sulit, memberikan efek berlawanan dengan yang dimaksudkan.
Hal ini terutama terjadi untuk pengaruh berusaha yang diperdagangkan pada
reward dan kekuasaan koersif, meskipun asumsi yang mendasari baris ini teori dan
penelitian akan tampaknya berlaku untuk kekuasaan yang sah.
11
b. SOCIAL COORDINATION