20 belanja modal pengadaan alat-alat laboratorium
21 belanja modal pengadaan konstruksi jalan
22 belanja modal pengadaan konstruksi jembatan
23 belanja modal pengadaan konstruksi jaringan air
24 belanja modal pengadaan penerangan jalan, taman dan hutan kota
25 belanja modal pengadaan instalasi listrik dan telepon
26 belanja modal pengadaan konstuksipembelian bangunan
27 belanja modal pengadaan bukukepustakaan
28 belanja modal pengadaan barang bercorak kesenian, kebudayaan
29 belanja modal pengadaan hewanternak dan tanaman
30 belanja modal pengadaan alat-alat persenjataankeamanan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010,
klasifikasi aset tetap dalam neraca adalah sebagai berikut: 1
tanah 2
peralatan dan mesin 3
gedung dan bangunan 4
jalan, irigasi dan jaringan 5
aset tetap lainnya 6
konstruksi dalam pengerjaan.
2.5. Kemandirian Daerah
Halim, 2001 dalam Dwirandra, 2007 menjelaskan bahwa ciri utama suatu daerah yang mampu melaksanakan otonomi yaitu:
1. kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang cukup
memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya, dan 2.
ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, agar Pendapatan Asli Daerah PAD dapat menjadi bagian sumber
keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah daerah menjadi lebih besar.
Kemandirian Fiskal daerah merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dari otonomi daerah secara keseluruhan. Menurut Mardiasmo 1999 disebutkan bahwa manfaat adanya kemandirian fiskal adalah:
1. mendorong peningkatan partisipasi prakarsa dan kreativitas
masyarakat dalam pembangunan serta akan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan keadilan di seluruh daerah dengan
memanfaatkan sumber daya serta potensi yang tersedia di daerah, 2.
memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran penghambilan keputusan publik ketingkat pemerintahan yang lebih
rendah yang memiliki informasi lebih lengkap. Kemandirian fiskal daerah menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD seperti pajak daerah, retribusi dan lain-lain. Karena itu otonomi daerah dan
pembangunan daerah bisa diwujudkan hanya apabila disertai kemandirian fiskal yang efektif. Ini berarti bahwa pemerintahan daerah secara finansial
harus bersifat independen terhadap pemerintah pusat dengan jalan sebanyak mungkin menggali sumber-sumber PAD seperti pajak, retribusi
dan sebagainya Elia Radianto,1997. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber
keuangan yang digali dari dalam wilayah yang bersangkutan. Sumber- sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
1. sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, pajak daerah,
yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat, 2.
menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009, retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan, 3.
hasil perusahaan milik daerah, merupakan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis penerimaan yang termasuk hasil
pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan antara lain bagian laba, deviden dan penjualan saham milik daerah,
4. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, antara lain hasil penjualan
aset negara dan jasa giro.
Menurut Undang-undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis pajak dibagi menjadi:
1. Jenis Pajak provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok.
2. Jenis Pajak kabupatenkota terdiri atas:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir;
h. Pajak Air Tanah;
i. Pajak Sarang Burung Walet;
j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan; dan
k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 tahun 2011 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, kelompok pendapatan dana perimbangantransfer dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas:
a. dana bagi hasil pajak dan bukan pajak;