Mineral Lempung Tanah Lempung

mengurangi pencemaran udara, karena hidrasi semen dapat menghasilkan 40 dari massa semen. Cara memperoleh abu sekam juga cukup mudah, Sekam hanya perlu dibakar pada suhu 500 C selama kurang lebih 100 menit. Adapun pemanfaatan abu sekam padi, antara lain : a. Sebagai Bahan Aditif pada Beton. Beton merupakan campuran agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Beton bayank digunakan dalam bidang konstruksi misalnya gedung, jalan, waduk dan bendungan. Karena begitu luas peranan beton dalam bidang konstruksi, maka banyak pihak yang mencari beton berkualitas tinggi agar menghasilkan sebuah infrastruktur yang baik. Kualitas tinggi yang dimaksud pada campuran beton adalah yang memiliki kekuatan tekan, durabilitas dan workabilitas yang tinggi serta dengan harga yang seekonomis mungkin. Kekuatan, keawetan dan sifat beton tergantung pada bahan – bahan dasarnya agregat kasar, agregat halus, semen dan air yakni nilai perbandingan komposisinya, cara pengadukan maupun cara pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan dan cara perawatan curing selama proses pekerjaan. b. Bahan Campuran Mortar Pasangan Bata Kulit padi sekam merupakan salah satu bahanmaterial sisa dari proses pengolahan padi yang sering dianggap sebagai limbah. Besarnya konsumsi beras sebagai makanan pokok dan meningkatnya produksi padi dapat memberikan perkiraan makro akan jumlah material tersebut dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari BPS, produksi padi di Indonesia pada tahun 2004 mencapai 53,67 juta ton gabah kering giling GKG, dimana dapat menghasilkan sekam padi sebanyak 20 - 25 dari berat keseluruhan. Sekam padi umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar utama atau tambahan pada industri pembuatan bata atau tahu, bahan dekorasi, media tumbuh bagi tanaman hias, atau bahkan dibuang. Sudah diketahui bahwa sekam padi mengandung banyak silika amorf apabila dibakar mencapai suhu 500A – 700AC dalam waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Oleh karena itu, kini mulai dikembangkan pemanfaatan abu sekam padi sisa pembakaran sekam padi dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang konstruksi. Reaktivitas antara silika dalam abu sekam padi dengan kalsium hidroksida dalam pasta semen dapat berpengaruh pada peningkatan mutu beton. Priyosulistyo,2001. Penelitian ini melakukan eksperimen berupa penggunaan abu sekam padi ASP sebagai bahan pengganti sebagian semen pada mortar pasangan bata ASP ditambahkan rencana campuran mortar berdasarkan presentase berat, dengan presentase penambahan ASP tersebut dibandingkan terhadap mortar standar tanpa penambahan ASP. Hasilnya menunjukkan bahwa campuran dengan penambahan kadar sebesar 5 menggantikan berat semen keseluruhan merupakan campuran yang memiliki kekuatan tekan rata – rata yang paling tinggi dan tingkat kelecakan workability yang tergolong baik dibandingkan dari campuran yang lain pada umur 28 hari. Akan tetapi dari segi biaya, mortar ASP 5 tidak memiliki potensi untuk dapat mengurangi biaya konstruksi, malah cenderung untuk meningkatkan biaya. Priyosulistyo,2001.

F. Abu Ampas Tebu

Abu ampas tebu merupakan limbah hasil pembakaran ampas tebu. Ampas tebu merupakan suatu residu dari proses penggilingan tanaman tebu setelah diekstrak atau dikeluarkan niranya pada industri pemurnian gula sehingga hasil samping sejumlah limbah berserat yang dikenal sebagai ampas tebu baggasse. Pada proses penggilingan tebu, terdapat lima kali proses penggilingan dari batang tebu sampai dihasilkan ampas tebu. Pada penggilingan pertama dan kedua dihasilkan nira mentah yang berwarna kuning kecoklatan. Pada proses penggilingan ketiga, keempat dan kelima dihasilkan nira dengan volume yang tidak sama. Setelah proses penggilingan awal, yaitu penggilingan pertama dan kedua dihasilkan ampas tebu basah. Untuk mendapatkan nira yang optimal, pada penggilingan ampas hasil gilingan kedua harus ditambahkan susu kapur 3Be yang berfungsi sebagai senyawa yang mampu menyerap nira dari serat ampas tebu sehingga pada penggilingan ketiga nira masih dapat diserap meskipun volumenya lebih sedikit dari hasil gilingan kedua. Pada penggilingan seterusnya hingga penggilingan kelima ditambahkan susu kapur 3Be dengan volume yang berbeda-beda tergantung sedikit banyaknya nira yang masih dapat dihasilkan, diperlihatkan pada Gambar 1. Penggilingan I Penggilingan III Penggilingan V Penggilingan II Penggilingan IV Ampas Ampas Ampas Ampas Ampas Gilingan I Gilingan II Gilingan III Gilingan IV Gilingan V T ebu Susu Kapur Susu Kapur Susu Kapur