72
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa variasi ongoing
assessment adalah sebagai berikut ini : 1.
Keterampilan metakognisi siswa dapat ditingkatkan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari materi pembelajaran sendiri, merangkumnya,
menganalisis soal yang akan dipecahkan dan mengevaluasi hasil yang didapatkan, dengan begitu siswa memiliki kesadaran untuk memperbaiki diri pada setiap proses
pembelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas kali ini terjadi peningkatan keterampilan metakognisi siswa pada setiap siklusnya. Pada Siklus I keterampilan
metakognisi siswa sebesar 3,61 dengan kategori “Baik”, pada Siklus II menurun
yaitu sebesar 0,03 menjadi 3,58 dengan kateg ori “Baik”, dan pada siklus III
meningkat sebesar 0,23 menjadi 3,81 dengan kategori “Baik”.
2. Hasil belajar fisika siswa meningkat pada setiap siklusnya sehingga mencapai nilai
KKM yang diharapkan a.
Pada aspek kognitif terjadi peningkatan yang sangat baik. Pada Siklus I rata-rata hasil belajar aspek kognitif siswa adalah 64, 95 dengan
kategori “Tuntas”, kemudian pada Siklus II meningkat sebesar 8,34 menjadi 73,29 dengan kategori
73 “Tuntas”, dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali meningkat sebesar
2,13 menjadi 75,42 dengan kategori “Tuntas”.
b. Pada hasil belajar aspek psikomotor terjadi peningkatan pada setiap siklusnya,
namun tidakbesar. Pada Siklus I rata-rata hasil belajar aspek psikomotor siswa adalah 70,29 kemudian pada Siklus II meningkat sebesar 1,00 menjadi 71,29
dan pada Siklus III rata-rata psikomotor siswa meningkat sebesar 0,71 menjadi 72,00.
c. Pada hasil belajar aspek afektif terjadi peningkatan setiap siklusnya. Pada Siklus
I yang mendapat nilai A dengan kategori “Sangat Baik” sebanyak 5 siswa,
pada Siklus II meningkat menjadi 8 siswa dan pada Siklus III sebanyak 10 siswa sehingga menjadi 18 siswa.
d. Secara umum dapat dikatakan bahwa keterampilan metakognisi siswa dan hasil
belajar siswa pada aspek kognitif, aspek psikomotor, serta aspek afektif siswa meningkat dengan ditunjukkannya ketercapaian KKM pada Siklus II dan Siklus
III. Maka, tiga siklus pada proses penelitian ini dianggap cukup untuk mempresentasikan indikator keberhasilan penelitian menggunakan penerapan
variasi ongoing assessment. Adapun perbedaan hasil belajar antara hasil belajar pada keterampilan metakognisi dan aspek kognitif adalah capaiannya, pada
peneltian ini aspek kognitif hanya dilaksanakan pada tahap penerapan application.
74
5.2 Saran
Bedasarkan kesimpulan, maka disarankan bagi guru atau guru peneliti yang akan
menerapkan variasi ongoing assessment harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru peneliti sebaiknya memahami lebih dalam dengan tools dan activity
yang digunakan dalam penerapan ongoing assessment sehingga lebih variatif dalam melaksanakan ongoing assessment.
2. Guru peneliti harus tegas dan mengarahkan siswa agar dapat optimal
memanfaatkan waktu selama jam pelajaran. 3.
Guru peneliti harus mampu menyelesaikan pengelolaan waktu dengan RPP, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan optimal.
4. Guru peneliti sebaiknya memperhatikan aktifitas dalam kelompok belajar
agar dapat bekerjasama dengan baik dan tidak membuat keributan di kelas. 5.
Guru peneliti harus memperhatikan siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik sehingga siswa dapat memanfaatkan kehadiran guru sebagai
fasilitator. 6.
Guru peneliti dapat menerapkan variasi ongoing assessment karena penilaian dengan pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan
keterampilan metakognisi dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anatahime. 2007. Keterampilan Metakognitif. Tersedia: http:biologyeducation rearch.blogspot.com200912keterampilan-metakognitif.html. Diakses
tanggal 27 Januari 2013 Pukul 11.15 WIB. Angelo, T. A. Cross, K. P. 1993. Classroom assessment techniques: A
handbook for college teachers. San Francisco: Jossey-Bass. Anthony J. Nitko. Educational Assessment of Student New JerseyColumbus,
Ohio: Merril, an imprint of prentice Hall, 1996, hlm.4 Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta. Bloom, B. S., et al. 1994. Excerpts from the Taxonomy of educational
objectives, the classification of educational goals, handbook I: Cognitive domain. Blooms taxonomy: A forty-year retrospective. Chicago: University
of Chicago Press.
Brown. 1996. Communicative Langue Learning Proces. ArtikelPDF. Diakses pada tanggal 20 April 2014 Pukul 14.00 Wib.
Carbery. 2009. Practicalities of Ongoing Assessment. http:jalt.orgtestPDF Carbery.pdf. Diakses pada tanggal 27 Januari 2013 Pukul 13.30WIB.
Chapman, Carolyn dan King, Rita. Differentiated Assessment Strategies-One Tools Doesn’t Fit All. California: Corwin Press.
Corebima, A. D. dan Idrus, A, A.2006. Pemberdayaan dan Pengukuran Kemampuan Berpikir pada Pembelajaran Biologi. Makalah disajikan dalam
International Conference On Measuremant And Evaluation In Education, School of Educational Studies University Sains, Malaysia Penang, Malaysia
13-15 February.
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibrahim, M. 2005. Strategi Pembelajaran Inovatif untuk Pembelajaran Fisika. Makalah disampaikan pada symposium Fisika Regional Kalimantan.
Surabaya: University Press.