Kerangka Teori Tanggung Jawab Werda Notaris Terhadap Akta Yang Dibuatnya

8 1. Secara Teoritis Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberi manfaat dalam bidang ilmu pengetahuan hukum khususnya bidang keperdataan terutama yang berhubungan dengan tanggungjawab notaris terhadap akta yang dibuatnya. 2. Secara Praktis Diharapkan akan bermanfaat sebagai masukan bagi praktisi hukum dan masyarakat terutama pengetahuan tentang batas waktu tanggungjawab notaris terhadap akta yang dibuatnya.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah ada, maupun sedang dilakukan, khususnya pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, belum ada penelitian yang membahas mengenai tanggung jawab notaris setelah berakhir masa jabatannya terhadap akta yang dibuatnya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan penulis dibidang hukum. Kata lain dari kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan atau pegangan teoritis dalam Universitas Sumatera Utara 9 penelitian. 10 Suatu kerangka teori bertujuan untuk menyajikan cara-cara untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil-hasil penelitian terdahulu. 11 Teori adalah suatu penjelasan yang berupaya untuk menyederhanakan pemahaman mengenai suatu fenomena atau teori juga merupakan simpulan dari rangkaian berbagai fenomena menjadi penjelasan yang sifatnya umum. 12 Terdapat empat ciri kerangka teoritis dalam penulisan karya ilmiah hukum, yaitu: teori hukum, asas-asas hukum, doktrin hukum, dan ulasan pakar hukum berdasarkan dalam pembidangan kekhususannya. 13 Berkaitan dengan pendapat tersebut, maka teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang suatu gejala. 14 Sehubungan dengan hal tersebut dengan meneliti tentang tanggung jawab notaris setelah berakhir masa jabatannya terhadap akta yang dibuatnya menggunakan teori untuk menjelaskan permasalahan yang ada yaitu teori pertanggungjawaban. Ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban dalam kamus hukum, yaitu liability dan responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas yang menunjuk hampir semua karakter risiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang bergantung atau yang mungkin meliputi semua karakter hak dan kewajiban secara aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi yang 10 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju Bandung, 1994, hlm. 27. 11 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta Jakarta, 1998, hlm. 23. 12 Mukti Fajar Nurdewata et al, Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 134. 13 H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 79. 14 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, Mandar Maju, Bandung, 2008, hlm. 141. Universitas Sumatera Utara 10 menciptakan tugas untuk melaksanakan undang-undang. Responsibility berarti hal yang dapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, ketrampilan, kemampuan dan kecakapan meliputi juga kewajiban bertanggung jawab atas undang-undang yang dilaksanakan. Dalam pengertian dan penggunaan praktis, istilah liability menunjuk pada pertanggungjawaban hukum, yaitu tanggung gugat akibat kesalahan yang dilakukan oleh subyek hukum, sedangkan istilah responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban politik. 15 Notaris sebagai pejabat professional mempunyai tugas dan wewenang, dimana dalam pelaksanaan tugas dan wewenang tersebut juga harus bertanggungjawab. Definisi notaris yang diberikan oleh Pasal 1 UUJN merujuk pada tugas dan wewenang yang dijalankan oleh notaris. Oleh karena itu notaris menertibkan diri sesuai dengan fungsi, kewenangan dan kewajiban sebagaimana ditentukan di dalam undang-undang jabatan notaris. Pasal 1 angka 1 UUJN menentukan bahwa: Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Berdasarkan ketentuan UUJN tersebut berarti bahwa notaris adalah satu- satunya pejabat yang berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak 15 Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 335-337. Universitas Sumatera Utara 11 juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain.Dalam menjalankan profesinya, notaris mempunyai wewenang yang meliputi empat hal, yaitu : 1. Notaris harus berwenang sepanjang menyangkut akta yang harus dibuat itu; 2. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai orang -orang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat; 3. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, dimana akta itu dibuat; 4. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu. Pemberian kualifikasi sebagai pejabat umum tidak hanya pada notaris saja, tetapi juga diberikan pada Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT Pasal 1 angka 4 UU Nomor 4 Tahun 1996, dan Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998., Pejabat Lelang Pasal 1 ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 338KMK.012000, dengan demikian notaris sudah pasti pejabat umum, tapi tidak setiap pejabat umum pasti notaris, karena pejabat umum bisa juga PPAT atau Pejabat lelang. Pengertian dari jabatan atau pejabat berkaitan dengan wewenang 16 , dengan mengkaji aturan hukum yang berlaku yang mengatur jabatan dan pejabat diatas, dapat diketahui wewenangnya. Menurut arti dalam kamus besar Indonesia, bahwa jabatan berarti pekerjaan tugas dalam pemerintahan atau organisasi. Jabatan notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud untuk 16 Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Adminstrasi Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik,PT Refika Aditama, Bandung, 2008, hlm. 16. Universitas Sumatera Utara 12 membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum. Arti pentingnya profesi notaris dinyatakan dalam penjelasan UUJN yakni terkait dengan pembuatan akta otentik.Pembuatan akta otentik yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dalam rangka kepastian, ketertiban atau perlindungan hukum. Selain akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris, bukan saja karena diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga karena dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus bagi masyarakat secara keseluruhan. Kewenangan notaris sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 UUJN adalah sebagai berikut: 1 Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan, untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya sepanjang pembuatan akta tersebut tidak ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. 2 Notaris berwenang pula: a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; Universitas Sumatera Utara 13 b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. Membuat kopi dari asli surat dibawa tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. Membuat akta yang berhubungan dengan pertanahan; atau g. Membuat akta risalah lelang. 3 Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayata 2, Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang- undangan. Selanjutnya di dalam Pasal 51 UUJN juga ditentukan sebagai berikut: 1 Notaris berwenang untuk membetulkan kesalahan tulis danatau kesalahan ketik yang terdapat pada minuta akta yang telah ditandatangani; 2 Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan membuat berita acara dan memberikan catatan tentang hal tersebut pada minuta akta asli yang menyebutkan tanggal dan nomor akta berita acara pembetulan; 3 Salinan akta berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib disampaikan kepada para pihak. Universitas Sumatera Utara 14 Mengenai batas waktu tanggungjawab seorang notaris terhadap akta yang dibuatnya, menurut Habied Adjie harus dikaitkan dengan konsep notaris sebagai jabatan ambt. 17 Setiap orang yang mengemban atau memangku jabatan tertentu dalam bidang apapun sebagai pelaksanaan dari suatu struktur Negara, pemerintah atau organisasi mempunyai batasan. Ada batasan dari segi wewenang dan ada juga batasan dari segi waktu, artinya sampai kapan jabatan yang diemban atau dipangku oleh seseorang harus berakhir. Khusus untuk notaris, notaris pengganti, notaris pengganti khusus, dan pejabat sementara notaris pertanggungjawabannya mempunyai batas sesuai dengan tempat kedudukan dan wilayah jabatan dan juga dari segi wewenangnya. Jabatan dan profesi merupakan dua hal yang bebeda dari segi substansi. Menurut Izenic dalam Habieb Adjie, notaris dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu: 18 1. Notariat Functionnel Dalam mana wewenang pemerintah didelegasikan gedelegeerd dan demikian diduga mempunyai kebenaran isinya, mempunyai kekuatan bukti formal, dan mempunyai dayakekuatan eksekusi. Di negara-negara yang menganut macambentuk notariat seperti ini terdapat pemisahan yang keras antara “wettelijke” dan “niet wettelijke” werkzaamheden, yaitu pekerjaan-pekerjaan 17 Habieb Adjie 2009, Op.Cit, hlm. 44. 18 Ibid, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara 15 yang berdasarkan ketentuan undang-undanghukum dan yang tidakbukan dalam notariat, 2. Notariat Professionel Dalam kelompok ini walaupun pemerintah mengatur tentang organisasinya, akta- akta notaris itu tidak mempunyai akibat-akibat khusus tentang kebenarannya, kekuatan bukti, demikian pula kekuatan eksekutorialnya. Ciri yang tegas untuk menentukan apakah notaris di Indonesia, notaris fungsional atau notaris professional, yaitu : 19 1. Bahwa akta yang dibuat dihadapanoleh notaris fungsonal mempunyai kekuatan sebagai alat bukti yang sempurna dan mempunyai daya eksekusi. 2. Bahwa notaris fungsional menerima tugasnya dalam bentuk delegasi dari Negara. Oleh karena menerima tugas dari Negara, kepada mereka yang diangkat sebagai notaris diberikan dalam bentuk sebagai jabatan dari Negara. 3. Bahwa notaris di Indonesia diatur oleh Peraturan Jabatan Notaris Reglement op het Notarisambt, Stb. 1860-3. Dalam teks asli disebutkan bahwa “ambt” adalah “jabatan”. Notaris sebagai pejabat umum openbaar ambtenaar yang berwenang membuat akta otentik dapat dibebani tanggung jawab atas perbuatannya sehubungan dengan pekerjaannya dalam membuat akta tersebut.Ruang lingkup pertanggung jawaban notaris meliputi kebenaran materiil atas akta yang dibuatnya. Mengenai 19 Ibid, hlm.2. Universitas Sumatera Utara 16 tanggung jawab notaris selaku pejabat umum yang berhubungan dengan kebenaran materiil, dibedakan menjadi empat poin, yakni: 20 1. Tanggung jawab notaris secara perdata terhadap kebenaran materiil terhadap akta yang dibuatnya; 2. Tanggung jawab notaris secara pidana terhadap kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya; 3. Tanggung jawab notaris berdasarkan peraturan jabatan notaris UUJN terhadap kebenaran materiil dalam akta yang dibuatnya; 4. Tanggung jawab notaris dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan kode etik notaris. Dalam hal pertanggungjawaban pejabat, menurut Kranenburg dan Vegtig ada dua teori yang melandasinya yaitu: 1 Teori fautes personalles, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap pihak ketiga dibebankan kepada pejabat yang karena tindakannya itu telah menimbulkan kerugian. Dalam teori ini beban tanggung jawab ditujukan pada manusia selaku pribadi. 2 Teori fautes de services, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap pihak ketiga dibebankan pada instansi dari pejabat yang bersangkutan. Menurut teori ini tanggung jawab dibebankan kepada jabatan. Dalam penerapannya, kerugian yang timbul itu disesuaikan pula apakah kesalahan yang dilakukan itu merupakan kesalahan berat atau kesalahan 20 Abdul Ghofur, Op.Cit, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara 17 ringan, dimana berat dan ringannya suatu kesalahan berimplikasi pada tanggung jawab yang harus ditanggung. 21 Dalam penelitian ini digunakan teori pertanggungjawaban hukum perdata yaitu teori fautes personalles dari Kranenburg dan Vegtig.Secara umum prinsip- prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan 2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung jawab 3. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab 4. Prinsip tanggung jawab mutlak 5. Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan. 22 Dihubungankan dengan profesi notaris, maka menurut konsep pertanggungjawaban ini, notaris dapat dipertanggung jawabkan atas kesalahan dan kelalaiannya dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya. Notaris tidak bertanggung jawab atas isi akta yang dibuat di hadapannya, melainkan notaris hanya bertanggung jawab terhadap bentuk formal akta otentik sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-undang. Menurut Komar Kantaatmaja sebagaimana dikutip oleh Shidarta bahwa tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab hukum legal liability dalam hubungan dengan jasa profesional yang diberikan kepada klien. Tanggung jawab profesional ini dapat timbul karena mereka para penyedia jasa profesional tidak 21 Ridwan H.R, Op.Cit, hlm. 365. 22 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 73-79. Universitas Sumatera Utara 18 memenuhi perjanjian yang mereka sepakati dengan klien mereka atau akibat dari kelalaian penyedia jasa tersebut mengakibatkan terjadinya perbuatan melawan hukum. 23 Tanggung jawab responsibility merupakan suatu refleksi tingkah laku manusia. Penampilan tingkah laku manusia terkait dengan kontrol jiwanya, merupakan bagian dari bentuk pertimbangan intelektualnya atau mentalnya. Bilamana suatu keputusan telah diambil atau ditolak, sudah merupakan bagian dari tanggung jawab dan akibat pilihannya. Tidak ada alasan lain mengapa hal itu dilakukan atau ditinggalkan. Keputusan tersebut dianggap telah dipimpin oleh kesadaran intelektualnya. 24 Tanggung jawab dalam arti hukum adalah tanggung jawab yang benar-benar terkait dengan hak dan kewajibannya, bukan dalam arti tanggung jawab yang dikaitkan dengan gejolak jiwa sesaat atau yang tidak disadari akibatnya. Dalam menjalankan jabatannya Notaris mempunyai tanggung jawab moral terhadap profesinya. Menurut Paul F. Camanisch sebagaimana dikutip oleh K. Bertens menyatakan bahwa profesi adalah suatu masyarakat moral moral community yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kelompok profesi memiliki kekuasaan sendiri dan tanggung jawab khusus. Sebagai profesi, kelompok ini mempunyai acuan yang disebut Kode Etik Profesi. 25 23 Shidarta, op.cit., hlm. 82 24 Masyhur Efendi, DimensiDinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional Dan Internasional, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994, hlm. 121 25 E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum: Norma-Norma Bagi Penegak Hukum, Kanisivs, Yogyakarta, 1995, hlm. 147 Universitas Sumatera Utara 19 Sebagai pejabat publik, jabatan notaris ada batas waktunya, sehingga timbul pertanyaan, apakah notaris yang telah berakhir masa jabatannya masih bertanggungjawab terhadap akta yang dibuatnya selama menjadi notaris, serta bagaimana bentuk pertanggungjawaban notaris terhadap akta yang telah dibuatnya setelah berakhir masa jabatannya.

2. Konsepsi