digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id
seksualnya. Keinginan orang untuk melakukan selingkuh salah satunya mencari kepuasan seksual di luar karena pasangannya tidak mampu
memeberi kepuasan seksual yang tidak didapat dari pasangannya Sari, 2006.
C. Seks dalam Pernikahan Menurut Pandangan Islam
Allah swt telah meneguhkan iman kita sekalian dengan petunjuknya, bahwa Allah telah menciptakan kita, laki-laki dan perempuan, dari satu
jiwa yang sama, yakni Adam. Penciptaan laki-laki dan perempuan merupakan anugerah Allah, karena jenis laki-laki tidak diciptakan secara
lepas dari jenis perempuan, juga sebaliknya perempuan tidak diciptakan terlepas dari jenis laki-laki. Seandainya perempuan itu dalam keasliannya
diciptakan secara terpisah dari laki-laki, misalnya Allah menciptakan dari unsur lain, yakni bukan dari tanah, maka akan terjadi hidup sendiri-sendiri
dan jauh satu sama lain. Sesuai dengan firman Allah dalam surat al-A
’raf ayat 189.
Yang artinya: “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari
padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang
ringan, dan teruslah dia merasa ringan beberapa waktu. Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya suami-isteri bermohon kepada Allah,
Tuhannya seraya berkata:
“Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami terraasuk orang-orang yang
bersyukur
”.DARI, 1976
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. digilib.uinsby.ac.id id digilib.uinsby.ac.id
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya perempuan merupakan bagian dari laki-laki. Sehingga baik laki-laki maupun
perempuan selalu rindu untuk selalu bersama dan berdampingan dalam hidupnya. Seorang laki-laki belum bisa merasakan puncak cintanya
terhadap seorang perempuan sebelum berhubungan seks dengannya Mahanani, 2006. Begitu juga dengan sebaliknya. Bahkan dengan seks itu
pula dapat menimbulkan kasih sayang, kesenangan, ketentraman, serta cinta yang mendalam. Bahkan al-Ghazali juga menyatakan bahwa
kenikmatan tersebut seks merupakan puncak dari segala kenikmatan duniawi, karena itu susah bagi umat muslim yang telah baligh untuk
menghindari kenikmatan ini Mahali, 1984. Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang rahmatal lill a
’lamin telah mengatur serta memberikan solusi agar penyaluran hasrat seks antara laki-
laki dan perempuan menjadi lebih indah, bersih, suci, halal, dan masuk dalam kategori ibadah, yakni melalui proses pernikahan. Demikian pula
yang dinyatakan al-Ghazali, bahwa nafsu syahwat seks selamanya tidak dapat dikontrol oleh akal pikiran maupun agama. Dia hanya dapat dikelola
atau diorganisir, bukan dilawan atau dihilangkan, yaitu dengan cara menyalurkan melalui pernikahan yang sah Al-Ghozali, 1999.
Pernikahan sendiri merupakan langkah awal terciptanya hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Hak dan kewajiban yang
menjadi konsekuensi dari akad pernikahan yang harus dilakukan dan dipenuhi, baik oleh laki-laki sebagai suami maupun perempuan sebagai