UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) SISWA KELAS IV SD TUNAS HARAPAN KECAMATAN RAJA BASA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) SISWA KELAS IV
SD TUNAS HARAPAN KECAMATAN RAJA BASA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
OLEH
SRI BUDIARTI
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PKN siswa di kelas IV SD Tunas Harapan Bandar Lampung tahun
pelajaran 2014/2015 melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ( STAD ) .
Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan
kinerja guru, serta soal evaluasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis
menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division ( STAD ) dapat meningkatkan aktivitas

dan hasi belaajar Pkn siswa. Rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 47% dan
pada siklus II 92%. Hasil belajar siswa siklus I 33% rata-rata 72 dan pada siklus II
meningkat menjadi 84. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 38%, meningkat
menjadi 81% pada akhir siklus II.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sri Budiarti, anak kelima dari sembilan
bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Hamzah Effendi dan
Ibu Maria Syarief. Penulis dilahirkan di Bandar Lampung
pada tanggal 23 September 1987.
Penulis menamatkan pendidikan taman kanak-kanak ( TK )
di TK Assiyah Kalianda pada tahun 1993, dan menamatkan sekolah dasar di SDN
1 Way Urang Kalianda pada tahun 1999 dan menamatkan sekolah lanjutan
pertama di SMPN 1 Kalianda pada tahun 2002 dan menamatkan sekolah
menengah keatas di SMUN 1 Abung Semuli Lampung Utara pada tahun 2005.
Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan D2 di Universitas Lampung, dan
pada tahun 2012 penulis mendapat kesempatan untuk meneruskan pendidikan S1

pada program S1 PGSD SKGJ.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT Yang selalu melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang
kusayangi :
1. Kepada almarhum papa yang selalu menjadi motifasiku
2. Mamiku tersayang yang selalu membimbingku, mengingatkan dalam kebaikan
dan memberi motifasi dan menyadarkan aku akan tugas dan tan ggung jawabku
terutama dalam menyelesaikan skripsi ini, dan mendoakanku untuk
keberhasilan.
3. Untuk mbk-mbakku nan, wan, uci dan mbk serta adik-adikku entet, enda, murni
dan tia yang selallu mendukung dan mendoa untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Untuk sahabat hati Oppa yang selalu memberi dukungan serta doanya.
5. Untuk sahabat- sahabatku Astri, Marta, Ester, Dewi, Nurbaiti, Heni dan Farida
atas perhatian dan dorongan moril yang telah diberikan.
6. Kepala SD Tunas Harapan, Ibu Samirah dan teman-teman mengajarku di SD
Tunas Harapan, terimakasih atas do’a , semangat, motivasi dan bantuannya
selama ini baik sumbanagan tenagga, pikiran dan lain sebagainya.

7. Almamater tercinta Universitas Lampung
8. Serta pembaca pencita Ilmu Pengetahuan.

MOTO
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang
telah dilaksanakan / diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )

ဣSELALU ADA KEMUDAHAN DI BALIK KESULITANဤ

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir. Dalam kegiatan
ini penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan
banyak pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya atas segala bantuan, saran dan bimbingan kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis

selama melaksanakan studi di FKIP Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendididka Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah.
memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menulis skripsi ini
3. Dr. H. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Kependidikan Bagi
Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Dr. Sulton Djasmi, M.Pd., sebagai pembimbing, yang telah memberi saran
dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
5. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai pembahas yang telah banyak
saran dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk
membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen serta staf karyawan Universitas Lampung.
7.

Ibu Samirah, S.Pd selaku Kepala SD Tunas Harapan.

8. Seluruh Dewan Guru, Staf karyawan, dan Tata Usaha SD Tunas Harapan.

9. Seluruh Siswa SD Tunas Harapan Bandar Lampung.
10. Keluargaku tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat.
11. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Semoga segala bantuan serta kerjasam yang baik yang telah diberikan
menjadi catatan amal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat peneliti harapkan guna memperbaiki skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Bandar Lampung,16 Desember 2014
Penulis

Sri Budiarti

DAFTAR ISI
Halaman

COVER
DAFTAR ISI ...................................................................................................

i

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................

5


1.3 Rumusan Masalah dan Permasalahan Penelitian ..................

6

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................

6

1.5 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ........................................

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
2.1 Aktivitas Belajar ....................................................................

8

2.2 Hasil Belajar ........................................................................... 10
2.3 Kinerja Guru………………………… ................................... 11
2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 12


i

2.5 Teori Belajar Behaviorisme .................................................. 13
2.6 Teori Belajar Kognitisme ...................................................... 14
2.7 Belajar Teori Konstruktivisme .............................................. 14
2.7.1 Model

Pembelajaran

Student

Teams

Achievement Division (STAD) .................................... 15
A. Pengertian Model Pembelajaran STAD .................. 15
B. Karateristik Model Pembelajaran STAD ................ 16
C. Tahapan Pembelajaran STAD ................................. 17
D. Keunggulan dan Kelemahan Model
Pembelajaran STAD ............................................... 22

2.7.2 Teori / Landasan Tentang Pendidikan Pkn .................. 23
A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ................... 23
B. Ruang lingkup Pendidikan Pkn ................................ 31
C. Tujuan Pembelajaran Pkn ........................................ 32
2.8 Kajian Hasil Penelitian ......................................................... 33
2.9 Kerangka Pikir ..................................................................... 34
2.10 Hipotesis Tindakan ............................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Seting Penelitian ................................................................... 36
3.1.1 Waktu Penelitian ....................................................... 36
3.1.2 Tempat Penelitian ...................................................... 36
3.1.3 Desain Penelitian ....................................................... 36
3.2 Subjek Penelitian ................................................................... 39
3.3 Tekhnik dan Alat Pengumpulan Data .................................... 39

ii

3.3.1 Tekhnik Pengumpulan Data ...................................... 39
3.4 Analisis Data ......................................................................... 42
3.5 Indikator Keberhasilan .......................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Penelitian .................................................................. 44
4.1.1 Profil Sekolah ................................................................ 45
4.1.2 Persiapan Pembelajaran ................................................ 46
4.2 Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 74
a. Perencanaan ........................................................................ 47
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 48
c. Pengamatan ........................................................................ 50
d. Refleksi Siklus I ................................................................. 57
4.3 Hasil Penelitian Siklus II ......................................................... 59
a. Perencanaan ........................................................................ 59
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 59
c. Pengamatan ........................................................................ 60
d. Refleksi ............................................................................. 63
e. Pembahasan ........................................................................ 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................. 70
5.2 Saran


.................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

iii

DAFTAR TABEL

TABEL
Tabel 1

HALAMAN
Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Tunas
Harapan Tahun 2012/2013 ..............................................................

4

Tabel 2. Observasi Aktivitas Belajar Siswa .................................................. 40
Tabel 3. Krieria Tingkat Keberhasilan Siswa ................................................ 41
Tabel 4.1. Data keadaan Guru dan Staf SD Tunas Harapan Kecamatan
Rajabasa Bandar Lampung ............................................................. 45
Tabel 4.2. Data siswa Kelas IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ................................... 45
Tabel 5.1. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ...................... 50
Tabel 5.2. Data Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I.......................... 52
Tabel 5.3. Data Hasil Tes Ketuntasan Belajar Siswa ....................................... 57
Tabel 5.4. Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................... 60
Tabel 5.5. Data Hail Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................. 61
Tabel 5.6. Data Hasil Belajar Siswa Siklus II .................................................. 62
Tabel 5.7. Hasil Presentase Aktivitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ........ 64
Tabel 5.8. Hasil Belajar Siklus I Dan II ........................................................... 68

iv

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL

HALAMAN

1. Silabus Siklus I .................................................................................... 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................................... 77
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ............................. .................................. 82
4. Lembar Jawaban Siklus I ....................... ............................................. 83
5. Soal Evluasi Siklus I ................ ........................................................... 86
6. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ............. ........................................... 88
7. Data Hasil Pre Tes Siklus I .......... ....................................................... 89
8. Data Hasil Post Tes Siklus I ........ ........................................................ 90
9. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus I ......... ................................. 91
10. Hasil Belajar Kinerja Guru Mengajar Siklus I ....... ............................. 92
11. Silabus Siklus II............... .................................................................... 93
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II............... ....................... .95
13. Lembar Kerja Siswa Siklus II ............................. ................................ 99
14. Soal Evluasi Siklus II........... ................................................................ 100
15. Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II...... .................................................. 101
16. Data Hasil Pre Tes Siklus II..... ............................................................ 102
17. Data Hasil Post Tes Siklus II................................................................ .103
18. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II...... .................................... .104
19. Hasil Belajar Kinerja Guru Mengajar Siklus II....... ............................. 105
20. Gambar Proses Kegiatan Mengajar........... ........................................... .106

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi
pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan
di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta
didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses
pembelajaran. dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu
perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada
kurikulum yang saat itu digunakan.
Berdasarkan Undang – Undang No.20 tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan pontensi diri yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dalam masyarakat.
Pada pelaksanaannya dilapangan, proses pembelajaran yang ada masih
banyak menerapkan metode konvensional dengan menggunakan ceramah
dalam menyampaikan materi. Sehingga dengan metode ini siswa hanya akan
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dapat dikatakan siswa
menjadi individu yang pasif. Sementara itu, kurikulum yang ada saat ini

2

(Kurikulum 13) menuntut siswa yang berperan aktif dalam membangun
konsep dalam diri. Jadi menurut Kurikulum 13 kegiatan belajar berpusat pada
siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas
menjadi hidup.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh
semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran
PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak
siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.
Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa kurang
tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan.
Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi
siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan
dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi
siswa.
Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk
pandangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika
mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik.
Penggunaan metode mengajar yang monoton, kurang variasi akan semakin
memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul dalam
kondisi seperti ini.
Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi yang
rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan
motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3

Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar
mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran
serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses
membangkitkan

minat

belajar,

mempertahankan

minat

belajar

dan

mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit
bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar
dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar
yang tinggi.

Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar

merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut
dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin tinggi. Namun
jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondisinya kurang kondusif,
maka motivasi belajar siswa juga akan rendah.
Selain kurang berpartisipasi aktif siswa di dalam proses pembelajaran Pkn
masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dimana KKM pada
mata pelajaran Pkn kelas IV SD Tunas Harapan adalah 62. Berikut sajian
data nilai ulangan harian kelas IV
Tabel 1 : Daftar Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Tunas Harapan Tahun
2012/2013

4

Nilai

Frekwensi

42 – 55

8

Belum Tuntas

56 – 60

4

Belum Tuntas

61– 70

3

Belum Tuntas

71 – 80

2

Tuntas

81 – 90

2

Tuntas

91 – 100

2

Tuntas

Jumlah Siswa

21

Nilai tertingi

: 100

Nilai terendah

: 42

KKM

: 62

Keterangan

Sumber nilai tahun 2012 Berdasarkan sajian data di atas bahwa siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 15 siswa (di bawah KKM ) dan sudah mencapai
KKM sebanyak 6 siswa ( di atas KKM )SD Tunas Harapan merupakan salah satu
sekolah yang siswanya banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran
PKn. Pada siswa kelas IV mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran
terakhir. Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu
muncul setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn
masih relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi
pada mata pelajaran PKn dan menyebabkan rendahnya nilai pembelajaran
Pkn.Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa dapat
memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran PKn.
Dengan penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran STAD bertujuan

5

melakukan tindakan perbaikan, peningkatan mutu pendidikan dan perubahan
kearah yang lebih baik khususnya dalam hal pembelajaran. Keadaan tersebut
juga terjadi pada siswa kelas IV SD Tunas Harapan, Kecamatan Rajabasa
Kota Bandar Lampung. Motivasi belajar siswa sangat rendah. Kondisi ini
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
1. Mata pelajaran Pkn di berikan pada jam peajaran terakhir
2. Siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran PKn
3. Siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran
4. Kondisi dari dalam siswa relatif rendah atau penggunaan metode yang
kurang tepat.
Selain beberapa faktor di atas dalam proses pembelajaran Pkn siswa kurang
berpartisipasi aktif dan

sudah terbiasa dengan pendekatan exspositoris,

ceramah dan cerita (Story tellins)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasrkan latar belakang masalah di atas maka masalah pada Penelitian
Tindakan Kelas ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Hasil belajar Pkn di Sekolah Dasar Tunas Harapan masih rendah
2. Pembelajaran Pkn masih menggunakan metode yang kurang bervariasi
3. Strategi pembelajaran yang dilakukan guru Pkn masih konvesional
4. Pendekatan pembelajaran dengan metode ceramah yang tidak efektif
5. Media dan sarana pembelajaran kurang memadai.
1.3 Rumusan Masalah dan Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, Identifikasi masalah tersebut diatas
diajukan rumusan masalah sebagai berikut : Rendahnya hasil belajar Pkn

6

siswa kelas IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Lampung.
Maka permasalahan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division ( STAD ) untuk meningkatkan aktivitas belajar Pkn siswa kelas
IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung ?
2. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement
Division ( STAD ) untuk meningkatkan hasil belajar Pkn siswa kelas IV
SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung ?
3. Bagaimana kinerja guru dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Pkn siswa kelas IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Lampung dengan penerapan Model Pembelajaran Student Teams
Achievement ( STAD ) ?
1.4 Tujuan Penelitian
Searah dengan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division ( STAD ) dalam meningkatkan aktivitas belajar
Pkn siswa kelas IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Lampung
2. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division ( STAD ) dalam meningkatkan hasil belajar Pkn siswa kelas IV
SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

7

3. Untuk mendeskrisikan kinerja guru dengan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division ( STAD ) dalam meningkatkan hasil belajar
Pkn siswa kelas IV SD Tunas Harapan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar
Lampung
1.5 Manfaat dan Kegunaan Penelitian
A. Bagi Siswa
1. Dapat menambah motivasi siswa dalam belajar Pkn
2. Meningkatakan hasil belajar siswa
3. Meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar

B. Bagi Guru
1. Mengetahui metode pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran PKn.
2. Menambah Pengetahuan
3. Dapat memperbaiki pemikiran tentang pola mengajar yang baik

C. Bagi Sekolah
1. Menjadikan sekolah menjadi lebih baik dalam hal pembelajaran
2. Menambah daya tarik bagi siswa untuk bersekolah di SD tersebut karena
pembelajarannya lebih bervariasi karena mengunakan model – model
pembelajaran.

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai
dengan yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai
bahan materi yang rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses almiah
sampai proses ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas
artinya adalah “ kegiatan / keaktivan “. W.J.S Poewadarminto ( 2010: 23 )
menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. Nasution
( 2008 : 15 ) menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktivan jasmani
dan rohani dan kedua – duanya harus dihubungkan.
Menurut Sudirman ( 2008:15 ), faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada
pokonya memperngaruhi aktivitas belajar adalah :
1. Faktor Indogin ialah faktor yang datang dari pelajar atau siswa itu sendiri.
Faktor itu meliputi :
a. Faktor Biologis ( faktor yang bersifat jasmaniah )
b. Faktor psychologis ( faktor yang bersifat rohaniah )
2 Faktor exsogin ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa
tersebut. Faktor ini meliputi :
a. faktor lingkungan keluarga

9

b. faktor lingkungan sekolah
c. faktor lingkungan masyarakat.
Aktivitas belajar banyak macamnya , sehinga para ahli mengadakan
klasifikasi. Paul B diedrich dalam Sudirman ( 2004 : 101 ) menggolongkan
aktivitas siswa dalam belajar sebagai berikut :

1. Visual Activites, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan,
gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, seperti menyatakan , merumuskan, bertanya, memberi
saran, meneluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan
intrupsi.
3. Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan diskusi,
musik dan pidato.
4. Writing Activities, seperti menulis cerita, menulis karangan, menulis
laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing Activities, meliputi menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
6. Motor Activities, meliputi melakukan percobaan, membuat kontruksi,
model, mereparasi, bermain dan berternak.
7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan dan menggambil keputusan.
8. Emotional Activities seperti, menaruh minat, meras bosan, bergairah,
berani dan tenang dan gugup.

10

Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan
yang dilakukan dalam proses interaksi ( guru dan siswa ) dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini
penekananya pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran akan berdampak teciptannya situasi belajar aktif.
Indikator aktivitas belajar siswa yang dimaksud antara lain : (1)
memperhatikan penjelasan guru; (2) mengajukan pendapat; (3)
menanggapi pendapat teman; (4) berdiskusi dengan anggota kelompok;
(5) bertanya kepada guru; (6) mencatat hasil diskusi kelompok.Situasi
belajar yang tercipta juga harus tetap pada kondisi yang memungkinkan
suswa menggali dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh.

2.2. Hasil Belajar
Belajar merupakan hal terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Sudjana
(2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan pesikomotorik. Damayanti dan
Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi siswa hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak hasil belajar.
Benjamin S.Bloom ( Dimyati dan Mudjiono, 2006:26-27) menyebutkan enam
jenis prilaku ranah kognitif , sebagai berikut :
1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan
fakta, pristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

11

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menagkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari
3. Penerapan, mencakup menerapkan motode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru.
4. Analisis, mencakup kemampuan merinci sesuatu kesatuan dalam bagianbagian struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk kemampuan tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.
7. Berdasrkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat dilihat dari evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan pembuktian yang akan menunjukan
tingkatan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukan kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
derajat perubahan tingkah laku siswa. Menurut Nasution ( 206:36) hasil
belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya
ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh
siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes
yang diberikan guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada pokok
bahasan.

2.3 Kinerja Guru
Guru atau pengajar merupakan profisi profesional di mana mereka dituntut
agar berupaya semaksimal mungkin dalam menjalankan profesinya. Guru
sebagai seorang yang profesional maka bertugas sebagai pendidik sekaligus
pengajar yang hendaknya bisa berimabas kepada siswanya. Untuk itu
pendidik hendaknya bisa terus meningkatkan kinerja guru yang menjadi
modal bagi keberhasilan akan pendidikan. Kinerja guru adalah kemampuan
dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik – baiknya

12

dalam perencanaan program pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.
Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional.
Kinerja guru nenurut Siswanto dalam Lama tenggo (2001:34) adalah
kesetiaan, prestsi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama,
prakarsa, dan kepemimpinan .
2.4 .Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil dari interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Agar siswa dapat meraih hasil
belajar yang diharapkan. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini Slamento ( 2010:54-71)
menguraikan faktor – faktor itu sebagai berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri individu tersebut yang
sedang belajar, meliputi :
1) Faktor jasmaniah ( kesehatn dan cacat tubuh )
2) Faktor psikologis ( intelegensi, perhatian, minat, bakat motif,
kematangan, kesiapan ).
3) Faktor kelelahan .
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, meliputi :
1) Keluarga ( cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
latar belakang kebudayaan).
2) Sekolah ( metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, tugas rumah ).
3) Masyarakat ( kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman
bergaul, bentuk kehidupan masyarakat ).
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal antara lain motifasi

13

belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal antra lain model pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar
suatu model pembelajaran belum tentu sesuai dengan pokok bahasan yang
ada. Pemilihan model yang tepat sangatlah penting disesuikan dengan kondisi
dan situasi siswa, materi pelajaran, lingkungan dan fasilitas yang tersedia.
Adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat diharapkan siswa dapat
belajar dengan baik dan siswa dapat dengan mudah menerima informasi yang
diberikan guru sehingga hasil belajarnya pun lebih baik. Dalam penelitian ini,
model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Student
Team Achievement Division ( STAD ).

2.5 Teori belajar Behaviorisme

Teori

Behavorisme adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan
praktik pendidikan

dan

pembelajaran

yang dikenal

sebagai

aliran

Behavorisme. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.

Teori

behavioristik

dengan

model

hubungan

stimulus-responnya,

mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan
akan menghilang bila dikenai hukuman.

14

Pada prisipnya teori belajar Behavorisme menjelaskan bahwa belajar
merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman
individu berinteraksi dengan lingkungannya.

2.6 Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model
kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan
kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana
informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang
memiliki

pengaruh

utama

terhadap

belajar.

Bruner

bekerja

pada

pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

2.7 Belajar Teori Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan
hidup yang berbudaya moderen.

15

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas .
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham
karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka
akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi.
Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih
lama semua konsep.
2.7.1 Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
A.Pengertian Model Pembelajaran STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang
sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan
pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif. Pembelajaran model
kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif
yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang hiterogen.
Menurut Karli dan Yuliartiningsih ( 2005:15 ), pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan

16

pada sikap/prilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang
terdiri atas 2 orang atau lebih untuk memecahkan masalah.

B. Kareteristik Model Pembelajaran STAD
Menurut pendapat Salvin ( 2005:143-146), salah satu pembelajaran
kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah STAD.
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang sederhana,
dan merupakan salah satu model yang baik untuk permulaan bagi guru
yang baru menngunakan model pembelajaran kooperatif. STAD
terdiri dari 5 komponen utama yaitu :
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian
kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan
terbimbing.
2. Kegitan Kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan
saling membantu sesama anggota kelompok untuk memmahami
bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan
3. Kuis
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan
untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok.
Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan
disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan
kelompok.

17

4. Skor Kemajuan ( Perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak
siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang
melampaui rata – rata skor siswa yang lalu.
5. Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masingmasing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan mengumpulkan
skor kemajuan masing – masing kelompok sehingga diperoleh skor
rata – rata kelompok.
C. Tahapan Pembelajaran STAD
Menurut Salvin dalam Komalasari (2010:63) langkah – langkah
pembelajaran STAD sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara
heterogen
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok dalam mengerjakan tugas
angota kelompoknya
d. Pemberian kuis kepada siswa.
e. Memeberi soal evaluasi
f. Kesimpulan
Menurut Salvin dalam Marta ( 2008:31) lebih lanjut lagi menjelaskan
langakah – langkah pembelajaran STAD yaitu :
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi

18

pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan,
pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran
dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a) Pembukaan
1. Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari
dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu
siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki,
masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk
menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada
pelajaran tersebut.
3. Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang
merupakan syarat mutlak.
b) Pengembangan
1) Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah
memahami makna bukan hapalan.
3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut
benar atau salah.

19

5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami
pokok masalahnya.
c) Latihan Terbimbing
1) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan
yang diberikan.
2) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau
menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa
selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang
terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua
masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah
menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu
kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar
kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang
sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu
kelompok.

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif,
guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan
perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja/ bangku
mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.

20

2) Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama
kelompok.
3) Bagikan lembar kegiatan siswa.
4) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan,
bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang
sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masingmasing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian
dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat
mengerjakan

suatu

pertanyaan,

teman

satu

kelompok

bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan
dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan
kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar
kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar
sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat
mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk
diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar
kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman
sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa
jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya
menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling
dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua

21

anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam
kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang
lain bekerja dan sebagainya.
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk
menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar
dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan
memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain.
Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompok.
Savin dalam Mardiyah (1998:7-13) langkah –langkah pembelajaran
STAD adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Membentuk Kelompok
3. Menentukan skor awal
4.Kerjasama Kelompok
5. Jadwal Aktivitas.

22

D. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD
Pembelajaran Student Teams Achievesment Division ( STAD)
menurut Roestiyah ( 2001 : 17 ), mempunyai beberapa keunggulan
diantaranya sebagai berikut :
1. Dapat

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

menggunakan keterampilan bertannya dan membahas suatu
masalah.
2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
intentif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan menggajarkan
keterampilan diskusi.
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa
sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
5. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan
lebih aktif dalam diskusi.
6. Dapat

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengembanggkan rasa menghargai, menghormati pribadi
temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

Selain mempunyai keunggulan pembelajaran Student Teams
Achevesment Division ( STAD ) menurut Dess ( 1991:411)
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut :
1. Membutuhkan pengetahuan khusus guru sehingga tidak semua
guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

23

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada
umumnya guru tidak mampu menggunakan pembelajaran
kooperatif.
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk murid sehingga
sulit mencapai target kurikulum.

2.7.2 Teori / LandasanTentang Pendidikan Pkn
Dalam kurikulum Pendidikan Dasar 94, terdapat mata pelajaran
“Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, yang di singkat dengan
PPkn. Istilah “Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan”, pada saat
itu secara hukum tertera dalam undang-Undang No 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Sejak di Undangkannya UU Sisdiknas No
20 tahun 2003 secara hukum istilsh tersebut sudah berubah menjadi
“Pendidikan Kewarganegaraan”. Oleh karena itu nama mata
pelajaran tersebut di SD berubah menjadi Mata Pelajaran
Pendidikan Kewaganegaraan.

A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Apabila kita kaji secara historis-kurikuler mata pelajaran tersebut
telah mengalami pasang surut pemikiran dan praktis. Sejak lahir
kurikulum tahun 1946 di awal kemerdekaan sampai pada era
reformasi saat ini. Dalam Kurikulum 1957, dan Kurikulum 1961
tidak

dikenal

adanya

mata

Pelajaran

Penendidikan

Kewarganegaraan. Dalam Kurikulum 1946 dan 1957materi
tersebut itu dikemas dalam Mata Pelajaran Pengetahuan Umum di

24

SD atau Tata Negara di SMP dan SMA.Dalam Kurikulum SD
tahun 1968 di kenal Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
(PKN).Menurut Kurikulum SD 1968 Pendidikan Kewargaan
Negara mencakup Sejarahm Indonesia, Geografi, dan Civics yang
di artikan sebagai Pengetahuan Kewargaan Negara. Dalam
kurikulum SMP 1968 PKN tersebut mencakup materi sejarah
Indonesia dan Tata Negara, sedang dalam Kurikulum SMA 1968
PKN lebih banyak berisikan materi UUD 1945.

Menurut Kurikulum SPG 1968 PKN mencakup sejarah Indonesia,
UUD, Kemasyarakatan, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam
Kurikulum Proyek Printis sekolah Pembangunan (PPSP) 1973
terdapat Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) dan
Pengetahuan Kewargaan Negara. Menurut Kurikulum PPSP 1973
di

perkenalkan

Mata

Pelajaran

Pendidikan

Kewargaan

Negara/Studi Sosial untuk SD 8 tahun yang berisikan integrasi
materi Ilmu pengetahuan Sosial. Di sekolah Menengah 4 tahun
selain studi Sosial terpadu juga terdapat Mata pelajaran PKN
sebagai Program inti dan Civics dan Hukum sebagai program
utama Jurusan Sosial.

Oleh Somantri (1967) istilah Kewargaannegara merupakan
terjemahan dari “civics” yang merupakan mata pelajaran sosial
yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar
menjadi warga Negara yang baik (good citizen). Warga Negara

25

yang baik adalah warga Negara yang tahu, mau, dn mampu berbuat
baik “(somantri 1970)atau secara umum yang mengetahui,
menyadari, dan melaksanakanhak dan kewajibanya sebagai warga
Negara”
(Winaaputra 1978) Di lain pihak, istilah Kewarganegaraan
digunakan dalam perundangan mengenai Status formal warga
negara dalam suatu negara. Misalnya sebagaimana diatur dalam
UU No 2 tahun 1946 dan Peraturan tentang diri kewarganegaraan
serta peraturan tentang naturalisasi atau perolehan status sebagai
warga negara Indonesia bagi Orang-orang warga Negara Asing.

Kedua konsep tersebut kini di gunakan untuk kedua-duanya dengan
istilah kewarganegaraan yang secara konseptul diadopsi dari
konsep citizenship, yang secara umum di artikan sebagai hal-hal
yang terkait pada status hukum (legal standing)dan karekter warga
negara, sebagaimana

digunakan dalam Perundang-undangan

Kewarganegaraan untuk status warga negara, dan pendidikan
kewarganegaraan untuk program pengembangan karekter warga
negara secara kurikuler.Dalam konteks kehidupan berbangsa dan
bernegara Sekolah sebagai wahana pengembangan warga yang
demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kurikuler
pendidikan

Kewarganegaraanyang

psikologis-pedagogis yang utama.

harus

menjadi

wahana

26

Secara yuridis ada beberapa ketentuan perundang-undangan yang
mengandung amanat tersebut,sebagai berikut :
1. Pembukaan Undang-Undang dasar negara Republik Indonesia
dan Perubahannya (UUD 1945 dan Perubahannya), khususnya
alinea ke-4 yang menyatakan bahwa pembentukan Pemerintah
Negara Indonesia dimaksudkan untuk : „‟…melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa,

dan

ikut

melaksanakan

ketertiban

dunia

yang

berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa,Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan
kebijaksanaan

dalam

yang dipimpin oleh hikmat

Permusyawaratan/Perwakilan,

serta

dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU RI N0. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas)
Khususnya:
a. Pasal 3 yang menyatakan bahwa „‟Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

27

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

bertujuan

untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

b. Pasal 4 mengatakan sebagai berikut:
1) Pendidikan di selenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia, Nilai Keagamaan, Nilai
kultural, dan Kemajemukan Bangsa.
2) Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang
sistemik dengan sistem terbuka dan Multimakna.
3) Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas
pederta didik dalam proses pembelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan
budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat.

28

6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semu
komponen

masyarakat

penyelenggaraan

dan

melalui

peran

pengendalian

serta
mutu

dalam
layanan

pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Penndidkan (PP RI NO 19 Tahun 2005
tentang SNP)
4. Pasal 6 ayat (4) menyatakan bahwa “setiap kelompok Mata
Pelajaran sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dilaksanakan
secara

holistic

sehinggga

pembelajaran

masing-masing

kelompok mata pelajaran ikut mewarnai pemahaman dan atau
penghayatan peserta didik”.
5. Pasal 7 ayat (2) Menyatakan bahwa kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A
dan SMP/MTS/SMPLB/Paket B

Dalam konteks itu, Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah, Sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai pranata
atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau memberi suasana
bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik.
Sekolah

sebagai

bagian

integral

dari

masyarakat

perlu

dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan,
membangun kemauan,dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran demokratis. Dalam kerangka

29

semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana
kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab. Peran PKn dalam proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat,
melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan
pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Melalui PKn sekolah perlu di kembangkan sebagai pusat
pengemba

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 5 CIPADANG KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 16 119

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

0 4 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

UPAYA MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) BAGI SISWA KELAS III SD XAVERIUS 3 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 9 85

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 107

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE STAD SISWA KELAS VI B SD TUNAS HARAPAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 66

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ( STAD ) SISWA KELAS IV SD TUNAS HARAPAN KECAMATAN RAJA BASA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 13 62

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 2 SUKAMENANTI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 10 94