ALAT UKUR INSTRUMEN PENELITIAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Uji estimasi reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Dalam aplikasinya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas rxx yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas Azwar dalam Wahyuni, 2015.

2. VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Validitas

Menurut Azwar 1997 validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurannya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. Menurut Ancok Ulyah, 2014 validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar dapat mengukur apa yang diukur. Ukuran validitas soal adalah korelasi antara skor pada soal itu dengan skor pada perangkat soal aitem-aitem correlation yang banyak kali dihitung korelasi biserial. Dari pengujian Wahyuni 2015 item yang valid dari skala kecemasan berbicara di depan umum berjumlah 26 item yang memiliki rentang index corected item total correlation bergerak dari 0,320 sampai dengan 0,800. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Reliabilitas

Realibilitas merupakan penerjemahan dari kata realibility yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable. Gagasan pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat di percaya. Menurut Azwar Wahyuni, 2015 hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperole hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Menurut Azwar Wahyuni, 2015 tinggi rendahnya realibilitas tes dicerminkan oleh koefisien korelasi linier diantara distribusi skor pada suatu tes yang pararel yang dikenakan pada sekelompok sampel individu yang sama. Untuk tujuan prediksi dan diagnosis individual sebenarnya setiap tes dituntut untuk mampu menghasilkan sekor yang memiliki koefisien reliabilitas yang setinggi mungkin katakanlah diatas 0.900, dengan koefisien reliabilitas 0.900 menyatakan bahwa perbedaan sesungguhnya yang tampak pada sekor tes tersebut mencerminkan 90 dari perbedaan sesungguhnya yang terjadi pada sekor murni subjek yang bersangkutan. Hal ini dapat dikatakan pula bahwa 10 dari perbedaan sekor yang tampak adalah akibat adanya variansi eror dari pengukuran tersebut. Uji reliabilitas yang dilakukan Wahyuni 2015, dengan menggunakan pendekatan konsistensi formula alpha cronbach yang di olah dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows. Setelah seluruh aitem yang tidak digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memiliki koefisien korelasi lebih besar dari 0.30 dalam sekala kecemasan berbicara di depan umum di gugurkan di hapus maka, dilakukan uji estimasi reliabilitas. Hasil uji estimasi terhadap 26 aitem dalam skalah tersebut yang valid menunjukan koefisien alpha coanbach sebesar 0,914. Menurut Azwar dalam Wahyuni, 2015 bahwa realibilitas di atas 0,9 adalah sangat baik sehingga dapat dinyatakan sangat reliable.

G. ANALISA DATA

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wilcoxon Signed Rank Test, karena data yang diperoleh berupa data non parametrik. Analisis data ini akan menggunakan bantuan SPSS 16.00 For Windows. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subjek

Pada penelitian eksperimen ini terdapat 5 mahasiswa yang di jadikan sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian mahasiswa yang berdomisili di Pondok Pesantren Darul Arqom dengan kriteria yang telah ditetapkan pada penentuan subjek. Adapun kriteria yang ditetapkan dalam penentuan subjek sebagai berikut: 1. Mahasiswa yang mengalami kecemasan ketika berbicara di depan umum. 2. Mahasiswa berdomisili di pondok pesantren darul arqom. 3. Mahasiswa yang tidak berani kultum. 4. Mahasiswa bersedia menjadi subjek penelitian dari awal hingga akhir. Sebelum penelitian dilakukan terlebih dulu melakukan persiapan agar penelitian berjalan dengan skenario yang sudah di rencanakan. Adapun yang harus dipersiapkan sebelum pengambilan data dilapangan diantaranya mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala kecemasan berbicara di depan umum, menyediakan lembaran informant consent atau surat kesediaan responden, membawa modul SEFT Spiritual Emotional Freedom Technique yang telah dibuat, mengkonfirmasi terapis SEFTer yang sudah ditentukan. Pengambilan data diawali dengan screening pada mahasiswa yang berdomisili di Pondok Pesantren Darul Arqom untuk mendapatkan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses screening dilakukan pada tanggal 15, 16, 17 Juli 2016. Dari hasil screening menetapkan 5 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mahasiswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Hasil screening pada 5 mahasiswa tersebut akan dijadikan sebagai nilai skor pretest pada saat penelitian. Adapun karakteristik subjek dan nilai skor kecemasan berbicara di depan umum pada ke 5 mahasiswa tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5. Data Pretest Subjek No Nama Jenis Kelamin Usia Semester Skor Kecemasan 1. Subjek 1 Laki-laki 21 II 93 2. Subjek 2 Laki-laki 20 II 96 3. Subjek 3 Laki-laki 19 II 105 4. Subjek 4 Laki-laki 18 II 97 5. Subjek 5 Laki-laki 19 II 95 Pada tabel diatas dapat menjelaskan bahwa subjek partama jenis kelamin laki-laki, usia 20 tahun, semester II dari hasil pretest menunjukan skor kecemasan 93. Selanjutnya pada subjek yang kedua, jenis kelamin laki-laki, usia 20 tahun, semester II, menunjukan skor pretest 96. Pada subjek yang ketiga, jenis kelamin laki-laki, usia 19 tahun, semester II, menunjukan skor kecemasan 105 lebih tinggi dibanding subjek yang lainnya, subjek keempat, jenis kelamin laki-laki usia 18 tahun, menunjukan skor kecemasan 97 dan subjek yang kelima, jenis kelamin laki-laki, usia 19 tahun, semester II menunjukan skor kecemasan 95. Setelah mendapatkan data pretest selanjutnya peneliti menentukan waktu dan tempat pelaksanan penelitian eksperimen. Adapun waktu dan tempat penelitian eksperimen dilaksanakan pada tanggal 19 juli 2016 bertempat di Mushola Al Fattah Pondok Pesantren Darul Arqom setelah isya pukul 19.30 sampai selesai.