Latar Belakang Masalah 02. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, tantangan terberat yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu dalam jumlah yang memadai, karena hanya dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka bangsa kita dapat bermitra dan berkompetisi pada tataran global. 1 Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan merupakan agenda yang sejak lama diperbincangkan, namun tetap saja dunia pendidikan kita masih terpuruk. 2 Mungkin hal tersebut dapat ditangani apabila setiap pelaku dan setiap tingkatan pendidikan secara serempak menjalankan tugasnya sesuai dengan proporsinya masing-masing yang berdampak pada kualitas pendidikan yang sedikit demi sedikit bisa ditingkatkan. Pendidikan yang bermutu dalam arti menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, moral, pengetahuan maupun kompetensi kerja menjadi syarat mutlak dalam kehidupan masyarakat global yang terus berkembang saat ini dan yang akan datang. 3 Dalam 1 http:mardiya.wordpress.com , diakses 1 April 2010 2 Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Kiat Menjadi Pendidik yang Kompeten, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006, hal. 7 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Konsep, Prinsip, dan Instrumen, Bandung: Refika Aditama, 2006, hal. V merealisasikan pendidikan yang bermutu dituntut penerapan program mutu yang terfokus pada upaya-upaya penyempurnaan mutu seluruh komponen dan kegiatan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan sebenarnya telah dinyatakan dalam Undang- undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 sebagai salah satu agenda utama dalam dunia pendidikan yang harus direformasi, di samping pemerataan kesempatan pendidikan, relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan. “Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, meningkatkan relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan keseimbangan”. 4 Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan. Sistem pendidikan nasional sekaligus merupakan alat dan tujuan yang sangat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Masalah mutu pembelajaran merupakan masalah yang sangat esensial yaitu masalah kualitas mengajar yang dilakukan guru harus mendapat pengawasan dan pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. 5 Sehingga masalah ini berhubungan erat dengan pengawasan pendidikan untuk memperbaiki 4 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 1-2 5 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hal. iii kinerja guru dalam pembelajaran. Guru belum mendapat bantuan yang optimal sehingga menyebabkan mutu pendidikan menjadi rendah. Pengawasan dalam pendidikan merupakan pengawasan yang khas dan hanya berlaku dalam pendidikan, bertujuan mengembangkan petensi peserta didik melalui kegiatan belajar bermutu yang dilayani guru. 6 Pengawasan dalam hal ini disebut supervisi. Dalam pendidikan supervisi mempunyai fungsi penting dalam sistem pendidikan yang mengefektifkan seluruh unsur-unsur pengajaran dalam aktifitas pendidikan. 7 Supervisi pengajaran harus di arahkan untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, yang tidak hanya berupa keaktifan mengajar, tetapi juga sejauh mana mereka menerjemahkan materi pelajaran dan membuat siswa belajar. Pengawasan supervisor merupakan layanan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengajar, berupa kemampuan pokok yang dilakukan guru dalam menjalankan tugasnya. 8 Peran guru sendiri sangat setrategis dan menuntut kerja yang profesional, karena di samping guru berhadapan dengan anak-anak manusia yang akan menentukan masa depan bangsa, guru juga harus mampu mengembangkan ragam potensi yang terpendam dalam diri anak didiknya. Demikian besar peran guru dalam melakukan perubahan terhadap peradaban lewat anak didik yang akan menuntut kemajuan masa depan, tetapi di sisi lain guru dihadapkan pada sejumlah permasalahan antara lain memantapkan 6 Dadang Suhardan, Supervisi Profesional, Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 13 7 Ibid., hal. 38 8 Ibid., hal. 157 kompetensi guru. 9 Tentu ada di antara guru sulit untuk memahaminya ataupun mengimplementasikannya. Di atas semua kesulitan ini tentu saja guru membutuhkan bantuan untuk mengatasinya. Orang yang mampu untuk membantu mengatasi kesulitan guru tersebut adalah seorang pengawas sekolah melalui kegiatan supervisi, yang disebut supervisor. Penelitian ini ingin mengungkapkan efektifitas supervisi pendidikan yang dilakukan supervisor dalam upaya peningkatan mutu pembelajahan di sekolah terutama yang menyangkut pelayanan terhadap guru dalam usaha memperbaiki mutu mengajar dan proses belajar anak didiknya. Penelitian ini mengambil lokasi di MTsN Langkapan Srengat Blitar, sebuah lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang berstatus Negeri. Dan dari latar belakang tersebut, penulis berusaha mengangkat fenomena dari usaha supervisor untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut, dengan mengangkatnya dalam sebuah judul skripsi “Upaya Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar”. B. Penegasan Istilah Untuk memudahkan memahami dalam pembahasan ini, kiranya perlu lebih dahulu dijelaskan mengenai istilah yang akan dipakai untuk skripsi yang 9 Sri Banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. vii berjudul ”Upaya Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar” adalah sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Upaya Supervisor Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu apa yang hendak dicapai untuk diinginkan. 10 Sedang menurut Em Zul Fajri, upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu. 11 Supervisor adalah pembina guru, terutama dalam memperbaiki pembelajaran. 12 Sedangkan menurut Piet A. Sahertian, supervisor adalah orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-guru ke arah usaha mempertahankan suasana belajar dan mengajar yang lebih baik. 13 Dengan demikian, yang dimaksud upaya supervisor adalah usaha atau ikhtiar supervisor dalam membina serta menstimulir guru-guru ke arah usaha untuk memperbaiki suasana belajar dan mengajar agar lebih baik. 10 Pius A. Partanta, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, hal. 770 11 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, t.tp: Difa Publisher, t.t, hal. 710 12 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 34 13 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986, hal. 17 b. Kualitas Pembelajaran Kualitas adalah kualitas ukuran baik suatu, kadar, taraf atau derajat dapat berupa kepandaian atau kecerdasan. 14 Sedang menurut Em Zul Fajri, kualitas adalah kadar, mutu, tingkat, derajat atau taraf kepandaian, kecakapan dan sebagainya. 15 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 16 Sedangkan menurut Mustakim, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. 17 Dengan demikian, kualitas pembelajaran adalah kualitas setiap kegiatan yang dirancang oleh suatu lembaga pendidikan untuk membantu siswa mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar yang sistematis. 2. Penegasan Operasional Upaya supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah upaya-upaya yang dilakukan supervisor untuk meningkatkan kualitas 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hal. 1254 15 Em Zul Fajri, Kamus Lengkap..., hal. 492 16 Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003..., hal. 4 17 Mustakim, “Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah” dalam http:akhmadsudrajat.wordpress.com20080205peningkatan-mutu-pembelajaran-di-sekolah, diakses 1 Mei 2010 pembelajaran melalui pemberian pelayanan baik berupa binaan, motivasi maupun stimulasi kepada guru untuk meningkatkan profesionalismenya dalam menjalankan tugasnya.

C. Rumusan Masalah