Jenis – Jenis Upacara Tradisional Kerumunan

12

C. Jenis – Jenis Upacara Tradisional

Upacara – upacara di Indonesia secara garis besarnya dapat di bagi menjadi: 1. Upacara tradisional kaitannya dengan alam, upacara yang berhubungan dengan dunia gaib dan peristiwa – peristiwa alam. 2. Upacara – upacara yang berhubungan dengan sosial. Upacara tradisional ini berhubungan erat dengan adanya suatu harapan keselamatan seseorang maupun keselamatan orang tertentu agar tercapai tujuan keselamatan dalam hidupnya, serta dijauhkan dari makhluk halus dan perbuatan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau kerugian. 3. Upacara tradisional yang berkaitan dengan mitos, yaitu upacara yang mengandung pemujaan terhadap seorang tokoh yang memiliki kekuasan terhadap alam. 4. Upacara tradisi yang berkaitan dengan legenda, dalam kaitannya dengan jenis ini dapat dilakukan klasifikasi sebagai berikut a. Legenda yang dianggap mempunyai daya kemampuan hebat atau benar- benar terjadi di kehidupan masyarakat setempat. b. Legenda yang menceritakan tentang kejadian di suatu tempat baik menyangkut nama tempat, maupun bentuk topografi. James Danandjaja, 1984:75. Dalam hal ini Grebeg Gethuk menggunakan jenis upacara tradisional yang berhubungan dengan sosial. 13

D. Kerumunan

Kerumunan adalah sekumpulan orang yang berada di suatu tempat tanpa ada hubungan yang tetap satu dengan yang lain. Ciri-ciri kerumunan yaitu : 1. Orang-orang dalam suatu kerumunan tidak saling mengenal. Mereka semua relatif asing. 2. Suatu kerumunan tidak terorganisasi. Didalamnya tidak terdapat struktur, tingkatan kedudukan atau tingkatan jabatan. 3. Meskipun dalam suatu kerumunan sosial terdapat kedekatan fisik, kontak batin maupun hubungan sosial tidak ada. Bilamana terjadi hubungan tersebut sifatnya sangat lemah dan singkat. 4. Tingkah laku orang dalam kerumunan hampir tidak terpengaruh oleh kerumunan itu. Setiap orang dapat masuk dan keluar dengan bebas, karena ia merasa bebas dari kontrol resmi masyarakat. Bahkan orang dapat berbuat sesuatu hal yang janggal yang tidak ia lakukan bilamana ia berada di dalam kelompoknya atau keluarganya. 5. Kebanyakan kerumunan hanya terwujud hanya pada tempat tertentu dan hanya untuk sementara waktu. Pengaruhnya di luar tempat dan waktu tersebut hampir tidak ada karena tidak adanya kesinambungan dalam perjumpaan mereka. 6. Sebagai pengaruh kumulatif dari ciri-ciri diatas orang di dalam kerumunan kehilangan identitasnya, atau bahkan dengan sengaja menyembunyikan kepribadiannya, tidak mau diperlakukan sesuai dengan status sosialnya. Hendropuspito, 1989: 35-36. 14 Kerumunan dalah kehadiran seseorang secara fisik,dan seseorang tersebut juga bersifat sementara temporer . Kerumunsn dibsgi menjadi 3 yaitu: 1. Kerumunan berartikulasi dengan struktur sosial. Formal audience halayak penontonpendengar formal kerumunan yang perhatiannya dan tujuan yang sama namun bersifat pasif. Contoh: para jamaah sholat Idul Adha. Planned expressive group Kerumunan yang tak mementingkan pusat perhatian tetapi punya persamaan tujuan yang di cerminkan dalam kegiatan kerumunan tersebut. Contoh: orang berekreasi, berdansa, pesta. 2. Kerumunan yang bersifat sementara Inconvenient agregantion kerumunan yang tidak menyanangkan suatu kerumunan di katakana kurang menyenangkan karena ada orang lain yang menghalangi tujuannya. Contoh: antrian tiket mudik lebaran Panic crowds kerumunan dalam keadaan panik orang yang ada pada satu tempat tertentu karena berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Contoh: kerumunan pengungsi gempa bumi Spector causar crowds kerumunan penonton terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, biasanya kerumunan ini berhubungan dengan khalayak penonton. 15 3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum Actinglawless crowds kerumunan emosional kerumunan dengan tujuan tertentu yang menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma- norma pergaulan hidup bersangkutan. Contoh: demonstrasi Immoral lawless crowds kerumunan tak bermoral kerumunan berlawanan dengan norma-norma pergaulan hidup bersangkutan. Contoh: para pemabuk Douglas J. Goodman, 2003: 70. “Grebeg” berasal dari kata “gumrebeg” yang berarti riuh, ribut, dan ramai atau secara umum kerumunan . Grebeg mempunyai arti dihadiri atau dikerumuni orang banyak secara bersama-sama. Tentu saja ini menggambarkan suasana kebersamaan dalam perayaan grebeg yang memang ramai dan riuh. Grebeg Gethuk ini menggunakan teori kerumunan berartikulasi dengan struktur sosial.

E. Simbolisme