12
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun Mesin Pemotong Akrilik Berbasis
Mikrokontroler. Dalam skripsi ini akan dirancang sebuah sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah komputer dimana kerja dari mesin tersebut berdasarkan
data yang dikirim dari komputer.
Gambar 3.1. Blok diagram Alat
3.1 Perancangan Perangkat Keras
3.1.1 Mekanik
Bagian mekanik dibagi menjadi 3 bagian yaitu rangka, mekanik penggerak dan Bagian Pemotong
a. Rangka
Rangka disusun menggunakan pipa segiempat dengan ukuran 20 mm x 30 mm dengan ketebalan 1.9 mm. Dimensi rangka mempunyai ukuran panjang 80 cm x lebar
75 cm dan tinggi 25 cm
Aplikasi Deskt op M ikrokont roler
M ekanik Penggerak X M ekanik Pengger ak Y
M ekanik Pengger ak Z
Cat u Daya AC M esin Bor
Cat u Daya DC
13
Gambar 3.2. Rancangan Gambar
Gambar 3.3. Mekanik
b. Mekanik Penggerak X,Y dan Z
Masing-masing mekanik penggerak terdiri dari ulir, linear shaft dan linear bearing. Jenis ulir yang digunakan adalah jenis Ball screw.
Tabel 3.1 : Ukuran ball screw Penggerak
Panjang Diameter
Jarak Gang X
65 cm 15 mm
10 mm
14
Y 65 cm
15 mm 10 mm
Z 11.2 cm
15 mm 4 mm
Gambar 3.4 Penggerak X
Gambar 3.5 Penggerak Y
Gambar 3.6 Penggerak Z
Linear Shaft
Linear Shaft Ulir
15
Untuk menjaga gerakan ball screw agar stabil digunakan Linear shaft. Linear shaft menggunakan sebuah silinder pejal dengan bahan stainless steel dengan diameter
58 inch atau 15.85 mm dan untuk bagian yang bergerak menggunakan 2 buah linear bearing yang ditanam pada sebuah balok besi pada masing-masing sisi.
Gambar 3.7 Blok besi tempat linear bearing
16
c. Bagian Pemotong
Bagian pemotong adalah sebuah mesin bor dan mata bor potong yang diletakkan pada penggerak Z. Mesin yang menggunakan mesin trimmer merek Makita
dengan seri MT370 .
Tabel 3.2. Spesifikasi mesin trimmer Makita MT370 Model
MT370 Kapasitas Cekam Kolet
6.35 mm14” atau 6 mm Kecepatan tanpa beban min
-1
35.000 Panjang keseluruhan
199 mm Berat Bersih
1.5 Kg Kelas Keamanan
Kelas 1
Gambar 3.8 Mesin trimmer Makita MT370
3.1.2 Elektronik
a. Modul Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega32 . Mikrokontroler ini mempunyai saluran IO sebanyak 32 buah yang terbagi dalam 4 port yaitu port A, port
B, port C, dan port D. Jumlah itu cukup untuk mengontrol 3 buah motor stepper yang masing-masing memerlukan 4 pin kontrol. Untuk komunikasi data digunakan port
USART pada port D0 dan portD1 dan untuk input sensor digunakan port C. Untuk pembagian port dapat dilihat pada Tabel 3.3.
17
Gambar 3.9 Mikrokontroler Atmega 32.
Gambar 3.10. Skematik Modul Pengendali Mikrokontroler Atmega32
18
Tabel 3.3. Konfigurasi port mikrokontroler.
PORT Fungsi
Koneksi ke Modul
PortA.0 Output
Driver Motor X input 1 PortA.1
Output Driver Motor X input 2
PortA.2 Output
Driver Motor X input 3 PortA.3
Output Driver Motor X input 4
PortA.4 Output
Driver Motor Y input 1 PortA.5
Output Driver Motor Y input 2
PortA.6 Output
Driver Motor Y input 3 PortA.7
Output Driver Motor Y input 4
PortB.0 Output
Driver Motor Z input 1 PortB.1
Output Driver Motor Z input 2
PortB.2 Output
Driver Motor Z input 3 PortB.3
Output Driver Motor Z input 4
PortC.0 Input
Photo Interrupter Batas Atas PortC.1
Input Photo Interrupter Batas Bawah
PortC.6 Input
Photo Interrupter X titik 0 PortC.7
Input Photo Interrupter Y titik 0
PortD.0 Serial
Serial terima data PortD.1
Serial Serial kirim data
b. Modul Driver Motor
Driver motor menggunakan transistor BC546 dan MOSFET IRF 640 sebagai komponen utamanya. Transistor BC546 difungsikan sebagai saklar dengan menerima
input dari mikrokontroler.
19
Gambar 3.11. Skematik modul transistor sebagai saklar Karena difungsikan sebagai saklar, maka transistor harus dibuat dalam kondisi
saturasi low dan cutoff high. Berikut adalah perhitungannya:
ℎ
= = 12
3.1
= =
= 109
3.2
Nilai hfe BC 546 pada datasheet adalah 110-800.
= =
.
= 4311
Ω
3.3
Dari perhitungan didapatkan nilai maksimal RB untuk mencapai nilai saturasi adalah 4311
Ω. Output tegangan kolektor masuk di gate MOSFET. Tegangan ini untuk
membuat channel di antara source dan drain, sehingga elektron dapat mengalir dari source ke drain.
20
Gambar 3.12. Grafik hubungan V
DS
, I
D
dan V
GS
MOSFET.
Gambar 3.13. Skematik Modul Driver Motor Stepper
21
c. Modul Sensor Photo Interrupter
Sensor photo interrupter yang digunakan adalah tipe H21A3. Pada saat photo interrupter terhalang, maka tidak ada cahaya yang ditangkap oleh photo
transistor. Hal ini menyebabkan photo transistor dalam kondisi cutoff. Nilai tegangan kolektor sama dengan tegangan sumber sehingga V
CE
= 5 volt. Namun pada saat photo interrrupter tidak terhalang maka photo transistor dalam
keadaan saturasi sehingga nilai tegangan kolektor sama dengan tegangan emitor = 0 volt.
Gambar 3.14. Skematik Modul Sensor Photo Interrupter Dua buah sensor digunakan untuk mendeteksi titik acuan atau 0,0 dari X
dan Y dan 2 buah sensor untuk mendeteksi batas atas dan batas bawah posisi bor.
Gambar 3.15. Photo interrupter pembatas atas dan bawah
O +V
VCC 5V
U1 OPTOISO
R2 4k7
R1 100
22
Gambar 3.16. Sensor Photo Interrupter X d.
Motor Stepper Motor stepper yang digunakan adalah motor stepper unipolar 2 phase
merek Sanyo Denki seri 103H7124. Motor stepper ini mempunyai resolusi gerak 1.8° sehingga mempunyai 200 step dalam 1 putaran [6]. Terdapat 6 buah kabel
yaitu hitam, putih, merah,biru, kuning dan orange.
Gambar 3.17. Motor Stepper Sanyo Denki
Gambar 3.18. Lilitan berdasarkan warna kabel
23
Gambar 3.19. Lilitan berdasarkan urutan kabel Untuk mengontrol gerakan motor stepper digunakan metode half step.
Dengan menggunakan metoode half step, akan didapatkan resolusi dua kali lebih kecil dari resolusi jika menggunakan full step.
Tabel 3.4 Half Step
Step Konektor
Hitam Putih Merah
Biru Kuning
Orange 1
1 1
1 1
2 1
1 1
3 1
1 1
1 4
1 1
1 5
1 1
1 1
6 1
1 1
7 1
1 1
1 8
1 1
1
24
3.2. Perancangan perangkat lunak