Klasifikasi Bangunan KAJIAN PUSTAKA

31 memiliki dua tangga begitu dekat satu sama lain, tetapi dapat memenuhi persyaratan keamanan bangunan gedung. Fire Protection System atau sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran merupakan suatu kesatuan sistem dan harus ada dalam konsep perencanaan bangunan Tinggi. System ini mencakup tentang fisik, perlengkapan, instalasi dan upaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengatasan dan penyelamatan gedung maupun penghuninya terhadap adanya bahaya kebakaran. Bahaya-bahaya yang harus ditanggulangi pada kondisi kebakaran adalah bahaya kepanikan terhadap manusia, dan bahaya api terhadap nyawa dan barang berharga. Menurut Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10KPTS2000 bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. Menurut Hartono Poerbo, bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia ataupun harta benda. Nyala api adalah reaksi dari bahan bakar, panas dan oksigen O 2 .

B. Klasifikasi Bangunan

Menurut Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10KPTS2000 2000 : 3 , kelas bangunan adalah pembagian bangunan atau 32 bagian bangunan sesuai dengan jenis penggunaan bangunan. Kelas bangunan tersebut dibagi menjadi: 1. Bangunan kelas 1 Merupakan satulebih bangunan yang terdiri atas: a. Bangunan hunian tunggal. b. Bangunan asramakost, rumah tamu, hotelsejenisnya dengan luas total lantai kurang dari 300 m 2 dan tidak ditinggali lebih dari 12 orang secara tetap. 2. Bangunan kelas 2. Merupakan bangunan hunian yang terdiri atas 2lebih unit yang masing-masing merupakan tempat tinggal terpisah. 3. Bangunan kelas 3. Meupakan bangunan hunian diluar bangunan kelas 1 dan 2 yang umum digunakan sebagai tempat tinggal lamasementara oleh sejumlah orang yang tidak saling berhubungan. Seperti : a. Rumah, asrama, rumah tamu, losmen. b. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu bangunan sekolah. c. Bagian untuk tempat tinggal dari suatu hotelmall d. Panti jompo, cacatanak-anak. 4. Bangunan kelas 4. Merupakan bangunan hunian campuran untuk tempat tinggal yang berada di dalam bangunan kelas 5,6,7,89. 33 5. Bangunan kelas 5. Merupakan bangunan gedung yang dipergunakan untuk tujuan wisata professional, pengurusan administrasiusaha komersial di luar bangunan kelas 6,7,8 9. 6. Bangunan kelas 6. Merupakan bangunan tokobangunan usaha lain untuk penjualan, termasuk : a. Rumah makan, kafe, restoran. b. Bar, toko kios yang merupakan bagian dari suatu hotel. c. Salon kecantikan, tempat cuci umum. d. Pasar, ruang penjualan, ruang pameranbengkel. 7. Bangunan kelas 7. Merupakan bangunan gedung yang dipergunakan untuk penyimpanan, yaitu : a. Tempat parkir umum. b. Gudang tempat pameran barang produksi untuk dijualcuci gudang. 8. Bangunan kelas 8. Merupakan bangunan gedung laboratoriumbangunan yang dipergunakan untuk pemrosesan suatu produksi, perakitan, pengepakan barang-barang produksi dalam rangka perdagangan penjualan. 34 9. Bangunan kelas 9 Merupakan bangunan yang dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat, misalnya bangunan perawatan kesehatan, bangunan pertemuan, bengkel kerja, bangunan ibadah, bangunan cagar budaya. 10. Bangunan kelas 10. Bangunanstruktur bukan hunian, misalnya : garasi pribadi, carport, kolam renangsejenisnya. Berdasarkan SNI 03-1736-2000, Suatu bangunan gedung harus mempunyai bagian atau elemen bangunan yang pada tingkat tertentu bisa mempertahankan stabilitas struktur selama terjadi kebakaran, yang sesuai dengan : 1. Fungsi bangunan. 2. Beban api. 3. Intensitas kebakaran. 4. Potensi bahaya kebakaran. 5. Ketinggian bangunan. 6. Kedekatan dengan bangunan lain. 7. Sistem proteksi aktif yang terpasang dalam bangunan. 8. Ukuran kompartemen kebakaran. 9. Tindakan petugas pemadam kebakaran. 10. Elemen bangunan lainnya yang mendukung. 11. Evakuasi penghuni. 35

C. Perlindungan terhadap kebakaran

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGGUNAAN METODE CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI KEGIATAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA Penggunaan Metode Card Sort Untuk Meningkatkan Partisipasi Kegiatan Belajar Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Aspek Speaking Siswa Kelas

1 9 16

PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PENGENDALI DI KELAS XI MEKATRONIKA SMK NEGERI 2 CIMAHI.

0 2 42

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA 2011/2012.

0 1 230

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STANDART KOMPETENSI SISTEM PENGAPIAN KELAS XI DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 0 171

PENGGUNAAN METODE KOMBINASI EKSPOSITORI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM REM KELAS XI DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA Oleh :.

0 1 194

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM REM SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 0 9

206 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN SISTEM REM KELAS XI SMK ISLAM SALAK BROJO PEKALONGAN TAHUN AJARAN 20142015

0 0 11

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN CUTTING ENGINE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA

0 0 5