PENGARUH SKILL MULTIREPRESENTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE

Nani Pahini

ABSTRAK
PENGARUH SKILL MULTIREPRESENTASI SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA
MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE

Oleh
NANI PAHINI

Banyak siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan rumit
karena terlalu banyak menggunakan rumus-rumus dan pengembangan konsep
sehingga siswa lebih banyak merepresentasikan fisika hanya secara matematik.
Siswa cenderung kesulitan untuk mengubah makna konsep tersebut ke dalam
bentuk representasi yang lain. Pada dasarnya, siswa memiliki kemampuan seluas
samudera, sehingga sesungguhnya siswa memiliki skill dalam merepresentasikan
sebuah konsep fisika dalam berbagai bentuk representasi, hanya tinggal
bagaimana guru mampu untuk menggalinya melalui pembelajaran dikelas.
Dengan mengetahui berbagai skill siswa dalam merepresentasikan sebuah konsep
diharapkan mampu mempengaruhi hasil belajar fisika. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh skill multirepresentasi terhadap hasil belajar fisika

pada model pembelajaran EXCLUSIVE. Penelitian dilaksanakan di kelas 2A MIA
SMA Negeri 1 Pringsewu dengan jumlah 33 siswa pada Semester Genap Tahun
Ajaran 2013 – 2014 dengan materi pokok Suhu dan Kalor. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, diperoleh data skill multirepresentasi dan hasil belajar fisika yang

Nani Pahini
kemudian diuji normalitas dan linieritasnya sebagai prasyarat uji regresi linier
sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal dan linier.
Hasil uji regresi linier sederhana yang dilakukan menunjukkan nilai R square
sebesar 0,393 yang berarti bahwa pengaruh skill multirepresentasi terhadap hasil
belajar siswa sebesar 3,93% dengan koefisien korelasi yang positif sebesar 0,627
menunjukkan kedua variabel tersebut memiliki tingkat hubungan yang kuat
dengan persamaan regresi Y = 19,752 + 0,845X. Hasil analisis data juga
menunjukkan nilai thitung sebesar 4,477 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,045
dan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa skill multirepresentasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hasil belajar fisika.

Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran EXCLUSIVE,

skill multirepresentasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kepahiang pada tanggal 19 September 1992. Anak kelima
dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Panut dan Ibu Eni Paridah. Penulis
mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di TK Perwanida Kepahiang dan
diselesaikan pada tahun 1997. Penulis menyelesaikan pendidikan selanjutnya di
SD Negeri 4 Pringsewu pada tahun 2004, SMP Negeri 4 Pringsewu pada tahun
2007, dan SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2010. Pada tahun yang sama,
penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Lampung melalui jalur Ujian Masuk Lokal.

Pada tahun 2013, penulis menjadi asisten dosen pada mata kuliah Dasar-dasar dan
Perancangan Evaluasi Pendidikan untuk program studi Pendidikan Fisika. Pada
tahun yang sama penulis melaksanakan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN Krui di Desa Kampung Jawa,
Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat.


Penulis aktif di beberapa organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa
Pendidikan Eksakta (HIMASAKTA) FKIP Unila periode 2012/2013 sebagai
Wakil Ketua Umum, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unila periode
2013/2014 sebagai Sekretaris Eksekutif.

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap
(QS. Al-Insyiraah: 6-8 )
Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri
(HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Siapapun yang tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan dalam dirinya,
maka jangan sampai kita menjadi kenalan atau temannya
(Imam Asy-Syafie)
Kekhawatiran tidak menjadikan bahaya membesar, hanya dirimu yang
mengerdil. Tenanglah semata karena Allah bersamamu, maka tugasmu hanya
berikhtiar dan di sanalah pahala syurga menantimu

(Salim A. Fillah)
Kita ada untuk saling melengkapi dan menyempurnakan
(Nani Pahini)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Penulis persembahkan skripsi
ini sebagai tanda kasih sayang, cinta, dan terima kasih penulis kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa menyebut nama penulis dalam setiap
untaian doa, yang telah mendidik dan membimbing penulis, dan yang selalu
mendukung penulis. Semoga Allah memberikan keberkahan pada keduanya
dan keluarganya, serta kesempatan kepada penulis untuk selalu memberikan
yang terbaik dan membahagiakan keduanya.
2. Kakak-kakak dan Ayuk tersayang, Ginanjar Niscoyo, Wari Wagito, Trisna
Dinata, dan Puji Sumanti yang senantiasa menginspirasi.
3. Keluarga besar penulis, serta sahabat terkasih yang senantiasa membersamai
dan menginspirasi penulis.
4. Keluarga besar Pendidikan Fisika.
5. Almamater tercinta Universitas Lampung.


SANWACANA

Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam.
Ungkapan syukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Skill Multirepresentasi
terhadap Hasil Belajar Fisika pada Model Pembelajaran EXCLUSIVE”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di
Universitas Lampung.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I yang telah memberikan inspirasi, bimbingan dan arahan kepada

penulis.

5. Bapak Wayan Suana, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing II atas keikhlasannya
memberikan bimbingan, saran, dan inspirasi.
6. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku pembahas atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan dan saran untuk perbaikan skripsi.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Fisika yang telah berjasa memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
8. Dosen Pengampu Mata Kuliah Kependidikan dan Mata Kuliah Umum yang
juga telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Bapak Drs. Yulizar, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 1 Pringsewu beserta
jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Bapak Warsana, S.Pd., selaku guru mitra dan siswa-siswi 2A MIA SMA
Negeri 1 Pringsewu atas kelembutan, semangat, bantuan dan kerjasamanya
selama penelitian berlangsung.
11. Bapak dan Ibu Guru, serta Staf Tata Usaha SMA N 1 Pringsewu atas
keharmonisannya selama penelitian ini dilaksanakan.
12. Bapak dan Ibu, Kakak-kakak, dan Ayuk teristimewa yang tak akan pernah
tergantikan kehangatannya dikeluarga sederhana yang penuh cinta.
13. Vita N. Hidayati, Esy Andriyani, Sabila Husna, Agra Maysa, Fahita A., Mita

R., Aisyiah R. Ferani, Titis Nindia S. A., Siska F. Anita, Devi Susilawati,
Atika C. Rini, Anis Fauziah, Desta Indriana, Fera Syeliyani, Siska Lucky,
Sholiha Asem Niann, serta sahabat sejiwa yang tidak dapat disebutkan satu
per satu yang telah menyengatkan jutaan kebaikan.
14. Sahabat perjuangan Pendidikan Fisika 2010, Aprilia H., Beti Juwita S.,
Gusriana, Ismi D. Mustika, Maria Ulpa, Novita A. Ilahi, Nurul Inayah, Yunita

Prastiwi, Ratri S. Pertiwi, Kadek C.S. Putri, Imas S.E. Galih, Rosita K., Rika
Syafitri, Cory Frisca, Shela Maulita, Novelly I., Liza Fitri, Meitikasari,
Farahita M.C. Dewi, Vandan W., dan Laskar Putra Kelas B, serta rekan-rekan
Pendidikan Fisika 2010 Kelas A. Kita ada untuk saling melengkapi dan
menyempurnakan.
15. Kakak dan adik tingkat Keluarga Besar Pendidikan Fisika Bersatu.
16. Keluarga Besar Himasakta Berseri 2012-2013: Santi A., Tizha, Ayu W., N,
Ibu Nu, Sabila, Adik Silo, Mbul Oktia, Kak Destra, MU, Ana, Fadilla Amel,
dan Laskar Putra Berseri, serta rekan-rekan pengurus yang menakjubkan.
17. Keluarga Besar UKMF FPPI FKIP Unila, Himasakta FKIP Unila, dan Badan
Eksekutif Mahasiswa FKIP Unila. Jazaakumullahu biahsanal jazaa.
18. Sahabat seperjuangan KKN dan PPL Kampung Jawa – Pesisir Tengah – Krui,
Ani Aminah, Anita S., Dona Ratnasari, Dwi A. Sari, Erni Oftika, Galuh

Mulyani, Bachtiar A. P., Edi Makmur, dan Luki Nugroho.
19. Serta semua pihak yang telah membantu penulis sejak mengawali kuliah
hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, serta membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, Aamiin.

Bandar Lampung,
Penulis

Nani Pahini

Juni 2014

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Konsep Multirepresentasi ................................................................ 6
2. Hasil Belajar ..................................................................................... 12
3. Model Pembelajaran EXCLUSIVE .................................................. 15
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 22
C. Hipotesis ............................................................................................... 24
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 25
B. Desain Penelitian .................................................................................. 25
C. Instrumen Penelitian............................................................................. 26
D. Analisis Instrumen ............................................................................... 26
1. Uji Validitas ................................................................................... 26
i


2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................... 29
1. Analisis Data ...................................................................................
2. Pengujian Hipotesis .........................................................................
a. Uji Normalitas .............................................................................
b. Uji Linieritas ...............................................................................
c. Uji Regresi Linier Sederhana ......................................................

29
29
29
30
30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 32
1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................................ 32
a.

b.
c.
d.

Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ...................................
Uji Validitas Soal Hasil Belajar ..................................................
Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi ...............................
Uji Reliabilitas Hasil Belajar ......................................................

33
33
34
35

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 35
3. Data Hasil Penelitian ....................................................................... 40
a. Data Kuantitatif Skill Multirepresentasi ..................................... 40
b. Data Kuantitatif Hasil Belajar..................................................... 40
4. Hasil Uji Analisis Data ................................................................... 41
a. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 41
b. Hasil Uji Linieritas ..................................................................... 42
c. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ............................................ 43
5. Keputusan Hipotesis ....................................................................... 43
B. Pembahasan ......................................................................................... 44
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 51
B. Saran ................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA

ii

LAMPIRAN
1. Silabus ................................................................................................ 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 56
3. Buku Siswa ........................................................................................ 71
4. LKK I: Suhu dan Pemuaian ............................................................... 88
5. LKK II: Kalor dan Pengaruh Kalor ................................................... 92
6. LKK III: Perpindahan Kalor .............................................................. 96
7. Kisi-kisi Soal Skill Multirepresentasi................................................. 100
8. LP 1: Soal Skill Multirepresentasi...................................................... 105
9. Rubrikasi Penilaian Skill Multirepresentasi ....................................... 110
10. Kisi-kisi Soal Hasil Belajar ................................................................ 113
11. LP 2: Soal Hasil Belajar ..................................................................... 119
12. Rubrikasi Penilaian Hasil Belajar ...................................................... 121
13. Data Hasil Uji Instrumen Soal Skill Multirepresentasi ...................... 124
14. Data Hasil Uji Instrumen Soal Hasil Belajar ..................................... 125
15. Hasil Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ................................ 126
16. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar................................................ 127
17. Hasil Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi............................. 130
18. Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar ............................................ 131
19. Data Hasil Skill Multirepresentasi ..................................................... 132
20. Data Hasil Belajar .............................................................................. 133
21. Hasil Uji Normalitas Skill Multirepresentasi – Hasil Belajar ............ 134
22. Hasil Uji Linieritas Skill Multirepresentasi – Hasil Belajar............... 135
23. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Skill Multirepresentasi – Hasil
Belajar ................................................................................................ 137

iii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Kriteria Penilaian QCAI.......................................................................... 11

2.2

Kriteria hasil belajar siswa ...................................................................... 14

4.1

Hasil Uji Validitas Soal Skill Multirepresentasi ..................................... 33

4.2

Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ..................................................... 34

4.3

Hasil Uji Reliabilitas Soal Skill Multirepresentasi .................................. 34

4.4

Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar .......................................... 35

4.5

Klasifikasi Skill Multirepresentasi .......................................................... 40

4.6

Klasifikasi Hasil Belajar ......................................................................... 41

4.7

Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 41

4.8

Hasil Uji Linieritas ................................................................................. 42

4.9

Hasil Uji Regresi ..................................................................................... 43

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Diagram Fungsi Representasi (Ainswort, 1999) ........................................... 7
2.2 Siklus Model Pembelajaran EXCLUSIVE ..................................................... 17
2.3 Prinsip Intekasi Model Pembelajaran EXCLUSIVE ...................................... 18
2.4 Bagan Paradigma Pemikiran ......................................................................... 23
4.1 Persentase Skill Multirepresentasi Siswa ...................................................... 44
4.2 Persentase Hasil Belajar Fisika .................................................................... 47

v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu fisika mempelajari tentang gejala-gejala alam yang dapat dibuktikan
secara eksperimental dan secara matematis melalui berbagai simbol-simbol.
Mata pelajaran fisika di SMA menuntut siswa memiliki kemampuan
konseptual dan analisis untuk menemukan sebuah konsep baru. Kebanyakan
siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan rumit karena
terlalu banyak menggunakan rumus-rumus dan pengembangan konsep.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang diajarkan
menyebabkan siswa belum bisa mengubah makna konsep tersebut ke dalam
bentuk representasi yang lain.
Selama ini, kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran fisika hanyalah
kumpulan dari berbagai rumus sehingga siswa lebih banyak
merepresentasikan fisika hanya secara matematik. Seperti kisah Masatoshi
Koshiba, peraih penghargaan Nobel Fisika 2002, memiliki nilai fisika sangat
rendah dan mendapat “cap kehinaan” dari gurunya saat SMA: Koshiba tidak
mampu memahami fisika dengan baik secara matematis. Namun dia berhasil
memahami fisika secara mendalam dengan membangun konsep melalui

2
representasi yang berbeda bukan hanya secara matematik hingga akhirnya dia
malah mendapat penghargaan Nobel Fisika pada 2002.
Pada dasarnya, siswa memiliki kemampuan seluas samudera dan memiliki
kecerdasan berbeda-beda yang misterius (Chatib, 2012: 79). Oleh karena itu,
siswa pun belajar dengan cara yang berbeda pula sesuai dengan jenis
kecerdasannya. Hal ini menjadi salah satu alasan bahwa sesungguhnya siswa
memiliki kemampuan (skill) dalam merepresentasikan atau menyajikan
sebuah konsep fisika dalam berbagai format/ bentuk representasi, seperti
deskripsi verbal, gambar/ diagram, grafik, matematik, dan simulasi komputer.
Dengan mengetahui berbagai skill siswa dalam merepresentasikan sebuah
konsep diharapkan mampu mempengaruhi hasil belajar siswa, karena format/
bentuk representasi yang berbeda, masing-masing memiliki kesesuaian
dengan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Representasi
grafik, dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari suatu variabel,
untuk membandingkan atau memperjelas. Dengan verbal, siswa mendapatkan
informasi tentang definisi dan penjelasan konsep sehingga menstimulasi
siswa untuk menggunakan penalarannya dan mengambil suatu keputusan
dalam menyelesaikan masalahnya. Sedangkan persamaan matematik dapat
membantu menyelesaikan suatu permasalahan empiris.
Selain itu, bisa saja sesuatu itu menjadi sangat sederhana jika kita dapat
menjelaskan hal tersebut secara utuh dalam berbagai cara tanpa segera
menyadari bahwa kita sedang menjelaskan hal yang serupa. Hal ini sangatlah
beralasan, karena kamampuan seseorang merepresentasikan suatu objek atau

3
fenomena dengan berbagai cara akan memudahkan orang tersebut memahami
hal tersebut dengan baik. Ide ini konsisten dengan beberapa hasil studi yang
dilakukan terhadap efektivitas representasi multimodal dalam pembelajaran
físika, yang akan memberikan peluang siswa memahami konsep físika
melalui berbagai cara yang mempengaruhi proses kognitif dalam dirinya
(Abdurrahman, 2013).
Pembelajaran fisika yang baik menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam
merepresentasikan konsep dalam berbagai cara, agar siswa lebih mudah
memahami konsep yang diajarkan sehingga memiliki hasil belajar yang
optimal. Materi yang dipilih untuk penelitian ini adalah suhu dan kalor,
karena untuk menguasai aplikasi materi ini cukup sulit dan materi ini dapat
direpresentasikan dalam berbagai cara. Model pembelajaran yang interaktif
dan membangkitkan keaktifan siswa sangat diperlukan untuk menjadikan
materi yang disampaikan lebih mudah dipahami.
Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model
pembelajaran EXCLUSIVE yang merupakan akronim dari exploring,
clustering, simulating, valuing, and evaluating. Sintaks model ini cocok
untuk konsep atau materi pelajaran fisika yang membutuhkan kegiatan belajar
berkelompok, yang akan memudahkan siswa untuk bertukar pendapat
sehingga akan terjadi diskusi yang menimbulkan adanya interaksi dan terlihat
adanya keaktifan siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

4
Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan penelitian untuk melihat
seberapa besar pengaruh skill multirepresentasi tersebut terhadap hasil belajar
fisika dengan materi pokok suhu dan kalor pada model pembelajaran
EXCLUSIVE dengan judul “Pengaruh Skill Multirepresentasi Siswa terhadap
Hasil Belajar Fisika pada Model Pembelajaran EXCLUSIVE”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil
belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil belajar fisika pada
model pembelajaran EXCLUSIVE.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.

Bagi guru dan calon guru, dapat mengetahui pengaruh skill
multirepresentasi terhadap hasil belajar siswa dalam menyajikan materi
pembelajaran.

2.

Bagi siswa, dapat mengetahui skill multirepresentasi dalam pembelajaran
fisika.

5
E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan,
maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1.

Skill Multirepresentasi merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu
konsep melalui berbagai cara dan bentuk, yang berarti mempresentasikan
ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, yang digunakan
pada penelitian ini berupa representasi verbal, gambar, grafik, dan
matematis.

2.

Hasil belajar fisika merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui
proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai hasil belajar
berdasarkan hasil tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar
yang akan diteliti adalah hasil belajar aspek kognitif yang ditunjukkan
oleh nilai yang diperoleh siswa setelah diberi tes.

3.

Model pembelajaran EXCLUSIVE merupakan model pembelajaran
berbasis konstruktivisme yang merupakan akronim dari Exploring,
Clustering, Simulating, Valuing and Evaluating, yang menjadi sintaks
pembelajaran.

4.

Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas 2A MIA (Matematika dan Ilmu
Alam) SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2013 – 2014.

5.

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi pokok Suhu dan
Kalor.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1.

Konsep Multirepresentasi
Dalam psikologi matematika, representasi bermakna deskripsi hubungan
antara objek dengan simbol (Hwang dkk., 2007).
Penggunaan representasi dengan berbagai cara atau mode representasi
untuk merepresentasikan suatu fenomena disebut multiple representasi.
Waldrip, dkk. (2006:86) mendefinisikan multiple representasi sebagai
praktik merepresentasikan kembali (re-representing) konsep yang sama
melalui berbagai bentuk, yang mencakup mode-mode representasi
deskriptif (verbal, grafik, tabel), eksperimental, matematis, figurative
(pictorial, analogi, dan metafora), kinestetik, visual dan/atau mode mode
aksional-operasional. Contohnya siswa dapat merepresentasikan suatu
objek nyata dalam representasi gambar, permasalahan yang sedang
dihadapi maka penggabungan representasi tersebut saling melengkapi
sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep dan
menyelesikan masalah.

7
Multirepresentasi memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelengkap,
pembatas interpretasi, dan pembangun pemahaman (Ainswort, 1999).
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 2.1:

Fungsi Multirepresentasi
Pelengkap

Melengkapi
Proses

Tugas

Membatasi

Melengkapi
Informasi

Membatasi
melalui
keakraban

Membangun

Membatasi
melalui
sifat
inheren

Strategi

Abstraksi
Informasi
yang
berbeda

Hubungan

Informasi
yang
dibagi
Perluasan

Perbedaan
individual

Gambar 2.1 Diagram Fungsi Representasi (Ainswort, 1999)
Berdasarkan Gambar 2.1, fungsi multirepresentasi dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Multirepresentasi digunakan untuk memberikan representasi yang
berisi informasi pelengkap.
a) Multirepresentasi melengkapi proses untuk mendapatkan
penjelasan mengenai suatu konsep tertentu atau dalam
memecahkan soal fisika. Penjelasan secara verbal melalui teks

8
akan menjadi lebih mudah dipahami ketika dilengkapi gambar atau
grafik yang relevan dengan informasi yang sedang dibicarakan.
b) Multirepresentasi melengkapi informasi. Multirepresentasi
berfungsi untuk menyampaikan informasi dalam bentuk yang
berbeda. Multirepresentasi digunakan untuk melengkapi suatu
representasi yang tidak mencukupi untuk menyampaikan informasi
atau mungkin terlalu sulit bagi siswa untuk mengartikan
representasi tersebut.
2) Multirepresentasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan
menginterpretasi dalam menggunakan representasi lain. Hal ini dapat
dicapai melalui dua cara yaitu, memanfaatkan representasi yang bisa
dikenal untuk mendukung interpretasi yang kurang bisa dikenal atau
lebih abstrak dan menggali sifat-sifat inheren satu representasi untuk
membatasi interpretasi representasi kedua.
3) Multirepresentasi dapat digunakan untuk mendorong siswa
membangun pemahaman yang lebih dalam. Pada fungsi ini,
multirepresentasi dapat digunakan untuk meningkatkan abstraksi,
membantu generalisasi, dan membangun hubungan antar representasi.
Meningkatkan abstraksi yaitu dengan menyediakan beragam
representasi sehingga siswa dapat mengkonstruksi pemahaman mereka
sendiri. Multirepresentasi untuk membantu generalisasi antara lain
menggunakan berbagai bentuk representasi untuk menyediakan
informasi dalam memecahkan soal dan merepresentasikan konsep yang
sama dengan menggunakan representasi yang berbeda. Membangun

9
hubungan antar representasi digunakan untuk meningkatkan abstraksi
dan membantu generalisasi.
a.

Format-format Representasi
Yusup (2009: 2) menyatakan Dalam fisika ada beberapa format
representasi yang dapat dimunculkan, format-format tersebut antara
lain:
a) Deskripsi Verbal
Untuk memberikan definisi dari suatu konsep, verbal adalah
satu cara yang tepat yang dapat digunakan.
b) Gambar/ diagram
Gambar dapat membantu memvisualisasikan sesuatu yang
masih bersifat abstrak. Dalam fisika banyak bentuk diagram
yang sering digunakan antara lain, diagram gerak, diagram
benda bebas (free body diagram), diagram garis medan (field
line diagram), diagram rangkaian listrik (electrical diagram
circuit), diagram sinar (ray diagram), diagram muka
gelombang (wave front diagram), dan diagram keadaan
energi (energy state diagram)
c) Grafik
Penjelasan dari suatu konsep dapat kita representasikan
dalam bentuk grafik. Oleh karena itu, kemampuan membuat
dan membaca grafik adalah keterampilan yang sangat
diperlukan. Grafik balok energi (energy bar chart), grafik
balok momentum (momentum bar chart), merupakan grafik
yang sering digunakan dalam merepresentasikan konsepkonsep fisika.
d) Matematik
Untuk penyelesaian persoalan kuantitatif, representasi
matematik sangat diperlukan. Namun penggunaan
representasi kuantitatif ini akan banyak ditentukan
keberhasilannya oleh pengguna representasi kualitatif secara
baik. Pada proses tersebut tampaklah bahwa siswa tidak
seharusnya menghapalkan semua rumus-rumus atau
persamaan matematik.
Berbagai representasi yang telah disebutkan di atas dapat
memudahkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa berbagai representasi merupakan jalan

10
yang baik untuk siswa memahami suatu pelajaran, sebab berbagai
representasi dapat memunculkan kemampuan-kemampuan lain dari
penggabungan banyak penyampaian. Dengan adanya berbagai format
representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks
permasalahan yang sedang dihadapi maka penggabungan representasi
tersebut saling melengkapi sehingga memudahkan siswa dalam
memahami konsep dan menyelesaikan masalah.
b. Alasan Penggunaan Multirepresentasi
Ada beberapa alasan pentingnya menggunakan multirepresentasi
dalam pembelajaran menurut Yusup (2009: 2):
a) Multi kecerdasan (multiple intelligences)
Menurut teori multi kecerdasan, orang memiliki kecerdasan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu siswa belajar dengan cara
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasannya.
Representasi yang berbeda-beda memberikan kesempatan
belajar yang optimal dari setiap jenis kecerdasan.
b) Visualisasi bagi otak
Kuantitas dan konsep-konsep yang bersifat fisik seringkali
dapat divisualisasi dan dipahami lebih baik dengan
menggunakan representai konkret.
c) Membantu mengonstruksi representasi tipe lain
Beberapa representasi konkret membantu dalam
mengkonstruksi representasi yang lebih abstrak
d) Beberapa representasi bermanfaat bagi penalaran kualitatif
Penalaran kualitatif seringkali terbantu dengan penalaran
yang lebih konkret
e) Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk
penalaran
Representasi matematik yang abstrak digunakan untuk
penalarankuantitatif dimana representasi matematik dapat
digunakan untuk mencari jawaban kuantitatif terhadap soal.

11
Dalam multirepresentasi, tujuan memecahkan soal fisika adalah
merepresentasi proses secara fisik melalui berbagai cara verbal,
diagram, grafik, dan persamaan-persamaan matematik. Deskripsi
verbal yang abstrak dihubungkan dengan representasi matematik yang
abstrak oleh representasi gambar dan diagram fisik yang lebih mudah.
c.

Instrumen Skill Multirepresentasi
Pada kuantitas nilai, penilaian didasarkan pada seberapa banyak
penyajian atau representasi dari solusi jawaban. Peneliti meninjau
solusi jawaban siswa dan memberikan penilaian untuk tiap-tiap siswa
secara individu setelah diskusi. Penilaian didasarkan pada seberapa
baik solusi jawaban yang diberikan. Pengevaluasian solusi jawaban
siswa berdasarkan Solution Quality Evaluation Criteria, yang
merupakan hasil revisi dari penelitian konsep evaluasi QCAI. Skor
diatur ke dalam 5 kategori (level 1 sampai dengan 5), dapat dilihat
pada Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian QCAI
Solution Quality Evaluation Criteria
Level
Kriteria
Benar, persamaan matematik dan verbal, atau penjelasan
5
grafik/ gambar benar dan lengkap
Benar, persamaan matematik dan verbal, atau penjelasan
4
grafik/ gambar benar tetapi tidak lengkap
Benar, persamaan matematik benar tetapi tidak ada
3
penjelasan verbal atau penjelasan grafik/ gambar
Tidak benar, persamaan matematik baik tetapi jawaban
2
tidak benar. Atau, jawaban benar tetapi tidak ada proses
matematik
1
Mencoba menjawab soal
(Hwang dkk., 2007)

12
2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui
keberhasilan belajar seseorang. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3)
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan
tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi
guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Dalam perkembangannya, hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan
guru dalam mengajar. Hal ini terlihat dari apa yang telah dicapai siswa,
dan keberhasilan siswa dalam memahami dan mengerti konsep serta
materi yang telah diajarkan oleh guru. Hal tersebut sesuai dengan
ungkapan Sanjaya (2009: 138), ukuran keberhasilan pembelajaran adalah
sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, dan siswa dapat
mengungkapkan kembali apa yang dipelajarinya.

Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar-mengajar antara guru
dan siswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Menurut Hamalik (2004: 30), hasil belajar akan tampak pada setiap
perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
1) Pengetahuan,
2) Pengertian,
3) Kebiasaan,
4) Keterampilan,
5) Apresiasi,
6) Emosional,
7) Hubungan sosial,
8) Jasmani,
9) Etis atau budi pekerti, dan
10) Sikap

13
Hasil belajar dikatakan betul-betul baik jika memenuhi dua prinsip atau
ciri (Sardiman, 2007: 49-50) sebagai berikut:
a)

Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh
siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing
dan pelatih yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi
ujian. Kalau hasil pengajaran itu tidak tahan lama dan lekas
menghilang, berarti hasil belajar itu tidak efektif.
b) Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”.
Pengetahuan hasil proses belajar-mengajar itu bagi siswa seolaholah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa,
sehingga akan dapat memengaruhi pandangan dan caranya
mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati
dan penuh makna bagi dirinya.
Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan
klasifikasi hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni: knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman),
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek,
yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,
dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2005: 25).

14
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris
yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa
(Sudjana, 2005: 22). Menurut Nasution (2006: 36) hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes yang diberikan guru. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan tingkatan kemampuan
siswa dalam pembelajaran dimana hasil belajar dapat dinyatakan dalam
dua bentuk pengukuran yaitu dalam bentuk angka maupun dalam bentuk
tingkah laku.

Amir dalam Arikunto (2007: 32) menyatakan bahwa tes adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data
atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan
cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Untuk mengetahui keberhasilan
dalam belajar diperlukan adanya suatu pengukuran hasil belajar yaitu
melalui suatu evaluasi atau tes dan dinyatakan dalam bentuk angka. Untuk
mengetahui kriteria hasil belajar siswa terhadap pedoman dapat dilihat
pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Kriteria Hasil Belajar Siswa
Nilai Siswa
80-100
66-79
56-65
40-55
30-39
(Arikunto, 2007)

Kualifikasi Nilai
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

15
3. Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Dewasa ini telah banyak dikembangkan model pembelajaran guna
membantu Guru dalam menyajikan pembelajaran yang terstruktur,
sistematis, dan menarik, salah satunya yaitu model pembelajaran
EXCLUSIVE. EXCLUSIVE yang merupakan akronim dari exploring,
clustering, simulating, valuing, and evaluating. Abdurrahman dkk. (2012:
217) memaparkan bahwa model pembelajaran EXCLUSIVE merupakan
model pembelajaran tematik yang dikembangkan berdasarkan kerangka
model Sudiarta (Sudiarta, 2005) yaitu model pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistimatis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik
Model pembelajaran EXCLUSIVE berguna dalam mengkaji informasi dari
fakta atau fenomena yang ada di lingkungan sekitar dan terkait dengan
pengalaman nyata siswa sehari-hari (Abdurrahman dkk., 2012: 218).
Model ini dikembangkan berbasis teori konstruktivisme, yaitu salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah
konstrusi (bentukan) kita sendiri.
a.

Sintaks Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan rasional
kebutuhan siswa di wilayah rawan bencana dan teori metakognisi,
maka sintaks model pembelajaran ini diuraikan sebagai berikut:

16
Fase 1 : Exploring
Setelah apersepsi dan memotivasi singkat mengenai tema yang akan
dipelajari, siswa dibagi menjadi menjadi beberapa kelompok dimana
masing-masing kelompok mempunyai tugas untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya terkait dengan informasi rinci mengenai tema
yang dipelajari. Dalam hal ini dimungkinkan guru membagi kelompok
berdasarkan informasi yang harus mereka gali. Setiap kelompok
bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anggotanya telah
menguasai informasi.
Fase 2 : Clustering
Setelah masing-masing kelompok mendapatkan informasi yang cukup
banyak dalam waktu yang sudah ditentukan, guru dan siswa mencari
kesamaan-kesamaan informasi yang didapat pada langkah pertama
untuk dibuat cluster-cluster informasi. Kemudian, dari cluster
informasi yang terbentuk, dibentuk lagi kelompok yang akan secara
spesifik mendalami cluster informasi yang bersangkutan. Setelah
clustered information terbentuk, guru dan siswa berdiskusi untuk
mengkonfimasi clustered data sebelum dilakukan simulasi. Misal,
clustered data/ informasi tersebut dirumuskan menjadi langkahlangkah nyata yang disimulasikan.

17
Fase 3 : Simulating
Pada tahap ini, siswa diajak untuk melakukan simulasi agar dapat
memahami konsep dengan pengalaman secara langsung.
Fase 4 : Valuing
Pada tahap ini siswa diajak untuk memahami nilai-nilai yang
diperoleh melalui diskusi dan simulasi, sehingga tumbuh kemauan
daan kemapuan yang kuat untuk menerapkan dan membiasakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Fase 5 : Evaluating
Tahap yang terakhir adalah mengeveluasi jalannya keseluruhaan
proses pembelajaran sehigga memperoleh sejumlah rumusan
rekomendasi-rekomendasi perbaikan pada kegiatan pembelajaran
berikutnya. Dalam tahap ini, jika ternyata dari hasil evaluasi masih
ada hal-hal yang perlu digali lebih dalam, tahap Exploring dapat
dilakukan kembali dan seterusnya ditampilkan pada Gambar 2.2

Exploring

Evaluating

Clustering

PEx
Valuing

Simulating

Gambar 2.2 Siklus Model Pembelajaran EXCLUSIVE

18
Model pembelajaran EXCLUSIVE ini dapat dikembangkan untuk
memacu siswa berperan aktif dalam setiap fase pembelajarannya.
Siswa diharapkan mampu dan mengajukan pendapatnya. Model
pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dan terlibat saling tukar
pikiran, berkolaborasi, berkomunikasi, dan bersimulasi sama-sama
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sehingga
diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuannya.
b. Prinsip Interaksi Model Pembelajaran EXCLUSIVE
Dalam model pembelajaran EXCLUSIVE, guru memposisikan diri
sebagai fasilitator yang menyediakan sumber belajar, mendorong
siswa untuk belajar menyelesaikan masalah, memberi motivasi,
reward dan bantuan kepada siswa agar dapat belajar dan
mengkonstruksi pengetahuannya secara optimal. Interaksi yang terjadi
adalah interaksi timbal balik antara guru siswa, dan bahan ajar
(sumber belajar). Model pembelajaran EXCLUSIVE dikembangkan
untuk pendekatan yang bersifat low structure artinya pembelajaran
berpusat pada siswa. Penekanan model ini adalah implementasi
strategi kognitif, mengontrol, dan mengevaluasi sendiri cara belajar
siswa dalam sistem interaksi timbal balik seperti pada Gambar 2.3
Guru

Bahan Ajar

Siswa

Gambar 2.3 Prinsip Intekasi Model Pembelajaran EXCLUSIVE

19
4. Suhu dan Kalor
a. Suhu dan Pemuaian
Suhu merupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda. Suhu merupakan terjadinya keseimbangan
termal antara sistem yang mengukur dan yang diukur.
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3
zat yaitu pada zat padat, cair, dan gas. Ada tiga jenis pemuaian, yaitu
pemuaian linier atau pemuaian panjang (satu dimensi), pemuaian luas
(dua dimensi), dan pemuaian ruang atau volume (tiga dimensi). Pada
benda padat pemuaian bisa berupa pemuaian panjang, luas, atau
volume, sedangkan pada benda cair dan benda gas pemuaiannya adalah
pemuaian ruang (volume).
1) Muai panjang
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar
perubahan suhu. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk
menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada
suhu tertentu adalah
L = L0 { 1 +

( t1 – t2 )}

2) Muai Luas
Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang
dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi

20
yang lebar sekali dan tipis. Untuk menentukan pertambahan luas
digunakan persamaan sebagai berikut :
A = A0 { 1 +

( t1 – t2 )}

3) Muai Volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda
karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Untuk
menentukan pertambahan volume akhir digunakan persamaan
sebagai berikut :
V = V0 { 1 +

( t1 – t2 )}

b. Kalor
Kalor meruapakan energi yang ditransfer dari suatu benda ke yang
lainnya karena adanya perbedaan temperatur. Satuan kalor adalah kalori
(kal) atau kilo kalori (k kal). kalori/ kilo kalori didefinisikan sebagai
kalor yang dibutuhkan unutk menaikkan temperatur 1 gram/ 1 kg air
sebesar 1o C. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang
diterima/ dilepas untuk menaikkan/ menurunkan suhu 1 satuan massa
zat sebesar 1o C. Jika kalor jenis suatu zat = c, maka untuk menaikkan/
menurunkan suatu zat bermassa m, sebesar t oC, kalor yang
diperlukan/ dilepaskan sebesar:

21
c. Perpindahan Kalor
Kalor dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain, secara
konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran)
1) Konduksi
Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat
digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Jika satu
ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak
lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang
langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian
energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian bertambah.
Molekul tersebut kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka
dengan molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian,
energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang
benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.
Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu.
Besarnya kalor Q tiap selang waktu tertentu dirumuskan sebagai
berikut:

2) Konveksi
Konveksi atau aliran kalor adalah proses di mana kalor ditransfer
dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pada peristiwa ini partikel-partikel zat yang memindahkan panas ikut
bergerak. Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat

22
pada peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut. Kalor yang
merambat per satuan waktu adalah:

3) Radiasi
Radiasi merupakan pemindahan panas melalui pancaran energi
gelombang elektromagnetik. Energi panas tersebut dipancarkan
dengan kecepatan yang sama dengan gelombang-gelombang
elektromagnetik lain di ruang hampa (3 x 108 m/det). Banyaknya
panas yang dipancarkan per satuan waktu menurut Stefan Boltzman
adalah:

(Giancoli, 2001: 489-511)
B. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas
dan dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh skill multirepresentasi
terhadap hasil belajar siswa SMA pada materi Suhu dan Kalor. Terdapat tiga
bentuk variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas, variabel terikat,
dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah skill
multirepresentasi (X), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar
fisika siswa SMA (Y), dan variabel moderatornya adalah model pembelajaran
EXCLUSIVE (M).

23
Gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dan pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel
terikat dapat dilihat pada Gambar 2.8.

X

Y
M

Gambar 2.4 Bagan Paradigma Pemikiran
Keterangan:
X = skill multirepresentasi
Y = hasil belajar fisika
M = model pembelajaran EXCLUSIVE
Materi Suhu dan Kalor memungkinkan siswa dapat menginterpretasikan
suatu konsep dalam berbagai format representasi. Representasi verbal, siswa
mendapatkan informasi tentang definisi dan penjelasan sesuatu sehingga
menstimulus siswa untuk menggunakan penalarannya dan mengambil suatu
keputusan dalam menyelesaikan masalahnya. Melalui representasi gambar/
diagram, siswa dapat mengkaji suatu hubungan, dan dapat menunjukkan
persentase sesuatu. Representasi grafik, dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan dari suatu variabel, untuk membandingkan dan memperjelas;
mengklasifikasi; mengkategorikan dan menunjukkan hubungan hierarki;
ringkasan informasi; menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep; atau
menunjukkan akibat dalam prosedur. Representasi dengan persamaan
matematik dapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan empirik.

24
Representasi-representasi tersebut saling terkait satu sama lain yang dapat
memudahkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Akibatnya siswa
dapat lebih mengoptimalkan hasil belajarnya. Melalui kemampuan
multirepresentasi siswa dapat meningkatkan rasa ingin tahu, rasa ingin
memahami dan berhasil, dan rasa bekerja sama dengan para siswa.
Telah banyak dikembangkan model pembelajaran guna membantu guru
dalam menyajikan pembelajaran yang terstruktur, sistematis, dan menarik,
salah satunya yaitu model pembelajaran EXCLUSIVE. Kerangka model
pembelajaran EXCLUSIVE merupakan kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar peserta didik. Model pembelajaran ini menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Model pembelajaran ini dapat membantu dalam menggali skill
multirepresentasi siswa sehingga dapat pula mengoptimalkan hasil belajar
siswa.

C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dapat diajukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil
belajar fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE
H1 : Terdapat pengaruh skill multirepresentasi siswa terhadap hasil belajar
fisika pada model pembelajaran EXCLUSIVE

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel
1.

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Semester 2 MIA
SMA N 1 Pringsewu Semester Genap Tahun Ajaran 2013 – 2014

2.

Sampel
Kelas populasi yang ada hanya diambil satu kelas sebagai sampel yaitu
Kelas 2A MIA yang berjumlah 33 siswa. Teknik yang digunakan oleh
peneliti untuk mengambil kelas sampel yaitu menggunakan teknik
purposive sampling.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada
Siswa Kelas 2A MIA. Desain yang digunakan untuk mengukur pengaruh
skill multirepresentasi terhadap hasil belajar fisika menggunakan rancangan
desain One-Shot Case Study. One-Shot Case Study merupakan sebuah desain
penelitian yang menggunakan satu kelas sampel eksperimen untuk
mengetahui pengaruh dari sebuah perlakuan yang diberikan. Pengaruh dari

26
pemberian treatment dapat diukur secara kuantitatif melalui data hasil
posttest. Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditampilkan
pada gambar 3.1,

X

O

Gambar 3.1 Desain penelitian One-Shot Case Study
Keterangan:
X : Skill multirepresentasi
O : Observasi (Hasil belajar fisika)
Setyosari (2012: 174)
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
1.

Soal uraian yang digunakan untuk mengukur skill multirepresentasi
siswa.

2.

Soal uraian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika.

D. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen diujikan pada sampel penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1.

Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih memiliki

27
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
m