Dinamika Sosial Pasar Tradisional Malam hari (Studi Deskriptif : Pasar Sambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota Sumatera Utara)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DINAMIKA SOSIAL PASAR TRADISIONAL MALAM HARI

(Studi Deskriptif : Pasar Sambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota

Sumatera Utara)

SKRIPSI

Guna Memenuhi Syarat Akhir Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh : Bor n ok Sin a ga

020901002

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAK

Kehidupan pasar menggambarkan proses-proses sosial dimana hal ini dengan adanya proses tawar-menawar yang menjadi aktifitas yang paling dominan dalam kehidupan dinamika pasar tradisional. yang melibatkan aktor-aktor didalamnya. Hubungan hubungan social dalam kehidupan pasar menciptakan suatu proses sistem ekonomi yang dibarengi dengan sistem sosial sehingga adanya keseimbangan dalam kedinamikaan kehidupan pasar yang mengakibatkan para aktor-aktor pasar saling berhubungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pasar tersebut. Dalam kehidupan pasar tadisional sambu malam hari bahwa adanya suatu sistem dalam suatu proses konseptualisasi dinamika yaitu distributor, pedagang, dan OKP. Pasar ini menggambarkan adanya proses hubungan yang bersifat sosial dan ekonomi bersifat ekonomi karena mereka menghubungkan kepentingan bisnis yang didapat dari aktifitas masing masing dari para aktor-aktor tersebut sedangkan bersifat sosial karena menghubungkan pelanggan dan klien yang saling ketergantungan satu sama lain. Perspektif inilah adanya keseimbangan terhadap kedinamikaan pasar tradisional sambu malam hari bahwa antara hubungan aspek social dan ekonomi menjadi dasar tujuan dalam mempererat dan mempertahankan hubungan antara actor actor pasar tersebut

Metode penelitian yang digunakan untuk permasalahan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mencoba untuk menggambarkan proses dinamika pasar tradisional sambu malam hari. Unit analisis penelitian ini adalah distributor, pedagang, dan OKP. Lokasi penelitian terletak di pasar sambu dan sekitarnya dan waktu penelitian dilakukan pada malam hari mengingat aktifitas para informan

dilakukan pada malam hari

Dari analisis diperoleh bahwa kehidupan pasar tradisional di pasar sambu malam hari dilakukan oleh pelaku pasar yaitu distributor, pedagang, dan OKP kegiatan aktifitas para pelaku pasar tersebut memiliki fungsi yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain ini dikarenakan adanya ketergantungan antar pelaku pasar tersebut. seperti aktifitas distributor sebagai penyalur barang dan pedagang sebagai penampung barang dari distributor sedangkan OKP lebih kepada memberi jaminan keamanan terhadap distributor dan pedagang ditambah lagi adanya proses pembongkaran barang, retribusi kebersihan, menyediakan tempat dan sebagainya. Hal ini menjadi dasar hubungan mereka sebagai bentuk proses kedinamikaan diantara mereka dalam melakukan aktifitas-aktifitas ekonomi dalam bentuk mekanisme sosial


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas

berkat-Nya dan rahmat-Nya yang senantiasa menyertai dan memberkati penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan dan juga pada saat penyusunan skripsi yang berjudul:

“Kehidupan Sosial Ekonomi Karyawan Sogo Department Store Sun Plaza Medan”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana dari

Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera

Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan. Hal

ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman, kepustakaan dan materi

penulisan. Namun, berkat pertolongan Tuhan Yesus Kristus yang memberi ketabahan,

kesabaran, dan kekuatan kepada penulis dan juga para teman-teman yang selalu

memberikan motivasi, dukungan pada saat-saat penulis mengalami kesulitan. Selama

penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, kritikan, saran-saran, motivasi

serta dukungan Doa dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis menyampaikan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. DR. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak DR. Badaruddin, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Ibu Dra. Rosmiani, MA, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Dan juga sebagai dosen tamu

dalam ujian komprehensif penulis.

4. Bapak Henri F. Sitorus S.Sos, M.Sc, selaku dosen wali sekaligus sebagai dosen pembimbing penulis, yang telah membimbing penulis semenjak semester pertama

sampai pada penyelesaian skripsi ini. Dimana dengan begitu banyaknya kesibukan,

beliau masih bersedia meluangkan waktu kepada penulis untuk memberikan masukan

berupa nasehat maupun materi yang berguna dalam penulisan skripsi ini.

5. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh dosen Sosiologi dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan berbagai materi selama

penulis menjalani perkuliahan di FISIP USU.

6. Secara khusus dan teristimewa kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda D. Sihotang dan Ibunda B. br. Sianipar yang telah melahirkan dan membesarkan penulis

dengan penuh cinta dan kasih sayang serta selalu memberikan didikan dan disiplin

sejak penulis masih kecil, nasehat, memberikan motivasi dan memberikan perhatian

yang besar bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Buat abang-abangku yang tersayang dan tercinta B’Rould Augest, B’Fri Parda n akkang (Andrea n Alexander), B’Humisar Gumaran n akkang (Immanuel),

B’Novmen, B’Okto Sahman, B’Jhonner, adikku Fuji Marina n Sondang yang selalu

mendoakan, memberikan dukungan dan perhatian yang besar bagi penulis dalam


(5)

8. Buat anak Sosiologi Stambuk 2000, n seluruh anak Sosiologi Stambuk 2001 yang telah menjadi teman dalam kesukaran, yang telah memberikan sumbangan pemikiran

semasa perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

9. Terima kasihku juga buat anak-anak Sosiologi Stambuk 2002 yang selalu kompak : Benny Ariyandi “sang raja ngaret” atas bantuannya selama ini, Dedi Ashari (jikustik),

RamaDhani A.N (dhancun), Apparaku Pinta U.S (sang radikal), Alhamdy “Rock n

Roll” (sang pemikir), Haru “Flowers” Satriani (Rocker over the top), Bornok (dragon

bonjorno/babyface), Jimi (bocah petualang), Novenra (mandor Medan Jaya/Raja

Pingsu), Rico (si tubuh ideal), Kevin (suara besar), Henry T (si Gondrong), Juni A,

Mona maniez, Dea, Ade, Horhosana, Imelda B, Martha, Juniwati, Uli, Siska, Intan

dua-duanya, Masli, Natalia, Eka, Anna, Eprina, Julasni, Kusrinayanti, Silvia, Geniza,

Fatma, Zulfahriani, Dewi Z, Elida, Tuti, Innike, Vevy, Sariomas, Mahyani, semoga

sukses buat kita semua dan persahabatan kita tetap terjalin selamanya.

10. Kepada anak-anak Sos stambuk ’03, anak-anak Sos stambuk ’04, dan anak-anak Sos stambuk ’05.

11. Kepada seluruh informan penelitian ini yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, sehingga dapat

menjawab permasalahan penelitian, dan penulis dapat menyusun laporan penelitian

yang berbentuk skripsi ini.

12. Dan kepada semua sanak Famili, teman-teman yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan dukungan semangat serta doa kepada penulis


(6)

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran begitu juga waktu

dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian penulis menyadari skripsi ini masih

banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Besar harapan penulis kiranya

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Mei 2008

Penulis

Bornok Sinaga


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ...………. i

Kata Pengantar ……… ii

Daftar Isi ………... vi

Daftar Tabel ……… ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ……….. 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 5

1.3. Tujuan Penelitian ………... 5

1.4. Manfaat Penelitian ………... 5

1.5. Definisi Konsep ………... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……… 7

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ……….. 22

3.2. Lokasi Penelitian ………... 22

3.3. Unit Analisis dan Informan ………... 23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ……… 23

3.5. Teknik Analisis Data ….……… 24

3.6. Jadwal Kegiatan ……… 26

3.7. Keterbatasan Penelitian ……… 27

BAB IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 28

4.1.1. Letak Geografi ……… ……….. 28

4.1.2. Karakteristik Pasar Tradisional Sambu Malam Hari……… 28

4.1.2.1. Waktu….……… 29

4.1.2.2. Kondisi Fisik Pasar Sambu Malam Hari……… … 30

4.1.2.3. Kebersihan ………. 30

4.1.2.4. Sarana/Fasilitas………... 31

4.1.2.4.1. Jalan………... 31

4.1.2.4.2. Parkir………... 31

4.1.2.4.3. Transportasi………. 33

4.1.2.4.4. Lampu………. 34

4.1.2.5. Jenis Barang Dagangan Dan Asal Daerah…………... 35

4.2. Profil Informan ………... 37

4.3. Interpretasi data………... 46

4.3.1. Karakter Pelaku Usaha………... 46

4.3.1.1. Bentuk-bentuk Proses Hubungan Dinamika Antar Aktor-aktor di Pasar Sambu Malam Hari…………... 46


(8)

4.3.1.3. Distributor……….. 50 4.3.1.4. Organisasi Kepemudaan………. 51 4.3.2. Perspektif Sistem Perdagangan Dinamika Sosial Pasar Tradisional Sambu Malam Hari.………. 53

4.3.3. Eksistensi Pasar Tradisional Terhadap Masyarakat Sekitar…… 54 4.3.4. Peranan Distributor Terhadap Pedagang……….……… 54 4.3.5. Peranan Pedagang Terhadap Distributor..………... 60 4.3.6. Peranan OKP Terhadap Pedagang Dan Distributor………. 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN………. 69 5.2. SARAN………. 70


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Indeks Harga Konsumen Sumut Tahun 2006 ….………. 9

2. Jadwal Kegiatan ..………. 33

3. Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ….………. 48


(10)

ABSTRAK

Kehidupan pasar menggambarkan proses-proses sosial dimana hal ini dengan adanya proses tawar-menawar yang menjadi aktifitas yang paling dominan dalam kehidupan dinamika pasar tradisional. yang melibatkan aktor-aktor didalamnya. Hubungan hubungan social dalam kehidupan pasar menciptakan suatu proses sistem ekonomi yang dibarengi dengan sistem sosial sehingga adanya keseimbangan dalam kedinamikaan kehidupan pasar yang mengakibatkan para aktor-aktor pasar saling berhubungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pasar tersebut. Dalam kehidupan pasar tadisional sambu malam hari bahwa adanya suatu sistem dalam suatu proses konseptualisasi dinamika yaitu distributor, pedagang, dan OKP. Pasar ini menggambarkan adanya proses hubungan yang bersifat sosial dan ekonomi bersifat ekonomi karena mereka menghubungkan kepentingan bisnis yang didapat dari aktifitas masing masing dari para aktor-aktor tersebut sedangkan bersifat sosial karena menghubungkan pelanggan dan klien yang saling ketergantungan satu sama lain. Perspektif inilah adanya keseimbangan terhadap kedinamikaan pasar tradisional sambu malam hari bahwa antara hubungan aspek social dan ekonomi menjadi dasar tujuan dalam mempererat dan mempertahankan hubungan antara actor actor pasar tersebut

Metode penelitian yang digunakan untuk permasalahan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mencoba untuk menggambarkan proses dinamika pasar tradisional sambu malam hari. Unit analisis penelitian ini adalah distributor, pedagang, dan OKP. Lokasi penelitian terletak di pasar sambu dan sekitarnya dan waktu penelitian dilakukan pada malam hari mengingat aktifitas para informan

dilakukan pada malam hari

Dari analisis diperoleh bahwa kehidupan pasar tradisional di pasar sambu malam hari dilakukan oleh pelaku pasar yaitu distributor, pedagang, dan OKP kegiatan aktifitas para pelaku pasar tersebut memiliki fungsi yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain ini dikarenakan adanya ketergantungan antar pelaku pasar tersebut. seperti aktifitas distributor sebagai penyalur barang dan pedagang sebagai penampung barang dari distributor sedangkan OKP lebih kepada memberi jaminan keamanan terhadap distributor dan pedagang ditambah lagi adanya proses pembongkaran barang, retribusi kebersihan, menyediakan tempat dan sebagainya. Hal ini menjadi dasar hubungan mereka sebagai bentuk proses kedinamikaan diantara mereka dalam melakukan aktifitas-aktifitas ekonomi dalam bentuk mekanisme sosial


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar tradisional merupakan salah satu institusi ekonomi yang penting dalam

kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari tetap eksisnya pasar tradisional baik di

perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

masyarakat tidak lain karena institusi pasar tradisional tersebut melekat pada

masyarakat tersebut secara luas. Ini dapat terjadi apabila penyesuaian norma

terbentuk, maka akan diikuti oleh penyesuaian struktur dan sumber daya. Keadaan ini

menunjukkan bahwa institusi pasar tradisional tidak terlepas dari pengaruh hubungan

masyarakat secara umum.

Disamping itu pasar juga menjadi tempat untuk memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat. Sebagai pusat ekonomi perkembangan pasar tradisional menjadi

petunjuk awal perkembangan ekonomi masyarakat setempat dari susunan arus barang

dan jasa, ciri khas pasar tradisional paling menonjol adalah berkaitan dengan jenis

barang yang diperjualbelikan. Kendati tidak menutup kemungkinan dimasukkannya

jenis-jenis barang yang bersifat tahan lama seperti; perabot rumah tangga dan bahan

material untuk bangunan rumah, yang besar kecil tergantung pada pasar yang

dimaksud. Sebagai pusat arus barang, pasar tradisional juga menjadi sentra

perekonomian komoditas pertanian. Setiap daerah mempunyai komoditas tertentu,


(12)

Sementara itu dalam lingkaran kemiskinan yang aktor utamanya adalah wong

cilik memang belum terbantahkan. Selain korban paling empuk bagi krisis

multidimensional saat ini, orang kecil menjadi eksploitasi di pasar tradisional. Di

Surabaya pasar tradisional pada umumnya pengelola pasar hanya berupaya

memperoleh pungutan tanpa adanya pengelolaan sehingga pasar tampak kumuh

(Kompas, 22 Juni 2001).

Pasar tradisional memiliki potensi, keunikan tersendiri serta budaya pasar

menjadi daya tarik dan banyak diminati oleh para ekspatriat (pengunjung) maupun

pelancong dari negara-negara modern dan menegaskan bahwa pasar tradisional

sebetulnya menjadi ciri khas sebuah daerah (Kompas, 24 Januari 2006).

Sejalan dengan hal tersebut, contoh dari keunggulan pasar tradisional

terutama pada aspek budaya berbelanja yang sudah melekat pada masyarakat seperti

bisa melakukan tawar menawar dalam bertransaksi dan pelayanan langsung.

Keunggulan tersebut harus dikembangkan di tengah daya tarik pasar tradisional yang

kian berkurang dibandingkan dengan pasar modern. (Pikiran Rakyat, 06 Agustus

2007)

Pasar tradisional sampai sekarang dapat eksis karena memiliki kehidupan

sosial layaknya masyarakat pedesaan, dimana hal ini tampak dengan adanya proses

tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Kecenderungan tersebut mengarah

kepada hubungan antar individu didalamnya yang kebanyakan saling kenal yang

mengarah pada hubungan langganan dagang. Ini menjadi dasar aktivitas-aktivitas


(13)

norma-norma dan tradisi masyarakat setempat dalam kehidupan sosial ekonomi

masyarakat setempat.

Putaran roda ekonomi dalam transportasi pasar tradisional melibatkan pelaku

bermodal kecil hingga pedagang berskala menengah merupakan strategi mata rantai

yang menopang basis ekonomi kerakyatan. Sebahagian besar usaha ekonomi yang

menghidupkan urat nadi pasar tradisional berbasis pada instansi rakyat. Pasar juga

menjadi satu sarana ekonomi untuk membentuk kemudahan kepada kalangan

masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli barang baik barang-barang bersifat

konsumtif maupun produktif. Selain itu pasar juga memberikan peluang kesempatan

kerja pada peningkatan pendapatan masyarakat dan kelanjutannya akan memberikan

kontribusi bagi masyarakat sehingga pembangunannya akan memberikan kontribusi

bagi dinamika ekonomi masyarakat dan peningkatan ekonomi pemerintah.

Dinamika pasar terjadi melalui interaksi dan aktivitas yang dilakukan oleh

aktor-aktor pasar baik di tempat pasar (marketplace) maupun di luar tempat pasar.

Tempat pasar merupakan suatu arena sosial yang digunakan oleh individu-individu

untuk mengadakan hubungan-hubungan sosial. Itu dapat diartikan bahwa pasar

merupakan tempat dimana orang sibuk dalam hubungan-hubungan ekonomi dalam

suatu mekanisme sosial.

Badarruddin mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pasar Tradisional

Pedesaan (2001 : 20) untuk dapat memahami interaksi dan aktivitas pasar tradisional,

perlu diketahui siapa-siapa saja atau kelompok-kelompok mana saja yang turut

terlibat dalam aktivitas pasar tradisional. Orang-orang yang terlibat dalam aktivitas


(14)

tradisional terdapat beberapa aktor pasar yaitu distributor, pedagang perantara,

pedagang, organisasi kepemudaan (pengelola pasar dan pengumpul pajak) dan

konsumen.

Dalam kehidupan dinamika pasar tradisional selalu memiliki aktor ketiga,

seperti halnya organisasi pemuda yang terlibat dalam sirkulasi barang dan jasa dalam

pasar tradisional. Untuk mendapatkan sejumlah uang maka para pemuda tersebut

melakukan hubungan kerja secara terikat terhadap para pedagang seperti; uang

bongkar barang, uang parkir, uang sampah, uang lampu dan uang jaga malam.

Disamping itu pasar tradisional malam hari di Sambu dimana pelaku pasar

adalah distributor, pedagang besar, pedagang kecil, dan organisasi pemuda. Yang

melakukan aktifitasnya malam hari tepatnya pukul 22.00 WIB malam sampai pukul

07.00 WIB pagi sesuai dengan perannya masing-masing. Distributor sebagai penyalur

barang yang ada di pasar sambu, pedagang besar sebagai penampung barang dari

distributor yang kemudian dibeli pedagang kecil untuk dijual kembali ke pasar pagi

yang tersebar di Medan. Organisasi kepemudaan berperan sebagai pekerja yang

memberi jaminan dalam bentuk jasa seperti membongkar barang, menyimpan barang,

tukang parkir yang dimiliki pedagang sampai masalah kebersihan dan membersihkan

sampah untuk memberi kenyamanan para pedagang dalam menjual hasil

dagangannya.

Dari pernyataan di atas menunjukkan bagaimana pasar merupakan sebuah

sistem yang sangat kompleks, yang bukan saja menunjuk pada proses ekonomi tetapi

juga sosialisasi. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik meneliti dinamika sosial


(15)

1.2. Perumusan Masalah

Guna meningkatkan arah jalannya penelitian maka terlebih dahulu

dirumuskan permasalahan yang ada, dengan itu Suharsini Arikunto (2002 : 22)

mengatakan bahwa : “agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

maka penulis harus merumuskan masalah sehingga jelas dari mana harus dimulai,

kemana harus pergi, dan dengan apa.”

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi perumusan masalah adalah :

a) Bagaimanakah gambaran dinamika sosial antar pedagang dan distributor di pasar sambu malam hari ?

b) Bagaimanakah proses terjadinya pemungutan liar yang terjadi di pasar sambu atas pemuda yang berpayungkan organisasi kepemudaan ?

1.3. Tujuan Penelitian

a) Untuk menggambarkan karakteristik dinamika sosial antar pedagang dan distributor di pasar sambu malam hari.

b) Menjelaskan bagaimana proses terjadinya pemungutan liar yang terjadi di pasar sambu atas pemuda yang berpayungkan organisasi kepemudaan.

1.4. Manfaat Penelitian

a) Manfaat teoritis, dapat memberi sumbangan dan informasi kepada studi-studi yang terkait dengn persoalan tindakan ekonomi pedagang dalam proses-proses

pasar yang melibatkan pelaku pasar.

b) Manfaat praksis, penelitian ini diharapkan dapat membantu pemahaman tentang aktivitas pasar tradisional terutama pasar sambu malam hari di Medan.


(16)

1.5. Defenisi Konsep

a) Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualkan produk atau barang pada konsumen baik secara langsung atau tidak langsung.

b) Pelanggan adalah mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud membeli sesuatu barang atau jasa dan punya arah tujuan yang pastii

dimana akan membeli. Dalam penelitian ini pelanngan adalah sekelompok

pedangang atau distributor yang melakukan proses jaul beli secara terus

menerus di pasar Sambu pada malam hari

c) Distributor adalah pedagang yang memegang hak distribusi satu produk ke produk lainnya

d) Pasar adalah dinamika kehidupan ekonomi terhadap institusi ekonomi yang menggerakkan kehidupan ekonomi dari aktivitas yang dilakukan

oleh pembeli dan pedagang.

e) Organisasi kepemudaan adalah sekelompok orang yang berpayungkan organisasi yang melakukan pemungutan terhadap masyarakat, seperti di


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah menegenal

ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1)

berlokasi yang mudah didatangi dari berbagai arah, (2) berlangsung pada

waktu-waktu tertentu, (3) mengutamakan benda keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga.

Pada masa yang lebih kemudian, sejalan dengan bertambahnya tuntutan dan

perkembangan masyarakat di beberapa tempat terntentu, biasanya di kota-kota besar

mulai tumbuh pasar yang melakukan kegiatan di setiap saat. Jika pada masa awal

terbentukknya lembaga pasar, kegiatan jual-beli, cenderung merupakan

tukar-menukar, pada masa yang kemudian itu menjadi pertukaran antar barang dengan

sejumlah uang tertentu, atau uang dengan jumlah barang tertentu. Dengan demikian

jika pada masa awal yang terjadi adalah kegiatan antara sesama produsen, setelaah

dikenal alat tukar berupa uang, terjadilah kegiatan antara produsen dengan konsumen

(Hamilton, 1995).

Pada dasarnya juga Pasar tradisional merupakan pasar lokal dari masyarakat

yang bersangkutan. Sehingga pasar tradisional sebagai pasar lokal tetap terkait

dengan pasar modern . adanya keterkaitan antara pasar lokal dengan pasar modern

tidak terlepas dari kemajuan yang sangat pesat dibidang teknologi komunikasi gaya

hidup tradisional menjadi gaya hidup nasional bahkan menjadi gaya hidup global.

Pasar sebagai suatu pranata ekonomi dan sekaligus cara hidup, suatu gaya


(18)

dikemukakan Geertz tersebut semakin memperkuat asumsi bahwa pasar bukan

semata-mata berfungsi ekonomi, tetapi kegiatan pasar sebagai salah satu cara hidup

dapat berfungsi menjadi salah satu simbol prestise bagi aktor pasar (pembeli). Orang

yang berbelanja di pasar tradisional dianggap prestise lebih rendah dari orang yang

berbelanja di pasar modern. Dengan kata lain ada anggapan bahwa orang yang

berbelanja di pasar modern dikatakan lebih modern daripada orang yang berbelanja di

pasar tradisional.

Jadi pada awalnya pasar tidak terbentuk secara spontan, tetapi menjalani suatu

proses yang dilatar-belakangi dengan adanya lembaga kepentingan yang berbeda dari

saling membutuhkan baik antara orang perorang maupun antara kelompok orang.

Dalam bentuk yang paling sederhana pasar berfungsi sebagai sarana tukar-menukar

barang antar sesama pelaku pasar (barter) yang kemudian berkembang terus berkat

adanya alat tukar berupa uang, maka terjadilah perkembangan dari tukar-menukar

barang menjadi pembayaran dengan uang sebagai alat tukar, perkembangan ke arah

terbentuknya pasar sangatlah dilatarbelakangi besar kecilnya kepentingan

orang-orang yang dalam kenyataannya saling membutuhkan sehingga pada suatu saat sadar

atau tidak sadar mereka menunjuk pada suatu lokasi tertentu untuk melaksanakan

transaksi jual-beli disinilah pada awalnya terbentuknya pasar.

Kemudian pasar juga merupakan salah satu lembaga yang paling penting

dalam institusi ekonomi. Pasar merupakan salah satu yang menggerakkan dinamika

kehidupan ekonomi. Berfungsinya lembaga pasar sebagai institusi ekonomi yang

menggerakkan kehidupan ekonomi tidak terlepas dari aktifitas yang dilakukan oleh


(19)

Dalam bentuk kedinamikaan terhadap kehidupan ekonomi pasar adanya

berupa proses tawar-menawar dalam bentuk barang dan jasa yang dilakoni oleh

aktor-aktor pasar didalamnya. Dalam proses terjadinya pasar adanya tempat pertemuan

individu yang meminta faktor maupun barang dan jasa serta individu yang

menawarkan faktor maupun barang dan jasa. Disitu terjadi harga pasar dalam proses

tawar menawar adanya permintaan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak

baik itu dalam bentuk konsumsi, produksi maupun hasil-hasil produk.

Pentingnya pasar dapat kita rasakan sendiri seandainya di suatu tempat tidak

dijumpai suatu pasar, akan repot misalnya bagi para produsen maka mereka harus

mencari sendiri orang atau pihak yang membutuhkan hasil produksinya dari rumah ke

rumah atau dari daerah ke daerah dengan demikian pasar memiliki peranan atau

fungsi yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat antara lain.

Dimana fungsi tersebut antara lain :

1. Fungsi distribusi dimana pasar sebagai alat distribusi berfungsi mendapatkan jarak antara produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi.

2. Fungsi pembentukan harga adalah pasar terjadi tawar-menawar antar penjual dan pembeli sampai pada akhirnya terjadi kesepakatan atau harga pasar

setelah mereka sepakat dalam bentuk transaksi jual beli.

3. Fungsi promosi agar produksi yang dihasilkan dapat laku di pasaran langkah yang harus dilakukan adalah dengan menggerakkannya secara luas kepada

masyarakat (promosi) dalam pelaksanaannya promosi sangat tepat


(20)

Pada dasarnya juga pasar pada suatu masyarakat ditentukan oleh fungsinya.

Adapun yang dimaksud pasar disini adalah; pranata yang mengatur komunikasi dan

interaksi pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang; dan hasil transaksi dapat

disampaikan pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang berdasarkan harga

yang ditetapkan. Atau secara singkat dapat disebutkan sebagai pranata dan tempat

bertemunya penjual dan pembeli. Pasar yang berfungsi sebagai tempat pertemuan

pembeli dan penjual, bukan hanya menyebabkan terjadi interaksi antar sesama

individu, tetapi di lain pihak merupakan pola pertukaran budaya. Oleh karena itu

pasar pada masyarakat akan berperan sebagai pusat ekonomi dan kebudayaan.

Sebagai pusat ekonomi pasar melancarkan kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomi.

Sedangkan pusat kebudayaan, pasar akan menjadi panutan bagi masyarakat

sekitarnya (Wahyono Tejo, 1986 : 1).

Dengan demikian fungsi pasar juga sangat penting sebagai tempat saling

berinteraksi antara masing-masing pelaku pasar dalam upaya memenuhi

kebutuhannya, aktifitas pasar sekaligus akan menggerakkan dinamika kehidupan

ekonomi dan melakukan harga pasar yang disepakati oleh masing-masing individu

baik sebagai pelaku permintaan maupun sebagai pelaku penawaran. Yang menjadikan

adanya pertumbuhan pasar dalam dinamika ekonomi. Disamping itu pasar juga akan

melahirkan dinamika kebudayaan berkat pembauran orang-orang dari berbagai ragam

budaya misalnya seperti yang terjadi suku Karo yang berhubungan langsung dengan

para pedagang yang pada umumnya adalah bersuku batak yang pada akhirnya akan


(21)

Pertumbuhan pasar menekankan bahwa dinamisme ekonomi tergantung

tidak hanya pada kehadiran formal modal dan pasar, tetapi juga pada organisasi dan

nilai-nilai yang menyebar melalui masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Pasar bebas

tidak bebas dalam pengertian bahwa semua hal itu dapat beroperasi tanpa suatu

lingkungan sosial yang mendukung. Semuanya tergantung pada prasana

hubungan-hubungan sipil yang lebih luas yang melaluinya berbagai ketrampilan

tersosialisasikan, modal terakumulasi, dan kepercayaan dipertahankan (Putnam

dalam Hefner, 2000).

Qianhong Fu membagi tiga tingkatan kepercayan (trust) yaitu pada tingkatan

individual, hubungan sosial dan pada tingkatan fungsi sosial. Pada tingkatan

individual, kepercayan merupakan kekayaan individu yang merupakan variabel

personal dan sekaligus karakteristik individu. Pada tingkatan hubungan sosial

kepercayan merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan tujuan kelompok,

sedangkan pada tingkatan sistim sosial, kepercayan merupakan nilai berkembang

menurut sistem sosial yang ada. (Josua, 2006 : 12 ).

Dengan demikian kepercayan atau rasa percaya (mempercayai) adalah suatu

bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan hubungan sosialnya yang

didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang

diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan saling

mendukung, paling tidak dalam pandangan (Fukuyama, 2002).

Dalam hal ini berbagai tindakan kolektif yamg didasari atas dasar saling

mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai


(22)

Kehancuran rasa saling percaya dalam masyarakat yang kurang memiliki perasaan

saling mempercayai akan sulit menghindari dari berbagai situasi kerawanan sosial

dan ekonomi uang mengancam. Jika rasa saling mempercayai telah luntur maka yang

akan terjadi adalah sikap-sikap yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma yang

berlaku.

Dalam hubungan sosial yang mendukung terhadap suatu lingkungan

kedinamikaan pasar maka akan menimbulkan norma-norma, kepercayaan dan

jaringan-jaringan dalam kehidupan ekonomi yang menjadi keunikan pasar.

Gambaran tentang organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma-norma, dan

jaringan-jaringan dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan menyiapkan tindakan yang

terkoordinasi; seluruh hal tersebut mewakili suatu modal masyarakat yang sama

vitalnya bagi kehidupan ekonomi seperti modal fisik itu sendiri (Hefner, 2000 : 339).

Dalam bentuk modal masyarakat bagi kehidupan ekonomi maka adanya

bentuk suatu hubungan sosial yang dibarengi dalam proses-proses ekonomi terhadap

aktifitas-aktifitas pasar yang dimana dalam kaitannya adanya mekanisme sosial dalam

bentuk transaksi, proses tawar-menawar yang pada dasarnya adalah mekanisme

ekonomi yang berkaitan pada aspek aspek sosial. Dinamika pasar melalui interaksi

dan aktifitas yang dilakukan oleh aktor-aktor pasar baik di tempat pasar

(marketplaces) maupun di luar tempat pasar. Menurut Jhonson tempat pasar

merupakan suatu area sosial yang digunakan oleh individu-individu untuk

mengadakan hubungan sosial. Dapat diartikan bahwa pasar adalah tempat dimana

orang sibuk dalam hubungan ekonomi dalam suatu mekanisme sosial. (Badaruddin,


(23)

Harga meningkat karena transaksi di pasaran apabila transaksi selesai

dilakukan, maka harga-harga yang ada itu mencerminkan cara maupun persyaratan

yang diterima oleh kedua belah pihak. Transaksi-transaksi yang terjadi itu didapat

berupa pertukaran beberapa komoditas, seperti bahan pangan atau sarana produksi,

yaitu tenaga kerja, modal atau tanah. Harga merupakan bukti yang amat mudah untuk

diamati, dan begitu tercatat akan memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan

tentang keadaan dibidang ekonomi dan sosial. (Penny 1990 : 33 )

Hal ini dipercontohkan oleh Effendi dalam penelitiannya tentang pasar

tradisional Minangkabau menyebutkan bahwa transaksi ekonomi di pasar

Minangkabau mencerminkan bentuk-bentuk sosial yang umum dipakai komunitas

(community). Ini menunjukkan bahwa aktifitas ekonomi tidak terlepas dari aktifitas

sosial (khususnya pada pasar tradisional pedesaan) dalam konteks yang seperti itu

meminjam konsep Polanyi telah terjadi keadaan dimana pasar melekat

(embeddedness) pada masyarakat setempat. Dalam bentuk komunitas sosial adanya

suatu dinamika yang berbentuk aktifitas ekonomi yang dibarengi dari kehidupan

sosial yang dilakukan oleh aktor-aktor pasar yaitu distributor, pedagang, dan

pengurus pasar.

Sistem distribusi

Sistem distribusi adalah proses penyebaran hasil produksi kepada konsumen.

Hasil produksi dapat berbentuk barang atau benda, dan juga jasa. Sistem distribusi


(24)

Distribusi langsung

Bentuk distribusi langsung ini dapat terjadi pada penjualan hasil produksi.

Melalui hasil produksi yang ditawarkan kepada konsumen, harga ditetapkan oleh

perkembangan situasional. Jadi hasil produksi tidak bersifat mutlak tetapi ada proses

tawar-menawar berdasarkan kesepakatan logis yang dapat diterima. Distribusi

langsung biasanya terjadi pada satu lingkungan yang saling mengenal antara

produsen dan konsumen.

Distribusi tidak langsung

Sistem distribusi tidak langsung berarti barang atau benda hasil produksi baru

sampai ke tangan konsumen melalui perantara. Pendistribusian semacam ini paling

banyak terdapat pada barang hasil produksi luar (Azidin, Yustan, 1990 : 84-88).

Dalam hasil produksi adanya proses tawar-menawar sebagai bentuk aktifitas transaksi

jual-beli yang dilakukan oleh aktor-aktor pasar yang menjadikan sebagai aktifitas

kehidupan dinamika sosial dalam komunitas pasar tersebut.

Pengertian pasar bukan sekedar menunjuk ke suatu areal fisik dimana terdapat

sejumlah balai-balai dengan barang dagangan, atau hanya menunjuk ke suatu perilaku

transaksi jual-beli antara pedagang dan pembeli belaka. Pasar menyangkut semua

aktivitas ekonomi dan pasar juga menyangkut perbincangan mencapai

pranata-pranata sosial yang berlaku serta perilakunya terhadap perilaku orang-orang yang

terlibat dalam dinamika pasar sehari-hari. Pasar adalah suatu pranata ekonomi dan

sekaligus cara hidup, suatu gaya umum kegiatan ekonomi yang mencapai segala


(25)

Proses transaksi adalah aktifitas yang paling lazim dalam kehidupan dinamika

pasar tradisional sebagai bentuk dari pranata ekonomi. Proses transaksi yang

memiliki nilai hasil transaksi yang sangat kecil pada umumnya barang-barang yang

diperjualkan adalah jenis bahan pangan dan kebutuhan rumah tangga. Dalam pasar

tradisional, ciri pertama yang mudah diamati adalah adanya bentuk transaksi antara

orang-perorangan dengan volume jual yang sangat kecil, tetapi banyak

terpecah-pecah tanpa satu sama lain dikaitkan dalam satu manajemen atau organisasi bersama

barang-barang yang diperjualbelikan dalam pasar tradisional. Umumnya terdiri dari

jenis bahan pangan atau kebutuhan konsumsi rumah tangga sehari-hari seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan. Barang-barang itu umumnya mudah dibawa dan tidak

berumur panjang baik dari segi ketahanan kualitasnya.

Berbeda dengan bentuk perekonomian firma yang terorganisasi impersonal

memiliki manajemen dan tujuan yang jelas serta target atau sasaran yang pasti. Di

pasar tradisional biasanya para pedagang tidak mempunyai target dan tujuan yang

jelas, akibat tingkat pendidikan yang relatif rendah bukan rahasia lagi jika hampir

semua pedagang dalam kegiatan berjual-beli dalam pasar tradisional ini lebih banyak

mengandalkan kekuatan ingatan daripada catatan-catatan pembukuan. Berbeda

dengan sistem pengelolaan pasar atau sektor perekonomian formal yang terorganisasi

rapi dengan sistem pembukuan yang rinci. Dalam proses aktifitas pasar tradisional

yang dimana tidak adanya proses pembukuan yang tidak formal dan proses jual-beli

hanya didasarkan pada proses bertemu antara penjual dan pembeli untuk melakukan


(26)

Secara umum kehadiran pasar lazim dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu

pasar niskala yakni pasar yang abstrak bilamana barang yang diperdagangkan tidak

sampai ke pasar, dan proses jual-beli hanya didasarkan pada contoh barang saja.

Kedua pasar nyata yakni proses jual-belinya terjadi secara langsung dimana penjual

dan pembeli bertemu dalam suatu tempat untuk melakukan proses tukar-menukar

atau berjual-beli barang dagangan (Tohir dalam Badaruddin : 1988).

Dalam kegiatan proses perdagangan yang didalamnya adanya tawar-menawar

baik langsung melalui pasar maupun tidak langsung ke pasar dan aktifitas yang

dilakukan biasanya mencakup wilayah yang luas untuk menghubungkan kegiatan

produksi barang untuk dikonsumsi oleh masyarakat seperti pendistribusian barang

antara wilayah yang berbeda. Kegiatan perdagangan dalam kehidupan sehari-hari

tidak saja berfungsi menghubungkan kegiatan produksi barang-barang dengan

kegiatan konsumsi masyarakat/konsumen di sekitarnya. Lebih jauh kegiatan

perdagangan juga berfungsi memindahkan barang dan jasa dari desa ke kota dan dari

kota ke desa, atau antar wilayah desa/kota itu sendiri. Mata rantai seperti itu

membutuhkan banyak tenaga kerja yang terserap di dalamnya semakin besar, dengan

istilah pasar perekonomian atau bazaar. Begitu barang tersebut sudah sampai ke

pasar, berlalu dari pedagang yang satu ke pedagang lain sampai benar-benar jatuh ke

tangan masyarakat yang mengkonsumsinya. Jadi tidak mengherankan jika pasar

memiliki daya yang involutif menyerap tenaga kerja.

Dalam konteks pasar ekonomi menurut Swedberg satu pasar jaringan penting

dari jaringan kerja ini tidak hanya menentukan bagi operasi pasar, tetapi juga untuk


(27)

pasar tergantung pada jaringan kerja sosial yang ada, yang lebih luas dari pasar itu

sendiri. Hal ini selain apa yang dikemukakan Polanyi dan Granovetter.

Hubungan-hubungan sosial antar pasar dan komunitas yang lebih luas terinfeksi dari keterlekatan

sistem ekonomi dengan sistem sosial. Ini berarti bahwa pola-pola hubungan sosial

antar aktor pasar itu selalu berhubungan dengan pola-pola kegiatan sosial dari

komunitas secara umum. Pasar salah satu unsur ekonomi bahkan disebut sebagai

jantungnya ekonomi Pada awalnya pasar hanya dipahami sebagai ruang (tempat)

terjadinya transakasi ekonomi. Namun dalam perkembangannya pasar juga dipahami

sebagai ruang sosial, ruang budaya dan ruang politik. Hal ini dilihat dari sejarah suatu

masyarakat tanpa pasar hingga ke suatu masyarakat yang berorientasi pasar.

(Badaruddin, 2001 : 35).

Dalam bentuk pola hubungan sosial terhadap aktor-aktor pasar pada orientasi

dibarengi terhadap kehidupan sistim ekonomi sehingga adanya keseimbangan dalam

kedinamikaan kehidupan pasar yang dimana para aktor-aktor pasar saling

berhubungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pasar

tersebut. Menurut Dewey mengemukakan pasar sebagai tempat pengumpul usaha

tani dan sebagai tempat pembagian barang tempat konsumsi lokal. Sebagaimana telah

disebutkan pada terdapat banyak aktor-aktor pasar yang masing-masing tidak dapat

dipisahkan satu sama lain yang membuat pasar memiliki dinamikanya sendiri

(Dewey dalam Badaruddin, 1998 : 306).

Bagi masyarakat pedesaan pasar tradisional merupakan pusat penjualan bagi

hasil pertanian dan menjadi pusat perbelanjaan bagi orang yang tinggal di sekitar


(28)

tergantung pada ketersediaan sarana dan prasarana transportasi ke lokasi pasar

tersedia. Dan jika sarana memadai maka orang yang bertempat tinggal jauh dari

pasar masih dapat datang ke pasar.

Hasil-hasil pertanian untuk kebutuhan sehari-hari merupakan komoditi yang

paling banyak diperjualbelikan di pasar tradisional pedesaan walaupun tidak menutup

kemungkinan ditemukannya jenis barang lainnya yang bersifat tahan lama seperti

perabot rumah tangga dan bahan material untuk bangunan rumah, hal ini sangat

tergantung pada besar kecilnya pasar tradisional pedesaan tersebut. Sebagai pusat

arus dan jasa, pasar tradisional juga menjadi sentra pertumbuhan ekonomi pertanian

setiap desa yang biasanya memiliki kekhasan produksi pertanian tertentu tetapi tidak

memiliki komoditi lain yang mereka butuhkan yang tidak tersedia di desa. Biasanya

pedagang mendatangkannya dari desa yang jauh sehingga kebutuhan akan komoditi

tersebut terpenuhi.

Sebagai rangkaian mekanisme ekonomi untuk memelihara dan mengatur arus

barang dan jasa pasar tradisional pedesaan merupakan pencipta harga yang efektif

karena disini akan terjadi proses tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Harga

yang tercipta merupakan rujukan bagi para petani dalam menjual hasil pertanian

mereka kepada para pedagang ataupun kepada pedagang perantara (tengkulak).

Proses tawar-menawar tersebut, pedagang memiliki posisi tawar yang lebih kuat dari

para pembeli (konsumen). Namun pasar dapat memberi informasi tentang harga yang

lebih mendekati harga standar.

Pedagang dalam suatu lokasi pasar adalah orang-orang yang menjual


(29)

walaupun terkadang pembeli langsung kepada petani untuk dijual kembali kepada

para konsumen. Dalam suatu lokasi pasar terdapat berbagai pedagang (Majid dalam

Badaruddin, 1988 : 318). Sesuai dengan komoditi apa yang dijualnya sehingga ada

pedagang yang disebut sebagai pedagang kelontong, pedagang tembakau, pedagang

pecah-belah, pedagang kain, pedagang makanan dan sebagainya.

Pedagang memiliki peran sentral khususnya dalam penyediaan kebutuhan

sehari-hari masyarakat pada pasar harian dan mingguan. Berhasil tidaknya pedagang

pasar tradisional pedesaan juga sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya produksi

pertanian setempat yang diikuti pula dengan harga yang baik. Produksi pertanian

yang melimpah saja bukan jaminan bagi petani untuk pendapatan yang baik

(meningkat), apabila tidak diikuti oleh harga jual yang baik. Bahkan sering terjadi

dengan melimpah ruahnya hasil pertanian menyebabkan harga menjadi anjlok

sehingga merugikan petani. Dalam keadaan hasil pertanian melimpah ruah pada

tengkulak akan menekan harga serendah-rendahnya sehingga pendapatan petani

semakin menurun. Dalam keadaan seperti itu, menurut Effendi daya beli konsumen

(petani) terhadap barang-barang yang dijual para pedagang akan menurun.

Dalam proses tawar-menawar pedagang yang memiliki hasil produksi

pertanian yang didapat dari petani yang diperjual-belikan terhadap konsumen akan

mencari keuntungan dari bentuk rasionalitas dari pengorbanan yang telah dia lakukan

untuk mendapatkan hasil-hasil produksi dan konsumen akan menawar sesuai dengan

proses pertimbangan yang diinginkan terhadap kualitas produk yang akan dibeli.


(30)

melakukan tindakan-tindakan sosial seperti pilihan rasionalitas meliputi pilihan dan

pertimbangan untuk melakukan kegiatan transaksi.

Dalam hal ini Weber (1986 : 220) mengemukakan konsep rasionalitas yang

merupakan konsep dasar yang digunakan Weber dalam klasifikasinya mengatasi

tindakan-tindakan sosial (social action). Tingkat rasionalitas yang paling tinggi

menurut Weber meliputi pertimbangan dan pilihan sadar berhubungan dengan tujuan

tindakan itu yang digunakan untuk mencapainya. Individu dilihat sebagai sosok yang

memiliki bermacam tujuan yang diinginkannya atas suatu kriteria tertentu.

Menentukan suatu pilihan diantara tujuan-tujuan yang saling bersaingan itu individu

lalu menilai alat yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

dipilih tadi.

Selanjutnya Weber menjelaskan tindakan diarahkan secara rasional ke suatu

sistem dari tujuan-tujuan individu yang memiliki sifat-sifatnya sendiri apabila tujuan

itu alat dari akibat-akibat sekundernya diperhitungkan dan dipertimbangkan

semuanya secara rasional. Hal ini mencakup pertimbangan rasional atas alat

alternative untuk mencapai tujuan itu. Pertimbangan mengenai hubungan-hubungan

tujuan itu dengan hasil yang mungkin dari alat pengetahuan tertentu dan mungkin

perbandingan tujuan yang mungkin relatif berbeda.

Apabila yang digunakan Weber tersebut kita kaitkan dengan konteks pasar

tradisional pedesaan maka tindakan ekonomi dalam sistem pasar yang bersifat

impersonal merupakan bentuk dasar rasional instrumental. Rasionalitas instrumental

yang menjadi landasan tindakan ekonomi merupakan bentuk yang dilembagakan.


(31)

bersifat individu tetapi dilembagakan secara rasional hal ini menunjukkan bahwa

kepentingan individu merupakan kepentingan yang dikontsruksikan secara rasional.

Dalam konteks seperti ini ekonomi tidak lagi dipandang sebagai anti formal,


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat diartikan

sebagai pendekatan yang menghasilkan data; tulisan; dan tingkah laku yang didapat

dari apa yang telah diamati. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk

menggambarkan proses arus barang, penentuan harga oleh para aktor yang terlibat

didalamnya bahkan aspek ketiga seperti organisasi pemuda yang nantinya menunjuk

pada dinamika sosial pasar tradisional pada malam hari di sambu Medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pasar Sambu, Kel. Pusat Pasar, Kec. Medan Kota,

Propinsi Sumatera Utara. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut

karena pasar ini adalah pasar utama di kota Medan yang sangat ramai dengan pembeli

dan penjual dan aktif sepanjang pukul 22.00 - 08.00 WIB. Pada malam hari pasar

sambu digunakan sebagai tempat bertemunya para distributor dari desa yang

membawa hasil pertanian. Pasar Sambu juga merupakan tempat dimana pedagang

yang berdagang di beberapa pasar di kota Medan untuk membeli barang dagangan


(33)

3.3. Informan

Yang menjadi informan dari penelitian ini adalah seluruh pedagang,

organisasi kepemudaan dan distributor sayur dan buah yang ada di pasar sambu.

Informan dipilih atas pertimbangan dan kriteria tertentu oleh peneliti.

. Adapun karakteristik informan dalam penelitian ini adalah :

1. Distributor yang membawa hasil produksi pertanian dari desa ke kota Medan (pasar Sambu) berupa buah-buahan dan sayur-sayuran.

2. Para pedagang yang langsung membeli kepada distributor.

3. organisasi kepemudaan yang melakukan pemungutan iuran terhadap pedagang dan distributor

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Jenis pengumpulan data yang diperoleh melalui data primer dan data

sekunder.

Data primer melalui data pertama yang diperoleh dari lapangan. Adapun data primer

diperoleh melalui:

a. Observasi partisipan yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung, serta ikut berpartisipasi secara langsung mengambil bagian dalam

obyek penelitian untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang

diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti mengamati langsung ke lapangan


(34)

b. Wawancara mendalam, yaitu wawancara yang dilakukan secara mendalam

kepada informan guna memenuhi data-data yang diperlukan oleh peneliti

dari informan untuk membantu menjawab permasalahan penelitian ini.

Data sekunder ataupun pelengkap data merupakan data-data yang digunakan

untuk mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan

seperti, buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar, internet, dan lain-lain.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam

pola kategori dan satuan uraian, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dianalisa

untuk selanjutnya (Moleong, 1993 : 103). Analisis data ditandai dengan pengolahan

dan penafsiran data yang di peroleh dari setiap informasi baik secara pengamatan,

wawancara ataupun catatan-catatan lapangan, dipelajari dan ditelaah kemudian tahap

selanjutnya adalah mereduksi data yaitu melalui pembuatan abstraksi yang

merupakan usaha membuat rangkuman inti. Langkah selanjutnya adalah mengadakan

pemeriksaan keabsahan data, setelah itu dilanjutkan dengan pengolahan atau analisa

dan penulisan laporan hasil penelitian.

Data–data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dari

komentar peneliti, gambar, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya

diatur dan diurutkan atau dikelompokkan serta mengkategorikannya yang tujuannya

menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya menjadi substantif. Hal ini pada


(35)

Gambar 1 Siklus Analisis Data

(Sumber : Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, hal.256, 1995) Display Data

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penggambaran Kesimpulan


(36)

3.6. Jadwal Kegiatan

Tabel 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN

3

BULAN 4

Pra Penelitian :

Penyusunan

Proposal

X

Perbaikan Proposal X X

Persiapan :

Pengurusan Izin X

Penyiapan

Instrumen Penelitian

X X

Penelitian :

Observasi

Wawancara

X X X X

Pasca Penelitian :

Analisis Data X X

Penyusunan

Laporan


(37)

3.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian terutama disebabkan terbatasnya pengalaman, waktu

dan keuangan yang dimiliki oleh peneliti. Dipihak lain peneliti harus menggunakan

waktu seminimal mungkin untuk mendapatkan data yang maksimal, hal ini

disebabkan Pasar Sambu yang mulai beroperasi pada pukul 22.00WIB. Hal ini juga

disertai dengan padatnya kegiatan informan yang harus menjual dagangannya kepada

pelanggan. Sehingga sangat sulit mendapatkan situasi yang kondusif dalam

melakukan wawancara.

Penggunaan bahasa dan tata cara yang sesuai dengan prilaku pedagang di

pasar sambu harus dilakukan peneliti karena kurangnya pemahaman informan

terhadap bahasa ilmiah. Dalam situasi tersebut peneliti harus melakukan pertanyaan


(38)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis

Pasar malam sambu terletak di Kecamatan Medan Timur Kelurahan Pusat

Pasar meliputi pasar-pasar tradisional yang tersebar di berbagai lokasi antara lain

jalan Bintang, jalan Bulan, jalan Bedagai, jalan Seram, jalan Veteran, jalan Sei Kera

dan jalan Sutomo. Posisi pasar yang ada di jalan Bintang berbatasan dengan jalan

Thamrin dimulai dari jalan Merbabu sampai simpang jalan Sei Kera. Dan pasar yang

berada di jalan Bulan terletak berdampingan dengan jalan Bintang dimulai dari jalan

MT. Haryono sampai persimpangan jalan veteran. Sedangkan pasar yang ada di jalan

Veteran mulai dari persimpangan jalan Thamrin tembus ke jalan Sutomo dan jalan

Bedagai mulai dari jalan Veteran tembus ke jalan M. Yamin. Dan jalan Seram tembus

ke persimpangan jalan Bedagai, sedangkan jalan Sei Kera mulai dari jalan Sutomo

tembus ke jalan Thamrin. Sedangkan jalan Sutomo mulai dari jalan Veteran tembus

ke M Yamin.

4.1.2. Karakteristik Pasar Tradisional Sambu Malam Hari

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan maka yang menjadi


(39)

4.1.2.1. Waktu

Aktivitas pasar tradisional sambu malam hari dimulai pada pukul 10.00

malam sampai pada pukul 08.00 pagi. Pada awalnya aktivitas belum terlalu ramai,

sebagian para pedagang yang datang masih membongkar barang hasil dagangan yang

tersisa untuk dijual kembali dan sekaligus menunggu para distributor untuk

mendapatkan barang baru yang akan dijual. Pasar tradisional ini selalu beraktivitas

pada malam hari meskipun pada hari-hari besar keagamaan maupun hari besar

nasional. Mayoritas para pedagang berasal dari kota Medan dan pinggiran kota

Medan seperti Binjai, Belawan dan lain sebagainya. Sedangkan para distributor

(pedagang perantara) kebanyakan berasal dari daerah yang jauh dari kota Medan

seperti Tarutung, Berastagi dan lain sebagainya.

Situasi pasar akan tampak ramai mulai dari pukul 12.00 malam sampai

dengan pukul 06.00 pagi. Karena dimulai pada aktivitas dimana para pedagang dan

distributor bertemu dan berinteraksi dalam proses tawar-menawar terhadap barang

yang akan dijual. Sedangkan sebagian pedagang lainnya tidak melakukan proses

tawar-menawar lagi karena sebelumnya sudah mengadakan kesepakatan mengenai

harga barang yang akan dibeli. Proses transaksi yang dilakukan para distributor

biasanya tidak memakan waktu yang lama di pasar tersebut karena mereka hanya

menurunkan barang yang telah disepakati dengan para pedagang. Dimana setelah itu

para distributor akan menerima sejumlah uang dari para pedagang dan pulang ke

daerah masing-masing. Aktivitas yang paling banyak waktu di pasar sambu adalah

para pedagang, karena di pasar sambulah mereka menjajakan barang dagangan


(40)

para distributor. Konsumen di pasar sambu adalah pedagang pasar pagi yang ada di

kota Medan. Mereka membeli barang dagangan dengan jumlah yang besar kepada

para pedagang sambu malam hari dan mereka akan menjual kembali ke pasar pagi

yang ada di kota Medan. Sedangkan OKP yang ada di pasar tersebut beraktivitas

membongkar barang distributor dan menjaga parkir yang telah disediakan di pasar

tersebut sekaligus memberikan keamanan kepada para pedagang untuk berjualan.

4.1.2.2. Kondisi Fisik Pasar Sambu Malam Hari

Kondisi fisik pasar tadisional sambu tidak menggunakan bangunan fisik yang

lazim digunakan pasar tradisional lainnya. Lokasi para pedagang hanya sebuah lapak

yang luasnya kurang lebih dua meter yang saling berdampingan. Lebih tepatnya

berada di depan halaman rumah masyarakat setempat yang didominasi etnis China.

Lapak yang digunakan pedagang tradisional ini telah dimiliki dengan cara membeli

kepada para organisasi kepemudaan yang mengelola pasar tradisional sambu malam

hari. Kondisi lapak sangat memprihatinkan karena terkesan semrawut dan tidak

teratur karena kondisi lapak yang sempit ditambah lagi jalan yang becek terutama jika

datang hujan.

4.1.2.3. Kebersihan

Situasi yang membuat pasar tradisional memprihatinkan adalah kondisi

sampah yang dibiarkan berserakan begitu saja. Kondisi yang becek dan terlalu kotor

selalu ditemui di pasar ini terutama ketika datang hujan yang menggenangi jalan-jalan

berlubang dan membuat suasana yang tidak nyaman. Ini sangat ironis karena pihak


(41)

setiap hari dan ini menjadi sesuatu yang dikeluhkan oleh para pedagang setempat

yang paling mendapatkan dampak yang besar terhadap keberadaan pasar tersebut.

4.1.2.4. Sarana/Fasilitas

Sarana merupakan hal yang paling penting bagi pencapaian bagaimana

baiknya suatu rencana dapat terwujud.dalam hal ini pasar malam sambu dapat

dikatakan hampir tak mempunyai sarana\ fasilitas yang jelas karena pada umumnya

para pedagang lainya menggelar barang dagangan disisi kiri kanan jalan dan sarana

transportasi untuk mengangkut barang di suatu tempat berjualan adalah menggunakan

becak barang yang jumlah hanya cukup banyak di pasar malam sambu.

4.1.2.4.1. Jalan

Kondisi jalan di pasar tradisional tidak merata. Ini bisa dilihat secara langsung

bahwa tidak semua jalan yang diaspal. Jalan yang diaspal hanya jalan bulan, jalan

bedagai, jalan seram dan jalan sei kera. Sedangkan jalan bintang yang berbatasan

dengan sei kera dan sebagian jalan seram kondisi jalan tidak diaspal. Akibatnya jalan

seperti kubangan kerbau, berlumpur dan berbau. Karena sangat becek mobil kesulitan

melintas pada waktu musim hujan dimana kondisi jalan tidak memungkinkan untuk

dilewati. Hal inilah yang membuat pasar semakin semrawut karena lapak yang sempit

sehingga para pedagang berdesakan untuk menjual dagangannya.

4.1.2.4.2. Parkir

Dalam aktivitas pasar tradisional sambu malam hari, tempat perparkiran


(42)

bagi aktor-aktor didalamnya seperti pedagang dan distributor. Kebanyakan kendaraan

yang digunakan sejenis pick-up yang mampu mengangkut barang bawaan yang akan

dijual sarana parkir tentu saja sangat dibutuhkan terutama bagi para distributor setelah

selesai menurunkan barangnya sambil menunggu pembayaran dari pedagang

langgananya maka mobilnya harus diparkirkan terlebih dahulu, demikian juga dengan

para pedagang sangat membutuhkan sarana parkir karena cukup banyak yang diantara

mereka yang menggunakan mobil sebagai sarana transportasi kenyataan menunjukan

bahwa, tempat perparkiran di pasar tradisional sambu pada malam hari sangat

semrawut dan memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat seperti di jalan Sutomo yang

tempat perparkirannya berbaur dengan para pedagang yang menjual barang

dagangannya. Malah tempat perparkiran mengambil badan jalan Sutomo keseluruhan

sehingga mobil tidak dapat melintas terutama pada jam-jam sibuk kira-kira jam 00.00

WIB sampai jam 06.00 WIB pagi. Sehingga pasar terkesan semrawut dan tidak

teratur ditambah lagi pada waktu hujan yang mengakibatkan becek dan berlumpur.

Hal yang paling parah terjadi di jalan Bulan karena pada jam sibuk lokasi parkir tidak

dapat tersedia karena lahan yang ada secara keseluruhan digunakan para pedagang

dan ini sangat ironis bahwa kenyamanan parkir tidak setimpal dengan hasil retribusi

sehari-hari seperti yang dilakukan di jalan Seram yang dikutip oleh pihak pemerintah

melalui badan pengelola perparkiran kota medan (BPP). Sedangkan di jalan Sei Kera,

jalan Bedagai dan jalan Bintang perparkiran dikelola oleh pihak swasta dalam hal ini

adalah salah satu organisasi kepemudaan setempat, sehubungan dengan hal tersebut

menyangkut usaha perparkiran ini merupakan sumber pendapatan asli kota Medan


(43)

menertibkan pungutan perparkiran ini karena disinyalir banyak di salah digunakan

oleh pihak pihak tertentu yang kurang bertanggung jawab.

4.1.2.4.3. Transportasi

Dalam kehidupan dinamika sosial pasar tradisional sambu malam hari sangat

memerlukan transportasi untuk mengangkut barang yang akan diperjual-belikan.

Ketergantungan ini bisa dilihat bagaimana para distributor menggunakan mobil

pick-up sebagai alat transportasinya untuk mengangkut barang yang berasal dari desa

dibawa ke pasar sambu dan ini sangat memungkinkan karena mobil pick-up mampu

mengangkut barang yang sangat banyak. Tetapi transportasi yang paling utama yang

ada di pasar sambu adalah becak barang yang sangat diperlukan oleh para pedagang

pasar sambu malam hari ini di karenakan alat tansportasi di lokasi pusat perdagangan

(pasar sambu) pada umumnya para pedagang eceran menggunakan becak barang,

kecuali untuk para pedagang tertentu yang jumlah daganganya banyak dan jarak

tempuh ke tempat jualan agak jauh.maka pada umumnya mereka menggunakan mobil

barang (pick up). Ketergantungan pedagangan eceran terhadap becak barang bisa

dilihat seperti pedagang jalan Seram mengambil barang ke pasar jalan Bintang yang

kebetulan distributor menurunkan barangnya. Sehingga para pedagang sangat

memerlukan becak barang untuk mengangkut barang dagangan yang dibeli dan juga

para pedagang luar atau pedagang pasar pagi sangat memerlukan becak barang untuk

mengangkut barangnya. Seperti pedagang Petisah yang mengangkut barang

dagangannya menggunakan becak barang. Di pasar Sambu malam hari meskipun


(44)

bila jumlah barang daganganya banyak tetapi alat transportasi becak jauh lebih

banyak digunakan pedagang pagi karena ongkos biaya angkutnya lebih murah dan

jumlahnya sangat banyak di pasar Sambu malam hari. Keunggulan becak yang ada di

pasar Sambu, para pedagang pasar pagi dapat lebih leluasa berbelanja di seluruh pasar

yang ada Sehingga memudahkan para pedagang untuk berbelanja misalnya para

pedagang pasar pagi membeli nenas di pasar jalan Bintang dan kemudian membeli

lemon di pasar jalan Bedagai yang lebih gampang bila digunakan becak dibandingkan

alat transportasi yang lain seperti mobil angkutan kota.

4.1.2.4.4. Lampu

Mengingat kegiatan pasar dilaksanakan pada malam hari maka akan

kebutuhan akan lampu penerangan tentu saja sangat vital permasalahan dalam hal ini

adalah keterbatasan lampu yang tersedia karena pada umumnya hanya ada lampu

penerangan jalan yang tentu saja tidak cukup terang untuk para pedagang baik

distributor untuk menjualkan barang daganganya maupun para pembeli (pedagang

eceran) untuk memilih barang dagangannya yang akan di belinya, permasalahan

lainya adalah bahwa ketersediaan lampu penerangan jalan ini belum merata di setiap

lokasi pusat kegiatan perdagangan, masih banyak tempat yang tidak tersedia lampu

penerangan jalan baik karena belum terpasangatau bahkan kebanyakan dari lampu

penerangan jalan yang tersedia sudah rusak atau putus. Kenyataan ini sudah

berlangsung dalam waktu cukup lama yang menurut hemat penulis kurang mendapat


(45)

walaupun himbauan untuk ini kecil berulang kali di mohonkan untuk perbaikan dan

pengadaan lampu lampu penerangan jalan dimaksud.

Permasalahan yang lebih parah adalah sering terjadinya pemadaman listrik

apabila hal ini terjadi maka kegiatan pasar sama sekali tidak berjalan sebagaimana

mestinya karena gelap gulita dan untuk mengantisipasi hal ini maka sejak awal para

pedagang sudah terlebih dahulu mempersiapkan lampu cadangan berupa lampu

petromax yang siap dinyalakan bila mana terjadi pemadaman listrik. Sesungguhnya

dengan penggunaan lampu penerangan jalan dirasakan masih jauh dari cukup untuk

menerangi kegiatan pasar, karena jumlahnya sangat terbatas untuk mengatasi hal ini

melalui organisasi kepemudaan setempat telah memprakarsai pengadaan lampu

penerangan tambahan untuk penerangan tambahan untuk para pedagang setempat

tetapi jumlahnya pun sangat terbatas yaitu hanya sepanjang sebahagian dari jalan

bedagai yaitu mulai dari persimpangan jalan veteran sampai kepersimpangan jalan sei

kera dan sebahagian di pasang di jalan sei kera yaitu mulai dari persimpangan jalan

bedagai sampai ke persimpangan jalan bintang sedangkan untuk seluruh pasar lain

pada umumnya masih memanfaatkan lampu penerangan jalan yang tersedia dalam

jumlah yang sangat terbatas.

4.1.2.5. Jenis Barang Dagangan dan Asal Daerah

Pasar sambu sebagai pasr tradisional memasarkan berbagai hasil pertanian

yang berasal dari berbagai daerah di luar kota medan yang pada umumnya berada

tersebar di berbagai daerah\ desa yang terletak di kabupaten karo dan kabupaten deli


(46)

daerah lain misalnya seperti dari daerah kabupaten langkat, kabupaten dairi,

kabupaten simalungun, kabupaten samosir, kabupaten tapanuli utara, dsb. Bahkan ada

juga yang berasal dari propinsi lain seperti dari pulau jawa, Palembang, pekanbaru,

aceh, dsb.

Berikut jenis-jenis barang yang ada di pasar sambu malam hari yang terpantau oleh

peneliti antara lain :

a. Terong belanda dari Berastagi b. Markisa dari Berastagi

c. Pisang dari Tigajuhar, Sibiru-biru d. Nenas dari Sipahutar (Taput)

e. Melon dari Tigajuhar, Sibiru-biru, Rama f. Ubi dari Deli tua, Mencirim

g. Semangka dari Tigajuhar, Sibiru-biru, Simalungun, Langkat h. Jeruk dari Berastagi, Simalungun, Brandan

i. Duku dari Tembung, Palembang, Sibiru-biru, j. Langsat dari Kabanjahe

k. Mangga dari Jawa, Aceh, Samosir, dll. l. Bawang dari brebes (Jawa), Samosir

m. Jengkol dari Sidikalang, Aceh, Siantar, Barus, Pekanbaru

n. Jagung dari Tigajuhar, Namorambe, Tenan, Kutalimbaru, Sibiru-biru, Teluntenas

o. Terong dari Namorambe, Sibiru-biru, Delitua p. Sawi dari Binjai, Sunggal, Belawan, Berastagi


(47)

q. Tomat dari Siantar, Sidikalang, Berastagi r. Cabai dari Siantar, Aceh, Delitua, Berastagi s. Kentang dari Berastagi

t. Keladi dari Delitua, Berastagi

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap para pedagang dan

distributor di pasar sambu malam hari.

4.2. Profil Informan

4.2.1. ROS ANARY GULTOM

Informan ini mewakili yang kurang lebih telah berdagang 20 tahun di pasar

sambu malam hari. Sehingga layak sebagai informan untuk mendapatkan data-data

yang ada.

Ibu Ros Anary Gultom (44 tahun) adalah sosok ibu yang pandai bergaul. Ini

bisa dilihat dia sangat dikenal oleh para pedagang sambu malam hari. Ibu yang

tamatan SPG ini pernah bekerja sebagai guru SD tetapi karena masalah faktor

ekonomi yang tidak mencukupi maka ia beralih menjadi pedagang yang lebih

menjanjikan secara ekonomi. Dalam aktifitasnya sebagai pedagang penampung

kegiatanya diawali dengan mengawasi kegiatan bongkar barang yang dilakukan oleh

petugas bongkar muat. Setelah selesai jagung (jenis barang yang dijual) dibongkar

dan tersusun rapi ditempat selanjutnya dihitung jumlah dengan diperiksa kualitasnya

untuk mengetahui klasifikasi jagung dimaksud yaitu berap banyak\ karung jagung

jenis kepala (besar), yang sedang dan berapa banyak juga yang kopek (halus).


(48)

disepakati sebelumnya jadi pada umumnya tidak ada lagi tawar menawar harga,

kegiatan ini berlangsung antara kira kira pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul

23.00 WIB setiap malamnya aktifitasnya beralih melayani para pembeli baik yang

berasal dari pasar tradisional yang tersebar luas di kota medan maupun yang berasal

dari luar kota medan seperti kota pematang siantar, rantau parapat, tebing tinggi,

kisaran, pangkalam brandan, dan prpopinsi NAD demikian seterusnya kegiatan ini

berlangsung sampai pukul 07.00 pagi dan pada pukul 08.00 pagi. Lalu pulang

kerumah untuk istirahat\ tidur jadi pada umumnya para pedagang malam tidur pada

waktu sianh hari dan pada malam hari disibuki dengan kegiatan berdagang.

4.2.2. JUMPA GINTING

Informan ini sebagai distributor di pasar Sambu malam hari sehingga layak

untuk menjadi informan dan sedikit banyaknya mengetahui keberadaan distributor

yang ada di pasar sambu malam hari. Sosok ibu yang berperawakan kecil dan suka

banyakberbicara informan ini adalah seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun

tinggal di desa kota baru kecamatan penant kabupaten deli serdang telah

berkecimpung kurang lebih 15 tahun dalam kegiatan perdagangan pada waktu malam

hari di pasar malam sambu medan sebagai pedagang distributor setiap hari

aktifitasnya mencari membeli barang dari para petani yang ada tersebar pada desa

kecamatan penant selanjutnya barang tersebut diangkut dengan mobil pengangkutan

sendiri (pick up) ke pasar malam sambu dan biasanya pada pukul 22.00 WIB telah

sampai ditempat. lalu dibongkar dan setelah menerima pembayaran dari pembeli

langgananya. Kemudian pulang ke desanya untuk istirahat malam (tidur) jadi para


(49)

tidak seperti pedagang yang berdagang di pasar sambu yang kegiatanya satu malam

penuh dan hamper tidak pernah tidur malam tapi dig ganti dengan tidur pada waktu

siang hari. Ibu ini selalui dibantu oleh suami dan supirnya untuk mengangkut hasil

barang yang kebanyakan berupa jagung. Dia mengaku bisa membawa barang kurang

lebih 30 goni tergantung stok barang yang ada di ladang. Status ibu ini sudah

berkeluarga memiliki satu suami dan 4 anak. Kehidupan keseharian ibu ini adalah

petani bila saat tidak ke pasar sehingga kegiatannya penuh kesibukan untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya.

4.2.3. BUDI

Informan ini sebagai anggota dari organisasi kepemudaan yang bertugas

melakukan pembongkaran barang di area jalan Bintang yang salah satu area pasar

Sambu malam hari sehingga memiliki kapasitas sebagai informan untuk mendapatkan

data yang akan saya butuhkan.

Sosok pemuda yang berperawakan gemuk dan selalu membuka baju bila

melakukan aktifitas pembongkaran barang.kepribadiannya selalu akrab terhadap

pedagang maupun distributor yang selalu suka berbincang terhadap mereka.sehingga

dia sangat dikenal. Pemuda yang mengaku lajang ini selalu bekerja pada malam hari

dan pagi harinya dia selalu mengutip hasil pembongkaran yang dia lakukan. Pada

siang hari dia beristirahat untuk memulihkan tenaganya untuk bekerja pada malam

hari. Adapun pemuda yang berasal dari Siantar ini mengatakan bahwa dia tidak ingin

menjadi sebagai tukang bongkar selamanya. Dia selalu menabung dari hasil


(50)

4.2.4. PURNAMA

Informan ini sudah lama menjadi distributor di pasar Sambu malam hari.

Hampir setiap malam dia selalu beraktifitas di pasar tersebut Sosok bapak yang

berperawakan kecil ini selalu dibantu istrinya. Bahkan istrinya bekerja sebagai

pedagang di pasar tersebut. Bapak ini berasal dari Namorambe yang mengangkut

barang barangnya seperti terong, ubi, jagung, dan keladi. Bapak ini mempunyai

anggota untuk membantu mengangkut barang daganganya yang sangat banyak. Hal

ini terlihat ketika bapak ini lagi menurunkan barangnya sudah banyak para pedagang

yang datang untuk membeli barangnya karena bapak ini tidak pernah kehabisan stok

barang meskipun pada waktu barang langka.

4.2.5. BONAR NAPITUPULU

Informan ini adalah sebagai distributor yang ambisius dan percaya diri. Ini

bisa dilihat bila barangnya turun paling sedikit dua truk nenas. Bapak ini memiliki

banyak anggota malah anaknya salah satu anggotanya. Bapak yang berperawakan

tinggi besar pada awalnya terkesan angkuh dari raut wajahnya ini bisa dilihat dari

ketegasannya bila melihat anggotanya sangat lambat bekerja.bapak ini mengaku

barangnya berasal dari Sipahutar yang diangkut oleh truk yang disewanya dari

desanya. Sosok bapak ini sangat pendiam dan kurang bergaul terhadap sesama

distributor maupun pedagang.

Aktifitas bapak ini lebih banyak mengawasi anggotanya bekerja dan juga

mangkal di kedai kopi sedangkan istrinya yang melayani pembeli. Waktu yang


(51)

sampai jam 6 pagi karena kebanyakan langganannya adalah pedagang pasar pagi dan

hanya sebagian kecil pedagang Sambu malam hari.

4.2.6. CRISMAN SIBORO

Informan ini sebagai pedagang pasar Sambu malam hari yang aktifitasnya

bersama istri setiap malam hari di pasar. Informan ini memiliki tiga anak yang masih

kecil dan mengaku ketika mereka berdagang anak-anak sudah biasa ditinggalkan di

rumah pada malam hari. Hal yang menarik dari sosok informan ini seperti seorang

anak muda yang belum berkeluarga karena tingkah lakunya seperti pemuda energik

dan parlente. Bapak tiga anak ini memiliki humoris yang tinggi dan sangat suka

bercanda. Ini bisa saya rasakan ketika saya mewawancarainya yang gayanya seperti

pejabat ketika diwawancarai. Informan ini selalu mengatakan bahwa tugasnya

sebagai tanggung jawab terhadap keluarga dan dia ingin anaknya kelak seorang anak

yang berbakti dan berhasil di masa depan sehingga sebagai kebanggaan orang tua

dengan mengatakan mimik serius. Hal yang saya perhatikan informan ini sibuk

menunggu para distributor yang turun di pasar dan bertransaksi dalam proses

tawar-menawar terhadap distributor dan istrinya yang menjual hasil barang yang di dapat

terhadap pembeli langganannya.

4.2.7. NURCAHAYA SURBAKTI

Informan ini salah satu pedagang yang berjualan di pasar Sambu malam hari

yang letaknya di pasar jalan Seram. Dia mengaku berbelanja di pasar jalan Sei Kera

dan jalan Bintang karena distributor langganannya membongkar barang di jalan

tersebut. Dia tiba di pasar pada jam 10 malam untuk mendapatkan barang yang akan


(52)

gampang akrab bagi semua orang termasuk bagi saya ketika diwawancarai. Informan

ini memiliki tiga anak yang masih kecil. Hal inilah yang membuat dia bekerja pada

malam hari sebagai pedagang tradisional karena pekerjaan suaminya sebagai supir

angkot tidak mencukupi kebutuhan mereka. Informan ini mengaku bisa mendapat Rp

200.000 setiap malam bila dagangannya lancar sehingga dengan pendapatan tersebut

dia bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

4.2.8. DAPOT

Informan ini salah satu anggota OKP yang memiliki tugas pembongkaran

barang di jalan Sei Kera dan Bedagai dan juga sebagai tukang parkir di pasar tersebut.

Informan ini memiliki berperawakan kecil tetapi memiliki tenaga yang luar biasa

untuk mengangkut barang yang banyak dan berat. Informan ini mengaku sudah lima

tahun bekerja di pasar Sambu malam hari. Pada awalnya dia hanya merantau ke

Medan untuk mengadu nasib agar mendapatkan kehidupan yang lebih bagus dan

sampai akhirnya dia bisa di pasar ini karena adanya saudara yang mengajak untuk

bekerja di pasar tersebut sebagai anggota OKP. Informan ini juga mengatakan bahwa

sebagai pembongkar barang memiliki tanggung jawab yang besar karena telah diberi

target yang telah ditentukan oleh atasan dan bila tidak melebihi target maka tidak

dapat gaji yang sesuai hasil pekerjaannya.

4.2.9. GOTRI

Sosok informan yang sebagai distributor ini sangat gampang diajak bicara

karena sangat ramah dan lugas untuk diwawancarai. Dia memiliki logat Jawa yang

sangat kental ketika bicara. Sosok informan yang berperawakan sedang dan berkulit


(53)

rumah tangga. Informan ini juga mengatakan bahwa sebagai distributor tidak tiap hari

datang ke pasar karena tergantung barang yang ada di ladang dan bila dia tidak ke

pasar dia bekerja sebagai petani di daerahnya sehingga tidak memungkinkan

melakukan aktifitas sebagai distributor di pasar Sambu malam hari.

4.2.10. UDIN PELOR

Pemuda ini sebagai informan yang sebagai anggota OKP yang memiliki

pekejaan pembongkaran barang dan petugas jaga malam. Ciri-ciri informan ini

berperawakan sedang berkulit hitam dan rambut cepak. Ciri khas lainnya selalu

berbicara ceplas-ceplos dan terkadang ngawur tetapi meskipun informan ini mau

diajak bicara untuk diwawancarai. Meskipun memiliki kepribadian yang aneh tetapi

dia sangat banyak dikenal oleh pedagang karena disebabkan dia selalu bergaul dan

selalu berada di pasar tersebut meskipun aktifitasnya hanya membongkar barang. Hal

ini membuat pemuda ini gampang dijumpai di pasar tersebut. Pemuda ini juga

mengatakan dia lebih senang bekerja sebagai tukang bongkar barang karena memiliki

banyak teman sesama anggota OKP yang memiliki solidaritas tinggi dan tuntutan

kerja yang tidak berat dibandingkan bila bekerja di kampungnya sebagai buruh petani

yang pendapatannya tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang dilakukan sehingga

membutuhkan fisik yang kuat sebagai seorang manusia.

4.2.11. SINTA PASARIBU

Informan ini salah satu pedagang yang sangat lama berdagang di pasar Sambu

malam hari sekitar 25 tahun lamanya. Informan ini adalah seorang ibu beranak dua

yang pekerjaannya sebagai pedagang menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya


(54)

dan gemuk dan fasih berbahasa Karo meskipun dia suku Batak Toba. Hal ini

dikarenakan langganan distributornya kebanyakan dari suku Karo. Karakteristik yang

paling menonjol pada ibu ini selalu bersuara keras bila bermasalah dengan

pembongkaran barang yang selalu lambat membongkar barangnya. Tetapi bila

diwawancarai, ibu ini sangat lembut untuk menjawab pertanyaan yang saya lontarkan

sehingga memudahkan diskusi terhadap beliau. Barang yang dijual ibu ini tidak selalu

sama jenisnya tergantung stok yang barang yang tersedia. Bila pada musim mangga

maka dia akan menjual mangga dan bila musim ubi dia akan menjual ubi dan juga

lainnya ini disebabkan untuk menghindari harga yang tinggi bila barang tertentu

sangat langka di pasar.

4.2.12. UCOK PADANG

Informan ini sebagai anggota OKP di pasar Sambu malam hari. Dari namanya

bisa di tebak adalah suku Padang tetapi sangat fasih berbahasa Batak sehingga

namanya disebut ucok padang dan malah dia mengaku ibunya orang Batak. Informan

ini adalah seorang pemuda yatim-piatu dan merantau ke Medan 5 tahun yang lalu

karena diajak teman sekampungnya. Pada awalnya informan ini mengatakan dia

tinggal dirumah famili bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang bengkel tetapi

karena pendapatannya tidak mencukupi dan beratnya pekerjaan yang dihadapi maka

dia memutuskan sebagai petugas bongkar muat di pasar sambu malam hari karena

ajakan teman-temannya. Dia mengatakan sebagai pembongkaran barang tidak terlalu

capek dan tidak terlalu banyak waktu untuk bekerja meskipun pendapatan tidak

terlalu banyak. Sehingga pada siang hari bisa dapat bekerja untuk memenuhi


(55)

tiap hari karena bosnya (atasannya) dapat memberi kepercayaan kepadanya untuk

petugas bongkar muat dan target yang didapat harus dapat terpenuhi agar pimpinan

senang kepadanya

4.2.13. RIWAN

Informan ini adalah distributor yang sangat lama bekeja di pasar Sambu

malam hari dan mengaku sudah 25 tahun sebagai distributor. Informan ini

berperawakan kecil dan berambut kriting dan memiliki perangai yang sangat

pendiam. Bagi dia sebagai distributor adalah pekerjaan utamanya informan ini sangat

kental logat Jawanya meskipun sedikit tahu berbahasa Karo. Walaupun informan ini

belakangan sudah mulai jarang turun ke pasar karena sudah tua dan peranya sebagai

distributor yang telah dilaksanakan oleh anaknya tetapi sekali kali mau juga turun ke

pasar tergantung barang yang ada. Beliau mengatakan barang yang dia dapat

langsung dari produsen. Bapak 6 anak ini mengatakan bahwa akhir-akhir ini sangat

sulit menjadi distributor karena begitu banyaknya distributor yang turun di pasar

sehingga persaingan sangat ketat. Yang mengakibatkan posisi distributor sangatlah

terjepit. Malah pendapatannya selama ini sangat jauh berkurang bila dibandingkan

pada waktu dulu. Tetapi bapak ini juga nengatakan akhir-akhir ini sangat jarang turun

karena badan sudah tua dan anak sudah besar dan sudah bisa mandiri sehingga

bebannya sebagai kepala rumah tangga sudah jauh berkurang.

4.2.14. HELEN SURBAKTI

Sosok informan yang mewakili para pedagang ini adalah seorang ibu yang

masih muda dan memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil. Hal ini yang membuat


(56)

pedagang sebelum menikah. Dia mengatakan pendapatannya sangat lumayan untuk

memenuhi kebutuhan keluarganya disamping suaminya hanya sebagai supir angkot.

Ibu ini mengatakan pada pagi sampai sore bekerja sebagai ibu rumah tangga untuk

mengurus rumah dan anak. Ibu ini juga mengatakan belakangan ini junlah pedagang

semakin banyak di pasar ini membuat persaingan yang semakin ketat akhirnya

pendapatannya sangat berkurang. Untuk menyiasatinya dia berusaha untuk mencari

barang yang bagus dan murah dari distributor agar pelanggannya tidak lari.

Disamping itu harus ramah dan senyum terhadap pelanggan dalam berjualan.

Informan ini mengatakan ada suatu kebanggaan sebagai pedagang walaupun pada

malam hari karena tidak tergantung semata mata kepada pencaharian suami sehingga

mampu membiayai anak-anak dalam rumah tangganya dan dia tidak mau dikatakan

hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya mampu mengurus anak-anaknya.

4.3. Interpretasi Data

4.3.1. Karakter Pelaku Usaha

4.3.1.1. Bentuk-bentuk proses hubungan dinamika antar aktor di pasar sambu malam hari

Aktifitas kehidupan dinamika pasar tradisional di pasar sambu malam hari

dilakukan oleh pelaku pelaku pasar yang terdiri dari distributor, pedagang dan OKP.

Kegiatan aktifitas para pelaku pasar tersebut memiliki fungsi yang berbeda tetapi

saling berkaitan satu sama lainya hal ini bisa dikatakan karena adanya ketergantungan

antar pelaku pasaar tersebut. Seperti aktifitas distributor yang sebagai penyalur


(1)

Hal ini dipertegas oleh Badaruddin dengan adanya harmonisasi antar aktor pasar sebagai bentuk pemahaman dalam interaksi dan aktifitas pasar tradisional, sehingga dapat diketahui siapa-siapa saja atau kelompok-kelompok mana saja yang turut terlibat dalam aktifitas kegiatan pasar yang disebut sebagai aktor-aktor pasar. Yang secara umum dalam pasar tradisional terdapat beberapa aktor pasar yaitu; distributor, pedagang, penjual jasa, organisasi kepemudaan (pengelola pasar dan pengumpul pajak) dan konsumen.


(2)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Bertitik tolak dari uraian sebelumnya mengangkut dinamika pasar tradisional dengan fokus penelitian pasar malam sambu medan maka dapat disimpulkan bahwa pasar dapat diarahkan sebagai suatu pranata yang mengatur komunikasi dan interaksi pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang, atau dengan singkat dikatakan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, sedangkan pasar tadisional dapat dilihat dari ciri khasnya yaitu yaitu adanya transaksi antara orang perorangan dengan volume jual yang sangat kecil dengan barang yang diperjual belikan berupa jenis barang pangan atau bahan konsumsi rumah tangga sehari hari seperti ikan, sayur sayuran, buah buahan, dan lain lain

Pasar tradisional sampai sekarang sangat dibutuhkan karena memiliki keunikan budaya tersendiri yang sangat diminati banyak orang terutama oleh orang orang pedesaan yaitu berupa budaya tawar menawar antara penjual dan pembeli maka tidak mengherankan kalau diantara mereka pada umumnya saling kenal satu sama lain. Jadi didalam pasar tradisional terdapat suatu dinamika yaitu berupa interaksi dan aktifitas yang dilakukan oleh para pedagang khususnya antara penjual dan pembeli berikut dengan para aktor aktor pasar lainya sesuai dengan fungsi dan kepentingan masing masing.

Pasar malam sambu sebagai pusat penelitian termasuk salah satu pasar tradisional diantara sekian pasar tradisional yang terdapat di kota medan. Aktifitasnya


(3)

pada malam hari dimulai pada pukul 10 malam WIB sampai dengan pukul 08 pagi WIB Sebagai pasar tradisional pasar malam sambu merupakan pusat perdagangan hasil pertanian sebagai konsumsi sehri hari keluarga, seperti cabe, bawang sayur mayur, dsb. Kegiatan pasar digerakkan oleh masing masing aktor pasar seperti distributor, pedagang besar, pedagang eceran, konsumen, pengelolaan pasar, pengumpul jasa (pajak/ retribusi pasar) masing masing aktor ini menjalankan aktifitasnya dengan fungsinya masing masing yang menggambarkan suatu dinamika pasar yang berjalan sesuai dengan kebiasaan kebiasaan tanpa adanya suatu aturan yang jelas dan pasti sebagai pedoman dinamika, akibatnya ada kesan timbulnya kesewenangan oleh pengelola pasar. Dalam hal ini oleh para oknum yang tergabung dalam organisasi kepemudaan setempat dalam pengelolaan pasar yang kadang kadang mau tidak mau harus ditaati moleh pedagang. Misalnya dalam pengelolaan tempat,berdagangpenetapan besaran retribusi, dsb. Sering kali diputuskan secara sepihak tanpa adanya kordinasi dengan pihak pemda setempat

5.2. Saran

Pasar tradisional merupakan pasar yang sampai saat ini masih tetap dibutuhkan oleh anggota masyarakat, hal ini disebabkan oleh karena budaya pasar tradisional ini sangat cocok terutama pada aspek budaya yang sudah melekat pada masyarakat. Misalnya melaksanakan beli dengan tawar menawar dan adanya transaksi dengan pelayanan secara langsung. Dengan hal tersbut keberadaan pasar ini harus dipertahankan dan dikembangkan terus ditengah perkembangan hadirnya pasar modern


(4)

71

Dalam upaya pengembangan pasar tradisional ini seperti halnya pasar tradisional sambu perlu kiranya mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah, terutama menyangkut sarana dan prasana pasar mengingat kegiatan pasar sambu ini dilaksanakan pada malam hari tentu saja sangat membuthkan lampu penerangan yang selama ini dirasakan kurang memadai. Demikian juga dengan sarana jalan (infrastruktur), masalah kebersihan dan masalah perparkiran pula kiranya didahulukan penertiban karena disinyalir dalam hal ini ada terjadi penyimpangan penyimpangan yang dilakukan oleh oknum oknum yang tak bertanggung jawab, meningat belum adanya transparansi akan hak dan kewajiban pada masing masing aktor pasar berdasarkan peraturan yang berlaku

Demikian halnya menyangkut masalah permodalan kiranya para pedagang tradisional ini perlu mendapatkan bantuan untuk modal usaha, untuk itu pemerintah sangat perlu mencari solusipemecahan keterbatasan modal para pedagang misalnya dengan fasilitas subsidi, bunga rendah, maupun pinjaman tanpa agunan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2001, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Jakarta : Pustaka Ilmu

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :: Rineka Cipta.

Aziddin Yustan, 1990. Peranan Pasar Masyarakat Pedesaan Di Daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin : Depdikbud.

Clifford, Geertz. 1986. Penjaja dan Raja, Perubahan Sosial dan Modernisasi Ekonomi di Dua Kota Di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor.

Damsar, 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : Raja Grafindopersada.

Faisal. Sanapiah. Format Format Penelitian Jakarta : Raja GrafindoPersada.

Fukuyama, Francis. 2002. Trust : Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta : Penerbit Qalam.

Hamilton, 1995, Dampak Pengembangan Ekonomi (Pasar) Terhadap Kehidupan Soial Masyarakat Daerah Lampung, Lampung, Pemprop Lampung.

Hasbullah, Jousari. 2006. Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta : MR United Press.

Hefner, W Robert. 2000. Budaya Pasar . Jakarta : LP3ES Indonesia.

Moleong. Lexi. J. 1993. Metode Penelitiian Kulitatif . Bandung Remaja : Rosdakarya Perry Martin, Pengembang Usaha Kecil. Jakarta : Grafindo Persada

Penny, D.H. 1990. Kemiskinan Peranan Sistem Pasar. Jakarta : UI Press.

Ritzer, George J Goodman, Douglas 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : PrenadaMedia.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi. Pengantar.Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Wahyono, Tejo 1986. . Peranan Psar Roda Masyarakat Pedeasaan (Pasar Nayak Wamena ). Jakarta : Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


(6)

Jurnal :

Badaruddin. 2001. Pasar Tradisional Pedesaan. Bandung. : Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.

Surat kabar :

Pikiran Rakyat, Senin, 06 Agustus 2007. Pasar Tradisional Perlu Sosialisasi

Kompas, Jumat, 22 Juni 2001. Pungli Meraja Lela Di Pasar Tradisional


Dokumen yang terkait

Strategi Optimalisasi Operasional Pasar Tradisional (Studi Kasus Pada Pasar Pusat Pasar Kota Medan)

4 89 98

Peran pasar tradisional dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pasar(Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar Sentral Medan)

28 211 93

Dinamika Sosial Pasar Tradisional Malam Hari (Studi Deskriptif : Pasar Sambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota Sumatera Utara)

1 41 83

Strategi Pengembangan Pasar Tradisional Di Kota Medan (Kasus :Pasar tradisional Sei Kambing Kec. Medan Helvetia, Pajak Pagi Pasar Lima Padang Bulan Kec. Medan Baru Kota Medan)

14 148 100

Dampak Kehadiran Pasar Modern Brastagi Supermaket Teradap Pasar Trdisional Sei Sikambing Di Kota Medan

19 52 85

Konflik Dalam Relokasi Pasar (Studi Kasus Di Pasar Sutomo,Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan)

0 16 107

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER Kehidupan Perempuan Pedagang Pada Malam Hari Di Pasar Tradisional Dalam Perspektif Gender (Studi Kasus Di Pasar Legi Kota Surakarta).

0 3 18

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER Kehidupan Perempuan Pedagang Pada Malam Hari Di Pasar Tradisional Dalam Perspektif Gender (Studi Kasus Di Pasar Legi Kota Surakarta).

0 4 11

Dinamika Sosial Pasar Tradisional Malam hari (Studi Deskriptif : Pasar Sambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota Sumatera Utara)

0 0 15

Dinamika Sosial Pasar Tradisional Malam hari (Studi Deskriptif : Pasar Sambu Kelurahan Pusat Pasar Kec. Medan Kota Sumatera Utara)

0 0 9