Peran pasar tradisional dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku pasar(Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar Sentral Medan)

(1)

PERAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA

(Studi Kasus Pada Toko Sepatu Amigo Pasar Sentral Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

OLEH :

M. ILHAMSYAH EDDY 090907055

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillah segala

puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridhoNya akhirnya Skripsi ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya, dengan judul “ PERAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA (Studi Kasus Pada Pedagang Toko Sepatu Amigo Pasar Sentral Medan)”. Sholawat dan salam tetap terlimpah curahkan kepada utusan-Nya tercinta dan terkasih, junjungan kita Rasulullah Saw dan seluruh pengikutnya yang dengan jiwa sucinya penuh pengorbanan dan keihklasan telah membimbing dan menuntun umatnya ke jalan yang penuh dengan cahaya ilmu yang di Ridhoi oleh Allah SWT. Penyelesaian Skripsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta ( Irwansyah Eddy dan Nurmaidani Rangkuti ) serta seluruh keluarga yang tiada henti-hentinya mendo’akan dan memotivasi, sehingga penulismampu menyelesaikan skripsi dengan lancar dan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fisip USU.


(3)

4. Bapak Arifin Nasution S.Sos M.SP selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang memberikan saya banyak pelajaran dan masukan khususnya dalam organisasi kampus.

5. Ibu Siswati Saragi S.sos M.SP yang sering saya panggil Kak Sis yang selalu membantu dan memotivasi saya.

6. Bapak Drs.Mathias Siagian, M.Si., Ph.D selaku Dosen pembimbing yang dengan kesabaran membimbing dan memberi arahan serta masukan yang amat berguna hingga terselesaikan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang telah memberi banyak motivasi dan ilmu hingga bisa menjadi seorang sarjana Ilmu Administrasi Bisnis.

8. Kepada para pedagang di pasar tradisional pusat pasar sentral yang telah membantu penulis .

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya AB Kelas A angkatan 2009 dan Rizki Mustika,Rangga Restu,Ririn,Wisnu , dindya putri, Wan Sheilla ,Alam ,Yudhi, Bedol, Fahru, Agus, Febri, Juanda, Anas dan Ega yang selalu mengisi hari-hari penulis dalam canda tawa dan duka yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

10.Seluruh teman–teman AB 2009 yang namanya tidak bisa disebut satu persatu. Banyak cerita yang sudah kita lalui mulai dari inisiasi di sibolangit, melewati tiap semester, terima kasih buat kebersamaan yang telah ada.

11.Terkhusus buat teman terdekat Iman Fadly, Rangga F , Sanda Ginanda , Basra Halim , Said Peot, Doni Hatta ,Ismail Faruqi, Randi Venda ,Rudy S ,Wahyu


(4)

,Didi ,Aji , Kawasaki Rider Comunity dan buat seseorang yang spesial Nicky Novida .Terimakasih untuk doa-doa kalian selama ini.

12.Buat Ibu Mazda dan Pak’de terima kasih atas doa dan bantuannya.

13.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu-satu, yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan menjadi amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun di akhirat. Amiiien. namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan kemampuan Ilmu. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya sebagai sumber informasi untuk perbaikan kehidupan manusia. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Februari 2014 Penulis,

M. ILHAMSYAH EDDY


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 8

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 9

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Kerangka Teori... 10

2.1.1. Pengertian Pasar... 10

2.1.2. Penggolongan Jenis Pasar... 13

2.1.3 Pembagian Pasar Secara Umum... 15

2.1.4. Unsur Penunjang Pasar... 15

2.1.5. Perkembangan Pasar... 16


(6)

2.1.7. Pasar Tradisional... 19

2.1.7.1. Pengertian Pasar Tradisional... 19

2.1.7.2. Peran Pasar Tradisional... 20

2.1.7.3. Manfaat Pasar Tradisional... 22

2.2. Konsep Kesejahteraan ... 23

2.2.1. Kesejahteraan Sosial... 25

2.2.2. Kesejahteraan Ekonomi... 27

2.3. Usaha ... 28

2.3.1. Pengertian Usaha Atau Bisnis... 29

2.3.2. Bentuk-Bentuk Dan Klasifikasi Usaha Atau Bisnis... 31

2.4. Usaha Kecil Menengah ... 33

2.4.1. Pengertian Usaha Kecil Menengah ... 35

2.4.2. Peran Usaha Kecil Menengah ... 36

2.4.3. Fungsi Usaha Kecil Menengah ... 36

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 38

3.2 Lokasi Penelitian... 38

3.3 Informan penelitian... 38

3.4 Defenisi Konsep... 39

3.5 Defenisi Operasional... 40

3.7 Teknik Pengumpulan Data... 40


(7)

BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi lokasi penelitian... 43

4.1.1. Sejarah Perkembangan Central Pusat Pasar ... 43

4.1.2. Sejarah Perkembangan Central Pusat Pasar ... 45

4.1.3. Struktur Organisasi Toko Sepatu Amigo ... 49

4.2. Penyajian Data... 50

BAB V : Analisis Data 5.1. Peran Dan Fungsi Pasar Tradisional Terhadap Pedagang Toko Sepatu Amigo Di Pasar Sentral Medan... 52

5.1.1. Lokasi Berdagang ... 53

5.1.2. Fasilitas Pasar Tradisional Sentral ... 55

5.1.3. Kondisi Pengelola Pasar Tradisional Sentral ... 57

5.1.4. Kondisi Persaingan Pasar Tradisional Sentral ... 58

5.2. Tingkat Kesejahteraan Pedagang Di Pasar Sentral Medan ... 59

5.2.1. Aktivitas Sosial Ekonomi ... 60

5.2.2. Tingkat Kesejahteraan Pedagang Toko Sepatu Amigo Di Pasar Sentral Medan ... 68

BAB VI : Kesimpulan 6.1 Kesimpulan... 75


(8)

6.2 Saran... 77


(9)

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengajuan judul skripsi

2. Permohonan pengajuan judul skripsi 3. Penugasan membimbing skripsi 4. Izin pra penelitian

5. Izin penelitian 6. Daftar wawancara 7. Jadwal seminar proposal

8. Daftar hadir peserta seminar proposal 9. Berita acara seminar proposal


(10)

ABSTRAK

PERAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA

(Studi Kasus Pada Pedagang Daging Lembu di Central Pusat Pasar Medan)

Nama : M. Ilhamsyah Eddy

Nim : 090907055

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Drs. Mathias, M.Si ,PhD

Ekonomi merupakan aspek penting dari kemajuan bangsa dan masyarakat. Di Pasar Tradisional Sentral terdapat upaya pencapaian kesejahteraan yang menjadi tujuan pelaku usaha dengan berbagai jenis usaha kecil menengah seperti usaha dagang sepatu di pasar tradisional Sentral.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan dilihat dari laba bersih yang diperoleh oleh pelaku usaha dagang yang terdapat di pasar tradisional Sentral Medan di Jl. Pusat Pasar dan mengetahui aktivitas dan kondisi serta keadaan Usaha dagang sepatu di pasar tradisional.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan maksud menggambarkan kejadian atau fakta yang terdapat di suatu objek penelitian dengan cara melakukan wawancara dan observasi dan kemudian


(11)

menganalisis data – data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan kemudian membandingkan dengan teori – teori.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan usaha dagang sepatu di pasar tradisional Sentral telah melaksanakan manajemen keuangan dengan baik, dan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peran pasar Tradisional pada pelaku usaha sepatu di Sentral menjadikan pelaku usaha tersebut sejahtera.Dengan aktivitas usaha yang dilakukan dari pukul 5 pagi sampai jam 6 sore dengan persediaan produk atau sepatu yang diperoleh dari pemasok dengan proses jual beli secara langsung kepada konsumen dan pesanan pelanggan tetap.


(12)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : M. Ilhamsyah Eddy

Nim : 090907055

Program of Study : Business Administration Supervisor : Drs. Mathias,M.Si, PhD

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.


(13)

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.

Keywords : Traditional Markets, Welfare, Actors of Small and Medium Enterprises


(14)

ABSTRAK

PERAN PASAR TRADISIONAL DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA

(Studi Kasus Pada Pedagang Daging Lembu di Central Pusat Pasar Medan)

Nama : M. Ilhamsyah Eddy

Nim : 090907055

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Drs. Mathias, M.Si ,PhD

Ekonomi merupakan aspek penting dari kemajuan bangsa dan masyarakat. Di Pasar Tradisional Sentral terdapat upaya pencapaian kesejahteraan yang menjadi tujuan pelaku usaha dengan berbagai jenis usaha kecil menengah seperti usaha dagang sepatu di pasar tradisional Sentral.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan dilihat dari laba bersih yang diperoleh oleh pelaku usaha dagang yang terdapat di pasar tradisional Sentral Medan di Jl. Pusat Pasar dan mengetahui aktivitas dan kondisi serta keadaan Usaha dagang sepatu di pasar tradisional.

Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan maksud menggambarkan kejadian atau fakta yang terdapat di suatu objek penelitian dengan cara melakukan wawancara dan observasi dan kemudian


(15)

menganalisis data – data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan kemudian membandingkan dengan teori – teori.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan usaha dagang sepatu di pasar tradisional Sentral telah melaksanakan manajemen keuangan dengan baik, dan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peran pasar Tradisional pada pelaku usaha sepatu di Sentral menjadikan pelaku usaha tersebut sejahtera.Dengan aktivitas usaha yang dilakukan dari pukul 5 pagi sampai jam 6 sore dengan persediaan produk atau sepatu yang diperoleh dari pemasok dengan proses jual beli secara langsung kepada konsumen dan pesanan pelanggan tetap.


(16)

ABSTRACT

TRADITIONAL ROLE IN IMPROVING MARKET PLAYERS BUSINESS WELFARE

(Case study in Central Cattle Meat Traders Market Center Field)

Name : M. Ilhamsyah Eddy

Nim : 090907055

Program of Study : Business Administration Supervisor : Drs. Mathias,M.Si, PhD

An important aspect of the economic progress of the nation and society. Traditional markets are central in efforts to achieve the objectives of the welfare of businesses with various types of small and medium enterprises such as beef cattle trading business in the traditional central market.

This study aims to determine how well seen from the net income earned by businesses that are trading in the traditional market on Jl Medan Central. Market centers and determine the activity and business conditions as well as the state of the veal trade in traditional markets.

This research forms using descriptive method with qualitative approach with the intention of describing events or facts contained in an object of research by conducting interviews and observations and then analyzing the data - the data obtained from the study site and then compare with the theory - the theory.


(17)

From this study it can be concluded that the overall trading business veal in the traditional central market has performed well financial management, and can be drawn a conclusion that the role of traditional market on trading businesses in the Central veal to make the entrepreneurs whose business activity sejahtera.Dengan conducted from 5 am until 6 pm with inventory or meat products obtained from suppliers with the buying and selling directly to the consumer and customer orders remain.

Keywords : Traditional Markets, Welfare, Actors of Small and Medium Enterprises


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi yang melanda Indonesia memberikan dampak yang baik dan buruk bagi pedagang dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha di Indonesia. Perkembangan tersebut telah membawa dampak yang luar biasa pada tingkat kemiskinan, namun di sisi lain, perkembangan tersebut dapat juga memberi berkah tersembunyi bagi upaya peningkatan taraf hidup di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan perkembangan ekonomi yang telah membuka jalan bagi munculnya taraf hidup yang lebih baik bagi seluruh pedagang di Indonesia.

Melihat sejarah peradaban manusia, pada awalnya kegiatan ekonomi berupa transaksi antara pedagang dan pembeli yang dilakukan secara barang tukar barang (barter) yaitu kegiatan ekonomi dengan melakukan transaksi barang dengan barang guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang tukar barang sendiri mulai ditinggalkan sejak munculnya mata uang yang digunakan sebagai alat ukur pembayaran baik barang maupun jasa.

Ekonomi merupakan aspek penting yang dapat menunjang kemajuan kehidupan suatu bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menumbuhkan dan memajukan sektor ekonomi baik sektor formal maupun informal, untuk memperhatikan pemerataan pendapatan bagi warga negaranya. Kemajuan di bidang ekonomi juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan perubahan zaman yang terasa cepat.


(19)

Pasar merupakan kegiatan ekonomi termasuk salah satu perwujudan adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini didasari atau didorong oleh faktor perkembangan ekonomi yang pada awalnya hanya bersumber pada masalah untuk memenuhi kebutuhan hidup ( kebutuhan pokok ). Manusia sebagai makhluk sosial dalam perkembangannya juga menghadapi kebutuhan sosial untuk mencapai kepuasan atas kekuasaan, kekayaan, dan martabat.

Dewasa ini pasar sudah menyatu dan memiliki tempat yang paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari - hari. Bagi masyarakat pasar bukan hanya tempat bertemunya antar pelaku usaha dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk berinteraksi sosial. Para ahli ekonomi mendiskripsikan sebuah pasar sebagai perkumpulan penjual dan pembeli yang melakukan transaksi atas suatu produk tertentu atau kelompok produk tertentu.

Pelaku usaha yang dimaksud adalah penjual atau pedagang yang memasarkan produknya di pasar dengan cara pemasaran yang tradisional yang dimana produk tersebut dibuat dengan cara industri pribadi (hand made) kemudian dipasarkan didalam kios dan toko untuk dijual kepada pembeli. Pada dasarnya pelaku usaha (pedagang) mempunyai tujuan untuk dapat bertahan hidup, mendapatkan laba dan berkembang untuk hidup yang lebih baik. Hal tersebut dapat dicapai dengan menggunakan strategi yang mampu dilaksanakan supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Para pelaku bisnis harus memikirkan strategi yang tepat dan efektif agar bisnis tersebut tetap eksis dan laku dipasaran. Dalam menarik konsumen untuk melakukan pembelian, perusahaan harus mampu menerapkan konsep pemasaran


(20)

yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang ada. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen.

Pasar tradisional mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di daerah khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasar tradisional menjadi tempat berinteraksi antara produsen dan konsumen, pemasaran hasil pertanian, industri rumah tangga, menampung pedagang, tenaga kerja lokal; perputaran uang, barang, dan jasa; serta tempat paling mudah bagi masyarakat untuk berbaur.

Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi berskala menengah kecil serta mikro. Mereka adalah para petani, nelayan, pengrajin, dan industri rumah tangga. Selama ini pasar tradisional selalu menjadi indikator nasional dalam kaitannya dengan pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi domestik. Dalam menghitung inflasi, harga kebutuhan pokok penduduk yang dijual di pasar tradisional seperti beras, gula, dan sembilan kebutuhan pokok lainnya menjadi objek monitoring para ahli statistik setiap bulannya.

Namun adanya modernisasi dan globalisasi dengan berkembangnya pasar modern telah berdampak pada keberadaan pasar tradisional yang lambat laun akan terpinggirkan. Hal ini karena pasar tradisional di Indonesia umumnya belum memberikan kenyamanan dan keamanan kepada konsumen, seperti tidak terawat, lorong pasar yang sempit, sampah menumpuk, kurangnya penerangan, becek, banyak preman, dan lain-lain. Sementara pasar modern telah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai sehingga menjadi daya tarik para konsumen dan pedagang, sekaligus tantangan dan ancaman bagi pasar tradisional.


(21)

Untuk itu pengelolaan pasar tradisional perlu dibenahi baik secara fisik maupun non-fisik sehingga peran pasar tradisional tetap dapat dipertahankan dan bersinergi dengan pasar modern. Untuk saat ini, yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana agar pasar tradisional bisa dibuat menjadi lebih layak sebagai tempat transaksi tanpa harus secara drastis mengubah citranya atau khasnya sebagai pasar tradisional.

Yang perlu menjadi pertimbangan untuk dibenahi adalah kebersihan, lantai yang kering tidak becek, penataan lokasi penjual sesuai dengan golongan barang yang dijual, lorong untuk pembeli yang lapang tidak sumpek, ada pengaturan pencahayaan dan pengaturan udara yang sehat, keamanan yang terjamin, ada tempat pembuangan sampah dan sampah tidak menumpuk, ada pengaturan lalu lintas yang lancar, tersedia pusat informasi dan penerangan, ada tempat yang bersih untuk beristirahat dan dapat menikmati makanan-makanan tradisonal, ada pelatihan secara rutin bagi para pedagang tentang bagaimana mengatasi kebakaran dan bagaimana menyelamatkan diri jika terjadi kebakaran, dan lain sebagainya yang dapat membuat pasar tradisional lebih menarik agar tidak kalah dengan pasar modern.

Jika pasar tradisional bisa dikelola dan diberdayakan dengan baik dan menarik, maka tidak perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional. Keduanya berkembang dengan nuansa serta daya tariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa golongan yang berpendapatan tinggi dan menengah atas akan juga tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern.

Pasar tradisional Sentral atau lebih dikenal oleh masyarakat umum dengan Pajak Central (pusat pasar), merupakan pusat pasar tradisional yang paling dikenal


(22)

oleh masyarakat Medan, terutama masyarakat yang berdomisili di daerah Kecamatan Medan Area Jalan Pusat Pasar, disekitar Jalan Pusat Pasar. Masyarakat yang berada disekitar Jalan Pusat Pasar tersebut, merupakan masyarakat yang masih menggunakan pasar tradisional sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Mulai dari masyarakat kalangan bawah sampai masyarakat kalangan atas yang bertempat tinggal di Jalan Pusat Pasar masih sering mengunjungi pasar tradisional tersebut. Oleh karena itu, peran pasar tradisional itu sendiri memberikan dampak yang positive bagi masyarakat kota Medan.

Peran Pemerintah Daerah merupakan hal mutlak yang menjadi tolak ukur berlangsungnya pembangunan pasar tradisional, karena dalam paradigma good governance pemerintah daerah punya peran penting dalam membangun daerahnya. Pemerintah seharusnya serius dalam menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di ini harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.

Di dalam sebuah daerah, pasar tradisional merupakan sarana yang menjadi tolak ukur mutlak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di daeah - daerah kecamatan yang jauh dari pusat kota yang perkembangan ekonomi masyarakatnya melonjak dengan cepat.


(23)

Pasar modern ada beberapa macam diantaranya Minimarket , Pasar Swalayan , Supermarket dan Hypermarket. Dari data tingkat nasional, pertambahan hypermarket di Indonesia terbilang pesat . Jika tahun 2003 baru 43 unit, maka pada tahun 2004 mencapai 68 unit, bahkan diperkirakan hingga akhir 2005 bakal mencapai 100 unit. Pada tahun 2005, terdapat 69 pusat perbelanjaan besar diseluruh Indonesia yang tengah dibangun. Jika dibandingkan dengan keadaan pasar tradisional, tentulah keberadaan pasar tradisional jelas jauh tertinggal dibandingkan pasar modern.

Perubahan gaya hidup, kebiasaan, selera dan tata cara masyarakat saat ini sudah semakin berkembang sehingga menimbulkan perubahan pada gaya hidup masyarakat khususnya di Kota Medan. Jika dilihat pada perkembangan yang pesat khususnya di bidang fashion dan trend saat ini tentu membuat para pelaku bisnis semakin kreatif menuangkan ide - ide baru yang lebih disukai konsumen dalam membaca selera pasar yang ada. Harga, estetika dan kualitas pelayanan tidak lagi menjadi alasan utama konsumen dalam memilih pasar tradisional.

Hal ini tidak menjadi masalah jika pembeli memutuskan belanja di luar atau di dalam pasar. Pada umumnya, pembeli mengharapkan lokasi perbelanjaan yang akan dikunjungi merupakan tempat yang nyaman. Persoalan yang dihadapi setiap pembeli ketika berkunjung ke pasar tradisional Sentral cukup menganggu pembeli. Bau menyengat hidung, lingkungan yang kotor dan sumpek, adalah kondisi yang harus dihadapi pembeli setiap mengunjungi pasar Sentral. Orang harus pandai-pandai menghindar agar tidak bertabrakan dengan pembeli lain atau pemikul barang. Orang harus memiliki pintar menawar harga, serta cermat memilih barang yang dibeli.


(24)

Berdasarkan kondisi yang memprihatinkan tersebut, tentunya menimbulkan keresahan baik pada pelaku usaha maupun pembeli, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa penjual meraup hasil keuntungan yang cukup besar dari dagangan yang terjual untuk membiayai kehidupan sehari - harinya, namun kesejahteraan mereka harus diperhatikan baik dari aspek financial, kehidupan dan kemakmurannya.

Bahaya pasar modern yang semakin menjamur di kawasan kota Medan membuat para pedagang di pasar tradisional harap - harap cemas jika nanti para konsumen beralih kepada pasar modern. Maka dari itu penelitian ini akan membahas dan meneliti tentang “Peran Pasar Tradisional Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha (Studi Pada Toko Sepatu Amigo di Pasar Sentral Medan)”.

1.2. Rumusan Masalah

Menurut Sanapiah Faisal (1992:28), dalam rancangan usulan penelitian perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang hendak diteliti. Rumusannya perlu jelas dan tegas, sehingga keseluruhan proses penelitian benar - benar terarah dan terfokus ke alamat yang jelas.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran dan fungsi pasar tradisional terhadap pedagang (toko sepatu Amigo) yang berjualan di pasar tradisonal Sentral ?

2. Bagaimana tingkat kesejahteraan hidup pedagang (toko sepatu Amigo) yang berjualan di pasar tradisional Sentral ?


(25)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi pasar tradisional terhadap pedagang (toko sepatu Amigo) yang terletak di Pasar Sentral Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesejahteraan hidup pedagang (toko sepatu Amigo) yang terletak di Pasar Sentral Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis, topik mengenai permasalahan bisnis merupakan salah satu topik yang penting dan menarik yang dipelajari pada Ilmu Administrasi Bisnis, oleh karena itu secara teoritis, penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis.

2. Secara Praktis, sebagai sumbangan pemikiran dan informasi kepada masyarakat umum tentang bisnis usaha kecil.

3. Bagi pelaku bisnis, Diharapkan penelitian dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas dari strategi yang telah dijalankan selama ini dan juga memberikan alternatif strategi yang dapat digunakan untuk usaha sejenis.


(26)

dijual di supermarket, terutama untuk produk - produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.

b. Tawar menawar. Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas.

c. Diskon. Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung atau strategi para pelaku usaha agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

d. Kenyamanan berbelanja. Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman dibandingkan dengan berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang sedap.

e. Kesegaran produk. Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan


(27)

produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet.

2.1.2. Penggolongan jenis pasar

Pasar dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal, antara lain: 1. Pasar menurut kegiatannya yang dapat digolongkan dalam :

a. Pasar eceran yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau pemberian jasa secara eceran atau retail.

b. Pasar grosir yaitu pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang dalam jumlah besar.

c. Pasar induk yaitu pasar yang menjadi pusat pengumpulan, pelelangan, penyimpanan bahan pangan untuk akan disalurkan kepada grosir dan pusat pembelian lainnya.

2. Pasar menurut lokasi dan kemampuan pelayanan

a. Pasar lingkungan yaitu pasar yang hanya dapat mencakup pelayanan terhadap lingkungan sekitar pasar tersebut.

b. Pasar wilayah yaitu pasar yang dapat menyediakan pelayanan terhadap masyarakat beberapa lingkungan yang berada pada satu wilayah.

c. Pasar kota yaitu pasar yang sudah dapat mencakup penyediaan pelayanan seluruh masyarakat kota tersebeut.

3. Pasar menurut waktu kegiatan digolongkan kedalam :

a. Pasar pagi hari, pasar ini hanya beroperasi pada waktu dini hari hingga siang hari. Biasanya konsumen yang datang ke pasar ini


(28)

merupakan para produsen yang akan menjual kembali barang – barang yang dibeli dipasar tersebut.

b. Pasar siang hari, pasar ini hanya beroperasi pada waktu siang hingga sore hari. Biasanya pasar tersebut berada pada daerah – daerah yang jangkauannya lebih sempit.

c. Pasar pagi sore, pasar ini beroperasi pada waktu pagi hari hingga sore hari. Pasar jenis ini sangat mudah kita jumpai karena rata – rata pasar disetiap daerah memiliki waktu operasi pada pagi hingga sore hari. d. Pasar malam, pasar ini hanya beroperasi pada waktu malam hari.

Pasar jenis ini sangat jarang kita jumpai karena pasar tersebut memiliki target konsumen yang berbeda dari pasar – pasar lainnya. 4. Pasar menurut jenis barang dagangan digolongkan atas :

a. Pasar umum yaitu pasar yang mencakup semua jenis barang dagangan.

b. Pasar khusus yaitu pasar yang mencakup satu jenis barang dagangan tertentu saja.

(Sumber : Wijaya Rosli, 1999)

5. Pasar menurut barang yang diprjualbelikan digolongkan atas :

a. Pasar barang konsumsi yaitu pasar yang menjual barang - barang yang dapat langsung dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Misalnya, pasar yang memperjualbelikan beras, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, alat-alat rumah tangga, pakaian, dan lain sebagainya.


(29)

b. Pasar barang produksi yaitu pasar yang memperjualbelikan factor - faktor produksi. Dalam pasar ini diperjualbelikan sumber daya produksi. Misalnya, pasar mesin-mesin, pasar tenaga kerja, dan pasar uang.

2.1.3. Pembagian pasar secara umum Pasar Terbagi atas 2 bagian yaitu :

1. Pasar Homogen, yaitu pasar yang menjual hanya satu jenis barang dagangan saja, misalnya pasar buah dan pasar ikan.

2. Pasar Heterogen, yaitu pasar yang menjual lebih dari satu jenis barang dagangan, seperti hasil pertanian dan kebutuhan sehari – hari.

2.1.4. Unsur-unsur Penunjang Pasar

U n s u r - u n s u r p e n u n j a n g p a s a r ya i t u p i h a k - p i h a k ya n g b e r w e n a n g d a n b e r p e r a n dalam berjalannya aktifitas dan kegiatan perdagangan pada suatu pasar. Unsur-unsur pasar ini meliputi :

1. Pemerintah

Pemerintah wajib menjaga dan mengatur kestabilan perekonomian serta kelanjutan ekonomi pembangunan, salah satunya adalah dengan menguasai sektor perpasaran dengan mengelola, menentukan klasifikasi pasar, membuat pajak pasar pada lingkup wilayah pengawasannya. Pembanngunan bentuk fisik pasar biasanya dilakukan dengan menggunakan Anggaran Daerah atau Inpres.


(30)

2. Bank

Bank berperan untuk membantu dalam pembiayaan bangunan dan memberikan modal untuk para pedagang, contohnya palaksanaan pembangunan pasar inpres, yang dibiayai melalui bank pemerintah, memberikan pinjaman kredit bagi para pedagang kecil yang disalurkan melalui bank pemerintah seperti BNI, BRI dan lain – lain.

3. Swasta

Swasta merupakan para pedagang itu sendiri atau pelaksana (kontraktor) yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai oleh dana dari masyarakat dan akan dikembalikan kepada masyarakat kedalam bentuk lain.

2.1.5. Perkembangan Pasar

Perkembangan sebuah pasar secara garis besar diawali dengan adanya dua kebutuhan yang berbeda sehingga muncul barter pada saat itu. Pasar terus berkembang setelah dikenal nilai tukar barang (uang), muncul pasar tradisional yang memiliki lokasi tersebar pada ragam wilayah dan menempati tempat yang lebih permanen. Pada awalnya pasar tradisional ini mengambil tempat di suatu ruang atau lapangan terbuka, di bawah pohon besar yang telah ada, disalah satu sudut perempatan jalan atau tempat lain yang setidaknya adalah strategis dilihat dari lokasi lingkungan yang bersangkutan (Adhi Moersid, 1995).

Pedagang dalam berjualan hanya sekedar menempati ruang terbuka tersebut dengan alat bantu berjualan yang dibawa dari tempat tinggalnya dan dibawa pulang setelah selesai berjualan. Pasar berkembang sejalan dengan munculnya bangunan


(31)

sederhana terbuat dari bahan seperti bambu, kayu dan menempati ruang bercampur dengan para pedagang yang berjualan dengan cara sebelumnya. Campur tangan pihak pengelola daerah pada aktivitas pasar ini adalah berupa pembuatan kios / los yang permanen.

2.1.6. Peranan Pasar

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian. Berikut ini beberapa peranan pasar :

1. Peranan pasar bagi produsen

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi produsen yaitu membantu memperlancar penjualan hasil produksi dan dapat pula digunakan sebagai tempat untuk mempromosikan atau memperkenalkan barang dan jasa hasil produksi. Selain itu produsen juga dapat memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan untuk keperluan proses produksi.

2. Peranan Pasar bagi Konsumen.

Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena konsumen mudah untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari para konsumen membutuhkan wadah yang dapat menyediakan semua itu, oleh karena itu pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen. Apabila pasar semakin luas,


(32)

konsumen akan semakin mudah memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

3. Peranan Pasar bagi Pembangunan

Peranan pasar bagi pembangunan adalah menunjang kelancaran pembangunan yang sedang berlangsung. Upaya dalam meningkatkan pembangunan, pasar berperan membantu menyediakan segala macam barang dan jasa yang bermanfaat bagi pembangunan. Pasar juga dapat dijadikan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pembangunan melalui pajak dan retribusi.

4. Peranan Pasar bagi Sumber Daya Manusia

Kegiatan perdagangan disuatu pasar membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Semakin luas suatu pasar, semakin besar tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pasar, berarti peranan pasar sudah turut membantu mengurangi pengangguran, dan dapat meningkatkan sektor perekonomian suatu wilayah.

2.1.7. Pasar Tradisional

2.1.7.1. Pengertian Pasar Tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung. Pasar tradisonal adalah tempat berjualan yang tradisional (turun temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang - barang yang diperjualbelikan


(33)

tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui sutau proses tawar menawar, pedagang selaku produsen menawarkan harga sedikit diatas harga standart. Pada umumnya pasar tradisional merupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan pokok (sembako).

Menurut Listiani ( 2009 ), Pasar tradisional merupakan salah satu sektor penting yang mendukung perekonomian rakyat. Di dalamnya, kepentingan rakyat kecil hingga kalangan menengah ke atas diwadahi. Menurut peraturan Presiden tentang pembangunan, penataan dan pembinaan pasar. Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, loods dan tendayang dimiliki / dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

Biasanya pasar tradisional beraktifitas dalam batas - batas waktu tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain sebagainya. Pasar tradisional biasanya dikelolaoleh pemerintah maupun swasta, fasilitas yang tersedia biasanya merupakan bangsal - bangsal, loods - loods, gudang, toko - toko, stand – stand / kios-kios, toilet umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar tradisional proses jual beli terjadi secara manusiawi dan komunikasi dengan nilai-nilai kekeluargaan yang tinggi.

Ciri-ciri Pasar Tradisional


(34)

2. Transaksi terjadi secara langsung

3. Mekanisme transaksi dengan tawar-menawar 4. Menyediakan segala macam barang

5. Untuk pasar tradisional khusus, hanya menyediakan satu jenis barang.

2.1.7.2. Peran Pasar Tradisional

Pasar tradisional sangat berperan waktu krisis ekonomi di Indonesia, pemerintah seharusnya memberikan apresiasi terhadap keberadaannya buktinya pedagang mampu memberikan pelayanan prima, pasar tradisional mempunyai kapasitas yang kuat untuk bertahan dalam situasti ekonomi makro yang tidak menentu dan tidak terpuruk seperti aktivitas ekonomi formal atau aktivitas ekonomi yang berskala besar.

Partisipasi pasar tradisonal berfungsi sebagai jaringan penyelamat dan penyedia lapangan kerja bagi sebagian masyarakat. Di sisi lain pasar menyediakan kebutuhan sehari - hari dalam jumlah, jenis dan harga yang beragam sesuai dengan keadaan keuangan yang tidak menentu dari masyarakat pada saat krisis. Beberapa pasar menyediakan komoditas dan layanan yang menjadi bagian identitas kota atau wilayahnya. Dari sudut kepentingan pemerintah daerah, pasar memberikan pemasukan yang menerus dan langsung kepada kas pemerintah daerah.

Berdasarkan perspektif ilmu pemerintahan perancangan strategis pengembangan pasar tradisional perlu dilakukan karena ini merupakan amanat dari UUD 1945 pasal 33 yang menyebutkan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berpihak pada rakyat. Selaras dengan RPJPN 2005- 2025 yang menjelaskan tenteng pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan


(35)

Menengah (UMKM). Dalam implementasi program dan regulasi untuk pengembangan pasar tradisional ini menuntut peran besar dari pemerintah daerah, menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa tanggung jawab yang paling utama dan pertama di era otonomi dalam mensejahterakan masyarakat berada dipundak pemerintah daerah. Salah satu fungsi dan tujuan didirikannya sebuah negara adalah menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya.

Oleh karena itu, keberfungsian suatu negara tergambar pada seberapa sejahtera dan makmur rakyatnya. Dalam menciptakan kemakmuran rakyat, pasar tradisional dapat dijadikan tolak ukur yang ditinjau dari segi kemampuan pemerintah dalam meningkatkan fungsi pasar dalam mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat. Dalam memenuhi fungsi strategisnya pasar tradisional, wajib memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat, memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM), meningkatkan pendapatan asli daerah, menjadi indikator kestabilan harga dan inflasi nasional serta penguatan nilai sosial budaya Indonesia.

2.1.7.3. Manfaat Pasar Tradisional

Manfaat yang ada pada pasar tradisional (Adhi Moersid, 1995) adalah : 1. Pasar memberikan pelayanan kepada semua tingkatan golongan masyarakat

dan jadi tempat bertemunya antar golongan tersebut.

2. Pasar menyediakan berbagai jenis pelayanan dan tingkat fasilitas sehingga pasar jadi tempat berbelanja dan berdagang dari berbagai golongan masyarakat.


(36)

4. Pasar menumbuhkan berbagai kesempatan kerja sampingan dan pelayanan Penunjang.

5. Pasar dengan kelanjutan bentuk ‘tradisional’ ini menimbulkan suasana ‘bazzaar’, tradisi tawar menawar dan hubungan langsung antar manusia yang manusiawi.

Tipe pasar tradisional sebenarnya sangatlah beragam jenisnya, dan dalam pertumbuhannya telah berlangsung lama. Masing - masing pasar memantapkan peran dan fungsi serta bentuknya sendiri-sendiri.

2.2. Konsep Kesejahteraan

Dalam membahas kesejahteraan, tentu harus diketahui dahulu tentang

pengertian sejahteraan. Sejahtera menurut W.J.S Poerwadarimta adalah ‘aman, sentosa, dan makmur’. Sehingga arti kesejahteraan itu meliputi kemanan,

keselamatan dan kemakmuran.

Kesejahteraan adalah tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling berkaitan. Tingkat kepuasan merujuk kepada keadaan individu atau kelompok, sedangkan tingkat kesejahteraan mengacu kepada keadaan komunitas atau masyarakat luas. Kesejahteraan adalah kondisi agregat dari kepuasan individu- individu.

Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi.kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan pertumbuhan ekonpomi masyarakat memerlukan kebijakan


(37)

ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian

Pengertian dasar itu mengantarkan kepada pemahaman kompleks yang terbagi dalam dua arena perdebatan. Pertama adalah apa lingkup dari substansi kesejahteraan. Kedua adalah bagaimana intensitas substansi tersebut bisa direpresentasikan secara agregat. Meskipun tidak ada suatu batasan substansi yang tegas tentang kesejahteraan, namun tingkat kesejahteraan mencakup pangan, pendidikan, kesehatan, dan seringkali diperluas kepada perlindungan sosial lainnya seperti kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari kemiskinan, dan sebagainya.

Dengan kata lain lingkup substansi kesejahteraan seringkali dihubungkan dengan lingkup kebijakan sosial. Sebagai atribut agregat, kesejahteraan merupakan representasi yang bersifat kompleks atas suatu lingkup substansi kesejahteraan tersebut. Kesejahteraan bersifat kompleks karena multidimensi, mempunyai keterkaitan antardimensi dan ada dimensi yang sulit direpresentasikan. Kesejahteraan tidak cukup dinyatakan sebagai suatu intensitas tunggal yang merepresentasikan keadaan masyarakat, tetapi juga membutuhkan suatu representasi distribusional dari keadaan itu dan disebut kesejahteraan sosial.

Kesejahteraan hidup seseorang dalam realitanya, memiliki banyak indicator keberhasilan yang dapat diukur. Dalam hal ini Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang


(38)

lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah.

Todaro secara lebih spesifik mengemukakan bahwa fungsi kesejahteraan W (walfare) dengan persamaan sebagai berikut :

W = W ( Y,I,P )

Dimana Y adalah pendapatan perkaital I adalah ketimpangan, dan P adalah kemiskinan absolute. Ketiga fariabel ini mempunyai signifikan yang berbeda-beda, dan selayaknya harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menilai kesejahteraan di Negara-negara berkembang.

Berkaitan dengan fungsi persamaan kesejahteraan diatas, diasumsikan bahwa kesejahteraan sosial berhubungan positif dengan pendapatan perkapital, namun berhubungan negative dengan kemiskinan.

2.2.1 Kesejahteraan Sosial

Arthur Dunham dalam Dwi Heru Sukoco (1991) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan - kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama terhadap individu - individu, kelompok - kelompok,


(39)

komunitas - komunitas, dan kesatuan - kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan. Pendapat lain tentang kesejahteraan sosial diungkapkan pula oleh :

“Friedlander dalam Dwi Heru Sukoco (1991) : “Social welfare Is the

organized system of social services and institutions,designed to aid individuals and grous to attain satisfying standards of life and health, and personal and social relationships which permit them to develop their full capacities and to promote their well-being in harmony with the needs of their families and the community”

Kesejahteraan sosial merupakan suatu sistem yang terorganisasi dari pelayanan - pelayanan sosial dan lembaga - lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu - individu dan kelompok agar mencapai standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan - kebutuhan keluarga maupun masyarakat.

Definisi diatas menunjukkan konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan lembaga - lembaga dan pelayanan sosial. Tujuan sistem adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok dan juga relasi - relasi sosial dengan lingkungannya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan kemampuan individu baik dalam memecahkan masalah maupun dalam memenuhi kebutuhannya, untuk itu pengertian kesejahteraan sosial adalah suatu aktifitas yang terorganisasi yang ditujukan untuk membantu tercapainya suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya. Pekerjaan sosial sendiri berada diposisi sebagai profesi yang bertugas


(40)

menyelenggarakan serta membantu manusia menggunakan program-program/pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosial.

2.2.2 Teori Kesejahteraan Sosial Ekonomi

Kesejahteraan Sosial Ekonomi adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dalam masyarakat. Selanjutnya, percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian. Menurut Tambunan (1996) kebijakan - kebijakan ini meliputi kebijakan Makro, kebijakan sector / regional serta kebijakan mikro. Dilihat dari peranannya, dapat dipilih beberapa peranan pemerintah menjadi peranan alokasi, distribusi, dan stabilitas. Melalui kebijakan fisikal (anggaran) diharapkan fungsi dan peran tersebut dapat tercapai.

Ekonomi Italia, Vilvredo Pareto, telah mensfesifikkan suatu kondisi atau syarat terciptanya alokasi sumber daya secara efesien atau optimal, yang kemudian terkenal dengan istilah syarat atau kondisi Pareto (Pareto Condition). Kondisi Pareto adalah suatu alokasi barang sedemikian rupa, sehingga bisa dibandingkan dengan alokasi lainnya, Alokasi tersebut tidak akan merugikan pihak manapun dan salah satu pihak pasti diuntungkan. Atas kondisi Pareto juga bisa didefenisikan sebagai suatu situasi dimana sebagaian atau semua pihak / individu tidak akan mungkin lagi diuntungkan oleh pertukaran sukarela.

Berdasarkan kondisi Pareto inilah, kesejahteraan social (Social welfare) diartikan sebagai kelanjutan pemikiran yang lebih utuh dan konsep - konsep tentang kemakmuran (Welfare economics) (Swasono, 2005:2). Boulding dalam Swasono


(41)

(2005:7), menyatakan bahwa the subject matter of welfare, berada dengan lain-lain

welfare, harus didekati dari konsep atau riches ekonomi. Pendekatan yang memperkukuh konsepsi yang telah dikenal sebagai social optimum yaitu Paretion Optimaly (optimalitas ala paretto dan Edgeworth), dimana economis efficiency

mencapai social optimum bila tidak seorang pun bisa lagi menjadi lebih beruntung (better-of) tanpa membuat orang lain merugi (worse-off).

2.3.Usaha

Dalam kehidupan sehari – hari kita perhatikan ribuan bahkan jutaan orang melakukan kegiatan bisnis. Mereka berhasil membuat keuntungan dan memperbesar nilai bisnisnya yang makin lama makin maju. Kegiatan bisnis tersebut makin menarik dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, di zaman modern sekarang ini banyak sekali generesi muda yang sudah banyak melakukan kegiatan usaha atau bisnis untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka.

2.3.1. Pengertian Usaha atau Bisnis

Usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam masyarakat dan ada dalam industri. Orang yang berusaha menjalankan kegiatan bisnis disebut entrepreneur. Untuk menjalankan kegiatan bisnis maka entrepreneur

ini harus menkombinasikan empat macam sumber yaitu: material, human, financial, dan informasi.


(42)

Alan Afuah dalam buku Alam S (2004:18), beliau mengartikan bahwa bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

Machfoedz (2007: 8) menyatakan bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Mussleman (2004: 9) menyatakan bisnis adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

Brown dan Patrello (1979) menyatakan bahwa “Business is an instution which produces goods and service demanded by people”. Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan memperoleh laba. Yang dimaksud dengan laba ialah penerimaan bisnis yang jumlahnya lebih besar daripada biaya yang sudah diperhitungkan untuk menghasilkan barang dan jasa.

2.3.2. Sejarah Perkembangan Usaha atau Bisnis

Pada masa dulu, kegiatan usaha ini dilakukan pada tingkat keluarga, secara tertutup. Keluarga – keluarga pada saat itu menanam tanaman guna memenuhi kebutuhan bahan makanan, membuat pakaian sendiri, membuat rumah sendiri


(43)

dengan bantuan tetangga dan sebagainya. Usaha mereka terbatas hanya pada bidang yang sangat kecil. Pada saat itu belum terpikirkan oleh mereka untuk membuat usaha yang bersifat komersial, dengan meminjamkan modal untuk produksi berskala besar.

Kemudian muncul Revolusi Industri yang membawa perubahan secara drastic dan sangat penting. Adanya mesin uap menimbulkan perubahan pada pertanian yang tadinya menggunakan bajak, dengan tenaga sapi, kerbau, sekarang diganti dengan traktor dan bulldozer yang bertenaga luar biasa. Kemudian muncul pula tenaga kerja yang mulai menerima upah, dengan demikian penghasilan keluarga bertambah dan mereka mampu membeli barang lain, yang dibuat oleh orang lain pula.

Akhirnya ekonomi bertumbuh pesat dan memberi peluang berkembangnya pabrik – pabrik, perdagangan besar, perdagangan eceran, dan perusahaan jasa baik perorangan ataupun persekutuan. Sekarang ini dalam zaman globalisasi, dunia yang makin transparan kita lihat bagaimana persaingan bisnis perusahaan nasional, multinasional, perang ekonomi level perdagangan antar bangsa, yang berebut menguasai pasar dunia dalam bidang barang dan jasa. Oleh karena itu kita harus mengembangkan dan mencurahkan perhatian untuk membina generasi muda yang tanggap akan informasi bidang bisnis ini, sebagai orang – orang bisnis yang jeli dan terampil. Semakin banyak kita mengetahui seluk beluk dunia bisnis ini, maka semakin banyak peluang bagi kita untuk berhasil dan menggali keuntungan dari pengalaman – pengalaman tersebut.


(44)

2.3.3. Bentuk-bentuk dan Klasifikasi Usaha atau Bisnis

Menurut Dewanti (2008: 95) bentuk - bentuk dan klasifikasi bisnis adalah seperti perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan, koperasi, dan makna dari bentuk – bentuk dan klasifikasi bisnis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan perseorangan : Perusahaan perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus menanggung seluruh kerugian itu.

2. Persekutuan: Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.

3. Perseroan: Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas harta perusahaan.

4. Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain


(45)

adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Klasifikasi Bisnis menurut Thoha (2002: 87) terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda. Satu dari banyak cara yang dapat digunakan adalah dengan mengelompokkan bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini ada beberapa contoh bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya seperti manufaktur, bisnis jasa, pengecer dan distributor, bisnis pertanian, bisnis financial, bisnis informasi, utilitas, bisnis real estate dan bisnis transportasi. Dan makna dari beberapa contoh bisnis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.

2. Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa yang mereka berikan. Contoh bisnis jasa adalah konsultan dan psikolog.

3. Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.

4. Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.


(46)

5. Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan pengelolaan modal.

6. Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).

7. Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.

8. Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan. 9. Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara

mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.

2.4. Usaha Kecil Menengah

2.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah

Usaha Kecil Menengah menurut UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 ( lima puluh juta rupiah ) sampai dengan Rp 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah ) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Pengertian UKM dan Industri Kecil menurut berbagai ahli adalah sebagai berikut (www.umkmIndonesia.com, diakses pada 8 mei 2013) :

1. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

Industri kecil adalah industri perdagangan yang memiliki tenaga kerja antara 5-19 orang.


(47)

Industri kecil adalah sebuah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, termasuk yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Selanjutnya BPS memberikan kreteria yang sederhana berdasarkan jumlah tenaga kerja atau unit usaha seperti :

a. Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang b. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang

c. Industri sedang dengan pekerja 20-99 orang d. Industri besar dengan pekerja 100 orang lebih 3. Menurut Departemen Keuangan

Usaha kecil adalah usaha produksi milik keluarga atau perorangan warga negara Indonesia yang memiliki asset penjualan paling banyak Rp 1 M/ tahun 4. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM.

Usaha kecil adalah milik warga negara Indonesia baik perorangan maupun berbadan hukum yang memiliki kekayaan bersih sebanyak-banyaknya Rp 200.000.000 dan mempunyai omzet atau nilai output penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000 dan usaha tersebut berdiri sendiri.

5. Menurut Komite Penanggulan Kemiskinan.

Usaha kecil adalah pemilik atau pelaku kegiatan usaha skala mikro di semua sektor ekonomi dengan kekayaan diluar tanah dan bangunan maksimal Rp 25.000.000

Pengertian usaha kecil menengah dari berbagai literatur memiliki beberapa persamaan,Sehingga dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil suatu


(48)

kesimpulan bahwa usaha kecil menengah adalah perusahaan baik berbadan hukum atau tidak,yang memilki tenaga kerja 1-100 orang lebih,milik Warga Negara Indonesia dengan total penjualan maksimal 1 milyar/tahun.

2.4.2. Peran Usaha Kecil Menengah

Menurut Thoha (2001 : 77) Usaha kecil menengah memiliki peranan yang sangat besar terhadap perekonomian nasional. Adapun peran UKM diantaranya sebagai berikut : penyedia barang dan jasa, penyerap tenaga kerja, pemerataan pendapatan, nilai tambah bagi produk daerah, peningkatan taraf hidup. Melihat perannya begitu besar maka pembinaan dan pengembangan industri kecil bukan saja penting sebagai jalur ke arah pemerataan hasil - hasil pembangunan, tetapi juga sebagai unsur pokok dari seluruh struktur industri di Indonesia, karena dengan investasi yang kecil dapat berproduksi secara efektif dan banyak menyerap banyak tenaga kerja.

Hafsah (2001 : 2) usaha kecil menengah memilki peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil – hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu lalu, dimana banyak usaha berskala besar mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya. Oleh karena itu usaha kecil menengah harus mendapat dukungan penuh oleh pemerintah agar usaha kecil menengah bisa berkembang.


(49)

2.4.3. Fungsi-fungsi Bisnis Usaha Kecil Menengah

Menurut Tjiptono (2008 : 87) dalam buku strategi pemasaran tentang fungsi-fungsi dalam bisnis seperti fungsi-fungsi keuangan, sumber daya manusia, produksi, dan pemasaran memiliki makna sebagai berikut :

1. Keuangan

Keuangan perusahaan Intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugasnya diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh, dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. 2. Sumber daya manusia ( SDM)

Sumber daya manusia (karyawan) adalah hal yang sangat kritis untuk berhasilnya suatu perusahaan. Suatu bisnis harus merancang lingkungan kerja yang akan memotivasi karyawan sehingga menolong keberhasilan bisnis. Bisnis juga harus mengembangkan rencana cara memonitor dan mengevaluasi karyawan untuk memberikan kompensasi. Dengan memonitor dan member kompensasi kepada karyawan secara wajar, bisnis dapat yakin bahwa karyawan akan tergerak untuk memaksimalkan kinerjanya.

3. Produksi

Fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.


(50)

Fungsi pemasaran menitikberatkan pada perencanaan, promosi, penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran dianggap sebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan. Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi penjualan dan pembelian, peramalan permintaan, pasar potensial untuk produk baru ataupun produk yang sudah ada serta penentuan jalur distribusi. Sistem laporan pengendalian mendukung usaha dari manajer pemasaran untuk mengendalikan efisiensi dan efektivitas dalam penjualan serta distribusi produk dan jasa. Analisa laporan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai perbandingan antara hasil dari pelaksanaan pemasaran dan rencana pemasaran sehingga dapat diketahui apakah pemasaran tersebut telah berjalan sesuai dengan yang drencanakan.


(51)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan data yang ada selama penelitian dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi - informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kegiatan - kegiatan variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya Sugiyono, (2005: 56).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pasar Tradisional Sentral Medan yang terletak di Jl. Pusat Pasar Medan.

3.3. Informan Penelitian

Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian terdiri dari beberapa macam yakni informan kunci (informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan penelitian), informan utama yang merupakan informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, informan tambahan yang merupakan informan yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis informan tersebut untuk mengumpulkan data :

1. Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi yang paling akurat dan tepat dikarenakan pelaksanaan suatu bentuk kegiatan. Di penelitian ini yang


(52)

menjadi informan kunci adalah pemegang sekaligus pemilik kedua dari usaha Toko Sepatu Amigo di Pasar Tradisional Sentral Jl. Pusat Pasar Medan.

2. Informan utama adalah informan yang memiliki informasi walaupun tidak memiliki informasi sebanyak dan seakurat informan kunci dikarenakan hanya terlibat dalam proses bisnis. Di penelitian ini yang menjadi informan utama adalah karyawan dari pedagang Toko Sepatu Amigo di Pasar Tradisional Sentral Jl. Pusat Pasar Medan.

3.4. Definisi Konsep

Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Usaha atau Bisnis

Bisnis adalah suatu perusahaan atau organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan keuntungan. 2. Pasar Tradisional

Pasar tradisonal adalah tempat berjualan yang tradisional (turun temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-barang yang diperjual belikan tergantung kepada permintaan pembeli (konsumen), harga yang ditetapkan merupakan harga yang disepakati melalui sutau proses tawar menawar, pedagang selaku produsen menawarkan hargasedikit diatas harga standart.

3.5. Defenisi Operasional

Setelah berbagai konsep diuraikan dalam hal yang berhubungan dengan kegiatan ini, maka untuk mempermudah dalam mencapai tujuan penelitian perlu


(53)

disusun defenisi operasional yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian, antara lain :

1. Indikator yang digunakan dalam menilai peran pasar tradisional yaitu: a. Fasilitas Pasar tradisional

b. Transaksi Ekonomi

2. Indikator yang digunakan dalam menilai kesejahteraan pedagang yaitu : a. Peningkatan kesejahteraan

b. Kebutuhan hidup pedagang

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data adalah obyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam hal ini peneliti menggunakan data :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh peneliti atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer disebut juga data asli atau data baru. Data ini mempunyai metode atau tehnik dalam pengumpulan datanya, yaitu metode interview

(wawancara) langsung pada objek selama kegiatan penelitian dilapangan (Iqbal Hasan , 2002:82).

Data primer dari penelitian ini meliputi :

a. Sumber keuangan di dalam usaha Toko Sepatu Amigo yang terletak di pasar tradisional Sentral Medan.


(54)

b. Sejarah dan perkembangan Pasar Tradisional Sentral Medan.

c. Kondisi lingkungan internal Pedagang Toko Sepatu Amigo di Pasar Tradisional Sentral Medan penelitian ini adalah, orang yang dianggap sangat mengetahui tentang penjualan sepatu pada pasar tradisional sentral yang terletak di Jalan Pusat Pasar Medan dan sebagai pemilik yang secara konsep mengetahui dan memahami seluk beluk strategi yang dipakai dan cara memasarkan produknya yang ada di Pasar Tradisional Sentral Medan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber - sumber yang ada atau data yang diperoleh dari pihak lain, melalui dokumen - dokumen yang telah tersedia pada perusahaan dan sebagainya Iqbal Hasan (2002:83). Data sekunder merupakan data suplemen yang meliputi :

a. Profil usaha Toko Sepatu Amigo yang teletak pada Pasar Tradisional Sentral Medan.

b. Dokumen-dokumen yang relevan dengan pembahasan penelitian dan arsip - arsip yang berupa dokumen

c. Foto-foto usaha Toko Sepatu Amigo pada Pasar Tradisional Sentral Medan.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif. Teknik ini berusaha mengumpulkan data - data yang berhubungan dengan objek


(55)

penelitian dari berbagai sumber, kemudian analisanya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan akhirnya menarik suatu kesimpulan dari hasil penelitian (Sugiyono ; 2005: 56).

Kemudian yang menjadi tujuan analisis data adalah mendapatkan informasi tentang laba, kegiatan usaha, dan kondisi atau keadaan usaha Toko Sepatu Amigo yang terletak di Pasar Tradisional Sentral Medan dan melihat permasalahan yang dihadapi usaha tersebut kemudian memberikan masukan atau solusi dari permasalahan yang ada pada usaha Toko Sepatu Amigo di Pasar Tradisional Sentral Medan. Dalam menganalisis data akan di analisis data - data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan kemudian membandingkan dengan teori - teori agar dapat ditarik suatu kesimpulan.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Perkembangan Pasar Sentral Medan

Pusat Pasar atau lebih dikenal oleh masyarakat umum dengan nama Pajak Central adalah sebuah pasar besar yang terletak di Pusat Pasar, Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Gedung Pusat Pasar pada masa kini terhubung dengan gedung Medan Mall, sebuah pusat perbelanjaan modern. Usul untuk mendirikan sebuah pasar besar yang dikelola pemerintah diterima dengan bulat dalam sebuah sidang Gementeraad pada tanggal 29 April 1929.

Pembangunan pun mulai dilaksanakan pada tanggal 2 April 1931, namun sempat tersendat akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Pembangunan baru diselesaikan pada 21 Desember 1932. Pusat Pasar dibuka pertama kalinya pada 1 Maret 1933. Kompleks pasar dibagi kepada empat gedung. Pada tahun - tahun awal kios - kios Pusat Pasar tidak banyak ditempati pedagang karena keadaan ekonomi 1942 ongkos penyewaan kios diturunkan hingga semurah-murahnya dan jumlah pembayaran disesuaikan dengan kesanggupan sang penyewa yang kurang baik dan alasan bahwa memindahkan kios dari tempat asal ke Pusat Pasar akan merepotkan.

Para pedagang disini tidak hanya berasal dari Medan saja, namun dari berbagai daerah di luar Medan. Di pasar ini para pedagang menjual hamper semua jenis barang, mulai dari perlengkapan sehari – hari, pakaian, sepatu, tas, mainan,


(57)

buah dan sayur, perlengkapan rumah tangga, peralatan sekolah, peralatan industry dan segala jenis lainnya. Pasar ini juga menyediakan tempat atau kios untuk makanan siap saji yang biasanya dimanfaatkan oleh pada produsen atau konsumen saat sedang berada di pasar tersebut. Hal tersebut menjadi sebuah kemudahan bagi para konsumen yang sedang mengujungi pasar tersebut.

Pasar ini buka dari pagi hingga sore hari. Seperti Pasar Petisah, pasar ini tempatnya juga bersih dan tertata rapi, jauh dari kesan kotor. Namun Pada tahun 1971 dua dari empat bangunan pasar habis terbakar. Lalu pada tahun 1978 dua bangunan yang tersisa juga terbakar. Akibatnya para pemilik kios terpaksa menggelar dagangan mereka di jalanan di sekitar daerah tersebut untuk dapat tetap berjualan.

Pemerintah kemudian membangun bangunan baru yang bertingkat sebagai pengganti bangunan lama yang terbakar. Pada saat yang sama, bangunan yang baru tersebut juga membuat keadaan pasar tertata dengan lebih rapi. Setelah Medan Mall dibangun pada pertengahan 1990-an, kedua bangunan tersebut (Pusat Pasar dan Medan Mall) dihubungkan sehingga pengunjung dapat berpindah bangunan dengan mudah.

4.1.2. Sekilas tentang Sejarah Perkembangan Sepatu

Kebanyakan orang, termasuk kalian tentunya, pernah menggunakan sepatu. Sepatu biasanya kita gunakan ketika akan pergi ke suatu tempat atau beraktivitas. Selain berfungsi untuk melindungi kaki, sepatu juga membuat penampilan kita menjadi lebih rapi dan enak dipandang.


(58)

Para ahli sejarah memperkirakan bahwa sepatu pertama kali dibuat pada zaman Es atau sekitar 5 juta tahun lalu. Sepatu tersebut dibuat dari kulit hewan. Sepatu primitif (kuno) dalam jumlah besar pernah ditemukan di pedalaman Missouri, Amerika Serikat (AS). Diperkirakan sepatu itu berasal dari 8000 Sebelum Masehi (SM). Sepatu lainnya juga pernah ditemukan di pegunungan Prancis dan kemungkinan berasal dari 3300 SM. Selain dari kulit binatang, ada juga sepatu yang terbuat dari rumput atau semak. Gunanya, untuk melindungi kaki dari teriknya sinar matahari atau dinginnya suhu.

Selain di Missouri, ditemukan juga alas kaki yang berasal dari peradaban Mesir Kuno, Viking, dan China kuno. Alas kaki yang berasal dari Mesir Kuno berhiaskan gambar yang sangat indah. Alas kaki tersebut merupakan milik raja Mesir. Alas kaki pada saat itu digunakan untuk menunjukkan status sosial penggunanya. Di zaman itu, hanya para bangsawan dan orang-orang kayalah yang mampu untuk memakai sepatu.

Masyarakat Yunani Kuno juga memiliki alas kaki yang sangat menunjang kegiatan mereka sehari-hari. Sepatu mereka memiliki banyak tali yang diikat di sekeliling betis. Tentara Romawi Kuno juga memiliki sepatu yang sangat khas. Sepatu ini disebut caligae. Saat para tentara Romawi kembali dari peperangan dan menang, caligae diberi paku yang berasal dari perunggu, perak, bahkan emas.

Seiring bertambahnya waktu, manusia terus menyempurnakan bentuk sepatu. Tentunya, hal itu dimaksudkan untuk lebih memberikan kenyamanan bagi para pemakainya.

Tahun 1800 Sepatu beralaskan sol karet pertama dibuat dan dinamakan plimsolls. 1892 Goodyear dan perusahaan sepatu karet dari US Rubber Company,


(59)

memulai memproduksi sepatu karet dan kanvas yang diberi nama Keds. 1908 Marquis M. Converse mendirikan perusahaan sepatu Converse. Perusahaan inilah yang membuat sepatu untuk olahraga basket pertama kali. Sepatu ini pula yang mengubah permainan bola basket lebih dari seabad dan menjadi ikon AS. Tahun 1917 Sepatu keds menjadi sepatu atletik pertama yang diproduksi secara massal. Di kemudian hari, sepatu ini disebut sneaker karena solnya lebih halus dan tidak menimbulkan suara decitan pada kondisi tertentu. 1920 Adi Dassler, pendiri Adidas, mulai memproduksi sepatu olahraga buatan tangan di kamar mandi ibunya. Ia membuat sepatu tanpa bantuan alat-alat listrik.

Tahun 1924 Adi dan Rudolph Dassler, dengan bantuan 50 anggota keluarganya, mendaftarkan bisnisnya dengan nama Gebr der Dassler Schuhfabrik di Herzogenaurach, Jerman. Ini menjadi awal berdirinya Adidas seperti sekarang 1948 Puma Schuhfabrik Rudolf Dassler didirikan. Sepatu sepak bola pertama Puma digunakan oleh tim sepak bola Jerman Barat. Tahun 1950 Sneaker menjadi sepatu pilihan di mana - mana. Pasalnya, sepatu ini murah dan mudah diperoleh oleh seluruh anak muda di seluruh dunia. Selain sneaker, sepatu bertumit tinggi alias stiletto juga menjadi tren di awal 1950-an.

Tahun 1962 Phil Knight dan Bill Bowerman meluncurkan sepatu atletik berteknologi tinggi (pada masa itu) dengan nama Blue Ribbon Sports (BRS). Seiring dengan desain dan teknologinya yang baru, pada tahun 1968, nama mereka diganti menjadi Nike. 1970 Platform shoes dengan tumit setinggi 2-5 inci atau 5-12 sentimeter menjadi incaran pria dan wanita. Era 70-an juga merupakan awal


(60)

kepopuleran sepatu model bakiak. 1990 Awal era ini diramaikan dengan jenis sepatu bersol rata, berwarna, dan persegi.

4.1.3. Sejarah Perkembangan Toko Sepatu Amigo

Toko Sepatu Amigo terbentuk pada tahun 1979, dimana pemiliknya adalah H Nasrul yang bertempat tinggal di Jalan Amaliun Gg. Ciknoni no.3G. Selama toko ini berdiri sampai dengan sekarang telah terdapat beberapa perubahan yaitu kondisi bentuk fisik toko yang telah berubah dimana dulu hanya terbentuk dari material kayu, sedangkan sekarang ini keadaan toko sudah menggunakan material batu dan semen.

Kemudian untuk kepemilikan toko Sepatu Amigo telah berganti mulai tahun 2007, dimana pengelolanya berganti dengan struktur usaha keluarga yang mewarisi usaha orang tua sebelumnya yaitu anaknya sendiri. Nama pemilik pertama adalah bapak H.Nasrul yang merupakan orang tua dari saudara Fuad Said yang sekarang ini menjadi pewaris pemegang hak dari usaha toko Sepatu Amigo yang sebelumnya dimilik oleh orang tuanya sendiri.

Bapak H.Nasrul sebelum memiliki toko Sepatu Amigo tersebut, beliau menjalankan usahanya dengan cara menjajakan dagangannya dengan berkeliling menggunakan tas, beliau menjajakan usaha dengan berkeliling pusat pasar setiap harinya, dari pukul 08.00 – 18.00 Wib, pada waktu itu beliau hanya menjual sepatu pria dan setelah beberapa tahun beliau membuka toko yang diberi nama Amigo Shoes pada tahun 1979. Beliau mulai menjual sepatu dan sandal untuk pria, wanita dan anak –anak .


(61)

Pada tahun 2007 Bapak H.Nasrul mewariskan semua kepemegangan hak toko kepada anak ke 3 dari 6 bersaudara yang bernama Fuad Said yang berumur 25 tahun dan anaknya tersebut yang menjalankan usaha toko sepatu sampai sekarang ini.

Saat ini toko Sepatu Amigo telah memiliki pelanggan tetap yang sangat banyak, baik dari kota Medan maupun luar kota Medan, hal tersebut dikarena toko Sepatu Amigo tidak hanya menjual sepatu secara ecer melainkan secara grosir atau dalam jumlah banyak. Toko Sepatu Amigo merupakan distributor sepatu yang sangat dikenal dikalangan para pedagang sepatu di Pasar Tradisional Sentral tersebut.

Usaha sepatu yang telah dijalankan dari 34 tahun yang lalu sudah terbilang sukses, hal tersebut dapat dilihat dari omset sepatu yang terjual setiap bulannya yang tidak sedikit. Toko Sepatu Amigo memiliki distributor tetap yang terdapat diluar kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Bogor. Biasanya pemesanan barang dagangan dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk mengantisipasi barang yang tidak laku terjual yang dapat tertumpuk terlalu lama di toko Sepatu Amigo.


(62)

4.1.4. Struktur Organisasi Toko Sepatu Amigo

STRUKTUR PERUSAHAAN TOKO SEPATU AMIGO

Deskripsi Kerja (Job Description) a. Pemilik Toko

Pemilik toko adalah orang yang memiliki kekuasaan penuh atas toko tersebut. Biasanya tugas pemilik toko hanya mengecek keadaan keuangan toko dan barang toko secara berskala waktu.

b. Pemegang Toko

Pemegang toko adalah orang yang memiliki hak dalam segala jenis kegatan yang dilakukan pada toko tersebut. Pemegang toko juga merupakan penerus usaha Toko Sepatu Amigo yang merupakan usaha keluarga uang diwariskan. Biasanya pemegang toko setiap harinya terjun langsung ke lapangan pada saat melakukan segala transaksi kepada konsumen toko Sepatu Amigo

PEMILIK TOKO

PEMEGANG TOKO

KARYAWAN

KASIR

KARYAWAN

TAMBAHAN


(1)

merupakan nilai positif bagi peran pasar tradisional terhadap para pedagang, terutama untuk toko amigo shoes.

2. Kesejahteraan pemilik took amigo shoes yang tidak lain tidak bukan adalah pedagang yang berjualan sepatu di pasar sentral dilihat dari pencapaian yang telah didapatkannya untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Dimana kesejahteraan meliputi terpenuhinya berbagai kebutuhan material sehingga dapat hidup layak.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menyimpulkan bahwa dengan baiknya tingkat kesejahteraan seseorang maka dia dapat menikmati hidupnya dengan tercukupinya berbagai macam kebutuhan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data bahwa segala aspek pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari yang dikeluarkan biayanya setiap bulan semuanya terpenuhi dengan baik.

Untuk kesehatan dimana tidak ada anggota keluarga yang kekurangan gizi ataupun memiliki penyakit khusus serta didukung dengan asuransi kesehatan yang telah dimiliki.

Untuk kebutuhan pendidikan berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Said, ia mengatakan bahwa belum memiliki anak, hanya seorang adik yang masih berkuliah di IPB dan masih dibiayai olehnya. Fasilitas rumah juga dirasakan sangatlah penting bagi setiap orang. Saat ini Pak Said telah membangun sebuah rumah yang masih dalam tahap renovasi. Rumah tersebut dibangunnya dari hasil kerja keras yang dilakukannya selama beliau menjadi seorang pedagang. Kemudian beliau juga memiliki tabungan usaha di salah satu bank yang ada di Indonesia untuk menjaga kestabilan usaha dan


(2)

kehidupannya serta memiliki fasilitas kendaraan yang sudah mencukupi dengan hak milik penuh tidak lagi dengan pinjaman kredit sepeda motor. Disimpulkan bahwa kesejahteraan diri toko amigo shoes sudah terpenuhi untuk hidup dengan layak dan tidak kekurangan sebagai pedagang.

6.2. Saran

Setelah mempelajari permasalahan yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya fasilitas yang terdapat di dalam pasar sentral di perhatikan lebih dalam oleh pemerintah kota untuk kelangsungan hidup para pedagang disana agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi dari yang sekarang ini, begitu juga dengan harga tarif sewa kios yang jangan terlalu tinggi dan mahal dalam menaikkan harganya karena itu dapat menjadi beban para pedagang dalam melaksanakan kegiatan usaha yang dilakukannya.

2. Adanya simpanan tabungan dari hasil penjualan dari pedagang sangatlah penting untuk menunjang kehidupan serta menjaga kestabilan hidupnya. Karena apabila terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan para pedagang bisa mengatasinya dengan uang tabungan yang mereka miliki agar tidak mengalami kerugian besar bahkan hingga bangkrut sehingga harus menutup usahanya. Tabungan tersebut juga berguna untuk melaksanakan rencana memperluas usaha di tempat lain, seperti ingin membuka cabang toko di pasar lain bahkan untuk membuka bisnis usaha baru yang lebih baik dari sebelumnya.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alam s, 1999. Ekonomi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Erlangga

Alfonso. 2004. Manajemen Jilid II. Jakarta : Erlangga

Dewanti Retno. 2008. Kewirausahaan. Jakarta : Mitra Wacana Media

Faisal, Sanapiah. 1995. Format-format penelitian sosial. Jakarta : Rajawali pers.

Hasan, Igbal, 2002. Metodologi penelitian kualitatif, Malang : Penerbit UMM Press.

Hasibuan S.P. Manajemen : Dasar pengertian dan masalah (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara

Kotler, Philip, Keller Kevin Lane. 2008. Managemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga

Machfoedz Mahmud, 2007. Pengantar Pemasaran Modern, Jakarta : Salemba


(5)

Nawawi Hadari. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Salemba

Prishardoyo Bambang. 2005. Ekonomi, Jakarta : Grasindo.

Ryanto Bambang. 1990. Dasar – dasar pembelanjaan perusahaan, Yogyakarta: BPFE.

Sugiono. 2005. Memahami penelitian Deskriptif Kualitatif. Bandung : Alfabet

Suyanto; Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta : Prenada Media

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan. Bandung : Pustaka

Thoha Mahmud. 2002. Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan. Jakarta : Pustaka Quantum

Tjiptono; Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yokyakarta : Penerbit Andi

Wahyuni, Eti; Kaputra, Iswan; Adi, Rusdiana; Hanif. 2005. Lilitan Masalah Usaha Mikro, kecil, menengah & Kontroversi Kebijakan. Medan: Bitra Indonesia


(6)

Umkm, 2011. Umkm Timeline. http :// (www.umkmIndonesia.com, diakses pada 8 mei 2013)

Sumber lain :