Stratigrafi Litologi Geologi Daerah Penyelidikan 1. Morfologi

Prosiding Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Buru, Maluku-DIPA 2014 3 Luas daerah penyelidikan kurang lebih 204,05 km 2 . Kota Namlea merupakan ibukota Kabupaten Buru, untuk menuju lokasi kerja lainnya dapat dilakukan dari kota ini.

2. HASIL PENYELIDIKAN

Kegiatan prospeksi di daerah Kecamatan Waeapo, kecamatan Lolong Guba dan sekitarnya, Kabupaten Buru telah dilakukan pemercontoan terhadap sedimen sungai aktif, konsentrat dulang dan batuan Gambar 2. Sesuai dengan kebutuhan dan setelah melakukan seleksi terhadap seluruh conto, maka conto- conto yng dianalisa adalah sebagai berikut :  Analisis kimia unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, As, Sb, Hg, Fe, Mo untuk conto sedimen sungai aktif 67 c dan batuan 37 conto.  Analisis butir untuk konsentrat dulang 72 ct.  Analisis petrografi 2 ct.  Analisis mineragrafi 3 ct.  Analisis Batuan Ubahan XRD 5 ct  PIMA 5 ct. 2.1. Geologi Daerah Penyelidikan 2.1.1. Morfologi Berdasarkan pengamatan lapangan dan pola kontur pada peta dasar topografi maupun peta DEM digital elevations model, secara umum morfologi daerah penyelidikan ini dapat dibagi kedalam tiga satuan, yaitu morfologi perbukitan terjal, morfologi perbukitan bergelombang dan pedataran alluvial sungai.

2.1.2. Stratigrafi Litologi

Mengacu Peta Geologi Lembar P. Buru, Maluku, Skala 1 : 250.000 yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Tjokrosapoetro dkk., 1993, daerah penelitian terdiri dari Formasi Wahlua Pzw berumur Perm yang terdiri dari sekis, filit, batupasir arkose meta, meta greywacke, dan marmer; Batugamping Terumbu berumur Tersier eosen, Endapan Undak berumur kuarter yang terdiri dari bongkah, kerikil, pasir, lanau , lumpur; dan Endapan alluvial berumur kuarter yang terdiri dari bongkah, kerikil, pasir, lanau dan lumpur. Sekis mika mendominasi daerah penelitian dengan derajat Prosiding Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Buru, Maluku-DIPA 2014 4 alterasi yang beragam dari lemah hingga kuat. Blok1 Gogorea-Savanajaya Lokasi tambang rakyat Gogorea terletak di bagian tengah dari lokasi penyelidikan. Di area prospeksi DAS Waebini – Savana Jaya, litologi yang tampak secara umum adalah sekis mika teralterasi propilitik dan argilik di beberapa tempat. Sekis mika teralterasi propilitik tersebar merata di area prospeksi ini, memiliki ciri berwarna abu-abu gelap kehijauan, kompak, terfoliasi, dengan klorit sebagai mineral penciri alterasi. Di beberapa tempat ditemukan urat kuarsa berwarna putih, masif, kristalin, melensa sigmoidal mengisi searah foliasi. Di area prospeksi DAS Waetele, memiliki kenampakan litologi yang hampir sama dengan DAS Waebini – Savana Jaya yaitu sekis mika teralterasi propilitik dan setempat argilik. Litologi di area prospeksi DAS Waemiten – Waekerta dan DAS Waesuhan – Kubalahin di bagian barat tidak memperlihatkan perbedaan litologi yang signifikan dengan Blok 2 Metar Kondisi litologi di daerah Metar dominan ditutupi oleh batuan Sekis mika sebagian besar dalam kondisi teralterasi, kemudian diendapkan endapan Undak yang tersebar di bagian timur blok metar. Blok 3 Waplau Litologi di lapangan didominasi oleh sekis mika yang memiliki kondisi bervariasi dilihat dari jenis alterasi. Blok 4 Sawa Litologi di lapangan didominasi oleh sekis mika yang memiliki kondisi bervariasi dilihat dari tipe alterasi. Keterdapatan beberapa lubang bekas tambang masyarakat di Dusun Samitna, Desa Sawa, Kecamatan Lilialy menjadi rujukan lokasi pengamatan dan pengambilan conto. Blok 5 Kaiyeli Litologi di lapangan didominasi oleh sekis mika yang memiliki kondisi bervariasi dilihat dari derajat pelapukan dan tipe alterasi. Sekis mika terdapat di daerah penelitian dengan kondisi teralterasi dan lapuk, tersingkap cukup merata di sepanjang tepi jalan Dusun Walepia, Desa Waetosi, Kecamatan Teluk Kaiely. Prosiding Prospeksi Mineral Logam di Kabupaten Buru, Maluku-DIPA 2014 5 Pada lokasi pengamatan BR14001, sekis mika memiliki kenampakan warna abu-abu gelap kemerahan, teroksidasi kuat oleh limonithematit, telah mengalami deformasi yang cukup kuat dibuktikan dengan arah foliasi yang tidak beraturan dan keterdapatan bidang sesar dengan arah kedudukan N216 o E37 o

2.1.3. Struktur Geologi