Periode Modern atau Keramik Bercorak Seni

19 dibawa ke pameran-pameran, hal ini berdampak semakin terkenalnya kerajinan keramik Kasongan yang bercorak seni.

h. Periode Modern atau Keramik Bercorak Seni

Masa ini berawal pada tahun 1970, dengan ditandai dengan munculnya bengkel kerja dari para pengrajin untuk membuat keramik seni bermotif binatang. Produk-produk keramik seni tersebut digarap dengan teknik dan mempunyai bentuk yang sama dengan yang diajarkan oleh Sapto Hoedojo. Ternyata keramik yang dihasilkan oleh pengrajin lebih laku dan mempunyai keuntungan yang tinggi dari pada keramik tradisional. Salah satu dari pengrajin yang bernama Ngadio, dia membuka galeri pembuatan kerajinan keramik yang bercorak seni. Hal ini bertujuan untuk mengikuti pameran yang diadakan oleh pihak-pihak swasta. Ngadio berani melakukan pameran diluar Kasongan, seperti di Singapura, Tokyo, dan Kyoto, pada tahun tujuh puluhan, sedangkan didalam negeri dia melakukan pameran di Jakarta dan Bandung. Pameran-pameran yang dilakukan oleh Ngadio antara lain adalah: 27 1. Tahun 1977 Ngadio pameran di Tokyo dan Kyoto, Jepang selama 40 hari atas sponsor Hotel Garuda. 2. Tahun 1979 Ngadio pameran tida kali di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta atas sponsor Departemen Perindustrian Rakayat. 3. Tahun 1981 Ngadio pameran dua kali di Istana Negara 27 Syaiful Bahri , op.cit., hlm. 78. 20 Keramik-keramik yang dipamerkan antara lain adalah patung-patung hewan dan manusia serta jambangan-jambangan bunga berukir. Selain itu Sapto Hoejodo dan Suliantoro juga mengadakan pameran diberbagai tempat di dalam negeri maupun dalam negeri. Dengan demikian kerajinan keramik Kasongan menjadi terkenal di tingkat Nasional maupun Internasional. Kerajinan keramik Kasongan semakin hari semakin berkembang dengan diterimanya oleh pasar tentunya ada kelebihan dari seni kerajinan keramik Kasongan yang dapat menarik uang dari luar negeri. Dengan terkenalnya produk- produk keramik Kasongan yang bercorak seni, berdampak dengan peralihan produksi oleh para pengrajin keramik lainnya. Mereka berlomba-lomba untuk membuat aneka bentuk keramik bercorak seni, dengan kata lain para pngrajin tidak mau ketinggalan atas kesuksesan yang di dapat oleh Ngadio dan yang paling utama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Dampak dari perubahan bentuk keramik ini menjalar hingga lima pedukuhan, yaitu Pedukuhan Kajen, Pedukuhan Tirto, Pedukuhan Gedongan, Pedukuhan Sembungan, dan Pedukuhan Kalipucang. Masyarakat beranggapan bahwa bentuk ini sebagai jalan keluar yang selama ini kesulitan didalam memasarkan kerajinan keramik tradisional. Kemudian para pengrajin melakukan tindakan untuk secara sadar menjadikan produk kerajinan keramik yang bercorak seni menjadi komoditas utama porduksi. 21

i. Kegiatan Pembaharuan dan Perkembangan Industri Keramik Kasongan