PENERIMAAN SISTEM E-FILING OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

(1)

PENERIMAAN SISTEM E-FILING OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

THE ACCEPTANCE OF E-FILING SYSTEM BY TAXPAYERS PERSONAL PEOPLE

Oleh

ANNISA WARIH UTAMI 20130420135

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARATA 2017


(2)

PENERIMAAN SISTEM E-FILING OLEH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

THE ACCEPTANCE OF E-FILING SYSTEM BY TAXPAYERS PERSONAL PEOPLE

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

ANNISA WARIH UTAMI 20130420135

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARATA 2017


(3)

(4)

MOTTO

“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu,

dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216)

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya,

jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Al-Imran: 139)

“Dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah

melainkan orang-orang yang kufur.” (QS. Yusuf: 87)

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”


(5)

PERSEMBAHAN

Tak ada daya dan upaya dalam semangatku menuangkan tinta dalam lembaran kertas karya kecil ini tanpa adanya mereka, Seperti malaikat bersayap banyak, membantu terbang untuk melihat luasnya cakrawala, seperti sesuatu yang selalu memacuku tanpa ada habisnya. Karya kecil ini ku persembahkan untuk:

Kedua Orang Tuaku Tercinta:  Subarno

 Sutikah Kakakku Tercinta:

 Riska Dewi Puspitasari Keponakan Tercinta:

 Marsya Nabila Faiqa Idzihni Almamater Tercinta

 Program Studi Akuntansi  Fakultas Ekonomi dan Bisnis

 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Keluarga Besarku dan para Sahabatku …


(6)

THANKS TO

Allah SWT yang Maha Kuasa

Terimakasih atas segala nikmat, rahmat dan hidayah yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.

Nabi Muhammad SAW

Yang menjadi petunjuk kaum mukmin yang menurunkan wahyu untuk memberikan jalan yang terang menuju surganya Allah.

Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Terimakasih atas doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, semangat, dan kesabaran selama ini sehingga Anis dapat melangkah sejauh ini. Mungkin Anis belum mampu membalas semua yang telah ayah dan ibu berikan, tapi Anis akan berusaha membalasnya dengan menjadi anak yang berbakti. Semoga ayah dan ibu selalu diberi kesehatan, rizky, yang cukup..aminn.. thanks mom and dad you are my everything I love you so much..

Kakakku tercinta

Terimakasih atas doa, dukungan kepadaku mbak riska. Terimakasih sudah menjadi kakak yang mengajarkan sebuah kehidupan yang penuh makna, yang selalu memberi motivasi.

Teman-temanku tercinta

Terimakasih untuk sahabat tersayang; Dian, Nimas, Java, Linka, Cahya, Ali, Chacha, Dio, Galeh, Rocky, Isti, Anisa Tajudin, Mbk Ayu, Ulfa, Dwi, Tika, Girin, Dhinda, Indita, Nia makasih untuk semangat dan doanya. Kalian adalah sahabat terbaik yang selalu mendengarkan keluh kesah, yang selalu menemani Anis untuk begadang, dan terimakasih atas bantuannya, tanpa kalian Anis mungkin tidak bisa apa-apa.Thanks to someone yang selalu buat onar selama anis nyusun skripsi. Semoga kalian selalu diberi kemudahan, kelancaran untuk menuju gerbang kesuksesan. Aminn aminn..


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBINGi ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TEBEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. TAM (Technology Acceptance Model) ... 12

2. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) ... 14

3. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) ... 15

4. Persepsi Risiko (Perceived Risk) ... 16

5. Pajak ... 16

6. E-filing ... 18


(8)

8. Minat ... 22

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 23

C. Penurunan Hipotesis ... 24

D. Model Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Obyek atau Subyek Penelitian ... 36

B. Jenis Data... 37

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

F. Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 58

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 65

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 93

D. Pembahasan (Interprestasi) ... 97

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

C. Keterbatasan ... 106

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

3.1. Daftar Kantor yang Menggunakan E-filing ... 36

3.2. Comparative Fit Index ... 57

4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 59

4.2. Demografi Responden ... 60

4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 61

4.4. Hasil Uji Univariate Outlier ke-1 ... 66

4.5. Hasil Goodness of Fit Index Persepsi Kegunaan ... 68

4.6. Hasil Output Regresi Weight Persepsi Kegunaan ... 69

4.7. Hasil Output Loading Factor Persepsi Kegunaan ... 69

4.8. Hasil Goodness of Fit Index Persepsi Kemudahan ... 71

4.9. Hasil Output Regresi Weight Persepsi Kemudahan ... 71

4.10. Hasil Output Loading Factor Persepsi Kemudahan ... 72

4.11. Hasil Goodness of Fit Index Persepsi Risiko ... 73

4.12. Hasil Output Regresi Weight Persepsi Risiko ... 74

4.13. Hasil Output Loading Factor Persepsi Risiko ... 75

4.14. Hasil Goodness of Fit Index antar Konstruk Endogen ... 76

4.15. Hasil Output Regresi Weight antar Konstruk Endogen... 77

4.16. Hasil Output Loading Factor antar Konstruk Endogen ... 78

4.17. Hasil Goodness of Fit Index Model Structural ... 80

4.18. Hasil Output Loading Factor Model Structural ... 81

4.19. Hasil Output Assessment Normality Model Structural ... 82

4.20. Hasil Goodness of Fit Index Pengurangan Indikator ... 83

4.21. Hasil Goodness of Fit IndexMenambah Garis Hubung ... 85


(10)

4.23. Hasil Output Assessment Normality Menambah Garis Hubung ... 88

4.24. Hasil Output Mahalonobis ... 89

4.25. Hasil Uji Outlier Univariate ke-4 ... 90

4.26. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93

4.27. Hasil Output Regression Weight Model Structural Akhir ... 94

4.28. Hasil Hubungan Tidak Langsung dan Langsung PKG Melalui KTI ... 95

4.29. Hasil Hubungan Tidak Langsung dan Langsung PKM Melalui KTI ... 96


(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1. Model TAM ... 13

2.2. Model Penelitian ... 35

3.1. Digram Jalur ... 48

4.1. Uji CFA Konstruk Eksogen Persepsi Kegunaan ... 68

4.2. Uji CFA Konstruk Eksogen Persepsi Kemudahan... 70

4.3. Uji CFA Konstruk Eksogen Persepsi Risiko ... 73

4.4. Uji CFA Konstruk Endogen ... 76

4.5. Uji Model Structural ... 79

4.6. Uji Model Structural dengan Interprestasi Pengurangan Indikator ... 83


(12)

(13)

(14)

(15)

ABSTRACT

This study aimed to analyze users' perception of E-filling with the readiness of Information Technology as intervening variable by the individual Taxpayer in DIY. The subject of this study is the individual Taxpayer who obligated to use e-filling in completing the SPT PPh formulir 1770S, especially in DIY. In this study, there are 139 respondences who selected by the purposive sampling method. The instrumens of this study are Analysis of Moments Structures22.0 (AMOS) and Statistical Product and Service Solutions 22.0 (SPSS).

Based on the analysis that has been done, this study showed some results. Those are the perception of the usefulness of significant positive effect in interest of using filing, perceived ease of significant positive effect in interest of using filing, the perception of the risk of significant positive effect in interest of using e-filing, the perceived usefulness influenced in interest of using e-filling with the information technology readiness as an intervening variable, the perceived ease influenced in interest of using e-filling with the information technology readiness as an intervening variable , while the perceived risk did not give positive effect significantly to the interest of using e-filling with the information technology readiness as an intervening variable.

Keywords: perceived usefulness, perceived ease, perceived risk, the information technology readiness, and the interest of use.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pajak didefinisikan sebagai kewajiban wajib oleh WP (Wajib Pajak) baik

orang pribadi atau badan kepada kas negara, yang bersifat memaksa dan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung. Pendapatan negara yang berasal dari

penerimaan pajak akan digunakan pemerintah dalam melakukan kesejahteraan

masyarakat. Dari tahun ke tahun tingkat pembayaran pajak selalu mengalami peningkatan. Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa total

pendapatan negara yang bersumber dari pajak sejak tahun 2010-2015 selalu

mengalami peningkatan yaitu dari 11,44% meningkat menjadi 21,22%.

Sumber lain yaitu Kemenku, (2015) menjelaskan bahwa penerimaan negara

pada tahun 2015 mencapai Rp1.491,5 T hampir Rp1.235,8 T berasal dari

pendapatan pajak. Hasil dari penerimaan pajak tersebut akan digunakan untuk

membiayai pengeluaran pemerintah salah satunya untuk pembangunan

nasional.

Besarnya pendapatan pajak yang mempengaruhi pendapatan negara maka

pemerintah melakukan beberapa hal untuk memaksimalkan penerimaan dari

sektor perpajakan. Semakin tingginya jumlah pendapatan negara dari

penerimaan pajak maka menunjukkan semakin meningkatnya pula jumlah WP

baik orang pribadi atau badan yang ada di Indonesia. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan dari perpajakan


(17)

2

perpajakan. Modernisasi yang dilakukan oleh DJP (Direktorat Jendral Pajak)

dalam sistem perpajakan merupakan sebuah reformasi perpajakan, salah

satunya adalah perubahan pada sistem pelayanan yang menggunakan

teknologi informasi dalam menyelesaikan administrasi perpajakan. Dengan

adanya perubahan sistem pelayanan menggunakan teknologi informasi

tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan dan memudahkan WP

dalam melakukan kewajibannya dan fiskus diharapkan dapat lebih terbuka

dalam melakukan pemungutan pajak sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2007.

Perubahan sistem perpajakan pertama kali dilakukan DJP pada tahun

2004 dengan dikeluarkannya Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor

KEP-88/PJ/2004 pada tanggal 14 Mei 2004. Keputusan tersebut berisi tentang

penyampain SPT (Surat Pemberitahuan) secara elektronik. Sistem penyampain

SPT secara elektronik yang selanjutnya disebut dengan e-filing yang

diresmikan oleh DJP dan Presiden Republik Indonesia yang saat itu dijabat

oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 24 Mei 2005. E-filing adalah

salah satu cara yang dapat digunakan WP orang pribadi atau badan dalam

melaporkan SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan yang

dilakukan secara online dan real time melalui ASP (Application Service

Provider). Sistem e-filing tidak hanya digunakan oleh WP orang pribadi namun dapat digunakan oleh WP badan. Pada tahun 2005-2011 WP yang akan

menggunakan e-filing dalam penyampaian SPT harus menggunakan layanan

ASP, namun mulai tahun 2012 WP dapat menggunakan secara langsung


(18)

3

Perbedaan e-filing menggunakan layanan ASP dan melalui website DJP salah

satunya adalah tarif yang dibebankan untuk penyampaian SPT melalui ASP

dibebankan tarif sesuai tarif ASP, sedangkan untuk penyampaian SPT melalui

DJP tidak dibebankan biaya.

Tingkat penggunaan e-filing di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

kenaikan akan tetapi penggunaan e-filing tidak sebanding dengan jumlah WP

yang ada di Indonesia dan minat menggunakan e-filing masih rendah

dibanding dengan yang menggunakan sistem manual. Berdasarakan data dari

DJP menunjukkan bahwa WP orang pribadi yang menggunakan e-filing

dalam penyampaian SPT PPh pada tahun 2013 dan 2014 secara berturut-turut

sebanyak 1.081.164 WP, 2.469.572 WP, sedangkan untuk WP yang

menyampaikan SPT secara manual pada tahun 2013 dan 2014 sebanyak

6.510.408 WP dan 6.429.925 WP. Dari hasil tersebut terlihat jelas bahwa WP

yang menggunakan e-filing masih sangat rendah dibandingkan dengan WP

yang menyampaikan SPT secara manual.

Kondisi di Indonesia ini sangat berbeda dengan beberapa kondisi di

negara lain salah satunya adalah Belanda yang telah sukses dalam

menggunakan sistem e-filing. Kesuksesaan penggunaan e-filing di Belanda

dikarenakan pada negara tersebut semua WP diwajibkan untuk menggunakan

e-filing dalam melaporkan SPT baik WP orang pribadi maupun badan, kewajiban tersebut memberikan dampak yang positif untuk WP salah satunya

adalah tidak adanya campur tangan pihak ketiga dalam menyampaikan SPT,


(19)

4

Menurut Wibisono dan Toly (2014), bahwa terdapat beberapa manfaat

yang dapat dirasakan WP ketika menggunakan e-filing yaitu sistem e-filing

dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan karena pada sistem

e-filing dapat diakses kapan pun yaitu selama 24 jam sehari serta 7 hari dalam seminggu dan dapat diakses dimana pun selama masih ada jaringan internet.

Manfaat lain adalah keamanan dan kerahasiaan data dapat terjamin karena

adanya username dan password untuk masing-masing pengguna e-filing yang

telah diberikan DJP.

Melihat beberapa manfaat yang dapat dirasakan serta melihat rendahnya

minat WP menggunakan e-filing di Indonesia maka berbagai upaya telah

dilakukan DJP untuk meningkatkan penggunaan e-filing di Indonesia. Salah

satunya adalah upaya yang dilakukan oleh KPP (Kantor Pelayanan Pajak)

Pratama Yogyakarta dengan cara membentuk duta e-filling. Pembentukan duta

e-filing bertujuan untuk mengikuti sebuah sosialisasi pelaporan SPT Tahunan PPh secara online. Pada sosialisasi duta e-filing mengundang dua perwakilan

untuk setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan instansi pemberi kerja yang menjabat sebagai bendahara dan tenaga kerja yang mempunyai keahlian atau pemahaman tentang internet. Diharapkan dengan adanya duta e-filing mereka dapat menjadi leader dan memberikan informasi terkait dengan penggunaan e-filing, sehingga pada saat pengisian SPT tidak terjadi kesulitan, Nugraha (2016).

Upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah WP dalam menggunakan


(20)

5

pada tanggal 31 Desember 2015. Isi surat edaran tersebut adalah mewajibkan

ASN (Aparatur Sipil Negara), TNI (Tentara Nasional Indonesia), POLRI

(Kepolisian Republik Indonesai) untuk mematuhi peraturan

perundang-undangan perpajakan dan menyampaikan SPT Tahunan PPh menggunakan

e-filing.

Faktor yang bisa menjadi penyebab minat WP untuk menggunakan e

-filing bisa dilihat dari dua aspek yang pertama adalah dari persepsi WP itu sendiri dan kesiapan teknologi informasi. Persepsi wajib pajak terdiri dari

persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan yang merupakan konstruk dalam

model TAM (Technology Acceptance Model). TAM merupakan teori yang

menjelaskan tentang pengaruh penggunaan teknologi informasi dan

penerimaan individu terhadap teknologi informasi tersebut. Persepsi kegunaan

menjelaskan tentang sejauh mana pengguna dapat percaya bahwa dengan

menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerjanya sedangkan

persepsi kemudahan tentang sejauh mana seseorang dapat percaya bahwa

dengan menggunakan sebuah teknologi akan bebas dari usaha apapun. Ketika

wajib pajak mempunyai persepsi kegunaan dan kemudahan yang tinggi maka

minat wajib pajak menggunakan e-filingakan semakin tinggi dan sebaliknya

jika persepsi kegunaan dan kemudahan rendah maka akan semakin rendah

minat wajib pajak menggunakan e-filing.

Selain kedua persepsi diatas terdapat persepsi lain yang dapat menjadi

faktor penggunaan e-filing yaitu persepsi risiko. Persepsi risiko merupakan


(21)

6

pribadi WP dalam sistem online. Keamanan dapat didefiniskan bahwa

penggunaan sistem informasi tersebut aman atau dengan kata lain risiko

terjadinya pencurian data pengguna rendah. Sedangkan kerahasiaan terkait

dengan data pribadi WP terjamin kerahasiannya, yaitu tidak ada pihak ketiga

yang dapat mengakses akun pribadi WP tanpa sepengetahuan WP.Dalam

sistem e-filing aspek keamanan data pribadi WP dapat dilihat dengan adanya

username dan password yang telah diberikan DJP untuk masing-masing WP, sehingga tidak ada pihak ketiga yang dapat mengetahuinya. Jadi semakin

rendah persepsi risiko pada penggunaan sistem maka akan semakin tinggi

minat menggunakan e-filing. Dari aspek kesiapan tekonologi informasi adalah

dilihat dari sistem teknologi tersebut. Ketika teknologi dapat diterima oleh

pengguna dengan baik dan tanpa ada rasa ragu dalam menggunakan teknologi

untuk melakukan pekerjaan maka dapat dikatakan teknologi tersebut telah siap

untuk digunakan oleh pengguna, Desmayanti (2012).

Berdasarkan permasalahan yang terjadi yaitu jumlah pengguna e-filing

yang masih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan sistem manual

dan berdasar penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa masih banyak

kekurangan dalam sistem e-filing sehingga menyebabkan WP enggan

melaporakan SPT melaui e-filing. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian tentang minat pengguna e-filing WP orang pribadi

yang telah diwajibkan menggunakan e-filing di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kompilasi, yaitu penelitian yang


(22)

7

(2010) yang menguji persepsi kemudahan mempunyai efek positif terhadap

persepsi kegunaan, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan mempunyai

efek positif terhadap minat menggunakan e-filing, dan persepsi risiko

memiliki efek negatif terhadap minat WP menggunakan e-filing di Malaysia

serta pengaruh perspsi kegunaan, persepsi kemudahan dan persepsi risiko

terhadap minat menggunakan e-filing. Persamaan penelitian yang akan

dilakukan dengan penelitian Azmi dan Bee adalah sama-sama menguji

persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan dan persepsi risiko terhadap minat

menggunakan e-filing dan perbedaannya adalah pada penelitian ini sampel

yang digunakan adalah WP yang ada di wilayah DIY.

Selain itu penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan

Wibisono dan Toly (2014) yang menguji keamanan dan kerahasian, kesiapan

teknologi informasi, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan terhadap minat

menggunakan e-filing di Surabaya. Persamaan penelitian yang akan dilakukan

dengan penelitian Wibisono dan Toly adalah sama-sama menguji persepsi

kegunaan, persepsi kemudahan dan kesiapan teknologi informasi terhadap

minat menggunakan e-filing, sedangkan perbedaannya adalah pada penelitian

yang akan dilakukan kesiapan teknologi informasi digunakan sebagai variabel

intervening, karena kesiapan teknologi informasi dirasa dapat mempengaruhi

hubungan tidak langsung antara persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan

persepsi risiko terhadap minat menggunakan e-filing. Perbedaan lain


(23)

8

yang digunakan. Sampel pada penelitian ini adalah WP orang pribadi

sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah WP badan.

Jadi secara umum perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah peneliti akan melakukan penelitian tentang minat WP dalam

menggunakan sistem e-filing pada penyampaian SPT Tahunan PPh formulir

1770S yang terdiri dari tiga variabel independen meliputi pesrepsi kegunaan,

persepsi kemudahan, persepsi risiko, satu variabel intervening yaitu kesiapan

teknologi informasi dan satu variabel dependen minat menggunakan e-filing.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian dengan judul “PENERIMAAN SISTEM E-FILLING OLEH

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI”. B. Batasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah pada penelitian dilakukan dengan tujuan agar saat

proses penelitian hanya fokus pada permasalahan yang akan diteliti dan tidak

keluar dari permasalahan yang telah ditetapkan. Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Responden penelitian adalah WP Orang Pribadi yang telah diwajibkan

mengggunakan e-filing dalam penyampaian SPT Tahunan PPh WP

Orang pribadi formulir 1770S yaitu PNS dan POLRI di DIY yang

terdiri dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul

dan Kota Yogyakarta.


(24)

9

a. Persepsi Kegunaan

b. Persepsi Kemudahaan

c. Persepsi Risiko

3. Variabel terikat pada penelitian ini adalah:

a. Minat menggunakan e-filing

4. Variabel intervening pada penelitian ini adalah kesiapan teknologi

informasi terhadap minat menggunakan e-filing.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

1. Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi?

2. Apakah persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi?

3. Apakah persepsi risiko berpengaruh positif terhadap terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi?

4. Apakah persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi

informasi sebagai variabel intervening?

5. Apakah persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi


(25)

10

6. Apakah persepsi risiko berpengaruh positif terhadap minat

menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi

informasi sebagai variabel intervening?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi kegunaan

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi kemudahaan

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

3. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi risiko

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

4. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi kegunaan

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan

kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

5. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi kemudahan

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan

kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

6. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh positif persepsi risiko

terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan


(26)

11

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris

tentangpersepsi kemudahan, persepsi kegunaan, persepsi risiko,

kesiapan teknologi informasi terhadap minat menggunakan e-filing.

Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangsih dalam

dunia keilmuan terutama dalam bidang perpajakan dan dapat

memberikan informasi maupun wawasan yang lebih luas bagi

pembaca.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan bagi DJP untuk mengambil

kebijakan dalam meningkatkan pengguna e-filing khusunya di wilayah


(27)

(28)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI

1. TAM (Technology Acceptance Model)

Technology Acceptance Model yang selanjutnya disebut TAM

merupakan salah satu teori adaptasi dari TRA (Theory of Reasoned

Action) yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1980 dan diusulkan oleh Davis pada tahun 1989. TRA

merupakan sebuah teori yang menjelaskan sebuah perilaku dilakukan

karena individu mempunyai kemauan atau niat untuk melakukan terkait

kegiatan yang akan dilakukan atas kemauan sendiri. TAM menjelaskan

suatu hubungan sebab akibat antara suatu keyakinan (manfaat suatu

sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) serta perilaku,

keperluan dan pengguna suatu sistem informasi. TAM bertujuan untuk

menjelaskan dan memperkirakan penerimaan pengguna terhadap suatu

sistem informasi. Pada TAM menggunakan TRA karena digunakan

sebagai dasar untuk mengetahui hubungan antar persepsi kegunaan dan

persepsi kemudahaan terhadap minat pengguna TI (Teknologi

Informasi). TAM adalah sebuah teori yang menjelaskan persepsi

pengguna teknologi. Persepsi pengguna tersebut akan mempunyai


(29)

14

Pada model TAM tingkat penerimaan penggunaan TI ditentukan

oleh lima konstruk yaitu, persepsi kemudahaan (perceived ease of use),

persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap dalam menggunakan

(attitude toward using), perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral

intention to use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage). Berikut merupakan model TAM yang diperkenalkan oleh Davis (1989):

Sumber: Davis, 1989.

Gambar 2.1.

Model TAM untuk Menjelaskan Persepsi Kedalam Minat Menggunakan TI

Pada gambar di atas menunjukkan hubungan antar konstruk dalam

model TAM. Konstruk external variable atau variabel dari luar dinilai

akan mempunyai pengaruh langsung terhadap kontruk perceived ease of

use dan perceived usefulness. Kontruk perceived ease of use dipengaruhi oleh external variable terkait dengan karakteristik suatu sistem yang

dapat meningkatkan minat pengguna TI. Pada dasarnya konstruk

perceived ease of use dan perceived usefulness sama-sama memiliki

pengaruh terhadap konstruk attitude toward using. Konstruk perceived External

variabel

Perceived ease of use Perceived usefulness

Actually system use Behavioral

Intention of use Attitude of


(30)

15

usefulness akan berpengaruh terhadap konstruk behavioral intention to

use. Selain itu, behavioral intention to use juga akan dipengaruhi oleh

konstruk attitude toward using dan sekaligus akan mempengaruhi

konstruk actual usage.

Berdasarkan keenam kontruk tersebut terdapat dua faktor yang

secara dominan mempengaruhi sistem teknologi. Faktor pertama adalah

persepsi kebermanfaatan (usefulness), sedangkan faktor kedua adalah

persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi (eas of use).

2. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi kegunaan adalah persepsi yang menjelaskan tentang

tingkatan sejauh mana pengguna dapat percaya bahwa dengan

menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerjanya Davis

(1989). Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan salah satu

penentu yang kuat terhadap penerimaan untuk menggunakan suatu TI

dan perilaku para pengguna. Kegunaan didefinisikan sebagai probabilitas

subyektifitas individu yaitu, bahwa dengan menggunakan TI tertentu

akan meningkatkan kinerja individu yang bersangkutan dalam konteks

suatu organisasi.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa persepsi kegunaan adalah sebuah persepsi pengguna tentang

sebuah sistem bahwa ketika sistem tersebut digunakan maka sistem


(31)

16

secara cepat dan mudah dibandingkan dengan sistem manual dan dapat

meningkatkan kinerja pengguna.

3. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Menurut Davis (1989) persepsi kemudahan adalah persepsi yang

menjelaskan tentang sejauh mana seseorang dapat percaya bahwa dengan

menggunakan sebuah teknologi akan bebas dari usaha apapun.

Kemudahaan mempunyai arti tanpa kesulitan atau tidak memerlukan

usaha yang banyak saat menggunakan TI. Persepsi kemudahan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor pertama adalah pada

teknologi itu sendiri, misalnya adalah pengalaman pengguna dalam

menggunakan teknologi yang sejenis. Faktor kedua adalah tersedianya

sarana yang dapat mendukung penggunaan teknologi yaitu sarana yang

dapat memudahkan pengguna untuk menggunakan teknologi ketika

mengalami kesulitan dalam menggunakannya.

Jadi pada persepsi kemudahan menunjukkan, pengguna memiliki

rasa percaya bahwa TI dapat digunakan secara mudah dan tidak sulit

untuk dimengerti, maka persepsi kemudahan akan mempunyai dampak

yang positif terhadap minat menggunakan teknologi. Faktor yang dapat

menjadi penyebab pemakai akan menerima dan menolak sebuah sistem

adalah ketika mereka menganggap sistem tersebut dinilai dapat


(32)

17

4. Persepsi Risiko (Perceived Risk)

Persepsi adalah bagaimana seseorang menilai dan memperhatikan

suatu objek yang ada di sekitarnya. Risiko merupakan sebuah hal yang

terjadi dikarenakan suatu kejadiaan terjadi tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan. Penelitian ini persepsi risiko didefinisikan sebagai

kecenderungan WP terkait dengan fungsi dan kontrol informasi data

pribadi mereka dalam sistem e-filing, Azmi dan Bee(2010).

Pada persepsi risiko terdapat aspek yang dapat mempengaruhi yaitu

keamanan dan kerahasian sistem tersebut. Menurut Desmayanti (2012)

keamanan sistem informasi adalah adanya manajemen pengelolaan yang

dapat mencegah, mengatasi dan melindungi sistem informasi dari

tindakan yang dapat merugikan seperti penggunaan tanpa izin,

penyusupan dan persuakan berbagai informasi yang dimiliki. Sedangkan

kerahasian adalah sebuah kejadian pertukaran informasi antara satu orang

dengan yang lain dan menyembunyikan pertukaran informasi tersebut

dari orang lain yang bukan anggotanya.

5. Pajak

Pajak adalah iuran wajib pajak badan maupun orang pribadi kepada

kas negara yang diatur dalam undang-undang bersifat memaksa tanpa

mendapatkan jasa timbal secara langsung dan digunakan untuk

membayar atau membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah secara

umum, Soemitro dalam Mardiasmo (2011). Berdasarkan definisi diatas


(33)

18

a. Iuran dari rakyat (wajib pajak orang pribadi atau badan) kepada

kas negara, pihak yang berhak memungut pajak hanyalah negara

dan iuran yang diberikan oleh rakyat tersebut berupa uang (bukan

barang).

b. Berdasarkan undang-undang, yaitu pajak yang disetorkan oleh

wajib pajak dan dipungut oleh fiskus aturan pelaksanaannya

diatur pada peraturan undang-undang.

c. Tanpa adanya jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang

secara langsung dapat ditunjuk.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni biasa

dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang

dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Dari definisi dan unsur pajak diatas maka pajak merupakan sejumlah

iuran yang disetorkan oleh wajib pajak baik badan maupun orang pribadi

kepada kas negara dan dipungut oleh fiskus sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam undang-undang. Ketika wajib pajak melakukan

kewajibannya yaitu melakukan pembayaran pajak, wajib pajak tidak

langsung mendapatakan jasa timbal. Pajak yang disetor oleh wajib pajak

nantinya akan diakui sebagai pendapatan negara. Pendapatan yang

bersumber dari pajak tersebut dipergunakan di masa yang akan datang

untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah salah satunya digunakan


(34)

19

6. E-Filing

E-filing secara garis besar terdiri dari dua kata yaitu electronic dan

filing. Electronic berarti menggunakan sistem komputerisasi dan filing adalah sistem pengisian formulir. Jadi e-filing adalah sebuah sistem

komputer yang dapat digunakan untuk membantu pengguna dalam

melakukan pengisian dan penyampaian formulir SPT Tahunan. Definisi

e-filing yang dijelaskan pada Peraturan Jendral Pajak Nomor KEP-05/PJ/2005 yaitu sebuah cara yang dapat digunakan untuk

menyampaikan dan melaporkan SPT tahunan secara elektronik yang

dilakukan secara online dan real time melalui Application Service

Provider (ASP) yang merupakan perusahaan jasa yang telah ditunjuk

Direktorak Jendral Pajak untuk menyediakan sistem e-filing.

Penyampaian e-filing secara online yang telah disebutkan diatas

adalah sebuah cara menyampaikan informasi melalui jaringan

komunikasi internet sedangkan real time menurut Nugroho (2001) adalah

sebuah proses updating file secara langsung dan segera ketika wajib

pajak mulai melakukan pengisian SPT. Dengan demikian informasi yang

diberikan wajib pajak dalam e-filing melalui sistem real time

menunjukkan informasi yang akurat.

Sistem e-filing merupakan salah satu modernisasi perpajakan di

Indonesia yaitu adanya perubahan cara penyampaian SPT secara

elektronik. Sebelum adanya pembaharuan yang dilakukan DJP, wajib


(35)

20

mengisi secara tertulis dan melaporkan ke KPP Pratama terdekat.

Namun, dengan adanya sistem e-filing wajib pajak dalam melaporkan

SPT tanpa datang ke KPP Pratama secara langsung. Kelebihan sistem

e-filing dibanding dengan sistem manual adalah dapat meminimalisir biaya administrasi yang harus dikeluarakan, meminimalisir waktu karena

melaporkan menggunkan e-filing dapat dilakukan dimanapun dan

kepanpun dan kualitas data yang semakin baik atau meningkat sehingga

dapat mengurangi risiko karena kesalahan jauh lebih rendah disbanding

sistem manual.

Namun sistem e-filing juga mempunyai kelemahan menurut Widjaya

(2014) yaitu wajib pajak harus mengirimkan SPT induk secara manual ke

KPP Pratama meskipun wajib pajak telah menggunakan sistem e-filing

karena sistem teknologi yang disediakan oleh ASP belum di lengkapi

dengan aturan telematika yang mengatur mengenai validitas data

elektronik. Kelemahan yang lain dari sistem e-filing adalah adanya

perbedaan format SPT antara pihak DJP dan ASP sehingga dapat

mempersulit wajib pajak dalam mengamali perbedaan.

Pada sistem e-filing melayani dua jenis penyampaian SPT Tahunan

PPh WP Orang Pribadi dan SPT Tahunana PPh Badan, meliputi:

a. SPT Tahunan PPh WP Orang pribadi formulir 1770S dan

formulir 1770SS. Formulir 1770S digunakan oleh WP Orang

Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih


(36)

21

dari kegiatan usaha maupun pekerjaan bebas. Contoh WP orang

pribadi yang menggunakan formulir 1770S adalah seorang

karyawan, TNI (Tentara Nasional Indonesia), ASN (Aparatur

Sipil Negara), POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) serta

para pejabat yang mempunyai penghasilan lain seperti sewa

tanah rumah, menjadi pembicara dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk formulir 1770SS digunakan oleh WP orang

pribadi yang mempunyai pendapatan selain dari kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas, dimana penghasilan brutonya kurang dari

Rp 60.000.000,00 dalam waktu satu tahun.

b. SPT Tahunan PPh Badan formulir 1771. SPT formulir 1771

digunakan oleh WP badan dalam melaporkan dan

memperhitungkan penghasilan PPh pasal 25 atau 29 dalam satu

tahun pajak.

7. Kesiapan Teknologi Informasi

Kesiapan didefinisikan sejauh mana pengguna dapat menerima dan

menggunakan teknologi informasi. Sedangkan teknologi informasi yang

selanjutnya disebut TI merupakan sebuah aplikasi komputer digunakan

untuk mendukung operasi dari suatu organisasi mislanya operasi,

instalasi dan perawatan komputer, perangkat lunak dan data.Sistem

informasi terdiri dari tiga elemen yaitu elemen sistem, teknologi dan

informasi. Elemen sistem adalah sebuah cara yang dilakukan oleh suatu


(37)

22

sistem akan mengubah suatu informasi dari masukan menjadi keluaran.

Elemen kedua adalah elemen teknologi. Elemen tekonolgi dapat dibagi

menjadi dua kelompok yaitu teknologi komputer dan teknologi

komunikasi.Elemen yang ketiga adalah informasi.

Menurut Wilkinson (2000) informasi adalah sekumpulan data yang

telah ditransformasikan dan mempunyai arti pada suatu proses tertentu.

Sumber informasi merupakan data yang menggambarkan

kejadian-kejadian secara nyata, sedangkan kejadian-kejadian itu sendiri adalah sesuatu hal

yang terjadi pada waktu tertentu. Jadi sistem TI adalah fasilitas-fasilitas

yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yaitu antara

computer dengn jaringan komunikasi untuk mendukung dan

meningkatkan kualitas informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat

secara cepat dan berkualitas.

Kesiapan teknologi informasi pada hakikatnya dapat dilihat oleh

individu yang akan menggunakan dan kesiapan teknologi itu sendriri.

Kesiapan individu merupakan sejauh mana individu tersebut dapat

menerima sebuah teknologi baru tanpa ada rasa keraguan untuk

menggunakan teknologi tersebut Desmayati (2012). Kesiapan teknologi

informasi dapat berpengaruh terhadap pemikiran penggunanya, ketika

pengguna dapat menerima taknologi tersebut maka akan semakin tinggi

pemikiran pengguna dan akan menyebabkan adaptasi yang bagus antara

pengguna dengan teknologi. Sedangkan dari kesiapan teknologi itu


(38)

23

teknologi tersebut sehingga dapat memproses data secara cepat dan

akurat.

8. Minat

Minat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) didefinisikan

sebagai kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan terhadap

sesuatu. Menurut Ahmadi (2009) minat merupakan sikap jiwa seseorang

termasuk ketiga fungsi jiwanya yaitu kognisi, emosi dan konasi yang

tertuju pada sesuatu dan adanya hubungan pada unsur perasaan yang

terkuat. Sedangkan menurut Crow dan Crow dalam Abror, (1993) minat

merupakan suatu sikap terkait dengan ketertarikan yang mendorong

seseorang tertarik pada kegiatan tertentu, benda maupun orang yang

dapat dirasakan oleh kegiatan itu sendiri.

Jadi minat dapat didefinisikan sebagai suatu sumber motivasi yang

dapat meningkatkan maupun mendorong seseorang untuk melakukan hal

yang disukai dan bebas memilih sesuai pilhan mereka.Minat pengguna

lebih cenderung pada perilaku untuk menggunakan sebuah teknologi

dalam hal ini minat menggunakan teknologi dapat diprediksi dari

perhatiannya terhadap teknologi tersebut. Menurut Sudarsono (2003),

terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya minat seseorang:

a. Faktor kebutuhan dari dalam dari diri sendiri. Kebutuhan ini

contohnya adalah kebutuhan yang terkait jasmani atau


(39)

24

b. Faktor emosional adalah ukuran keseriusan seseorang

memperhatikan suatu kegiatan tertentu.

c. Faktor motif sosial, minat dari diri seorang yang didorog oleh

keadaan sosial.

Jadi minat penggunaan merupakan sebuah kemauan seseorang untuk

mengguakan suatu teknologi yang dapat dipengaruhi oleh faktor

kebutuhan, emosional dan motif sosial.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang berjudul The Acceptance of the e-Filing

System by Malaysian Taxpayesrs: A Simplified Model; tahun 2010 oleh Anna Che Azmi dan Ng Lee Bee menunjukkan bahwa persepsi

kemudahaan berpengaruh terhadap persepsi kegunaan, persepsi

kegunaan mempengaruhi minat dalam menggunakan sistem e-filing,

dan persepsi risiko berpengaruh negatif pada niat dalam menggunakan

e-filing.

2. Penelitian terdahulu yang berjudul Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing di Surabaya; Tahun 2014 oleh Lisa Tamara Wibisono dan Agus Trianto Toly menunjukkan bahwa keamanan dan kerahasiaan, kesiapan

teknologi informasi, persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan

berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing.

3. Penelitian terdahulu yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi


(40)

25

oleh Ivana Lie dan Arja Sadjiarto menunjukkan bahwa persepsi

kegunaan, persepsi kemudahaan, persepsi kesukarelaan dan faktor

sosial berpengaruh pada minat menggunakan e-filing.

4. Penelitian terdahulu yang berjudul Pengaruh perilaku wajib pajak

terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di kota Manado; Tahun 2013 oleh Risal C.Y. Laihad menunjukkan bahwa persepsi kegunaan,

persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing

sedangkan sikap terhadap perilaku tidak berpengaruh terhadap

penggunaan e-filing. Dengan rekomendasi penelitian pemilihan sampel

dapat mempertimbangkan untuk memperluas cakupan responden

misalnya jenis WP.

5. Penelitian terdahulu yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penggunaan Fasilitas e-Filing oleh Wajib Pajak sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa secara Online dan Realtime (Kajian Empiris di Wilayah Kota Semarang); Tahun 2012 oleh Esy Desmayanti menunjukkan bahwa persepsi kemudahan, persepsi kegunaan,

kerumitan, keamanan dan kerahasiaan, serta kesiapan teknologi

inforamsi wajib pajak berpengaruh positif signifikan terhadap minat

wajib pajak dalam menggunakan e-filing.

C. Penurunan Hipotesis

Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui apakah

persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, persepsi risiko, dan kesiapan


(41)

26

1. Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Minat Menggunakan E-filing.

Persepsi kegunaan adalah persepsi yang menjelaskan tentang

sejauh mana pengguna dapat percaya bahwa dengan menggunakan

sebuah teknologi akan meningkatkan kinerjanya, membantu

menyelesaikan pekerjaan secara cepat, Davis (1989). Persepsi

kegunaan pada WP orang pribadi terkait dengan penggunaan e-filing

adalah ketika WP orang pribadi merasa bahwa dengan menggunakan

e-filing akan mempercepat dalam penyampaian SPT. Maksud dari mempercepat penyampain SPT adalah dengan menggunakan e-filing

maka WP akan mengehemat waktu yang digunakan untuk

menyampaikan sistem SPT secara online, menyederhanakan proses

pelaporan dan meningkatkan efektivitas serta produktifitas kinerja,

karena dapat dilakukan setiap waktu yaitu selama 24 jam dalam 7 hari

dan dapat digunakan ketika terdapat jaringan internet sehingga WP

tidak harus datang langsung ke KPP Pratama.

Namun ketika WP tidak menggunakan e-filing dalam

menyampaikan SPT WP harus melakukannya dengan mendatangi

langsung KPP Pratama pada jam tertentu sedangkan dengan

menggunakan e-filing tidak harus datang ke KPP secara langsung. Jadi

semakin tinggi persepsi kegunaan WP orang pribadi terhadap sistem

e-filing maka akan semakin tinggi minat WP menggunakan e-filing dalam menyampaikan SPT.


(42)

27

Penelitian yang dilakukan oleh Wibisono dan Toly (2014) tentang

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat WP dalam

penggunaan e-filing di Surabaya menunjukkan hasil bahwa persepsi

kegunaan mempengaruhi minat menggunakan e-filing di Surabaya.

Pada penelitiannya menunjukkan tiga indikator pada persepsi

kegunaan yaitu pertama peningkatan kinerja terkait dengan

peningkatan kinerja, prduktivitas, efektivitas dan kualitas pada hasil

akhir pekerjaan. Kedua membuat pekerjaan menjadi lebih mudah.

Ketiga dapat meminimalisir waktu dan biaya yang dikeluarkan.

Laihad (2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh perilaku

wajib pajak terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Manado

menyatakan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh positif signifikan

terhadap penggunaan e-filing. Penelitian lain yang menunjukkan

adanya pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat menggunakan

e-filing adalah penelitian yang dilakukan oleh Azmi dan Bee (2010) tentang penerimaan sistem e-filing oleh wajib pajak di Malaysia.

Penelitian yang dilakukan oleh Lie dan Sadjiarto (2013) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi minat perilaku WP menggunakan

e-filing menunjukkan bahwa persepsi kegunaan berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing. Penelitian yang dilakukan Lie dan

Sadjiarto mengasumsikan bahwa semakin tinggi kegunaan yang

diterima oleh WP maka akan mendorong WP menggunakan e-filing.


(43)

28

persepsi kegunaan mempengaruhi minat menggunakan sebuah

teknologi. Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian

ini adalah:

: Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing.

2. Persepsi Kemudahaan terhadap Minat Menggunakan E-filing Persepsi kemudaahan adalah sebuah persepsi dimana WP ketika

menggunakan sebuah teknologi akan merasa bahwa dengan

menggunakan teknologi tersebut akan memudahkan pekerjaan yang

dilakukan dibandingkan tanpa menggunakan sebuah teknologi Davis

(1989). Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas ketika sistem tersebut

dapat dengan mudah digunakan oleh para pengguna.

Kemudahan yang dimaksud tidak hanya pada kemudahan dalam

menggunakannya akan tetapi juga terkait dengan memudahkan

pengguna untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dibandingkan

mengerjakan secara manual. Jadi semakin tinggi persepsi kemudahan

pada WP akan semakin tinggi pula minat WP dalam menggunakan

e-filing.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Laihad

(2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh perilaku wajib pajak

terhadap penggunaan e-filing WP di Kota Manado menyatakan bahwa

persepsi kemudahaan berpengaruh positif signifikan terhadap


(44)

29

sistem e-filing mudah untuk digunakan maka penggunaan sistem akan

tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Lie dan Sadjiarto (2013) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi minat perilaku wajib pajak

menggunakan e-filing menunjukkan bahwa persepsi kemudahaan

berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing. Pada penelitiannya

mengasumsikan bahwa semakin mudah e-filing digunakan maka minat

menggunakan e-filing akan semakin tinggi dan sebaliknya apabila

e-filing sulit untuk digunakan maka minat WP akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan Fitriana (2015) dan Oktoviyani, dkk

(2016) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap

minat menggunakan sebuah teknologi. Wibisono dan Toly (2014)

dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa persepsi kemudahan

berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing. Kemudahan dalam

konteks ini terkait pada kemudahan melakukan pekerjaaan

dibandingkan secara manual.

Penelitian lain yang menunjukkan adanya pengaruh persepsi

kemudahan terhadap minat menggunakan e-filing adalah penelitian

yang dilakukan oleh Azmi dan Bee (2010) tentang penerimaan sistem

e-filing oleh wajib pajak di Malaysia. Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis penelitian ini adalah:

: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing.


(45)

30

3. Persepsi Risiko terhadap Minat Menggunakan E-filing

Persepsi risiko adalah sebuah persepsi wajib pajak terkait dengan

fungsi dan kontrol informasi data pribadi mereka dalam sistem online.

Persepsi risiko pada penelitian dua aspek yaitu keamanan dan

kerahasiaan. Kerahasiaan terkait dengan sejauh mana sistem e-filing

dapat menjaga data yang bersangkutan apakah nantinya pihak ketiga

dapat mengakses informasi tanpa sepengetahuan WP terkait dengan

pelaporakan SPT melalui sistem e-filing. Suatu sistem informasi dapat

dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat diandalkan, yaitu

adanya manajemen pengelolaan yang dapat mencegah, mengatasi dan

melindungi sistem informasi dari tindakan yang dapat merugikan

seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan dan persuakan berbagai

informasi yang dimiliki.

Menurut Wibisono (2014) menyatakan jika data pengguna

disimpan dengan aman maka akan memperkecil pihak lain untuk

mengakses atau menyalahgunakan data tersebut. Pada sistem e-filing

agar privasi WP tidak dapat diakses oleh pihak ketiga telah tersedianya

username dan password untuk setiap masing-masing WP yang telah terdaftar di KPP Pratama untuk menyampaikan SPT secara online. Jadi

dapat disimpulkan ketika WP mempunyai persepsi risiko rendah ketika

menggunakan sistem e-filing maka akan semakin tinggi minat WP


(46)

31

Penelitian yang dilakukan oleh Azmi dan Bee (2010) menyatakan

bahwa persepsi risiko mempunyai efek negatif pada niat perilaku

menggunakan e-filing. Penelitian Wibisono dan Toly (2014)

menunjukkan bahwa keamanaan dan kerahasiaan mempengaruhi minat

WP dalam menggunakan e-filing. Harlan (2014) meneliti tentang

persepsi risiko terhadap minat menggunakan e-banking di DIY

menunjukkan persepsi risiko berpengaruh positif signifikan. Penelitian

Salim (2013) dan Desmayanti (2012) dalam penelitiannya didapatkan

hasil berupa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh positif terhadap

minat pengguna dalam penggunaan e-Filing. Berdasarkan penelitian

terdahulu dan teori tentang persepsi risiko maka hipotesis penelitian ini

adalah:

: Persepsi risiko berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing.

4. Persepsi Kegunaan terhadap Minat Menggunakan e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening

Persepsi kegunaan pada wajib pajak adalah sebuah persepsi

dimana wajib pajak menyakini dengan menggunakan sistem tersebut

dapat memberikan manfaat dalam melakukan pekerjaanya. Kesiapan

teknologi informasi menjelaskan tersedianya piranti perangkat lunak

yang ada pada teknologi tersebut sehingga dapat memproses data


(47)

32

Penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2013) menunjukkan

bahwa persepsi kegunaan tidak berpengaruh terhadap sikap dalam

menggunakan teknologi, karena ketika teknologi informasi selalu

digunakan oleh komunitas maka akan menjadikan hal tersebut biasa

digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2015) dan

Oktofiyani, dkk (2016) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan dapat

mempengaruhi minat pengguna. Lie dan Sadjiarto (2013)

mengasumsikan dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi persepsi

kegunaan maka akan semakin tinggi minat menggunakan e-filing, dan

setelah dilakukan pengujian persepsi kegunaan berpengaruh terhadap

minat menggunakan e-filing. Wibisono dan Toly (2014) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa kesiapan teknologi informasi

berpengengaruh terhadap minat menggunakan e-filing.

Jika WP mempunyai persepsi bahwa sistem e-filing memberikan

manfaat dan dapat mempercepat pekerjaannya dibandingkan dengan

menggunakan sistem manual dan adanya kesiapan teknologi informasi

dengan baik maka akan meningkatkan WP dalam menggunakan

teknologi tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dapat terjadi

hubungan tidak langsung antara persepsi kegunaan terhadap minat

menggunakan e-filing dengan kesiapan teknologi infrormasi sebagai

variabel intervening. Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori


(48)

33

: Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

5. Persepsi Kemudahaan terhadap Minat Pengguna e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai variabel Intervening

Persepsi kemudahan adalah persepsi yang dimiliki WP ketika WP

merasa mudah, praktis dan tidak rumit dalam menggunakan e-filing.

Dalam hal ini kesiapan teknologi sangat mempengaruhi persepsi

kemudahan karena ketika teknologi informasi tersebut mudah untuk

digunakan maka WP akan mempunyai minat dalam menggunakan

e-filing.Kesiapan teknologi dapat dilihat dari individu untuk menerima teknologi tersebut.

Persepsi kemudahan dalam diri WP orang pribadi akan

meningkatkan minat dalam menggunakan e-filing. Dengan demikian

semakin tinggi persepsi kemudahaan maka akan semakin tinggi minat

WP dalam menggunakan e-filing Lie dan Sadjiarto (2013). Selain itu

persepsi kemudahan yang tinggi akan meningkatnya WP yang

menggunakan e-filing. Fitriana (2015) dan Oktoviyani, dkk (2016)

menyatakan bahwa persepsi kemudahan dapat mempengaruhi minat

menggunakan teknologi. Penelitian lain terkait dengan persepsi

kemudahan adalah penelitian Azmi dan Bee (2010) tentang

penerimaan sistem e-filing oleh wajib pajak di Malaysia dimana


(49)

34

e-filing. Namun, pada kenyataannya saat ini masih rendahnya minat menggunakan e-filing. Semakin meningkatnya WP yang menggunakan

e-filing maka teknologi yang digunakan harus seharusnya semakin ditingkatkan karena ketika teknologi tersebut tidak dapat memberikan

kepuasan maka pengguna akan enggan menggunakannya kembali dan

dapat menurunkan minat pengguna. Penelitian Wibisono dan Toly

(2014) menunjukkan bahwa kesiapan teknologi akan mempengaruhi

minat pengguna karena teknologi merupakan faktor utama dalam

menggunakan sistem e-filing. Berdasarkan penelitian terdahulu dan

teori tentang persepsi kemudahan maka hipotesis penlitian ini adalah:

: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

6. Persepsi Risiko terhadap Minat Menggunakan e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai variabel Intervening

Persepsi risiko pada penelitian ini terdapat dua aspek yaitu

keamanan dan kerahasian. Menurut Desmayanti (2012) keamanan

sistem informasi adalah adanya manajemen pengelolaan yang dapat

mencegah, mengatasi dan melindungi sistem informasi dari tindakan

yang dapat merugikan seperti penggunaan tanpa izin, penyusupan

berbagai informasi yang dimiliki. Sedangkan kerahasiaan terkait

dengan sejauh mana sistem e-filing dapat menjaga data WP yang


(50)

35

informasi tanpa sepengetahuan WP terkait dengan pelaporakan SPT

Tahunan melalui sistem e-filing. Dalam hal ini penggunaan e-filing

yaitu WP telah diberikan username dan password ketika WP

mendaftarkan diri ke KPP Pratama untuk menggunakan e-filing. Oleh

karena itu dengan adanya username dan password dapat membuat

rendah persepsi risiko WP ketika menggunakan e-filing dalam

penyampaian SPT secara online.

Hasil penelitian yang dilakukan Dwimastia (2014) menunjukkan

bahwa risiko akan mempengaruhi penggunaan teknologi. Penelitian

lain dilakukan oleh Salim (2013), Desmayanti (2012), Wibisono dan

Toly (2014) menunjukkan bahwa kerahasian dan keamanan sistem

akan mempengaruhi minat menggunakan e-filing. Azmi dan Bee

(2010) menyatakan bahwa persepsi risiko mempunyai efek negatif

pada niat perilaku menggunakan e-filing. Artinya persepsi risiko akan

memberikan dampak yang negatif yaitu menurunkan minat perilaku

untuk menggunakan.

Suatu teknologi dapat dikatakan baik dan siap jika keamanan

sistem tersebut dapat diandalkan dan dapat mengurangi terjadinya

kegagalan ketika digunakan oleh pengguna. Minat wajib pajak akan

meningkat dalam menggunakan e-filing. Jadi kesiapan teknologi

informasi dapat membuat hubungan tidak langsung antara persepsi


(51)

36

Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tentang persepsi kemudahan

maka hipotesis penlitian ini adalah:

: Persepsi risiko berpengaruh positif terhadap minat wajib pajak menggunakan e-filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

D. Model Penelitian

Model penelitian digambarkan dalam SEM terdapat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Model Penelitian


(52)

37 BAB III

METODE PENELITIAN A. Obyek atau Subyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah WP orang pribadi yang berada di wilayah

DIY yang telah diwajibkan menggunakan e-filing dalam menyampaiakn SPT

Tahunan PPh formulir 1770S. Penentuan jenis obyek penelitian didasarkan

dengan alasan bahwa yang akan diuji adalah WP orang pribadi yang

menggunakan e-filing dapat mewakili serta menjelaskan hubungan variabel

independen yang terdiri daripersepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan

persepsi risiko terhadap variabel dependen minat menggunakan e-filing

danvariabel intervening kesiapan teknologi informasi.

Tabel 3.1.

Daftar Kantor yang Menggunakan E-filing

No. Nama Kantor Alamat

1. Kecamatan Minggir Jl. Minggir, Sleman. Kebonagung, Sendangagung,

2. SMA N 1 MINGGIR Pakeran, Sleman. Sendangmulyo, Minggir,

3. Polsek Sentolo Jl. Yogya-Wates Km 16, Sentolo, Kulon Progo.

4. Kecamatan Nanggulan Jl. Sentolo Klangon No. 8, Nanggulan, Kulon Progo.

5. Kecamatan Sedayu Jl. Wates Km 12, Argorejo, Sedayu, Bantul.

6. Polsek Wirobrajan Jl. Kapten Tendean No. 595,Yogyakarta. 7. Polsek Patuk Jl. Yogyakarta-Wonosari Km 18, Patuk.


(53)

38

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

maupun perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner

yang biasa dilakukan oleh peneliti Sugiyono (2010). Data yang diperoleh dari

kuesioner yang merupakan data kualitatif yang dinyatakan dengan angka

menjadi data kuantitatif. Data primer kuantitatif ini digunakan untuk input

data penelitian hipotesis.

C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek

maupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan,

Sugiyono (2010). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh WP orang

pribadi yang diwajibkan aktif di wilayah DIY yang menggunakan e-filing

untuk melakukan pengisian SPT Tahunan PPh WP orang pribadi formulir

1770S.

2. Sampel

Sampel merupakan jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang telah ditentukan Sugiyono (2010). Sampel diperoleh

melalui sampling, yaitu sebuah teknik dalam pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah


(54)

39

non probability sampling adalah prosedur untuk menentukan jumlah sampel, dimana pada setiap responden dari populasi tidak mempunyai

peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel pada penelitian.

Teknik non probability sampling yang digunakan adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria

tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Wajib

pajak yang dijadikan sampel adalah WP dengan kriteria:

1) WP orang pribadi yang berada di wilayah DIY.

2) WP orang pribadi yang diwajibkan menggunakan e-filing

dalam penyampaian SPT Tahunan PPh WP Orang pribadi

formulir 1770S yaitu POLRI dan PNS.

Pada penelitian ini untuk menentukan besarnya sampel mengacu

pada Ghozali (2014) yaitu untuk penelitian yang menggunakan

interprestasi SEM, metode estimasi menggunakan maximum

likehood(ML) dengan minimum yang diperlukan sampel 100 sampai dengan maxsimum 200. Sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel

yang dilakukan dengan menentukan sampel dan populasi yang memenuhi

kriteria tertentu sebagi pembatas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner penelitian.

Kuisioner penelitian yaitu teknik pengumpulan data cara memberikan sebuah


(55)

40

selanjutnya responden harus menjawabnya Sugiyono (2010). Kuisioner

disusun berisi data responden dan beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat

menjelaskan persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan, persepsi risiko dan

kesiapan menggunakan teknologi informasi yang mempengaruhi minat dalam

menggunakan e-filing. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert, yaitu

skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan jawaban

sebagai berikut, Ghozali (2014):

1. SS : Sangat setuju nilainya 5

2. S : Setuju nilainya 4

3. N : Netral nilainya 3

4. TS : Tidak setuju nilainya 2

5. STS : Sangat tidak setuju nilainya 1

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu obyek yang telah ditetapkan peneliti untuk

dipelajari dan diterik kesimpulan. Pada penelitian ini menggunakan variabel

dependen minat menggunakan e-filing, variabel independen presepsi

kegunaan, presepsi kemudahan, presepsi risiko dan variabel intervening

kesiapan menggunakan teknologi informasi.

1. Minat menggunakan e-filing

Minat dalam menggunakan e-filing merupakan sebuah kemauan


(56)

41

melaporkan SPT secara online dan real time. Terdapat beberapa indikator

untuk mengetahui minat kegunaan menurut Davis (1989) yaitu:

a. Motivasi untuk tetap menggunakan teknologi itu untuk

mempermudah melakukan pekerjaan.

Keterangan: Jika 1 berarti keinginan untuk menggunakan e-filing

sangat rendah, jika 2 berarti keinginan untuk menggunakan e-filing

rendah, jika 3 keinginan untuk menggunakan e-filing netral, jika 4

berarti keinginan untu menggunakan e-filing tinggi dan jika 5 berarti

keinginan untuk menggunakan e-filing sangat tinggi.

2. Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan adalah persepsi yang menjelaskan tentang sejauh

mana seseorang dapat percaya bahwa dengan menggunakan sebuah

teknologi akan memberikan manfaat dan meningkatkan kinerjanya Davis

(1989). Indikator yang digunakan pada instrument persepsi kegunaan

merupakan indikator yang dikembangkan oleh Davis, yaitu sebagai

berikut:

a. Melakukan pekerjaan lebih cepat

Keterangan: Jika 1 berarti e-filing membantu untuk melakukan

pekerjaan dengan cepat sangat rendah, jika 2 berarti e-filing

membantu untuk melakukan pekerjaan dengan cepat rendah, jika 3

e-filing membantu untuk melakukan pekerjaan dengan cepat netral, jika 4 e-filing membantu untuk melakukan pekerjaan dengan cepat


(57)

42

tinggi dan jika 5 berarti e-filing membantu untuk melakukan

pekerjaan dengan cepat sangat tinggi.

b. Membuat pekerjaan lebih mudah

Keterangan: Jika 1 berarti e-filing membantu membuat pekerjaan

lebih mudah sangat rendah, jika 2 berarti e-filing membantu

membuat pekerjaan lebih mudah rendah, jika 3 e-filing membantu

membuat pekerjaan lebih mudah netral, jika 4 berarti e-filing

membantu membuat pekerjaan lebih mudah tinggi dan jika 5 berarti

e-filing membantu membuat pekerjaan lebih mudah sangat tinggi. c. Meningkatkan kinerja

Keterangan: Jika 1 berarti sistem e-filing membantu meningkatkan

kinerja penggunanya sangat rendah, jika 2 berarti sistem e-filing

membantu meningkatkan kinerja penggunanya rendah, jika 3

berarti sistem e-filing membantu meningkatkan kinerja

penggunanya netral, jika 4 berarti sistem e-filing membantu

meningkatkan kinerja penggunanya tinggi dan jika 5 berarti sistem

e-filing membantu meningkatkan kinerja penggunanya sangat tinggi.

Persepsi kegunaan di ukur menggunakan instrumen yang


(58)

43

3. Persepsi Kemudahan

Persepsi kemudahan didefiniskan sebagai persepsi yang menjelaskan

tentang sejauh mana seseorang dapat yakin bahwa dengan menggunakan

sebuah teknologi akan mudah untuk dipahamai dan tidak membutuhkan

usaha yang keras dalam menggunakannya Pratama dalam Desmayanti

(2012). Terdapat beberapa indikator menurut Davis (1989) yang dapat

digunakan untuk mengetahui persepsi kemudahaan (percieved ease of

use) terdiri dari:

a. Sistem sesuai dengan kebutuhan, fleksibel digunakan, tidak rumit

dan tidak membutuhkan usaha keras.

Keterangan: Jika 1 berarti tingkat kesesuaian sistem e-filing dengan

penggunanya sangat rendah, jika 2 berarti tingkat kesesuaian sistem

e-filing dengan penggunanya rendah, jika 3 berarti tingkat kesesuaian sistem e-filing dengan penggunanya netral, jika 4 berarti

tingkat kesesuain sistem e-filing dengan penggunanya tinggi dan jika

5 berarti tingkat kesesuaian sistem e-filing dengan penggunanya

sangat tinggi.

b. Tampilan jelas berkaitan dengan mudah dibaca dan tidak mengalami

kebingungan.

Keterangan: Jika 1 berarti tampilan e-filing untuk dipahami dan

dibaca sangat rendah, jika 2 berarti tampilan e-filing untuk dipahami


(59)

44

dan dibaca netral, jika 4 berarti tampilan e-filing untuk dipahami dan

dibaca tinggi dan jika 5 berarti tampilan e-filing untuk dipahami dan

dibaca sangat tinggi.

c. Mudah Dipelajari terkait dengan software dan hardware

Keterangan: Jika 1 berarti sistem e-filing untuk mudah dipelajari

sangat rendah, jika 2 berarti sistem e-filing untuk mudah dipelajari

rendah, jika 3 berarti sistem e-filing untuk mudah dipelajari netral,

jika 4 berarti sistem e-filing untuk mudah dipelajari tinggi dan jika 4

berarti sistem e-filing untuk mudah dipelajari sangat tinggi.

Persepsi kemudahan di ukur menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Davis (1989) yang terdiri dari 6 pertanyaan.

4. Persepsi risiko

Persepsi risiko adalah sebuah persepsi wajib pajak terkait dengan

fungsi dan kontrol informasi data pribadi mereka dalam sistem online

Desmayant, (2012).Persepsi risiko juga terkait dengan kerahasian data

pribadi WP, apakah nantinya dapat diakses oleh pihak ketiga atau

tidak.Terdapat beberapa indikator menurut Wibisono dan Toly (2014)

yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi risiko:

a. Kerahasiaan Data Pribadi

Keterangan: Jika 1 berarti kepercayaan pengguna terhadap

kerahasiaan data pribadi mereka ketika menggunakan sistem e-filing


(1)

penelitain Wibisono dan Toly (2014), Lie dan Sadjiarto (2013), serta Laihad (2013).

Pengaruh Persepsi kemudahan terhadap minat menggunakan e-filing

Parameter pengujian pengaruh persepsi kemudahan (PKM) terhadap minat menggunakan (MM) menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,290, nilai CR sebesar 1,912, dan nilai probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,056 < 0,1 H2 diterima dan sekaligus menyimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap WP orang pribadi yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa e-filing dapat memberikan kemudahan WP orang pribadi dalam melakukan pengisian SPT PPh formulir 1770S. Kemudahan yang dirasakan yaitu tidak mengalami kesulitan saat menggunakan dan adanya adanya adaptasi yang baik antara pengguna dengan sistem e-filing. Temuan empirik ini juga mendukung hasil Fitriana (2015), Oktofiyani, dkk (2016), dan Azmi dan Bee (2010).

Pengaruh persepsi risiko terhadap minat menggunakan e-filing

Parameter pengujian pengaruh persepsi risiko (PR) terhadap minat menggunakan (MM) menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,399, nilai CR sebesar 2,178, dan nilai probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,029 < 0,1. H2 diterima dan sekaligus menyimpulkan bahwa persepsi risiko berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap WP orang pribadi yang menunjukkan bahwa persepsi risiko berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing. Hal ini menunjukkan bahwa WP orang pribadi merasa yakin atau tidak adanya keraguan pada ketika menggunakan e-filing untuk menyampaikan SPT Tahnunan PPh WP orang pribadi. Tidak adanya keraguan menunjukkan bahwa sistem e-filing aman untuk digunakan yaitu dapat mencegah, mengatasi dan melindungi sistem informasi dari tindakan yang dapat merugikan seperti penggunaan tanpa izin oleh pihak ketiga. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Lie dan Sadjiarto (2013), serta Laihad (2013). Persepsi Kegunaan terhadap Minat Menggunakan e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening

Tabel 3

Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Melalui Kesiapan Teknologi Informasi

Variabel Total

pengaruh

Pengaruh langsung

Pengaruh tidak langsung

PKG  MM 0,436 0,208 0,228

Sumber: Data Primer yang diolah dengan AMOS 22.0

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh hubungan tidak langsung sebesar 0,228 lebih besar dari pengaruh langsung sebesar 0,208, sehingga persepsi kegunaan terhadap minat menggunakan e-filing memiliki pengaruh hubungan tidak langsung dan sekaligus menyimpulkan bahwa diterima. Responden pada


(2)

penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi informasi telah menyediakan sarana dan fasilitas yang baik, sehingga akan meningkatkan persepsi kegunaan pada diri WP salah satu manfaat dengan adanya kesiapan teknologi informasi yaitu sistem e-filing akan meningkatkan performa dan efektifitas pelaporan SPT. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi informasi dapat meningkatkan pengaruh persepsi kegunaan terhadap minat menggunakan e-filing. Persepsi Kemudahan terhadap Minat Menggunakan e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening

Tabel 4

Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Melalui Kesiapan Teknologi Informasi

Variabel Total

pengaruh

Pengaruh langsung

Pengaruh tidak langsung

PKM  MM 0,41 0,152 0,258

Sumber: Data Primer yang diolah dengan AMOS 22.0

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh hubungan tidak langsung sebesar 0,258 lebih besar dari pengaruh langsung sebesar 0,152, sehingga persepsi kemudahan terhadap minat menggunakan e-filing memiliki pengaruh hubungan tidak langsung dan sekaligus menyimpulkan bahwa diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi informasi dapat meningkatkan pengaruh persepsi kemudahan terhadap minat menggunakan e-filing. Adanya hubungan tidak langsung pada penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi akan berpengaruh pada persepsi kemudahan. Responden pada penelitian menunjukkan bahwa teknologi informasi sudah dirasa siap yaitu tersedianya fasilitas software dan hardware yang mudah untuk dipahami maka akan meningkatkan persepsi kemudahan WP dalam menggunakan e-filing. Kesiapan teknologi informasi digunakan oleh para pengguna dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem tersebut dapat memberikan sarana dan fasilitas yang baik. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Lie dan Sadjiarto (2013), serta Wibisono dan Toly (2014).

Persepsi Risiko terhadap Minat Menggunakan e-filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening

Tabel 5

Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Melalui Kesiapan Teknologi Informasi

Variabel Total

pengaruh

Pengaruh langsung

Pengaruh tidak langsung

PR MM 0,795 0,399 0,396

Sumber: Data Primer yang diolah dengan AMOS 22.0

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh hubungan tidak langsung sebesar 0,396 lebih kecil dari pengaruh langsung sebesar 0,399, sehingga persepsi risiko terhadap minat menggunakan e-filing tidak memiliki pengaruh hubungan tidak


(3)

langsung dan sekaligus menyimpulkan ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi tidak mempengaruhi persepsi risiko WP orang pribadi untuk menggunakan e-filing dalam penyampaian SPT Tahunan PPh WP orang pribadi formulir 1770S. Responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan teknologi tidak mempengaruhi persepsi risiko terhadap minat menggunakan, melainkan faktor yang dapat memepengaruhi perepsi risiko yaitu dari sistem e-filing.

Kesimpulan

1. Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

2. Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

3. Persepsi risiko berpengaruh positif terhadap terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi.

4. Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

5. Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

6. Persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan e-filing WP orang pribadi dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.

Saran

1. Saran untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika menambah responden dari lokasi penyebaran kuesioner. Konteks penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang telah diwajibkan yang menggunakan e-filing, dan yang menjadi responden adalah PNS dan POLRI. Akan lebih baik lagi jika penyebaran kuesioner dilakukan dengan menambah responden yang telah diwajibkan mengguankan e-filing yaitu TNI.

2. Penambahan indikator-indikator pada setiap variabel konstruk agar variabel laten bisa menjadi lebih valid dan reliable. Penambahan indikator disarankan mengacu pada referensi jurnal.

3. Penelitian mendatang akan lebih baik jika melakukan pengembangan model riset tidak hanya mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel eksogen dan endogen melaui variabel intervening, melainkan juga mengetahui hubungan variabel eksogen dengan intervening.

Keterbatasan

1. Responden pada penelitian hanya WP orang pribadi yang telah diwajibkan menggunakan e-filing, dan hanya mengambil angota PNS dan POLRI. Kuesioner yang digunakan sebagai metode pegumpulan data pada penelitian ini hanya menggunakan pertanyaan yang tertutup untuk mengetahui pendapat responden terhadap masing-masing variabel penelitian. Pada pertanyaan


(4)

tertutup responden tidak dapat memberikan informasi tambahan terhadap tanggapan responden.

2. Jumlah responden penelitian hanya 139 responden, dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga.

3. Isi dan bentuk kesioner yang masih jauh dari sempurna dikarenakan kemampuan dari peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh masih harus ditindaklanjuti untuk memperoleh hasil yang maksimal.

4. Uji normalitas secara multivariate pada penelitian ini belum dapat terpenuhi. DAFTAR PUSTAKA

Abror, A., 1993, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta, Tiara Wacana, Yogya. Ahmadi, Abu., 2009. Psikologi Umum. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta. Azmi, A.C., dan Bee, N.L., 2010, “The Acceptance of the e-Filing System by

Malaysian Taxpayers: A Simplified Model”, Electronic Journal of e-Government, Vol 8. Issue 1.

Cooper, D.R., Schinlder, P.S,. 2008, Business Research Methode, McGraw Hill International edition, New York, USA.

Davis, F.D., 1989, “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”, MIS Quarterly, Vol 13. No.3. Davis, F.D., dkk.,1989, User Acceptance of Computer Technology: A

Comparison of Two Theoretical Models, Management Science, Vol 35. No.8.

, Direktorat Jenderal Pajak. 2004. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP 88/PJ/2004 tentang “ Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik”, Jakarta.

Desmayanti, E,. 2012, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas e-Filing oleh Wajib Pajak sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa secara Online dan Realtime (Kajian Empiris di Wilayah Kota Semarang)”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 1, No 1.

Fitriana, Ana., 2015, “Analisis TAM TerhadapFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Layanan Internet Banking BCA”, CSRID Journal, Vol 7. No3.

Ferdinand, Agustin, 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen : Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor, Edisi 2, Semarang:BP-UNDIP.


(5)

Ghozali I., 2014, Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 22.0, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harlan., Dwimasta,. 2014. Pengaruh Kemudahan Penggunaa, Kepercayaan dan Risiko Persepsian Terhadap Minat Bertransaksi Menggunakan E-Banking Pada UMKM Di Kota Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi, UNY. , Kemenku, Realisasi Pendapatan Negara 2015 Capai Rp1.491,5 Triliun, http://www.kemenkeu.go.id/Berita/realisasi-pendapatan-negara-2015-capai- rp14915-triliun%3Ftag%3Danggaran-apbn-p-2015-pendapatan. Diakses Tanggal 16 Juni 2016 pk 11.33 WIB.

Laihad R.C.Y., 2013, “Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-Filing Wajib Pajak di Kota Manado”, Jurnal EMBA, Vol 1. No.3.

Lie, I., Sadjiarto, A., 2013, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak untuk Menggunakan e-Filing. Jurnal Tax & Accounting Review”, Vol 3. No. 2.

Nugraha, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Yogyakarta Membentuk Duta e-filling untuk Melebarkan Sosialisasi Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Via Jalur Online.

http://jogja.tribunnews.com/2016/02/03/kpp-pratama-yogyakarta-luncurkan-duta-e-filling?page=2. Diakses pada tanggal 21 April 2016 pk 09.17 WIB.

Nugroho W., 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi revisi, Andi, Yogyakarta.

Oktafiyani R., dkk., 2016, Penerimaan “Sistem E-Learing Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) Study Kasus Siswa/I Kelas X di SMU Negeri 92 Jakarta”, Jurnal Pilar Nusa Mandiri, Vol XII. No1. Salim E,. 2013, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas

e-Filing oleh Wajib Pajak sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa secara Online dan Realtime (Studi Empiris pada Wajib Pajak Badan di KPP Madya Jakarta Pusat)”. Jurnal Akuntansi.

Santoso B., 2013, “Pengaruh Perceived Usefulness Perceived Ease of Use,

Perceived Enjoyment Terhadap Penerimaan Teknologi Informasi”. Jurnal Studi Akuntansi Indonesia.

Sudarsono, J., 2003, Menumbuhkan Minat Belajar Untuk Mencapai Sukses Dalam Studi, Erlangga, Jakarta.


(6)

Sugiyono., 2010, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Wibisono, L.T., dan Toly, A.A., 2014, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak dalam Menggunakan E-filing di Suarabaya”, Jurnal Tax & Accounting, Vol 13. No.1.

Widjaya, F.U., 2014. “Implementasi E-Filing Di Indonesia”, Jurnal Sistem. Wilkinson, Cerullo., dan Raval Wong. 2000. Accounting Information System.

Fourth Edition, New York : John Wiley and Sons Inc.

Yilmaz, F., dan Kooligne, J., 2013, “Can E-Filing Reduce Tax Compliance Costs In Developing Countries”, Policy Research Working Paper.