PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

(1)

USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NASYA KAMILA TSANIA M

AS’UDI

20120310188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI

MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia)

TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI LAKI-LAKI

USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

NASYA KAMILA TSANIA MAS’UDI

20120310188

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil’alamin segala puji bagi Allah SWT karena penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang penulis persembahkan kepada

keluarga tercinta.


(5)

v

Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta pengikutnya hingga akhir zaman.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Konsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Penderita Hipertensi Laki-laki Usia 40-59 Tahun dan Usia di atas 60 Tahun” ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh derajat sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sehubungan jasa-jasa, kepada berbagai pihak pada kesempatan ini diucapkan terima kasih karena telah berperan serta dalam membantu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada: 1. Dr. Tri Pitara Mahanggoro, S.Si., M.Kes. selaku dosen pembimbing yang

dengan kesabaran telah memberikan tenaga, waktu dan pikirannya kepada penulis selama menyelesaikan proposal penelitian.

2. dr. Ratna Indriawati, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan ilmu serta pengalaman pada penulis.

3. Orang tua tercinta Mohammad Mas’udi dan Tiwuk Aprilia Sukamtin, serta kakak dan adik tersayang Syasya Yuania Fadila Mas’udi dan Maulida Tsalis


(6)

vi

4. Teman-teman PD UMY 2012 dan semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan proposal karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan menjadi catatan amal sholih yang diterima Allah SWT. Diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat mempersembahkan suatu hasil yang dan lebih baik. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama di bidang ilmu kedokteran. Terima Kasih.

Yogyakarta, 20 Juni 2016


(7)

vii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Kata Pengantar……….v

Daftar Isi………vii

Daftar Tabel.………...ix

Daftar Gambar………...x

Daftar Lampiran………..…xi

Intisari………xii

Abstract………...xiii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teoritis ... 8

1.Hipertensi ... 8

2. Mengkudu ... 18

3 Minuman Mengkudu ... 22


(8)

viii

C. Kerangka Konsep ... 24

D. Hipotesis……….25

BAB III METODE PENELITIAN... 26

A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Definisi Operasional... 29

F. Instrumen Penelitian... 30

G. Cara Pengumpulan Data ... 30

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

I. Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...34

A. ... Hasil Penelitian………..34

B. ... Pembahasan………39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….43

A. .... Kesimpulan………43

B. .... Saran………..43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN 1 ... 47

LAMPIRAN 2 ... 48

LAMPIRAN 3 ... 49


(9)

ix

Dapat Dimakan... 20 Tabel 2. 3 Kandungan Nutrisi dalam 100 gram Buah Mengkudu………... 20 Tabel 4. 1 Daftar Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Usia

40-59 Tahun………..……..……... 35

Tabel 4. 2 Daftar Distribusi Usia Subyek Penelitian Kelompok di atas 60

Tahun………..…………... 36

Tabel 4. 3. 1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu

(Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia 40-59 Tahun……….…... 37 Tabel 4. 3. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan

Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun………..….. 38 Tabel 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek

Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun dan Kelompok Usia di atas 60 Tahun……….... 39


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Prevalensi Usia Standar Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Dewasa Usia 25 Tahun atau Lebih Berdasarkan Wilayah WHO Tahun 2008... 9 Gambar 2. 2 Kerangka Teori……….. 23 Gambar 2. 3 Kerangka Konsep……….. 24


(11)

xi


(12)

(13)

xii

permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. Penggunaan tanaman obat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah merupakan pilihan alternatif yang tepat, baik dari segi ekonomis atau manfaatnya, salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia). Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Metode yang digunakan quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan ( Pretest-posttest). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Enam belas penderita hipertensi usia 40-59 tahun serta enam belas penderita hipertensi usia di atas 60 tahun mengonsumsi minuman mengkudu selama 30 hari yang dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu. Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005) setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia). Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).


(14)

xiii

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure was very influential for the onset of cardiovascular and cerebrovascular disease as well as a major cause of morbidity. Level of malignancy that was owned by hypertension could cause permanent disability and sudden death. Treatment of hypertension also took a long and costly so that a male patient who was the bread winner of the family would be burden on the economy. The use of medicinal plants needed to lower blood pressure was a right alternative option, both in terms of economic or benefits, such as the using of noni fruit (Morinda citrifolia). The content of scopoletin in noni fruit caused vasodilatation resulting in a decrease in blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of differences in beverage consumption of noni (Morinda citrifolia) on male hypertensive patients aged 40-59 years with over 60 years of age. Quasy experimental designed with pre-post treatment (pretest- posttest) was the method. Sampling was done by using purposive sampling. Sixteen patients with hypertension aged 40-59 years and sixteen hypertensive patients aged above 60 years of were consuming noni for 30 days and were measured before and after consuming the drink. Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Analysis of the data used to test the hypothesis was the Wilcoxon test. The result showed that the research subjects 40-59 years age group was obtained p = 0.001 (p < 0.005) and the age group above 60 years was obtained p = 0.004 (p < 0.005) after consuming the drinks of noni (Morinda citrifolia). There was a significant decrease in blood pressure in the research subjects 40-59 years age group and the age group above 60 years who consumed the drinks of noni (Morinda citrifolia).


(15)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat berpengaruh bagi timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskular serta sebagai penyebab morbiditas utama (Morgan & Stephen, 2007). Hipertensi sering diberi gelar

The Silent Killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Gangguan kesehatan ini dapat diderita oleh siapa pun dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi di negara maju maupun negara berkembang. Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. (Wahdah, 2011).

Hipertensi merupakan hal penting yang menjadi penyebab kematian dini di seluruh dunia, membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap tahunnya. Lebih dari 1 milyar orang hidup dengan hipertensi. Tahun 2008 secara keseluruhan, prevalensi hipertensi pada orang

dewasa usia ≥25 tahun adalah sekitar 40%, termasuk penderita yang


(16)

2

di wilayah Afrika (46%) dan terendah di wilayah Amerika (35%), serta terdapat 36% orang dewasa dengan hipertensi di Asia Tenggara (WHO, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% (Depkes, 2013). Provinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Depkes, 2008). Survei awal pada bulan Oktober 2009 di seluruh posyandu lansia yang berada di Kasihan I Bantul Yogyakarta didapatkan bahwa angka tertinggi hipertensi sebanyak 73,33% di Karang Jati Indah Desa Bangunjiwo, peringkat tertinggi kedua sebanyak 64,44% di Gunung Sempu Desa Tamantirto dan peringkat ketiga sebanyak 60,00% di Kasongan Permai Desa Bangunjiwo. Tingginya angka kejadian hipertensi di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta sehingga perlu dilakukan penelitian di tempat tersebut (Husnaniyah, 2010).

Salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular pada penyakit hipertensi yaitu usia, pada laki-laki >55 tahun dan perempuan <65 tahun. Individu dengan usia 55 tahun memiliki 90% risiko untuk mengalami hipertensi (Yogiantoro, 2007). Prosentase hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding wanita terjadi hingga usia 45 tahun. Prosentase tersebut mencapai angka yang sama pada usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun. Setelah itu, prosentase hipertensi akan lebih tinggi pada wanita (AHA, 2013).

Peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat diturunkan dengan mengonsumsi obat-obatan secara teratur sepanjang hidup penderita.


(17)

Efek samping obat-obatan penurun tekanan darah tersebut cukup banyak dijumpai, tetapi penderita jarang mengeluhkannya. Penggunaan obat alternatif diperlukan untuk menurunkan tekanan darah sekaligus aman dikonsumsi, seperti penggunaan obat-obat tradisional (Waha, 2000). Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional yang sering dikenal sebagai tanaman obat merupakan salah satu bentuk implementasi dari pemahaman agama terhadap ayat suci Al-Qur’an yaitu Q. S. An-Nahl ayat 11(Depag, 2009) :

“Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang

berpikir”.

Q. S. An-Nahl ayat 11 menjelaskan persoalan mengenai kreativitas berpikir terhadap pemanfaatan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang sudah dimanfaatkan sejak lama untuk menurunkan tekanan darah adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) (Waha, 2000).

Buah mengkudu (Morinda citrifolia) atau sering juga disebut sebagai buah noni sudah terbukti bermanfaat bagi tubuh melalui berbagai riset. Bunga, daun, buah, kulit dan akar mengkudu memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, scopoletin dan damnacanthal. Mengkudu digunakan untuk hipertensi, kram saat menstruasi, gastric ulcers, luka dan sebagainya.


(18)

4

Berbagai olahan yang sudah banyak dipasarkan dari daun dan buah mengkudu antara lain ekstrak kapsul, jus, serta teh mengkudu (Singh, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu Apakah terdapat perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.


(19)

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus bertujuan antara lain:

a. mengetahui tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

b. Mengetahui tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita hipertensi yang terjadi di masyarakat khususnya pada laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

3. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat referensi ilmiah penggunaan mengkudu sebagai obat terhadap suatu penyakit.


(20)

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai mengkudu antara lain : 1. Penelitian oleh Ibnu Sarwo Edhie Hartono (2009) berjudul Pengaruh

Mengkudu (Morinda citrofolia) Terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia Lanjut. Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian pre test-post test randomized control group design

dengan hasil penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu subyek dikhususkan pada laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun serta subyek mengonsumsi mengkudu dalam bentuk minuman mengkudu.

2. Penelitian oleh Dede Husnaniyah (2010) berjudul Perbandingan Daya Guna Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Seledri (Apium graviolens L) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Penelitian tersebut menggunakan desain penelitian quasy eksperiment dengan rancangan pra-pasca perlakuan (pretest-posttest random control group design) dengan pengambilan sampel secara purposive sampling, 11 orang penderita hipertensi yang mengonsumsi mengkudu, 11 orang seledri, dan 10 orang yang tidak mengonsumsi keduanya (kontrol). Hasil dan kesimpulan dari penelitian teresebut didapatkan pemberian mengkudu dan seledri selama 10 hari menurunkan tekanan darah


(21)

secara signifikan p = < 0,05 serta tidak terdapat perbedaan penurunan tekanan darah yang diberi mengkudu atau seledri.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini digunakan dua kelompok usia yaitu kelompok usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu tanpa mengonsumsi ekstrak seledri dalam bentuk kapsul.


(22)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika tekanan di pembuluh darah meningkat secara kronis. Seseorang disebut sebagai penderita hipertensi jika pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh tenaga kesehatan (dokter/ perawat/ bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi, tetapi saat diwawancara sedang mengonsumsi obat medis untuk tekanan darah tinggi (Depkes, 2013). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan / atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Peningkatan tekanan darah tersebut terjadi seiring dengan peningkatan usia (JNC, 2003).

Kejadian hipertensi berpengaruh terhadap kematian dini di seluruh dunia yang membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap tahunnya. Keseluruhan prevalensi hipertensi pada orang dewasa usia ≥25 tahun adalah sekitar 40%, termasuk penderita yang mengonsumsi obat untuk hipertensi secara global tahun 2008 (WHO, 2013).

Prevalensi hipertensi tertinggi berada di wilayah Afrika (46%) dan terendah di wilayah Amerika (35%), sedangakan di wilayah Asia Tenggara orang dewasa dengan hipertensi sebanyak 36%. Prevalensi peningkatan


(23)

tekanan darah di negara berpenghasilan rendah, menengah ke bawah, dan menengah ke atas lebih tinggi (40 %) dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi (35 %). Kebijakan kesehatan publik yang kuat, tindakan pencegahan multisektoral, serta diagnosis dan pengobatan yang disediakan oleh pemerintah menyebabkan penurunan prevalensi hipertensi di negara berpenghasilan tinggi (WHO, 2013).

Gambar 2. 1 Prevalensi Usia Standar Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah pada Dewasa Usia 25 Tahun atau Lebih Berdasarkan Wilayah WHO Tahun 2008 (WHO, 2013)

Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya kematian 1,5 juta jiwa setiap tahun di wilayah Asia Tenggara. Satu dari tiga orang dewasa terkena hipertensi di wilayah tersebut. Laki-laki memiliki prevalensi tekanan darah tinggi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (WHO,


(24)

10

2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8% (Depkes, 2013). Provinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Depkes, 2008).

Peningkatan usia seseorang menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Pembuluh darah menjadi kaku akibat degenerasi komponen dinding pembuluh darah. Mekanisme tersebut meningkatkan peluang terjadinya stroke, serangan jantung, gagal jantung, penyakit ginjal atau kematian dini (Chen, 2014).

Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah yang menyebabkan terjadinya hipertensi:

1). Genetik

Orang kulit hitam di negara Barat lebih banyak menderita hipertensi dan lebih tinggi tingkat hipertensinya dibandingkan orang kulit putih. Tingkat morbiditas dan mortalitas orang kulit hitam yang lebih tinggi menyebabkan perkiraan hipertensi berkaitan dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa terdapat kelainan pada gen angiotensinogen, tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik (Gray, 2005).


(25)

2). Jenis kelamin

Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-menopause dibanding pria. Hal tersebut dipengaruhi oleh hormon yang dimiliki wanita (Gray, 2005).

3). Usia

Peningkatan usia sejalan dengan peningkatan angka kejadian hipertensi. Prevalensi hipertensi pada rentang usia 18-39 tahun sebesar 6.8%. Prevalensi sebesar 30.4% pada rentang usia 40-59 tahun dan 66.7% untuk usia di atas 60 tahun (Yoon, 2012).

Beberapa faktor risiko yang dapat diubah untuk menurunkan kejadian hipertensi (Tortora, 2006) :

1). Obesitas

Penurunan berat badan merupakan terapi terbaik untuk pasien hipertensi jangka pendek yang mengonsumsi obat. Penurunan beberapa kilogram sangat membantu penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan obesitas.

2). Konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat menurunkan terjadinya penyakit jantung koroner, khususnya pada laki-laki ≥45 tahun dan perempuan ≥55 tahun.


(26)

12

3). Kurangnya olahraga

Olahraga selama 30-45 menit per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 10 mmHg.

4). Konsumsi garam

Konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi sehingga pengurangan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah.

5). Kebiasaan merokok

Merokok berdampak buruk pada jantung dan dapat memperparah terjadinya hipertensi dengan meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah.

Risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi yaitu ketika seseorang memiliki tekanan darah 130-139/80-89 mmHg. Keadaan tersebut menyebabkan seseorang berisiko 2 kali lipat terkena hipertensi dibanding orang yang memiliki tekanan darah di bawah 120/80 mmHg (Chen, 2014).

Klasifikasi tekanan darah dapat digunakan untuk menyederhanakan pendekatan diagnostik dan menentukan terapi yang akan diberikan kepada pasien (Mancia, 2013).


(27)

Tabel 2. 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut European Society of Hypertension (ESH) 2013

Kategori Tekanan Darah

Sistolik (mmHg)

Tekanan Darah Diastolik

(mmHg)

Optimal <120 dan <80

Normal 120-129 dan / atau 80-84

Normal tinggi 130-139 dan / atau 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 dan / atau 90-99 Hipertensi derajat 2 160-179 dan / atau 100-109

Hipertensi derajat 3 ≥180 dan / atau ≥110

Isolated systolic Hypertension ≥140 Dan <90 (Mancia, 2013)

Klasifikasi tersebut dapat digunakan untuk kelompok usia dewasa muda, usia dewasa menengah, hingga lansia, sedangkan pada anak-anak dan remaja tidak dapat menggunakan tabel tersebut (Mancia, 2013). Prehipertensi tidak termasuk dalam kategori penyakit. Keadaan tersebut menandakan bahwa seseorang berisiko tinggi untuk terkena hipertensi sehingga perlu dicegah agar tekanan darah tidak meningkat menjadi hipertensi (JNC, 2003).

Hipertensi sistolik terisolasi atau Isolated systolic Hypertension

merupakan keadaan peningkatan tekanan darah sistolik seiring bertambahnya usia dan penurunan tekanan darah diastolik yang terjadi pada lansia. Keadaan tersebut sebagian besar terjadi karena kerusakan progresif komponen penyusun pembuluh darah sehingga terjadi gangguan fungsi dinding arteri. Beberapa hal yang dapat terlibat dalam kejadian tersebut antara lain disfungsi


(28)

14

endotel, aterosklerosis, kekakuan aorta dan peningkatan wall stress dan tekanan nadi (Singh, 2012).

Peningkatan 2 mmHg tekanan darah sistolik dapat menyebabkan peningkatan 7% risiko mortalitas karena penyakit jantung iskemik. Peningkatan 10% mortalitas akibat stroke juga terjadi akibat peningkatan tekanan darah tersebut (Lewington, 2002).

Secara garis besar penyebab terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

1). Hipertensi Primer

Hipertensi primer dapat juga disebut sebagai hipertensi esensial atau idiopatik. Peningkatan tekanan darah tersebut terjadi sebesar 95% dari kasus-kasus hipertensi. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi perifer (Gray, 2005). Perubahan genetik yang berinteraksi dengan lingkungan dapat meningkatkan resistensi perifer dan volume darah, sehingga dapat terjadi peningkatan tekanan darah. Berbagai mekanisme tejadinya peningkatan tekanan darah diperantarai oleh sistem saraf simpatik, sistem renin-angiotensin-aldosteron,

natriuretic peptide dan sebagainya. Inflamasi, disfungsi endotel dan resistensi insulin juga berkontribusi terhadap peningkatan resistensi perifer serta peningkatan volume darah. Volume vaskular yang meningkat berhubungan dengan penurunan ekskresi garam di ginjal


(29)

sehingga individu dengan hipertensi cenderung memiliki kandungan garam yang rendah di dalam urin (McCance, 2006). Hipertensi sebagai kondisi klinis biasanya diketahui beberapa tahun setelah terjadinya perubahan kedua hal tersebut. Beberapa mekanisme fisiologi kompensasi sekunder mulai terjadi sehingga kelainan dasar curah jantung atau resistensi perifer tidak diketahui dengan jelas (Gray, 2005).

Keadaan yang terjadi pada hipertensi awal berupa curah jantung yang normal atau sedikit meningkat disertai resistensi perifer yang meningkat. Terjadinya hipertensi juga menyebabkan penebalan dinding arteri dan arteriola yang diperantarai oleh faktor yang memicu hipertrofi vaskular serta vasokonstriksi. Faktor pemicu tersebut antara lain insulin, katekolamin, angiotensin dan hormon pertumbuhan. Penebalan tersebut menjadi alasan sekunder mengapa terjadi kenaikan tekanan darah (Gray, 2005).


(30)

16

2). Hiperetensi Sekunder

Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain (Tortora, 2006) :

a). Obstruksi aliran darah di ginjal atau penyakit yang merusak jaringan di ginjal akan menyebabkan ginjal melepaskan renin yang berlebihan ke dalam darah.

b). Hipersekresi aldosteron terjadi akibat adanya tumor pada kelenjar adrenal. Hipersekresi hormon tersebut dapat menstimulasi reabsorbsi garam dan air berlebihan oleh ginjal. Peningkatan reabsorbsi tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan tubuh.

c). Hipersekresi epinefrin dan norepinefrin terjadi karena adanya

pheocrhromocytoma, sebuah tumor medulla adrenal. Epinefrin dan norepinefrin meningkatkan denyut jantung dan kontraktilitas serta meningkatkan resisten vaskular sistemik.

Kaplan dalam Yogiantoro (2007) menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah tercantum dalam rumus dasar : Tekanan darah = curah jantung x tahanan (resistance) perifer.

Patofisiologi hipertensi berhubungan dengan sistem renin-angiotensin aldosteron (SRAA) yang berperan dalam mengontrol homeostasis tekanan


(31)

arterial, perfusi jaringan dan volume ekstraseluler. Sistem tersebut dimulai dari sintesis renin oleh sel juxtaglomerulus yang mempengaruhi sistem aferen di arteriol glomerulus ginjal. Aktivasi sekresi renin diatur oleh empat hal, antara lain:

1). Mekanisme baroreseptor ginjal pada arteriola aferen dapat merubah tekanan perfusi ginjal.

2). Perubahan dalam pengiriman NaCl (perubahan konsentrasi Cl-) menuju sel makula densa yang berada di tubulus distal ginjal. Sel tersebut terletak berdekatan dengan sel juxtaglomerulus yang tergabung dalam aparatus juxtaglomerularis.

3). Reseptor β1 adrenergik yang menstimulasi atau merangsang saraf simpatik.

4). Feedback negatif dari aktivitas langsung angiotensin II pada sel

juxtaglomerulus (Atlas, 2007).

Renin juga disintesis oleh jaringan lain, antara lain otak, kelenjar adrenal, ovarium, dan jaringan adipose viseral. Pengaturan sekresi renin menjadi kunci penting aktivitas dari SRAA (Atlas, 2007).

Penurunan tekanan perfusi ginjal dan tekanan arteriol aferen menyebabkan secara singkat penurunan volume darah yang bersirkulasi, kemudian memacu pelepasan renin oleh sel juxtaglomerulus (Atlas, 2007). Sekresi enzim renin tersebut menyebabkan peningkatan jumlah renin di dalam darah. Renin merubah angiotensinogen, sebuah produk plasma yang


(32)

18

diproduksi di hepar, menjadi angiotensin I. Darah yang mengandung peningkatan jumlah angiotensin I bersirkulasi ke seluruh tubuh. Aliran darah yang melewati kapiler paru akan menyebabkan angiotensin-converting enzyme (ACE) merubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II menstimulasi korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron. Darah yang mengandung aldosteron tersebut akan memasuki ginjal sehingga menyebabkan peningkatan reabsorbsi Na+ dan air. Akibat dari retensi garam dan air tersebut, urin yang dikeluarkan menjadi berkurang. Aldosteron juga menstimulasi ginjal untuk meningkatkan sekresi K+ dan H+ dalam urin. Peningkatan reabsorbsi air oleh ginjal menyebabkan peningkatan volume darah sehingga tekanan darah juga meningkat (Tortora, 2006).

Angiotensin II juga memiliki peran terhadap stimulasi kontraksi otot polos pada dinding arteriol. Vasokontriksi arteriol tersebut memperparah terjadinya peningkata tekanan darah (Tortora, 2006).

2. Mengkudu

Morinda citrifolia dikenal sebagai buah noni, tumbuh secara luas di daerah Pasifik dan sudah digunakan sebagai obat tradisional oleh penduduk di kepulauan sekitar Pasifik. Buah ini berasal dari Asia Tenggara (Indonesia) dan tersebar luas hingga seluruh daerah yang beriklim tropis (Nelson, 2003).

Berdasarkan taksonomi tumbuhan, Tony (2003) mengemukakan bahwa mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut :


(33)

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)

Kelas : Sypmpetalae (ciri khas: memiliki daun-daun mahkota yang berlekatan satu sama lain)

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae (kopi-kopian) Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L

Spesies yang sudah dimanfaatkan di Indonesia antara lain Morinda citrifolia dan Morinda bracteata. Morinda citrifolia dikenal sebagai mengkudu Bogor dan banyak dimanfaatkan sebagai obat (Winarti, 2005).

Buah mengkudu mengandung berbagai senyawa yang penting bagi kesehatan. Hasil penelitian membuktikkan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa metabolit yang beragam seperti vitamin A, C, niasin, tiamin dan riboflavin, serta mineral seperti zat besi, kalsium, natrium serta kalium. Komposisi kimia buah mengkudu mengandung komponen serat makan (dietary fiber) yang cukup tinggi, yaitu 3% per 100 gram buah yang dapat dimakan, sehingga berpotensi untuk diproses menjadi produk olahan berserat tinggi (Winarti, 2005).


(34)

20

Tabel 2. 2 Komposisi Kimia Buah Mengkudu dalam 100 gram Bagian yang Dapat Dimakan

Komponen Kadar (%)

Air 89.10

Protein 2.90

Lemak 0.60

Karbohidrat 2.20

Serat 3

Abu 1.20

Lain-lain 1

(Winarti, 2005)

Tabel 2. 3 Kandungan Nutrisi dalam 100 gram Buah Mengkudu Jenis nutrisi Jumlah

Kalori (kal) 167

Vitamin A (IU) 395.83 Vitamin C (mg) 175 Riboflavin (mg) 0.33

Besi (mg) 9.17

Kalsium (mg) 325

Natrium (mg) 335

Kalium (mg) 1.12

Protein (g) 0.75

Lemak (g) 1.50

Karbohidrat (g) 51.67 (Winarti, 2005)

Mengkudu mengandung asam organik seperti asam askorbat, asam kaproat, asam kaprilat dan asam kaprat yang merupakan golongan asam


(35)

lemak. Asam kaproat dan asam kaprat dalam buah mengkudu menyebabkan bau busuk dan tajam menyengat, terutama pada buah matang. Cara untuk menetralisir bau tidak sedap tersebut dapat ditambahkan aroma (essence), asam sitrat dan madu, atau dicampur dengan teh dan gula (Winarti, 2005).

Beberapa zat kandungan mengkudu yang berpengaruh terhadap kesehatan antara lain (Tony, 2003) :

a. Antraquinon memiliki sifat antibakteri.

b. Asam askorbat sebagai sumber vitamin C dalam konsentrasi tinggi dan berfungsi sebagai antioksidan.

c. Scopoletin bermanfaat memperlebar pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan memperlancar peredaran darah.

d. Damanchatal dikenal sebagai zat antikanker yang bermanfaat mencegah perkembangan sel-sel kanker dalam darah.

e. Xeronine dapat mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel.

Beberapa indikasi diberikannya teh mengkudu atau teh noni, antara lain pada hipertensi, kram saat menstruasi, ulkus lambung, keseleo, luka, depresi mental, atherosclerosis, masalah vaskuler, adiksi obat, pertolongan luka dan masih banyak lagi. Berbagai macam riset telah menunjukkan bahwa buah mengkudu ini dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Berbagai olahan yang sudah banyak dipasarkan dari daun dan buah mengkudu antara lain ekstrak kapsul, jus, serta teh mengkudu (Singh, 2012).


(36)

22

3. Minuman Mengkudu

Beberapa tahun terakhir produk olahan buah mengkudu (Morinda citrifolia) berkembang sangat pesat karena adanya bukti penelitian ilmiah mengenai manfaat mengkudu bagi kesehatan. Prospek pengembangan produk olahan mengkudu sebagai minuman cukup baik, selain karena manfaatnya yang besar, permintaannya pun diperkirakan terus meningkat dan secara ekonomi industri pengolahan sari buah mengkudu sangat menguntungkan. Produk minuman yang beredar di pasaran tersedia dalam berbagai bentuk, seperti jus (sari buah), serbuk minuman cepat larut (serbuk instan), serta dalam bentuk teh herbal (teh celup) mengkudu (Winarti, 2005).


(37)

Faktor yang tidak dapat diubah: a. Genetik

b. Jenis kelamin c. Usia

B. Kerangka Teori

Faktor Risiko

Faktor yang dapat diubah: a. Obesitas

b. Konsumsi alkohol c. Kurangnya olahraga d. Konsumsi garam e. Kebiasaan merokok

HIPERTENSI Minuman Mengkudu

Tekanan darah Tekanan darah

Scopoletin dalam mengkudu

= yang diteliti --- = tidak diteliti


(38)

24

C. Kerangka Konsep

Faktor risiko yang tidak dapat diubah:

a. Jenis kelamin b. Usia

HIPERTENSI Tekanan darah Minuman Mengkudu

Scopoletin dalam mengkudu

Gambar 2. 3 Kerangka Konsep

Tekanan darah tetap


(39)

D. Hipotesis

“Konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) menurunkan tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.”


(40)

26

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah quasy experimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan (Pretest-posttest) terhadap nilai tekanan darah penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi dalam penelitian ini merupakan penderita hipertensi yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul sejumlah 32 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Riduwan, 2005). Jumlah subyek pada penelitian sejumlah 32 orang yang merupakan penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling yaitu


(41)

mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain:

a. Penderita hipertensi laki-laki yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul.

b. Subyek termasuk dalam kelompok usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain:

a. Subyek menggunakan obat-obatan anti-hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

b. Subyek mengonsumsi kopi dan minuman keras. 3. Besar sampel

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane (jumlah populasi diketahui) (Sujarweni, 2014) :

n =

=

=

=


(42)

28

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat signifikan (p)

Jadi besar sampel yang akan diteliti dalam penelitia ini adalah 32 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat dilakukannya penelitian ini di Perumahan Karang Jati Indah II, Perumahan Kasongan serta Pedukuhan Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan September 2015 – Januari 2016.

D. Variable Penelitian

1. Variabel Bebas : minuman mengkudu (Morinda citrifolia) 2. Variabel Tergantung : tekanan darah penderita hipertensi

3. Variabel Terkendali : laki-laki usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun, tempat penelitian dan lama perlakuan


(43)

E. Definisi Operasional 1. Minuman mengkudu

Minuman mengkudu dibuat dengan bahan buah mengkudu (Morinda citrifolia). Buah mengkudu tersebut dibersihkan, dikupas dengan pisau lalu dikeringkan dan dipotong kecil-kecil serta dihaluskan menggunakan

blender Sharp. Setelah menjadi serbuk, dibungkus menggunakan kertas saring teh supaya dapat diseduh saat dikonsumsi. Kertas saring yang digunakan berukuran 5,5 x 5 cm dengan dosis 500 mg. Buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang digunakan yaitu buah mengkal berupa kulit buah berwarna putih transparan dan daging buah masih keras.

2. Tekanan darah

Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (Guyton & Hall, 2007). Tekanan darah merupakan faktor yang penting pada sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehinga terbentuk suatu aliran darah yang menetap (Rakhmawati, 2013).

Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia yang disertai dengan penurunan elastisitas pada arteri


(44)

30

besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukkan kekakuan pembuluh darah pada lanjut usia (Rakhmawati, 2013).

F. Instrumen Penelitian

1. Alat-alat untuk pengukuran tekanan darah antara lain sphygmomanometer

air raksa Reister dan stetoskop dengan Littmann.

2. Alat-alat untuk membuat minuman mengkdu antara lain pisau, gunting,

blender Sharp, oven Hock, penyaring, baskom, stapler, kertas saring teh

5,5 x 5 cm dan benang teh celup.

3. Bahan yang digunakan yaitu buah mengkudu (Morinda citrifolia) dan air 2 gelas (200 ml).

4. Informed consent

G. Cara Pengumpulan Data 1. Persiapan Penelitian

a. Pembuatan proposal penelitian.

b. Penyusunan kelayakan etika penelitian dan mengajukan ke Komisi Etik FKIK UMY.

c. Koordinasi dengan pihak penanggung jawab dan perijinan tempat penelitian yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan jumlah populasi laki-laki usia produktif dan usia lanjut.


(45)

d. Menyeleksi populasi untuk dijadikan subyek penelitian dengan melakukan wawancara sesuai kuesioner agar mendapatkan kriteria inklusi dan eksklusi.

e. Memberikan penjelasan pada calon subyek penelitian dan pengisian

informed consent, sebagai bukti kesediaan bmenjadi subyek penelitian. 2. Penyediaan minuman herbal mengkudu

Langkah pembutan minuman mengkudu (Morinda citrifolia) antara lain : a. Pilih buah mengkudu mengkal (kulit buah berwarna putih transparan

dan daging buah masih keras).

b. Iris tipis-tipis dan dijemur atau dikeringkan menggunakan oven Hock

hingga menjadi simplisia kering (bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan, berupa bahan yang telah dikeringkan).

c. Hancurkan, haluskan dengan blender Sharp dan dibungkus dengan kertas saring teh dengan ukuran 5,5 x 5 cm per kantong dengan dosis 500 mg.

d. Masukkan bubuk minuman mengkudu ke dalam satu kantong teh. e. Gabungkan kantong teh dengan benang menggunakan stapler.

3. Perlakuan

a. Sebelum dan sesudah perlakuan subyek tidak mengonsumsi obat-obatan anti hipertensi, baik herbal maupun modern.


(46)

32

b. Subyek penelitian mengonsumsi minuman mengkudu untuk pengontrolan hipertensi dengan dosis 500 mg dengan air 1 gelas (200 ml) untuk sekali minum. Sehari subyek meminum 2 kali yaitu setiap pagi dan sore, sebelum atau setelah makan selama 30 hari.

c. Pengukuran tekanan darah berkala setiap 3 hari sekali selama 30 hari. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

tipe air raksa Reister. Karet lingkar lengan sphygmomanometer

memiliki ukuran lebar 12,2 cm dan menutup 2/3 bagian atas lengan karena karet yang lebih kecil dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang lebih tinggi (Gray, 2005).

Pengukuran dilakukan dalam keadaan subyek posisi duduk dengan lengan setinggi jantung. Raba denyut nadi radialis pada sisi lateral dan letakkan stetoskop pada arteri brachialis 3 jari di atas fossa cubiti. Kembangkan karet sphygmomanometer air raksa Reiter secara bertahap sampai tekanan sistolik 20 mmHg di atas titik denyut nadi radialis menghilang. Auskultasi dengan stetoskop Litmmann pada arteri brachialis dan kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg per detik, catat titik pertama pulsasi yang terdengar yang merupakan tekanan darah sistolik dan titik di mana pulsasi tekanan diastolik. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak cukup lama (paling sedikit 5-10 menit) dan memastikan tidak ada perbedaan antara kedua lengan (Gray, 2005).


(47)

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Tekanan darah diukur dengan menggunakan stetoskop Littmann dan

sphygmomanometer air raksa Reister yang memiliki kondisi baik yaitu permukaan air raksa sebelum digunakan menunjukkan angka nol, tidak terdapat kebocoran serta air raksa mengalir dengan baik. Sphygmomanometer

air raksa merupakan alat ukur yang tekanan darah yang standar sehingga hasil pengukuran valid dan dapat dipercaya.

Reliabilitas pada penelitian ini adalah orang yang melakukan pengukuran tekanan darah memiliki keahlian sehingga didapatkan hasil yang akurat.

I. Analisis Data

Analisis data ini menggunakan skala numerik dan untuk perubahan tekanan darah antar kelompok penelitian menggunakan uji Wilcoxon.


(48)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Posyandu lansia Perumahan Karang Jati Indah II, Posyandu lansia Kalirandu dan Posyandu lansia Perumahan Kasongan. Ketiga Posyandu tersebut merupakan Posyandu yang berada di Desa Bangunjiwo dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul, Yogyakarta. Desa Bangunjiwo terdiri dari 19 pedukuhan, yaitu Gendeng, Ngentak, Donotirto, Lemahdadi, Salakan, Sambikerep, Petung, Kenalan, Sribitan, Kalirandu, Bangen, Bibis, Jipangan, Kalangan, Gedongan, Kajen, Kalipucang, Tirto dan Sembungan.

Perumahan Karang Jati II yang termasuk dalam Pedukuhan Gendeng merupakan perumahan dengan jumlah lansia 25 orang yang berpartisipasi aktif terhadap kegiatan posyandu lansia dan hanya 10 orang anggota yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Posyandu lansia Kalirandu memiliki jumlah anggota 32 orang yang terdiri dari warga RT 01-11 di Pedukuhan Kalirandu, Desa Bangunjiwo. Sebanyak 14 orang dari anggota posyandu lansia Kalirandu memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Jarak Posyandu lansia Kalirandu dari Posyandu lansia Perumahan Karang Jati II sekitar 2 Km ke arah barat. Posyandu lansia Perumahan Kasongan yang


(49)

termasuk dalam Pedukuhan Kajen memiliki anggota sejumlah 20 orang dan sebanyak 8 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Jarak Posyandu lansia Perumahan Kasongan dari Posyandu lansia Perumahan Karang Jati II sekitar 1 Km ke arah timur.

2. Gambaran Kondisi Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek sebanyak 32 orang, terbagi menjadi 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia 40-59 tahun dan 16 orang laki-laki penderita hipertensi usia lebih dari 60 tahun. Subyek penelitian memiliki latar belakang usia dan tekanan darah yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Subyek Penelitian Kelompok Usia 40-59 Tahun Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

40-44 1 6,25

45-49 3 18,75

50-54 4 25

55-59 8 50

Total 16 100

Berdasarkan tabel 4.1, subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun terdapat sejumlah 8 orang (50%) yang merupakan jumlah responden terbanyak dengan rentang usia 55-59 tahun. Jumlah subyek penelitian paling sedikit berada pada rentang usia 40-44 tahun yaitu 1 orang (6,25%).


(50)

36

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Usia Subyek Penelitian Kelompok di atas 60 Tahun

Variabel Usia (tahun) Jumlah (orang) Prosentase (%)

60-64 7 43,75

65-69 2 12,5

70-74 3 18,75

75-79 1 6,25

80-84 2 12,5

85-90 1 6,25

Total 16 100

Berdasarkan tabel 4.2, subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun terbanyak berada pada rentang usia 60-64 tahun sejumlah 7 orang (43,75%). Jumlah subyek penelitian paling sedikit 1 orang (6,25%) berada pada rentang usia 75-79 tahun dan rentang usia 85-90 tahun.

3. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) berdasarkan klasifikasi tekanan darah diperoleh hasil pada tabel 4.3.1. dan tabel 4.3.2.


(51)

Tabel 4. 3.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Seduhan Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia 40-59 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) Tekanan Darah Sebelum Mengonsumsi Minuman Mengkudu (mmHg) Rata-rata Tekanan Darah Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (mmHg) Jumlah (orang) Prosentase (%) Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 3 18,75

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 4 25

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

9 56,25 5 31,25

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

4 25 2 12,5

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 2 12,5

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 4. 3. 1, didapatkan 9 orang (56,25%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia 40-59 tahun. Setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia 40-59 tahun, didapatkan 5 orang (31,25%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.


(52)

38

Tabel 4. 3. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) Tekanan Darah Sebelum Mengonsumsi Minuman Mengkudu (mmHg) Rata-rata Tekanan Darah Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (mmHg) Jumlah (orang) Prosentase (%) Jumlah (orang) Prosentase (%) 1 Tekanan darah normal

(120-129)

0 0 1 6,25

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 2 12,5

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

5 31,25 8 50

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

8 50 5 31,25

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 0 0

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 4. 3. 2, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 2 dengan prosentase terbanyak sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun. Setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.

4. Hasil Uji Wilcoxon

Analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaanpengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penurunan darah penderita


(53)

hipertensi laki-laki kelompok usia 40-59 tahun dengan kelompok usia di atas 60 tahun.

Tabel 4. 4 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun dan Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Usia Signifikan (P value)

Kelompok 40-59 tahun 0,001

Kelompok di atas 60 tahun 0,004

Uji Wilcoxon digunakan untuk menentukan terdapat atau tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas apabila skala data ordinal, interval atau rasio, tetapi tidak terdistribusi normal. Hasil uji Wilcoxon pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan nilai signifikansi (p value) terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) yaitu 0,001 dan pada subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun yaitu 0,004 maka hipotesis (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dengan penurunan tekanan darah pada hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

B. Pembahasan

Penurunan tekanan darah pada tabel 4. 3. 1 menunjukkan bahwa subyek penelitian yang semula tidak ada yang memiliki tekanan darah normal (0%) menjadi ada yang normal yaitu 3 orang (18,75%) dan tidak ada yang


(54)

40

memiliki tekanan darah normal tinggi (0%) menjadi ada yang normal tinggi yaitu 4 orang (25%). Penurunan tekanan darah pada tabel 4. 3. 2 menunjukkan bahwa semula subyek penelitian sebanyak 3 orang (18,75%) tergolong dalam hipertensi derajat 3 menjadi tidak ada yang memiliki hipertensi derajat 3 (0%). Kondisi subyek penelitian ini mengalami penurunan tekanan darah dari tinggi menjadi tekanan darah ke arah normal. Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Kondisi ini sesuai yang dijelaskan Hartono (2009) yaitu adanya penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu. Mekanisme kerja

scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vaskular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun.

Scopoletin dapat berinteraksi dengan nutraceutical yaitu makanan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan sehingga dapat mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal (Tista, 2011).

Kondisi penurunan tekanan darah juga dijelaskan oleh Dede Husnaniyah (2010) yaitu terjadi penurunan tekanan darah penderita hipertensi setelah pemberian mengkudu. Selain sebagai vasodilator, kandungan

scopoletin dalam buah mengkudu berfungsi sebagai antioksidan (Leite et al., 2015). Antioksidan menghambat stres oksidatif yang memperparah terjadinya peningkatan tekanan darah (Wang, 2012).


(55)

Berdasarkan tabel 4. 4 menunjukkan bahwa pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005). Perbedaan perolehan nilai p dapat dipengaruhi oleh kekakuan dinding arteri yang terjadi sejalan dengan peningkatan usia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penebalan dinding arteri dan pengurangan sifat elastik pada arteri besar. Peningkatan kalsifikasi pembuluh darah dan disfungsi endotel merupakan karakteristik dari penuaan arteri (arterial aging). Hal ini berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan tekanan nadi. Faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, sindroma metabolik dan diabetes mempercepat terjadinya penuaan pembuluh darah. Salah satu strategi utama yaitu mengontrol hipertensi dapat mencegah dan menunda terjadinya penuaan pembuluh darah sehingga dapat membuat kerja jantung semakin ringan (Lee, 2010). Subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun memiliki nilai signifikansi (p value) lebih besar (p=0,004) dari nilai signifikansi (p value) pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001).

Perbedaan nilai signifikansi (p value) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dengan kelompok usia di atas 60 tahun pada tabel 4. 4 juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal yaitu genetik. Sebagian besar subyek penelitian memaparkan bahwa di dalam keluarga memiliki riwayat hipertensi. Faktor eksternal antara lain asupan


(56)

42

garam, stres dan obesitas (Anggara & Prayitno, 2013). Faktor eksternal ini tidak dapat dikendalikan dengan mudah.


(57)

43 A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

2. Terdapat perbedaan nilai p terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001) dengan kelompok usia di atas 60 tahun (p=0,004).

B. Saran

1. Saran untuk penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan kemanjuran mengkudu jika diminum secara rutin dan dalam jangka waktu yang yang lama bersamaan dengan obat lain.

2. Saran untuk posyandu lansia yaitu diharapkan dapat membudidayakan tanaman mengkudu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman yang dapat mengontrol tekanan darah.


(58)

44

DAFTAR PUSTAKA

AHA (American Heart Association). (2013). High Blood Pressure. Amerika: American Heart Association.

Anggara, FHD & Prayitno, N. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5, No. 1.

Atlas, S. A. (2007). The Renin-Angiotensin Aldosteron System: Pathophysiological Role and Pharmacologic Inhibition. Supplement to Journal of Managed Care Pharmacy , 9-20.

Chen, M. A. (2014, 13 Mei). High Blood Pressure. Diakses 16 Maret 2015, dari http://www.nlm.nih.gov/medline/ency/article/000468.htm

Depag. (2009). Al-Qur'an al-Karim. Bandung: CV. Diponegoro.

Depkes. (2008). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) 2007. Jakarta: Depkes RI. Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Depkes RI. Gray, H. H. (2005). Lecture Notes Kardiologi Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Guyton, Arthur C & J. E. Hall. (2007). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hartono, Ibnu S. E. (2009). Pengaruh Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia Lanjut. Yogyakarta: FKIK UMY.

Herawati, W. D. (2013). Teknik Budidaya Tanaman Teh. Yogyakarta: Trans Idea Publishing.

Husnaniyah, Dede. (2010). Perbandingan Daya Guna Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Seledri (Apium graveolans L) Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FKIK UMY.

JNC (Joint National Committee), 7th. (2003). The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Amerika: National High Blood Pressure Education Program.

Lee, Hae Young & Oh, Byung Hee. (2010). Aging Arterial Stiffness. Official Journal of the Japaness Circulation Society.


(59)

Leite et al. (2015). Electrochemical Characterizatiton of Scopoletin, a 7-Hydroxy-6-Methoxy-Coumarin. International journal of Electrochemical Science, 5714-5725.

Lewington, S. (2002). Age-Specific Relevance of Usual Blood Pressure to Vascular Mortality: a Meta-Analysis of Individual Data for One Million Adults in 61 Prospective Studies. The Lancet , 1903-1913.

Liliana, W. 2005. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal Dari Seledri (Apium graveolens L). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Mancia, G. (2013). 2013 ESH/ESC Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. Journal of Hypertension , 1281-1357.

McCance, K. L. (2006). Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. USA: Elsevier.

Morgan, T & Stephen Harrap. (2007). Hypertension in the Asian Pacific Region the Problem and the Solution. Hypertension in the Asian Pacific Region. Beijing:

The Asian Pacific Society of Hypertension.

Nelson, S. C. (2003). Morinda citrifolia L. Rubiaceae (Rubioideae) Coffee family.

Species Profies for Pacific Island Agroforestry , 1-13.

Rakhmawati, S. (2013). Hubungan Antara Derajat Hipertensi pada Pasien Usia Lanjut dengan Komplikasi Organ Target di RSUP Dokter Kariadi Semarang Periode 2008-2012. Semarang: Undip. Diakses tanggal 26 Agustus 2015, dari http://eprints.undip.ac.id/44168/

Riduwan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Singh, D. R. (2012). Morinda citrifolia L. (Noni): A Review of the Scientific Validation for its Nutritional and Therapeutic Properties. Journal of Diabetes and Endocrinology Vol. 3 , 77-91.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Tista, Gusti N. B. (2011). PemberianEkstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) Menurunkan Tekanan Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang Hipertensi. Bali: Universitas Udayana.


(60)

46

Tony, H. 2003. Mengkudu, Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Tortora, G. J. (2006). Principles of Anatomy and Physiology. USA: Biological Sciences Textbooks Inc.

Waha, M. G. (2000). Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group.

Wahdah, N. (2011). Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes (Mendeteksi, Mencegah Dan Mengobati Dengan Cara Medis dan Herbal). Yogyakarta: Multi Press. Wang, Mian-Ying, Lin Peng, Vicki Weidenbacher-Hoper, Shixin Deng, Gary

Anderson, & Brett J. West. (2012). Noni Juice Improves Serum Lipid Profiles and Other Risk Markers in Cigarette Smokers. The Scientific World Journa Vol. 2012.

Winarti, C. (2005). Peluang Pengembangan Minuman Fungsional dari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Litbang Pertanian , 149-155.

WHO. (2013). High Blood Pressure Global and Regional Overview. Geneva: WHO. WHO. (2013). High Blood Pressure Global and Regional Overview. New Delhi:

WHO.

Yogiantoro, M . (2007). Hipertensi Esensial. In Sudoyo A. W. et al, Ilmu Penyakit Dalam (pp. 599-600). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Yoon, S. S. (2012). Hypertension Among Adults in the United States, 2009-2010.


(61)

47 Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Subyek Penelitian (Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Pekerjaan :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian yang dilakukan oleh Nasya Kamila Tsania Mas’udi, mahasiswa Program Studi Pendidikan Doker, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Konsumsi Minuman Mengkudu (Morinda Citrifolia) Terhadap Hipertensi pada Laki-Laki Usia 40-59 Tahun dan

Usia di atas 60 Tahun”.

Saya mengerti dan memahami bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi subyek pada penelitian ini.

Yogyakarta, Subyek


(62)

48 Lampiran 2

Kuesioner Penelitian A.Identitas Responden

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : Alamat : Pekerjaan :

B.Pertanyaan pilihan dan isian

1. Apakah Bapak sering mengukur tekanan darah Bapak? a. Ya b. Tidak

2. Apakah Bapak menderita hipertensi ? a. Ya b. Tidak

3. Jika jawaban no.2 Ya, berapa lama Bapak menderita hipertensi ? (bulan / tahun)

4. Apakah Bapak mengonsumsi obat anti-hipertensi ? a. Ya b. Tidak

5. Jika jawaban no.4 Ya, obat hipertensi jenis apa yang dikonsumsi ? ... 6. Berapa lama Bapak mengonsumsi obat tersebut ? ...

7. Apakah Bapak pernah mengonsumsi obat herbal? a. Ya b. Tidak

8. Jika jawaban no.9 Ya, jenis obat herbal apa yang dikonsumsi? ……… 9. Apakah Bapak mempunyai penyakit selain hipertensi ?

a. Ya b. Tidak

10.Apakah Bapak mengonsumsi kopi dan minuman keras ? a. Ya b. Tidak


(63)

49 Lampiran 3

Lembar Pengukuran Tekanan Darah Identitas

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Tinggi Badan :

Berat Badan :

TD sebelum minum minuman mengkudu : Table Pengisian

Hari Waktu

TD Sesudah Minum Minuman Mengkudu Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Hari 4

Tgl. Sore

Hari 7

Tgl. Sore

Hari 10

Tgl. Sore

Hari 13

Tgl. Sore

Hari 16

Tgl. Sore

Hari 19

Tgl. Sore

Hari 22

Tgl. Sore

Hari 25

Tgl. Sore

Hari 28

Tgl. Sore

Hari 30


(64)

50 Lampiran 4

Hasil Olah Data SPSS Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TDSSebelum .163 32 .030 .897 32 .005

TDSSesudah .135 32 .149 .945 32 .102

a Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun

Test Statistics(b)

TDSsesudah - TDSsebelum

Z -3.208(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Test Statistics(b)

TDSsesudah - TDSsebelum

Z -2.847(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test


(65)

1

DIFFERENT EFFECT OF NONI (Morinda cirifolia)

DRINK CONSUMPTION ON MALE HYPERTENSIVE PATIENTS AGED 40-59 YEARS AND OVER 60 YEARS OLD

PERBEDAAN PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

LAKI-LAKI USIA 40-59 TAHUN DAN USIA DI ATAS 60 TAHUN

Nasya Kamila Tsania Mas’udi1

, Tri Pitara Mahanggoro2

Mahasiswi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dosen Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email : nasyakamila@gmail.com Abstract

Hypertension or high blood pressure was very influential for the onset of cardiovascular and cerebrovascular disease as well as a major cause of morbidity. Level of malignancy that was owned by hypertension could cause permanent disability and sudden death. Treatment of hypertension also took a long and costly so that a male patient who was the bread winner of the family would be burden on the economy. The use of medicinal plants needed to lower blood pressure was a right alternative option, both in terms of economic or benefits, such as the using of noni fruit (Morinda citrifolia). The content of scopoletin in noni fruit caused vasodilatation resulting in a decrease in blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of differences in beverage consumption of noni (Morinda citrifolia) on male hypertensive patients aged 40-59 years with over 60 years of age. Quasy experimental designed with pre-post treatment (pretest- posttest) was the method. Sampling was done by using purposive sampling. Sixteen patients with hypertension aged 40-59 years and sixteen hypertensive patients aged above 60 years of were consuming noni for 30 days and were measured before and after consuming the drink. Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Analysis of the data used to test the hypothesis was the Wilcoxon test. The result showed that the research subjects 40-59 years age group was obtained p = 0.001 (p < 0.005) and the age group above 60 years was obtained p = 0.004 (p < 0.005) after consuming the drinks of noni (Morinda citrifolia). There was a significant decrease in blood pressure in the research subjects 40-59 years age group and the age group above 60 years who consumed the drinks of noni (Morinda citrifolia).


(66)

2 Intisari

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat berpengaruh bagi timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskular serta sebagai penyebab morbiditas utama. Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. Penggunaan tanaman obat diperlukan untuk menurunkan tekanan darah merupakan pilihan alternatif yang tepat, baik dari segi ekonomis atau manfaatnya, salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia). Kandungan scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Metode yang digunakan quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan ( Pretest-posttest). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Enam belas penderita hipertensi usia 40-59 tahun serta enam belas penderita hipertensi usia di atas 60 tahun mengonsumsi minuman mengkudu selama 30 hari yang dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah mengonsumsi minuman mengkudu. Tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005) setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia). Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).


(67)

3 PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat berpengaruh bagi timbulnya penyakit jantung dan serebrovaskular serta sebagai penyebab morbiditas utama (Morgor, 2007).

Tingkat keganasan tinggi yang dimiliki oleh hipertensi dapat menyebabkan cacat permanen dan kematian mendadak. Pengobatan hipertensi juga membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang mahal sehingga penderita laki-laki yang menjadi tulang punggung kehidupan akan membebani perekonomian keluarga. (Wahdah, 2011).

Hipertensi merupakan hal penting yang menjadi penyebab kematian dini di seluruh dunia, membunuh hampir 9,4 juta orang per tahun dan terus meningkat setiap

tahunnya. Lebih dari 1 milyar orang hidup dengan hipertensi (WHO, 2013). Survei awal pada bulan Oktober 2009 di seluruh posyandu lansia yang berada di Kasihan I Bantul Yogyakarta didapatkan bahwa angka tertinggi hipertensi sebanyak 73,33% di Karang Jati Indah Desa Bangunjiwo, peringkat tertinggi kedua sebanyak 64,44% di Gunung Sempu Desa Tamantirto dan peringkat ketiga sebanyak 60,00% di Kasongan Permai Desa Bangunjiwo (Husnaniyah, 2010). Salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular pada penyakit hipertensi yaitu usia, pada laki-laki >55 tahun dan perempuan <65 tahun. Individu dengan usia 55 tahun memiliki 90% risiko untuk mengalami hipertensi (Yogiantoro, 2007).


(68)

4 Prosentase hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibanding wanita terjadi hingga usia 45 tahun. Prosentase tersebut mencapai angka yang sama pada usia 45-54 tahun dan 55-64 tahun. Setelah itu, prosentase hipertensi akan lebih tinggi pada wanita (AHA, 2013).

Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional yang sering dikenal sebagai tanaman obat sudah dimanfaatkan sejak lama untuk

menurunkan tekanan darah salah satunya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia) (Waha, 2000).

Bunga, daun, buah, kulit dan akar mengkudu memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, scopoletin

dan damnacanthal (Singh, 2012).

Scopoletin bermanfaat memperlebar pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan memperlancar peredaran darah (Tony, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti perbedaan pengaruh konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap penderita hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasy eksperimental dengan rancangan pra-pasca perlakuan

(Pretest-posttest). Subyek penelitian sejumlah 32 orang diambil dengan teknik purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi yaitu penderita hipertensi laki-laki yang bertempat tinggal di Perumahan Karang Jati, Perumahan Kasongan dan Pedukuhan


(69)

5 Kalirandu Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul serta subyek termasuk dalam kelompok usia 40-59 tahun dan usia di atas 60 tahun.

Kriteria eklsklusi yaitu subyek menggunakan obat-obatan anti-hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dan subyek mengonsumsi minuman keras.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara sesuai kuesioner agar mendapatkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi

informed consent.

Pengumpulan data dimulai dengan mengukur tekanan darah subyek kemudian meminta subyek mengonsumsi minuman mengkudu dengan dosis 500 mg dengan air 1 gelas (200 ml) untuk sekali minum. Sehari subyek meminum 2 kali yaitu

setiap pagi dan sore, sebelum atau setelah makan selama 30 hari. Pengukuran tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dilakukan setiap 3 hari sekali. Penelitian dilaksanakan antara bulan September 2015 – Januari 2016. Skala pengukuran yang diperoleh berupa skala numerik. Analisis data menggunakan uji

Wilcoxon.

HASIL PENELITIAN

Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di Posyandu lansia Perumahan Karang Jati Indah II, Posyandu lansia Kalirandu dan Posyandu lansia Perumahan Kasongan. Ketiga Posyandu tersebut merupakan Posyandu yang berada di Desa Bangunjiwo dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan I


(1)

(Morinda citrifolia) pada kelompok usia 40-59 tahun, didapatkan 5 orang

(31,25%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.

Tabel 2. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Subyek Penelitian Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) Berdasarkan Klasifikasi Tekanan Darah pada Kelompok Usia di atas 60 Tahun

No Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)

Tekanan Darah Sebelum Mengonsumsi

Minuman Mengkudu (mmHg)

Rata-rata Tekanan Darah Sesudah

Mengonsumsi Minuman Mengkudu

(mmHg) Jumlah

(orang)

Prosentase (%)

Jumlah (orang)

Prosentase (%)

1 Tekanan darah normal (120-129)

0 0 1 6,25

2 Tekanan darah normal tinggi (130-139)

0 0 2 12,5

3 Hipertensi derajat 1 (140-159)

5 31,25 8 50

4 Hipertensi derajat 2 (160-179)

8 50 5 31,25

5 Hipertensi derajat 3

(≥180) 3 18,75 0 0

Total 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 2. 2, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 2 dengan prosentase terbanyak sebelum mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun. Setelah mengonsumsi

minuman mengkudu (Morinda citrifolia) pada kelompok usia di atas 60 tahun, didapatkan 8 orang (50%) tergolong hipertensi derajat 1 dengan prosentase terbanyak.


(2)

Tabel 3 Hasil Uji Wilcoxon Penurunan Tekanan Darah Subyek Penelitian Setelah Mengonsumsi Minuman Mengkudu (Morinda citrifolia) pada Kelompok Usia 40-59 Tahun dan Kelompok Usia di atas 60 Tahun

Usia Signifikan (P value)

Kelompok 40-59 tahun 0,001

Keompok di atas 60 tahun 0,004

Hasil uji Wilcoxon pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan nilai signifikansi (p value) terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) yaitu 0,001 dan pada subyek penelitian kelompok usia di atas 60 tahun yaitu 0,004 maka hipotesis (H1) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara konsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) dengan penurunan tekanan darah pada hipertensi laki-laki usia 40-59 tahun dengan usia di atas 60 tahun.

DISKUSI

Penurunan tekanan darah pada tabel 2. 1 menunjukkan bahwa subyek penelitian yang semula tidak ada yang memiliki tekanan darah normal (0%) menjadi ada yang normal yaitu 3 orang (18,75%) dan tidak ada yang memiliki tekanan darah normal tinggi (0%) menjadi ada yang normal tinggi yaitu 4 orang (25%). Penurunan tekanan darah pada tabel 2. 2 menunjukkan bahwa semula subyek penelitian sebanyak 3 orang (18,75%) tergolong dalam hipertensi derajat 3 menjadi tidak ada yang memiliki hipertensi derajat 3 (0%). Kondisi subyek penelitian ini mengalami penurunan tekanan darah dari tinggi menjadi tekanan darah ke


(3)

arah normal. Penurunan tekanan darah ini disebabkan oleh kandungan

scopoletin di dalam buah mengkudu menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga berakibat penurunan tekanan darah. Kondisi ini sesuai yang dijelaskan Hartono (2009) yaitu adanya penurunan tekanan darah yang bermakna pada lansia yang mengonsumsi kapsul ekstrak mengkudu. Mekanisme kerja

scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vaskular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun. Scopoletin dapat berinteraksi dengan nutraceutical yaitu makanan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan sehingga

dapat mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal (Tista, 2011).

Kondisi penurunan tekanan darah juga dijelaskan oleh Dede Husnaniyah (2010) yaitu terjadi penurunan tekanan darah penderita hipertensi setelah pemberian mengkudu. Selain sebagai vasodilator, kandungan scopoletin dalam buah mengkudu berfungsi sebagai antioksidan (Leite et al., 2015). Antioksidan menghambat stres oksidatif yang memperparah terjadinya peningkatan tekanan darah (Wang, 2012).

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun didapatkan p=0,001 (p<0,005) dan kelompok usia di atas 60 tahun didapatkan p=0,004 (p<0,005). Perbedaan perolehan nilai p dapat


(4)

dipengaruhi oleh kekakuan dinding arteri yang terjadi sejalan dengan peningkatan usia. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penebalan dinding arteri dan pengurangan sifat elastik pada arteri besar. Peningkatan kalsifikasi pembuluh darah dan disfungsi endotel merupakan karakteristik dari penuaan arteri (arterial aging). Hal ini berkaitan dengan peningkatan tekanan darah dan tekanan nadi. Faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, sindroma metabolik dan diabetes mempercepat terjadinya penuaan pembuluh darah. Salah satu strategi utama yaitu mengontrol hipertensi dapat mencegah dan menunda terjadinya penuaan pembuluh darah sehingga dapat membuat kerja jantung semakin ringan (Lee, 2010). Subyek

penelitian kelompok usia di atas 60 tahun memiliki nilai signifikansi (p value) lebih besar (p=0,004) dari nilai signifikansi (p value) pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001).

Perbedaan nilai signifikansi (p value) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dengan kelompok usia di atas 60 tahun pada tabel 3 juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor internal yaitu genetik. Sebagian besar subyek penelitian memaparkan bahwa di dalam keluarga memiliki riwayat hipertensi. Faktor eksternal antara lain asupan garam, stres dan obesitas (Anggara & Prayitno, 2013). Faktor eksternal ini tidak dapat dikendalikan dengan mudah.


(5)

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat penurunan tekanan darah yang bermakna pada subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun dan kelompok usia di atas 60 tahun yang mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia).

2. Terdapat perbedaan nilai p terhadap penurunan tekanan darah setelah mengonsumsi minuman mengkudu (Morinda citrifolia) antara subyek penelitian kelompok usia 40-59 tahun (p=0,001) dan kelompok usia di atas 60 tahun (p=0,004).

SARAN

1. Saran untuk penelitian ini yaitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan kemanjuran mengkudu jika diminum secara rutin dan dalam jangka waktu yang yang lama bersamaan dengan obat lain.

2. Saran untuk posyandu lansia yaitu diharapkan dapat membudidayakan tanaman mengkudu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman yang

dapat mengontrol tekanan darah.

DAFTAR PUSTAKA

1. AHA (American Heart Association). (2013). High Blood Pressure. Amerika American Heart Association.

2. Anggara, FHD & Prayitno, N. (2013). Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5, No. 1.


(6)

3. Hartono, Ibnu S. E. (2009).

Pengaruh Mengkudu (Morinda citrifolia) Terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia Lanjut. Yogyakarta: FKIK UMY.

4. Husnaniyah, Dede. (2010).

Perbandingan Daya Guna

Mengkudu (Morinda citrifolia) dan Seledri (Apium graveolans L)

Terhadap Tekanan Darah

Penderita Hipertensi. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FKIK UMY.

5. Lee, Hae Young & Oh, Byung Hee. (2010). Aging Arterial Stiffness. Official Journal of the Japaness Circulation Society.

6. Leite et al. (2015). Electrochemical characterizatiton of Scopoletin, a 7-hydroxy-6-methoxy-coumarin.

International journal of

Electrochemical Science, 5714-5725.

7. Morgor, T et al . (2007). Hypertension in The Asian Pacific Region The Problem and The Solution. Hypertension in The Asian Pacific Region. Beijing: The Asian Pacific Society of Hypertension.

8. Singh, D. R. (2012). Morinda citrifolia L. (Noni): A review of the scientific validation for its nutritional and therapeutic

properties. Journal of Diabetes and Endocrinology Vol. 3 , 77-91. 9. Tista, Gusti N. B. (2011).

Pemberian Ekstrak Buah

Mengkudu (Morinda citrifolia L) Menurunkan Tekanan Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang Hipertensi. Bali: Universitas Udayana.

10. Tony, H. 2003. Mengkudu, Khasiat dan Peluang Usahanya. Semarang: CV. Aneka Ilmu

11. Waha, M. G. (2000). Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group. 12. Wahdah, N. (2011). Menaklukkan

Hipertensi dan Diabetes

(Mendeteksi, Mencegah Dan Mengobati Dengan Cara Medis dan Herbal). Yogyakarta: Multi Press.

13. Wang, et al. (212). Noni Juice Improves Serum Lipid Profiles and Other Risk Markers in Cigarette Smokers. The Scientific World Journa Vol. 2012.

14. WHO. (2013). High Blood Pressure Global and Regional Overview. Geneva: WHO.

15. Yogiantoro, M. (2007). Hipertensi Esensial. In Sudoyo A. W. et al,

Ilmu Penyakit Dalam (pp. 599-600). Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.