MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

(1)

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh: Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Oleh: Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI

DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat

Dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: Siti Nur Aisyah NPM: 20120720056

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(4)

iii

NOTA DINAS

Lamp. : 4 eks. Skripsi Yogyakarta,……. Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Judul : MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

telah memenuhi syarat untuk diajukan pada akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatianya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing

Drs.Syamsudin,M.Pd. NIK.


(5)

iv

PENGESAHAN Judul Skripsi

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH 2

YOGYAKARTA Yang dipersiapkan akan disusun oleh:

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Pendidikan Agama Islam pada tanggal 31 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Ratna Sari, M.Psi. ( ) Pembimbing : Drs. Syamsudin, M.Pd. ( ) Penguji : Drs.Dwi Santoso, AB.,M.Pd. ( )

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dekan

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. NIK 19660717199203113014


(6)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Nur Aisyah NPM : 20120720056

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 1 Juni 2016 Yang membuat pernyataan

Siti Nur Aisyah NPM.20120720056


(7)

vi MOTTO

رورسلا بل ميلعتلا لئاسو

مهاشن دّد و ذيماتلل

تيبثت ىلع دعاست اّّأو

قئاقحا

ي

ذيماتلا نا ذأ

سردلا ى و

“Media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka. Serta membantu memantapkan pengetahuan pada benak siswa dan menghidupkan pelajaran.” ( Al-Muwajjah Al-Fanniy)


(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahakan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Khoirudin dan Ibu Siti Fatimah yang telah mendidik dan memberi motivasi, materi tanpa mengharapkan imbalan. Do’a, kesabaran dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya.

2. Kakek-Nenek H.Muh Syafi’i dan Hj.Supriyati yang selalu mendo’akan ku 3. Sahabatku Al Khausar Ma’i

4. Adik-adikku tersayang. Muhammad Syaifudin Candra Muhammad Khoirul Alfin dan Elfa Chusnani.

5. Teman-teman seperjuangan PAI UMY 2012, khususnya kelas PAI B. 6. Dosen pembimbingku Drs. Syamsudin, M.Pd. Terimakasih atas waktu,

saran, kritikan yang membangun, serta tidak henti-hentinya memberikan arahan untuk lebih baik dalam menyusun skripsi ini.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana ( SI ) Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan baik.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan ummat muslim Nabi Muhammad SAW dan semoga keselamatan senantiasa mengiringi para keluarga sahabat dan pengikutnya yang selalu setia sampai akhir hayat.

Skripsi ini berjudul Manajemen Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Abd. Madjid, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Drs. Syamsudin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, petunjuk


(10)

ix

dan bimbingan yang sangat berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang senantiasa memberikan ilmunya dalam proses perkulihan.

5. Seluruh karyawan Fakultas Agama Islam dalam melayani proses akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Khoirdin dan Ibu Siti Fatimah serta kakek H.Muh.Syafi’i dan Nenek Hj.Supriyati yang tak henti-hentinya memberikan semanagat, motivasi dan selalu mendo’akanku.

7. Adik tersayang, Muhammad Syaifudin Candra dan Muhammad Khoirul Alfin yang turut ikut mendo’akan saya selama menjalani studi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8. Guru-guru terhebat dari TK hingga SMA, terima kasih atas ilmunya tanpa kalian saya tidak akan bisa seperti ini.

9. Perpustakaan FAI, Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sangat memberikan banyak referensi dalam skripsi ini. 10.Al Khausar Ma’i yang sangat mendo’akan, menginspirasi, memotivasi,

dan sabar mendampingiku untuk menjadi orang yang sukses.

11.Teman-teman Mahasiswa PAI B yang telah menemani perjalanan akademik saya, semua akan terkenang dan telah menjadi keluarga khususnya sahabat terbaikku Eka novidah, Lizanda Masturo azimi, Dian Kurniawati, Veli Afiani, Wardatun Nafisah, Yuni Widiyaningsih, Laksita


(11)

x

Wardani, Churiyatin yang telah meberikan motivasi dan tempat untuk istirahat ketika di sela-sela jam kosong kuliah.

12.Teman-teman mahasiswa PAI angkatan 2012 yang telah menjadi keluarga dan menyemangatiku dalam penyelesaian skripsi khususnya buat Anisa Rahmawati, Ema Nur Afiani, Esti Rahayu, Mayasari.

13.Ibu Hj.Nilawati Isdwiantari SP.d Selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya.

14.Bapak, Ibu Guru mata pelajaran PAI SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang telah meberikan waktu dan mau menjadi inform untuk menyelesaikan skripsi ini.

15.Keluarga Besar SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang telah menerima saya dan menyambut saya dengan baik untuk melakukan penelitian ini. 16.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah turut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Patut disadari bahwa dalam penelitian ini masih dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 1 Juni 2016 Penulis


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman Sampul………....i

Halaman Judul………...ii

Halaman Nota Dinas……….iii

Halaman Pengesahan………iv

Halaman Penyataan Keaslian………...v

Halaman Motto………vi

Halaman Persembahan……….vii

Halaman Kata Pengantar……….viii

Halaman Daftar isi………...xi

Abstrak………....xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.……….…….1

B. Rumusan Masalah……….9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitan………...10

D. Sistematika Pembahasan………...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Pustaka………..14

B. Kerangka Teoritik……….17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….39


(13)

xii

B. Lokasi……….39

C. Subjek Penelitian………...40

D. Metode Pengumpulan Data………...40

E. Analisis Data………...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis………46

2. Sejarah………...47

3. Visi dan Misi………56

4. Struktur Organisasi………...58

5. Kemitraan………59

6. Program Kerja………...59

7. Kondisi Siswa………...64

8. Komite Sekolah………...65

9. Sarana Prasarana………...66

10.Prestasi………....68

B. Hasil Penelitian dan pembahasan 1. Perencanaan Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta……….70

2. Pengorganisasian Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta………..75


(14)

xiii

3. Pelaksanaan Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta………80 4. Cara Mengontrol Manajemen Sumber Belajar dalam

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta……….91 5. Faktor-Faktor Pendukung Manajemen Sumber

Belajar Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta………93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….101

B. Saran………...106

C. Kata Penutup………..107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

xiv ABSTRAK

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bagaimana Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan metode analisis data di mulai dengan perencanaan,memulai mengumpulkan data, pengumpulan data dasar,pengumpulan data penutup dan melengkapi dengan demikian dapatlah data tersebut. Dengan adanya penelitaian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berguna di pendidikan khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan penelitian kualitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Dalam mendeskripsikan data, penyusun menggunakan metode analisis deduktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat umum untuk diambil kesimpulan yang bersifat khusus dan medode analisis induktif untuk menganalisa data-data yang bersifat khusus dengan mencari kesamaan dari beberapa data untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sudah baik dalam memanajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaanya, cara mengontrol manajemen tersebut. 1) Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta mempersipakan atau menyediakan aspek belajar adapun aspek tersebut meliputi media pembelajaran, Buku panduan yang dikembangkan oleh masing-masing guru melalui media internet, kitab suci Al-Qur’an, dan orang-orang yang terkait atau faham dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah.2) Pengorganisasian pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Agar dapat dimanfaatkan dengan optimal maka alat pembelajaran harus di manajemen sehingga alat yang belum ada dapat diusahakan pengadaannya, alat yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal, dan dipelihara serta dilakukan perawatan dan memiliki petugas khusus yang mengelola alat sehingga jika sewaktu-waktu alat tersebut dibutuhkan, alat siap untuk digunakan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.3) Pelaksananya bahwa semua guru memiliki perbeadaan metode dalam proses pembelajaran, di karenakan menyesuaikan materi yang cocok agar muadah di fahami oleh siswa. Selain itu Guru juga kreatif dalam mengembangkan materi sehingga tidak hanya berpedoman dalam buku paket ISMUBA saja. 4) Cara Mengontrol dalam memanajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta di lakukan setiap bulan dalam melakukan evaluasi dengan mengadakan Tes Harian, atau UTS dengan adanya tersebut setiap guru bisa melihat kualitas proses pembelajaran dalam menyampaikan materi itu sudah baik atau belum. 5) Faktor Pendukung, sikap mental guru, profesional guru, komite, pimpinan sekolah, kelengkapan alat, adanya masjid yng di jadikan sebagai pusat keagamaan sedangkan Faktor Penghambat yaitu kesulitan dalam menghadapi perbedaan individu.


(16)

xv


(17)

F

t

I

i

i

I

PENGESAIIAN

Judul Skripsi

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS PEMBET,AJARAN PAI DI SMP MUHAMMADTYAH 2

YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan akan disusun oleh:

Nama : Siti Nur

NPM

:201

Telah Islam

Universitas Yogyakarta

fufr#.ffi

kffi

t99203113014


(18)

ABSTRAK

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkap bagaimana Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan metode analisis data di mulai dengan perencanaan,memulai mengumpulkan data, pengumpulan data dasar,pengumpulan data penutup dan melengkapi dengan demikian dapatlah data tersebut. Dengan adanya penelitaian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berguna di pendidikan khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang menjadi lokasi penelitian ini.

Penelitian yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan penelitian kualitatif, dan sifat penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Dalam mendeskripsikan data, penyusun menggunakan metode analisis deduktif yaitu dengan cara menganalisis data yang bersifat umum untuk diambil kesimpulan yang bersifat khusus dan medode analisis induktif untuk menganalisa data-data yang bersifat khusus dengan mencari kesamaan dari beberapa data untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sudah baik dalam memanajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaanya, cara mengontrol manajemen tersebut. 1) Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta mempersipakan atau menyediakan aspek belajar adapun aspek tersebut meliputi media pembelajaran, Buku panduan yang dikembangkan oleh masing-masing guru melalui media internet, kitab suci Al-Qur’an, dan orang-orang yang terkait atau faham dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah.2) Pengorganisasian pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Agar dapat dimanfaatkan dengan optimal maka alat pembelajaran harus di manajemen sehingga alat yang belum ada dapat diusahakan pengadaannya, alat yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan dengan optimal, dan dipelihara serta dilakukan perawatan dan memiliki petugas khusus yang mengelola alat sehingga jika sewaktu-waktu alat tersebut dibutuhkan, alat siap untuk digunakan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.3) Pelaksananya bahwa semua guru memiliki perbeadaan metode dalam proses pembelajaran, di karenakan menyesuaikan materi yang cocok agar muadah di fahami oleh siswa. Selain itu Guru juga kreatif dalam mengembangkan materi sehingga tidak hanya berpedoman dalam buku paket ISMUBA saja. 4) Cara Mengontrol dalam memanajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta di lakukan setiap bulan dalam melakukan evaluasi dengan mengadakan Tes Harian, atau UTS dengan adanya tersebut setiap guru bisa melihat kualitas proses pembelajaran dalam menyampaikan materi itu sudah baik atau belum. 5) Faktor Pendukung, sikap mental guru, profesional guru, komite, pimpinan sekolah, kelengkapan alat, adanya masjid yng di jadikan sebagai pusat keagamaan sedangkan Faktor Penghambat yaitu kesulitan dalam menghadapi perbedaan individu.


(19)

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan dan menciptakan manusia yang berkualitas, serta bangsa yang bermartabat dan dijunjung tinggi oleh bangsa lain. Tolak ukur bangsa berkualitas dapat dilihat dari sejauh mana keberhasilan pendidikan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagai mana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB II pasal 3:1 yaitu :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.2009).

Pengembangan sektor pendidikan sejak semula diarahkan untuk tanggug jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. Menurut Ki Hajar Dewantara tanggung jawab pendidikan tersebut diistilahkan dengan “Tri Pusat Pendidikan”. Ketiganya dituntut untuk saling bekerja sama mengantarkan anak didik mencapai kedewasaan. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan People Centered Development yang dapat mengubah peran masyarakat dari penerima pasif pelayan pemerintah menjadi anggota masyarakat yang mampu berperan aktif


(21)

dalam pembangunan ( http:ilmiyahmanajemen/analisi-gaya-kepemimpinan.html).

Pendidikan merupakan wahana untuk pembentukan diri seseorang secara keseluruhan. Melalui pedidikan akan didapatkan kemajuan-kemajuan dan tingkat yang diinginkan oleh setiap manusia. Peran pendidikan dalam pembentukan diri manusia begitu dominan karena di dalam pendidikan itu terdapat aspek kognitif berupa ketrampilan akademik dan ketrampilan berpikir, aspek psikomotorik dan tercakup pula aspek pengembangan pribadi melalui penanaman nilai-nilai dan sikap. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, akan ditentukan oleh banyak faktor antara lain, peserta didik, tenaga pendidik, kurikulum,manajemen pendidikan dan fasilitas pendiddikan, di samping itu lingkungan juga akan sangat berpengaruh untuk mendukung keberhasilan proses pendidikan, terutama keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta (dunia usaha dan dunia industri).

Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya pendidikan, namun yang lebih penting adalah bagaimana pendidikan itu di laksanakan. Kalau pengajaran atau penyampaian materi dilakukan dengan cara yang tepat dan benar, maka cita-cita pendidikan akan tercapai dengan baik. Sebaliknya, jika keliru dalam proses mengajarkan suatu pelajaran, maka siswa dan guru sekaligus akan merasa rugi. Peranan guru sangat penting


(22)

dalam penyampaian atau pengajaran materi pada peserta didik khususnya pada proses pembelajaran di kelas (Rusydie, 2011:16).

Tak ada guru, tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa proses pencerdasan yang bermakna, peradaban manusia akan mandeg. Statemen ini bermakna bahwa proses peradaban dan pemanusiaan akan lumpuh tanpa kehadiran guru dalam mentransformasikan proses pembelajaran anak bangsa (Danim and Danim, 2001:63). Keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukanoleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofi dari pembelajaran itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang menjadi kepemilikan siswa (Rukmana and Suryana, 2009:103).

Keberhasilan pendidikan bisa di lihat dari proses pembelajaran itu berlangsung, bagaimana guru mampu membangun manajemen kelas atau mengelola kelas dengan baik agar proses pembelajaran berjalan efektif, dan mampu memajukan atau mewujudkan tujuan pendidikan. Peranan guru sangat penting dalam pendidikan. Baik buruknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang guru dapat menyampaikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan yang mampu membawa peserta didik mewujudkan cita-citanya, baik untuk dirinya, keluarga, masyakarat dan bangsanya.


(23)

Terkait dengan pentingnya peran seorang guru, maka seyogyanya guru harus memiliki berbagai kemampuan, tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk memotivasi peserta didik, agar mau belajar yang nantinya akan meningkatkan prestasi serta cita-cita peserta didik. Lebih spesifiknya lagi peran yang dimaksud di sini berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam proses pembelajaran terkandung multiperan dari guru, oleh karena itu bahwa peran guru tidak hanya sebatas pada proses pembelajaran saja, akan tetapi peran guru berkaitan dengan kompetensi guru, bahwa guru mempunyai delapan peran lainnya yang tentu saja berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri, antara lain peran guru adalah untuk melakukan diagnosis terhadap perilaku siswa, guru membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru melaksanakan proses pembelajaran, guru sebagai administrasi sekolah, guru sebagai komunikator, guru mampu mengembangkan keterampilan diri, guru dapat mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru


(24)

sebagai pengelola kelas) dan guru sebagai pengembang kurikulum sekolah.

Berkaitan dengan fungsi atau peran guru untuk mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru sebagai pengelola kelas), guru harus mengetahui betul potensi anak didik. Karena dari potensi itulah, guru menyiapkan strategi kegiatan yang sinergik dengan potensi anak didik. Strategi digunakan untuk mewujudkan kesuksesan atau keberhasilan tujuan pendidikan. Selain penggunaan strategi secara tepat guru juga dituntut mampu untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, karena membangun manajemen kelas tidak hanya pada penggunaan strategi belaka, akan tetapi bagaimana membangun manajemen kelas atau mengelola kelas itu dengan mengsinergikan semua potensi yang ada, baik dari potensi dan karakteristik guru sebagai pendidik itu sendiri, peserta didik yang mempunyai potensi dan karakteristik beragam, memanfaatkan media, sarana dan prasarana yang sudah tersedia maupun lingkungan yang mempengaruhi berhasilnya sebuah tujuan pendidikan.

Guru juga diharapkan memiliki kemampuan dalam membangun interaksi dengan siswa saat mereka belajar di kelas atau di sekolah. Inilah problem yang masih sangat sulit dipecahkan didunia pendidikan. Selama ini, guru hanya bertindak sebagai penyampai materi. Hal ini disebabkan minimnya kemampuan dari sebagian para guru dalam membangun manajemen pembelajaran yang baik. Kecenderungan management


(25)

pembelajaran yang kurang menarik ini, merupakan hal wajar yang di alami oleh guru yang kurang memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam hal sumber, karakteristik pembelajaran, maupun dalam pengembangan ilmu. Maka dalam hal ini, peran seorang guru PAI khususnya harus mampu mengembangkan management pembelajaran PAI dengan tepat dan efisien bagi peserta didik. Pembelajaran yang baik tersebut dapat ditunjang dari berbagai aspek yaitu, sumber pembelajaran, media pembelajaran, suasana pembelajaran yang kondusif, serta hubungan komunikasi antara guru dan siswa. Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh faktor sumber belajar yang memadai. Sumber belajar yang memadai akan membuat siswa semakin bergairah atau mempunyai minat yang tinggi dalam proses belajar.

Belajar terjadi di lembaga pendidikan dan ditengah-tengah masyarakat, diluar lembaga pendidikan belajar diharapkan berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat. Dalam proses belajar terjadi interaksi antara yang belajar dengan sumber belajar yang berarti, sumber belajar diperlukan dimana saja dan kapan saja belajar itu dibutuhkan. Sumber belajar dibutuhkan oleh setiap orang yang ingin melakukan kegiatan belajar tanpa batas usia.

Menurut Knowles (1984) sebagaimana dikutip oleh Sitepu (2014:13) berpendapat, ciri belajar orang dewasa ialah didorong dan dikendalikan dari diri sendiri, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam


(26)

mengatasi masalah individu, dan dikaitkan dengan peranan sosialnya. Orang dewasa membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang sangat bervariasi karena setiap individu memiliki motivasi, tujuan, dan peranan sosial berbeda. Dengan demikian, mereka memerlukan banyak informasi dari sumber yang berbeda pula. Bila dikaitkan dengan belajar, mereka memerlukan aneka sumber belajar.

Keberhasilan proses pendidikan dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh faktor sumber belajar. Sumber belajar sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar menurut Edgar Dale (1969) sebagaimana dikutip oleh Sitepu (20014:18). Pengertian ini sejalan dengan makna sumber belajar dalam Dictionary of Instructional Technology (1986) yang menyebutkan sumber belajar adalah “Any resources (people, instructional materials, instructional hardwares, etc) which may be used by a learner to bring about of facililitate learning” sebagaimana dikutip oleh Sitepu (2014:18). Rumusan itu menunjukkan sumber belajar mencakup apa saja termasuk orang, bahan pembelajaran, perangkat keras pembelajaran dan lain-lain yang dapat dipergunakan oleh peserta didik untuk memudahkannya belajar. Pengertian ini tidak memberikan batasan cakupan sumber belajar tetapi memberikan penekanan pada fungsi sumber belajar bagi peserta didik yakni untuk memudahkan terjadinya belajar.


(27)

Namun, pada kenyataanya, Belum semua guru yang ada di sekolah memanfaatkan sumber belajar ini secara optimal. Masih banyak guru yang menggandalkan cara mengajar dengan paradigma lama, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya guru Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab selanjutnya disingkat dengan ISMUBA yang masih menggunakan metode ceramah saja ataupun memadukan ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran, dimana guru merasa satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Inilah yang terjadi pada kebanyakan guru-guru di sekolah. Pemanfaatan sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning reseources by utilization), juga belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Padahal banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru guna membantu proses pembelajaran.

Melalui wawancara dengan salah satu seorang guru akhlak di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang metode pembelajaran dan sumber belajar, peneliti menemukan masalah tentang pengunaan sumber belajar dan metode pembelajaran pada guru ISMUBA. Adapun hasil wawancaranya adalah :

“Metode mengajar itu banyak sekali mbak, tapi saya paling banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kalau pembelajaran berlangsung. Masih belajar jika menggunakan media leptop. Ketika saya mengajar saya menggunakan buku peganggan terbitan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, tidak menggunakan buku yang lain karena memang sudah disediakan dari sekolah.”(Wawancara dengan Bpk.Agus Ridwan S.Ag tanggal 12 April 2016). Akan tetapi dalam menghadapi masalah tersebut SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta juga mengadakan pelatihan dan harus


(28)

menerapkan model pembelajaran aktif (active learning). Siswa tidak hanya mendengarkan guru berceramah tentang mata pelajaran, tetapi dilibatkan dalam berbagai diskusi, studi literatur perpustakaan, presentasi, berorasi, berdebat bahkan studi lapangan. Sering para guru memberikan mata pelajaran tidak di kelas tetapi justru di perpustakaan, bahkan di aula maupun di luar sekolah. Hal itu dilakukan para guru SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta agar terjadi hubungan yang lebih baik antara guru dengan siswa. Selain itu mata pelajaran yang diberikan tersebut bisa lebih dimengerti oleh siswa secara santai tapi serius.

Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Muhammadiyah 2 Yogyakarta berlokasi di Jln. Kapas II/7a Umbulharjo Yogyakarta, setiap tahunnya selalu diserbu oleh siswa. Kenyataan ini tidaklah mengherankan karena Sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah percontohan. Bahkan karena predikat tersebut, SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta atau lebih dikenal dengan MUCIL ini sering mendapat kunjungan rombongan dari sekolah lainnya."Mereka umumnya melakukan studi banding ke sini, baik itu tentang lingkungan sekolah, kurikulum maupun manajemen sekolah. Predikat sekolah percontohan memang pantas disandang oleh sekolah ini. Bukan saja prestasi yang membanggakan yang mampu dipersembahkan para siswanya, tetapi memang karena sekolah ini penuh dengan inovasi pendidikan dalam berbagai sektor. Bukan hanya pendidikan intelektual tetapi juga pendidikan ketrampilan serta keagamaan (Dokumentasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, dikutip tanggal 01 Maret 2016 ).


(29)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pentingnya mengkaji Kompetensi guru Ismuba di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta khususnya dalam menggunakan metode pembelajaran dan sumber belajar. Metode pembelajaran dan sumber belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam undang-undang tentang guru dan dosen disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi yang berkaitan langsung dengan guru saat melaksanakan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Kualitas kerja guru sebagian besar ditentukan oleh kinerjanya saat pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

2. Bagaimana Pengorganisasian Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta?

3. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta?


(30)

4. Bagaimana evaluasi/kontrol Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2Yogyakarta?

5. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan Menganalisis Perencanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

b. Untuk mengetahui dan Menganalisis bagaimana Organisasi Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI diSMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

c. Untuk mengetahui dan Menganalisis Pelaksanaan Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

d. Untuk mengetahui dan Menganalisis bagaimana mengontrol Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta


(31)

e. Untuk mengetahui dan Menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat Manajemen Sumber belajar dalam Meningkatkan kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. 2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

a) Sebagai bahan informasi untuk dijadikan pertimbangan dalam upaya meningkatkan keberhasilan terhadap manajemen sumber belajar yang ada.

b) Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal sumber belajar.

c) Berguna menambah wawasan ilmu pengetahuan baik di lembaga formal maupun non formal.

b. Secara Praktis a) Bagi sekolah

Memberikan motivasi untuk melakukan manajemen yang lebih baik lagi.

b) Bagi Guru

Sebagai referensi bagi pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran PAI dalam rangka meningkatkan motode belajar yang inovatif disaat mengajar.


(32)

Agar pembahasan dapat tersaji secara komprehensif dan sistematis, maka dalam penulisan ini terbagi menjadi empat bab, yaitu:

Bab I : Pendahuluan, bertujuan untuk mengambarkan pembahasan secara menyeluruh. Dalam bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan pustaka dan Kerangka Teoritik

Bab III : Gambaran umum lokasi penelitian, berisi tentang deskripsi menyeluruh SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sejarah berdiri dan proses perkembangan terkini, dasar dan tujuan pendidikan, struktur organisasi, keadaan pendidik dan peserta didik, karyawan dan sarana prasarana pendidikan yang dimiliki di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

BAB IV : Membahas hasil penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini disajikan deskriptif tentang manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Bab V : Penutup, yaitu berisi kesimpulan dan saran. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh di bab III, kemudian peneliti menyimpulkannya hasilnya. Disinilah akan terlihat hasilnya, bagaimana manajemen sumber belajar yang digunakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK

A. Tinjauan Pustaka

Agar memudahkan dan memahami serta memperjelas posisi penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa penelitian yang sudah ditulis sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya kesamaan tema ataupun masalah yang dikaji, maka penulis melakukan telaah pustaka pada penelitian-penelitan sebelumnya.

a. Faturahmi ( 2005 ) dalam skripsinya “Manajemen Pendidikan di SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali” mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan pengelolaan pendidikan proposional, baik melaui Total Quality Management, manajemen berbasis sekolah dan proporsionalisme dalam manajerialnya. Semua harus di kembangkan pada staf ahlinya dan berdasarkan pada perilaku Rasulullah SAW yaitu: pertama, shidiq yaitu dalam melaksabakan manajemen harus didasari rasa kejujuran baik dalam memutuskan perkara, laporan keuangan dan operasional kerja. Kedua, fathanah yaitu proporsionalisme dalam kerja sehingga diperoleh yang maksimal. Ketiga, amanah , yaitu setiap pelaksana pendidikan harus bertanggung jawab.

b. Yunita Rahmawati ( 2003 ) dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi Proses


(34)

Pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Pancasila Sakti Klaten” diperoleh bahwa pola manajemen pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Pancasila Sakti Klaten adalah menggunakan paradigm partisipasi, kemandirian (swadaya) dan otonomi. Fungsi manajemen telah memberikan dampak yang cukup optimal yang ditandai dengan keberanian murid-murid mengemukakan pendapat di kelas, mengadakan diskusi, nilai rata-rata kelas yang semakin baik, ketajaman social yang semakin meningkat. Semua hal tersebut tidak terlepas dari peran kepada sekolah yang tidak hanya memberikan penekanan dalam manajemen sekolah. Pada dasarnya keberhasilan program harus didukung oleh semua personel baik staf pengajar, kepada sekolah, karyawan dan para murid itu sendiri.

c. Sri Rahayu ( 2009 ) dalam skripsinya yang berjudul “Pelaksanaan fungsi Manajemen Pendidikan di SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunung Kidul” diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi pendidikan di SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari sudah berjalan dengan efektif dan efisien. Namun demikian, ada faktor penghambatnya yaitu SPP siswa yang terlambat dan belum optimalnya peran komite sekolah.

d. Anis Hidayah ( 2006 ) dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP N 1 Kendal.” Skripsi tersebut berisi bahwa upaya peningkatan kualitas pembelajaran PAI di SMPN 1 Kendal melalui peningkatan kemampuan profesional guru


(35)

PAI, menyediakan sarana dan prasarana atau fasilitas keagamaan, mengadakan konsultasi keagamaan bagi peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

e. Abdul Basit Amin ( 2007 ) dalam skripsinya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang.” Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran yang dikelola dengan manajemen yang baik dan dukungan dari semua pihak sekolah maupun orang tua, sumber daya dan atau fasilitas pembelajaran ternyata dapat memberikan implikasi terhadap peningkatan keragaman dan prestasi-prestasi yang diraihnya, baik keragaman maupun sains baik tingkat lokal atau regional maupun nasional.

f. Tesis karya Shodiqun ( 2003 ) dalam tesisnya yang berjudul “Manajemen Pembelajaran PAI di SMU (Studi Kasus di SMU 1 Kudus).” Menurut Tesis tersebut bahwa pengelolaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru di SMU 1 Kudus terkait dengan tujuan pembelajaran PAI, strategi pendekatan dan metode serta kompetensi guru dalam manajemen pembelajaran.

Sejumlah penelitian di atas dan skripsi yang akan diteliti terdapat persamaan yaitu meneliti pelaksanaan manajemen di tingkat satuan pendidikan. Adapun berbedaanya dengan penelitian ini adalah penelitian ini membahas tentang manajemen sumber belajar dalam


(36)

meningkatkan kualiatas pembelajaran di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

B. Kerangka Teoritik 1. Manajemen

a. Pengertian manajemen

Kata manajemen awalnya hanya sangat populer di dunia bisnis komersial. Di dunia pendidikan sendiri lebih dikenal dengan istilah administrasi. Karena itu dilingkungan institusi pendidikan sangat populer istilah administrasi sekolah, administrasi pendidikan dan administrasi kelas, jika ditilik proses kerja atau fungsi organiknya, administrasi dan manajemen boleh dikatakan sama. Meskipun ada para ahli yang mengatakan bahwa manajemen merupakan inti dari kegiatan proses administrasi. Kini, kata manajemen semakin populer disemua lini, baik dilini bisnis, pemerintah, maupun pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu yang usianya relatif lebih muda sehingga tidaklah aneh apabila banyak yang belum mengenal. Manajemen pendidikan itu sendiri adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien (Arikunto, 2008:4).


(37)

b. Prinsip Manajemen

Doglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :

a) Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.

b) Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.

c) Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai denagan sifat-sifat dan kemampuanya.

d) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.

Prinsip di atas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas dan nilai-nilai.

c. Fungsi manajemen

Kehadiran manajemen dalam organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajemen. Namun demikian, fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Mengadaptasi dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah fungsi planning, organizing, staffing, controlling. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pelaksanaan kegiatan dan


(38)

pengawasan merupakan esensial pada setiap organisasi pendidikan, namun dalam menginterprestasikan pelaksanaan pada dunia pendidikan lebih disesuaikan dengan karateristik lembaga dunia pendidikan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial.

2. Sumber Belajar

a. Pengertian sumber belajar

Sumber belajar dalam pengertian sempit dirtikan sebagai semua sarana pengajaran yang menyajikan pesan secara edukatif baik visual saja maupun audiovisual, misalnya buku-buku dan bahan tercetak lainnya. Pengertian ini masih banyak disepakati oleh guru dewasa ini. Misalnya, dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru, kompenen sumber belajar pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Menurut AECT ( Association of Education and Communication Technology) (1977) sebagaimana dikutip oleh Sitepu (2014:19) mendefinisikan sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam jenis yaitu:

a) Pesan (massage), yaitu informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta,


(39)

makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal maupun dalam pendidikan informal.

b) Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain, pembicara, instruktur dan penatar. c) Bahan (material), yaitu sesuatu wujud tertentu yang

mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau software atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul, majalah, bahan pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio (kaset audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya. d) Alat (Device), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras. Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer, kaset, dan lain-lain.

e) Tehnik (Technique), dalam hal ini tehnik diartikan sebagai prosedur yang runtut atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan, orang dan lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan ajaran atau materi pelajaran. Contoh: belajar mandiri, belajar


(40)

jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, problem solving, tanya jawab dan sebagainya. f) Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses

belajar-mengajar terjadi. Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan, laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya (Sudjarwo, 1989:141-142). Sumber belajar dalam pengertian luas adalah seperti pengertian yang dikemukakan oleh Edgar Daleia menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian ini menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami peserta didik dianggap sebagai sumber belajar, sepanjang hal itu memberi pengalaman yang menyebabkan mereka belajar. b. Ciri-ciri Sumber Belajar

Sumber belajar mempunyai empat ciri pokok yaitu:

a) Sumber belajar mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang di perlukan dalam proses pengajaran. Jadi, walaupun sesuatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang di inginkan, sesuai dengan tujuan


(41)

pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar.

b) Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar malah membuat seseorang berbuat dan bersifat negatif maka sumber belajar tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar. Misalnya setelah seseorang menonton film, ada isi/pesan fim tersebut mempunyai dampak negatif terhadap dirinya maka film tersebut bukanlah sumber belajar.

c) Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi tidak dapat digunakan secara kombinasi (gabungan). Misalnya sumber belajar material dapat dikombinasi dengan alat dan strategi (motode). Sumber belajar modul dapat berdiri sendiri.

d) Sumber belajar secara bentuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by designed), dan sumber belajar yang tinggal pakai (by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari semula dirancang untuk keperluan belajar. Sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai sesuatu yang pada mulanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan belajar, tetapi kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan belajar.


(42)

Ciri utama sumber belajar yang tinggal pakai adalah: tidak terorganisir dalam bentuk isi yang sistematis, tidak memiliki tujuan pembelajarn yang ekspilit, hanya dipergunakan menurut tujuan tertentu dan bersifat insidental, dan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang relevan dengan sumber belajar tersebut. c. Klasifikasi Sumber Belajar

Klasifikasi lain yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:

a) Sumber belajar tercetak. Contohnya: buku, majalah, brosur, koran, poster, denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dan lain-lain.

b) Sumber belajar non cetak. Contohnya; film, power point, video, model,transparansi, dan lain-lain.

c) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas. Contohnya perpustakaan, ruangan belajar, studio, lapangan olah raga dan lain-lain.

d) Sumber belajar berupa kegiatan. Contohya: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain. e) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat.

Contohnya: taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum dan lain-lain (Sudjana, 1989:80).


(43)

Fungsi sumber belajar antara lain:

a) Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan:

1) Membantu guru untuk menggunakan waktu dengan secara lebih baik dan efektif.

2) Meningkatkan laju kelancaran belajar.

3) Mengurangi beban guru dalam penyajian informasi, sehingga lebih banyak kesempatan dalam pembinaan dan pengembangan gairah belajar (Sudjana, 1989:80).

b) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan:

1) Mengurangi fungsi kontrol guru yang sifatnya yang kaku dan tradisional.

2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.

c) Memberikan dasar-dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan:

1) Merencanakan program pendidikan secara lebih sistematis.

2) Mengembangkan bahan pengajaran melalui upaya penelitian terlebih dahulu.

d) Meningkatkan pemantapan pengajaran dengan jalan:

1) Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi.


(44)

2) Menyajikan informasi maupun data secara lebih mudah, jelas dan kongkrit (Isbani, 1987:10).

e. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar

Kriteria pemilihan sumber belajar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a) Tujuan yang ingin dicapai, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian ataukah untuk pemecahan masalah. Harus disadari bahwa masing-masing sumber belajar memiliki kelebihan dan kelemahan (Isbani, 1987:10).

b) Ekonomis, sumber belajar yang dipilih harus murah. Kemurahan di sini harus diperhitungkan dengan jumlah pemakai, lama pemakaian, langka tidaknya peristiwa itu terjadi dan akurat tidaknya pesan yang disampaikan.

c) Praktis dan sederhana, sumber belajar yang sederhana, tidak memerlukan peralatan khusus, tidak mahal harganya, dan tidak membutuhan tenaga terampil yang khusus.

d) Gampang didapat, sumber belajar yang baik adalah yang ada di sekitar dan mudah untuk mendapatkannya.

e) Fleksibel atau luwes, sumber belajar yang baik adalah sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi (Karti Soeharto, 2003:80-82).


(45)

3. Cara memenej (mengelola) sumber belajar

Dalam pengembangan sumber belajar di lembaga pendidikan, diperlukan pengelolaan dengan ciri khusus sehingga tujuan mengembangkan sumber belajar dapat tercapai. Tujuan utama pengelolaan sumber belajar ialah memberikan pelayanan kepada pemelajar dan pembelajar sehingga memudahkan mereka melaksanakan tugasnya. Pemelajar terbantu melakukan kegiatan belajar dan memperoleh kemampuan yang dikehendaki. Pemelajar terbantu merancang dan melaksanakan desain pembelajaran berbasis aneka sumber.

Dalam mengelola pengembangan sumber belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Perencanaan secara sistematis dan terpadu

Pengembangan kurikulum, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran telah memuat prinsip belajar berbasis aneka sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).

b. Koordinasi

Dalam menyusun pengembangan kurikulum, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran mengikutsertakan pembelajar, pengelola sumber belajar, dan kepala atau wakil kepala sekolah (Sitepu, 2014:186-187).


(46)

Dalam melaksanakan pembelajaran, pembelajar menintegrasikan kegiatan di kelas dengan di tempat sumber belajar lain (perpustakaan, laboratorium, atau tempat praktik) dan sebaliknya, kegiatan di tempat sumber belajar lain diselaraskan dengan kegiatan belajar di kelas untuk semua pelajaran (Sitepu, 2014:186-187).

d. Organisasi

Apabila memungkinkan di lembaga pendidikan didirikan pusat sumber belajar yang berfungsi mengkoordinasikan pengelolaan dan pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di lembaga pendidikan itu sehingga lebih efektif dan efisisen, apabila belum memungkinkan mendirikan pusat sumber belajar, perpustakaan dapat ditunjuk melakukan tugas koordinasi sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).

e. Pengelola

Pusat sumber belajar hendaknya dikelola oleh petugas yang memiliki latar belakang tentang teknis pemanfaatan sumber belajar serta pengembangan desain pembelajaran yang berbasis aneka sumber. Lulusan Teknologi Pendidikan pada umumnya memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan pusat sumber belajar (Sitepu, 2014:186-187).


(47)

Dana dalam jumlah yang memadai perlu tersedia untuk pengadaan, pengembangan, dan perawatan sumber belajar. Kekurangan dana dapat mengakibatkan pusat sumber belajar tidak dapat berfungsi dengan baik dan sumber-sumber belajar yang ada tidak terawat dengan baik serta mubazir (Sitepu, 2014:186-187).

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pembelajaran PAI

Pembelajaran PAI terdiri dari dua unsur yaitu pembelajaran dan PAI (Pendidikan Agama Islam). Istilah pembelajaran menurut Gagne dan Brings adalah suatu rangkaian event (kejadian, peristiwa, kondisi dan lain-lain) yang secara segaja dirancang untuk mempengaruhi siswa sehingga proses belajarnya dapat berlagsung denga mudah (Sudjana, 1995:28). Adapun menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi: unsur-unsur manusiawi, bahan, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 1995:57).

Pembelajaran dikatakan proses apabila interaksi antara guru sebagai pengajar dengan siswa sebagai pelajar. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa proses belajar-mengajar (pembelajaran) merupakan interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya (Imran, 1996:43). Dari beberapa pengertian di atas, maka diambil


(48)

kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses/strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan yang di dalamnya meliputi metode-metode dan teknik-teknik pembelajaran. Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut Abd Rahma Saleh adalah usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami ajaran-ajaran Agama Islam serta menjadikannya way of lave (jalan keluar) (Arikuto, 1993:10). Pendidikan Islam menurut GBPP 1994 berbunyi,”Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain adalah hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Depdikbud, 1995:1).

Pengertian tersebut disempurnakan menurut kurikulum 2004, bahwasanya Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam


(49)

hubungannya dengan kurukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Depdikbud, 2003:4). Sejalan dengan pengertian dan tujuan PAI tersebut, Bunyamin S. Bloom dalam bukunya The Taxonomy of Educatonal Objektif Cognitive Deman, menyatakan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran PAI akan diperoleh 3 aspek kemampuan yaitu aspek pengetahuan (cognitive), aspek sikap (avective), dan aspek keterampilan (psikomotorik) Ghofar and Muhaimin,1996:4). Dengan demikian, disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan kegiatan mengalihkan pengalaman, pegetahuan dan kecakapannya oleh pendidik terhadap peserta didik untuk mengarahkan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian yang utuh yang mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia serta mengamalkan ajaran-ajaan Agama dalam kehidupan sehari-hari dan juga akan mengarahkan manusia dalam kehidupan yang lebih baik yang nantinya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan rang lain.

b. Tujuan Pembelajaran PAI

Tujuan pendidikan dalam Islam dibagi kepada beberapa tahap sebagai berikut:


(50)

Yang dimaksud dengan tujuan umum adalah perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan oleh pendidikan untuk mencapainya. Beberapa pendapat tentang tujuan umum pendidikan yaitu :

1) Al-Abrasyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu:

(a) Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. (b) Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat (c) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi

manfaat

(d) Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar (e) Menyiapkan pelajar dari segi profesional

2) Sedangkan al-Jammali menyebutkan tujuan-tujuan pendidikan yang diambilnya dari al-Qur’an sebagai berikut:

(a) Memperkenalkan kepada manusia akan tempatnya di antara makhluk-makhluk dan akan tanggung jawab perseorangannya dalam hidup ini.

(b)Memperkenalkan kepada manusia akan hubungan-hubungan sosialnya dan tanggung jawabnya dalam jangka suatu sistem sosial.

(c) Memperkenalkan kepada manusia akan makhluk (alam semesta)


(51)

(d) Memperkenalkan kepada manusia akana pencipta alam semesta ini

b) Tujuan Khusus Pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang diingini yang merupakan bagian yang termasuk di bawah tiap tujuan umum pendidikan, di antara tujuan khusus pendidikan Islam adalah:

1) Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadat dan cara-cara melaksanakannya dengan betul.

2) Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar tentang agama.

3) Menanamkan keimanan kepada Allah Pencipta alam, malaikat, Rasul, Kitab-kitab dan hari akhirat.

4) Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuandalam adab dan pengetahuan keagamaan.

c) Tujuan Terakhir Pendidikan Islam

Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :

Menurut Zakiah Daradjat, bahwa tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah sebagai berikut Artinya :

اَو ِهِتاَقُ ت قَح َهللا اوُق تا اوُنَمآ َنيِذلا اَه يَأ اَي

َنوُمِلْسُم ْمُتْ نَأَو اِإ نُتوََُ


(52)

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”(QS. Ali Imran : 102).

Pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal yang pada dasarnya berisi (Darajat, 1992:87).

1) Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan anak yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT taat kepada perintah Allah dan rasul-Nya.

2) Ketaatan kepada Allah SWT dan rasul-Nya merupakan motivasi instrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak.

3) Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT dan dalam hubungannya dengan sesama manusia, serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitarnya.


(53)

c. Komponen-komponen dalam Pembelajaran PAI

Sebagai suatu sistem, kegiatan pembelajaran PAI mengandung sejumlah komponen yang saling berinterasi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI, komponen-komponen itu meliputi:

a. Tujuan

Tujuan merupakan komponen yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya.

b. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran merupakan substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar atas dasar tujuan instruksional dan sebagai sumber belajar bagi anak didik, hal ini dapat berupa benda dan isi pendidikan yang berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pemerolehannya.

c. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar ini akan menentukan sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga guru harus dapat memahami dan memperhatikan aspek individual anak didik baik dalam aspek biologis, intelektual dan psikologis

d. Metode

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, kombinasi


(54)

dalam penggunaan dari berbagai metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.

e. Alat

Alat merupakan segala sesuatu cara yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran, memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru atau yang dipelajari siswa.

f. Sumber pelajaran

Sumber pelajaran merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar (Sudirman, 1999:203).

g. Evaluasi

Merupakan proses menentukan nilai suatu obyek tertentu berdasarkan kriteria tertentu, dalam pembelajaran berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengetahuan instruksional dan sebagai bahan dalam memperbaiki proses belajar mengajar (Sudjana, 1995:134).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran PAI

Agar perubahan-perubahan dalam diri anak didik sebagai hasil dari suatu proses belajar mengajar sampai pada tujuan yang diharapkan, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.


(55)

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor ektern

Faktor ini adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi lingkungan dan instrumen.

1) Lingkungan

Faktor lingkungan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu:

a) Lingkungan alami seperti suhu, kelembapan udara sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar

b) Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia/respentasinya ataupun yang berwujud lainnya seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas.

2) Instrumental

Faktor ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hard ware) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya. Dapat juga berwujud faktor-faktor lunak seperti, kurikulum, pedoman belajar, guru, metode, media, dan lain-lain.

b. Faktor intern

Faktor ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri. dalam faktor ini mencakup faktor fisiologis dan psikologis.


(56)

Kondisi ini meliputi: kondisi fisik (kesehatan) dan faktor-faktor tubuh di samping itu kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran pun sangat mempengaruhi proses belajar mengajar karena sebagian besar yang dipelajari manusia di pelajarinya dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran.

2) Kondisi Psikologis a) Minat

b) Kecerdasan (intelegensi) c) Bakat

d) Motivasi

e) Kultural (Amung and Raharjo, 2001:14)

Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar Meliputi: karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, fasilitas, mata pelajaran dan lingkungan Menurut Muhaimin, dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam, proses pembelajaran PAI dipengaruhi oleh 3 faktor (Muhaimin, 2002:150-156) meliputi : Kondisi pembelajaran PAI, metode pembelajaran PAI, Hasil pembelajaran PAI.


(57)

(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa manipulasi di dalamnya dan tanpa pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan adalah bukan generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari fenomena yang di amati (Andi Prastowo, 2011:24).

Dengan metode ini peneliti akan memaparkan secara sistematis materi-materi pembahasan dari berbagai sumber, yang kemudian di analisis secara tepat dan cermat guna memperoleh kesimpulan manajemen sumber belajar yang bagaimana yang di gunakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

B. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang berlokasi di Jln.Kapas II/7a Umbulharjo Yogyakarta. Waktu penelitian mulai bulan Maret tahun 2016 peneliti memilih tempat ini untuk dijadikan penelitian karena


(59)

tempatnya yang strategis dan sekolah ini adalah sekolah percontohan atau model untuk sekolah lain dijadikan acuan sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian ditempat tersebut.

C. Subyek Penelitian

Penentuan subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui, memahami dan berkaitan serta menjadi pelaku SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. b. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Metode Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Metode observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang ditulis. Dalam arti luas obsevasi tidak hanya sebatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 2004:151).

Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengetahui manajemen sumber belajar yang diterapkan di sekolah tersebut.


(60)

b. Metode Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2012:216).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan panduan pertanyaan yang terstruktur yaitu di mana wawancara ini digunakan bila peneliti telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh (Sugiono, 2009:319), hal ini dikarenakan agar dapat lebih mudah mendapatkan informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Selain itu agar hasil dari wawancara tidak terlalu melebar dan tidak terlalu sulit memilah-milah informasi yang sesuai dengan apa yang peneliti hendaki.

c. Metode dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang akan di gunakan penelitian ini bisa berupa tulisan, gambar atau bentuk lain yang mendukung validitas data. Dokumentasi ini merupakan pendukung dari metode pengumpilan data dengan wawancara dan observasi (Sukmadinata, 2012:221).


(61)

d. Trianggulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi (Sugiyono, 2006:335). Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya bisa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah diperoleh. Secara umum langkah-langkahnya ada kesamaan antara satu


(62)

penelitian dengan penelitian lainnya, tetapi di dalamya ada variasi ( Sukmadinata, 2012:114).

a. Perencanaan

Perencanaan meliputi perumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diarahkan pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi yang dipilih serta informan-informan sebagai sumber data. (Sukmadinata,2012:114).

b. Memulai pengumpulan data

Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik (rapport), menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan beberapa informan yang telah dipilih untuk kemudian dilanjutkan dengan teknik bola salju atau member check. Pengumpulan data melalui interview dilengkapi dengan data pengamatan dan data dokumen (triangulasi). Data pada pertemuan pertama belum dicatat, tetapi data pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dicatat, disusun, dikelompokkan secara intensif kemudian diberi kode agar memudahkan dalam analisis data (Sukmadinata, 2012:114).


(63)

c. Pengumpulan data dasar

Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar peneliti benar-benar melihat, mendengar, membaca dan merasakan apa yang ada dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data mulai dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan data baru lagi. Deskripsi dan konseptualisasi diterjemahkan dan dirangkumkan dalam diagram-diagram yang bersifat intergratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup (Sukmadinata, 2012:144-115).

d. Pengumpulan data penutup

Pengumpulan data berakhir setelah peneliti neninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti penelitian kuantitatif, teapi dalam proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti.


(64)

Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru (Sukmadinata, 2012:115).

e. Melengkapi

Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analisis data dan menyusun cara peyajiannya. Analisis data dimulai dengan menyusun fakta-fakta hasil temuan lapangan.Kemudian peneliti membuat diagram-diagram, tabel, gambar-gambar dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel, dan gambar-gambar tersebut diinterprestasikan, dikembangkan menjadi proposisi atau prinsip-prinsip (Sukmadinata, 2012:115).


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis

Lokasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang beralamat Jln.Kapas II / 7a Umbulharjo Yogyakarta 55166.

SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta terletak di Jl. Kapas II/7a, Sukonandi, Kecamatan Umbulharjo, Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta. Letak bangunan gedung SMP Muhammadiyah 2 ini sangat strategis karena berada di lingkungan yang akademis. Bangunan berdiri diatas tanah seluas 819 meter persegi dan luas halaman 2.734 meter persegi ini berbatasan dengan:


(66)

1. Sebelah Barat : Kejaksaan Negeri dan DEPAG

2. Sebelah Utara : UAD

3. Sebelah Timur : SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta

4. Sebelah Selatan : Jalan Kapas II

Keadaan lingkungan sekolah dapat dikatakan baik, sebab keadaan sekolah yang bersih, tidak terlalu bising dan disekitar sekolah tersebut bukan daerah pertokoan serta letaknya juga jauh dari pasar. Disamping itu, daerah ini merupakan daerah komplek lembaga pendidikan. Karena letaknya yang sangat strategis, hal tersebut sangat menguntungkan bagi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta ( Dokumentasi SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dikutip tanggal 01 Maret 2016 dan wawancara dengan bagian humas Ibu Dra. Tri Maharjanti).

2. Sejarah

Sungguh bersejarah panjang SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, yang dulu menempati gedung Jalan Sultan Agung 14 (Jl Bintaran Lor 14). Sebagai embrio berdirinya sekolah ini dimulai dari peristiwa tahun 1937. Waktu itu pertama kali di gedung Jalan Sultan Agung 14 dijadikan tempat pendidikan yang diberi nama oleh Muhammadiyah INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH bersubsidi di bawah asuhan Bapak Pinandoyuo dibantu oleh Bapak H Abdulgani


(67)

Didjosuparto. Sekolah ini merupakan sekolah MULO Bumi Putera yang pertama di seluruh tanah air yang menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.

Waktu itu Muhammadiyah memang sudah memiliki sekolah-sekolah Mulo, AMS, dan Mulo HIK di beberapa tempat, tetapi itu semua menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Maka boleh dikatakan bahwa Iheemse Muhammadiya merupakan perintis SMP yang kita kenal dalam negara kita ini. Dengan kata lain INHEEMSE MULO MUHAMMADIYAH di Jalan Sultan Agung 14 Yogyakarta merupakan cikal bakal berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta sekarang ini. Tahun 1942 kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia direbut Jepang, timbul gagasan dari para pemimpin Muhammadiyah, untuk mengubah Inheemse Mulo Muhammadiyah menjadi SMP Muhammadiyah dengan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penghantar.

Perjalanan Sejarah Amal Usaha Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta :

a. Pembukaan SMP Putri Muhammadiyah Yogyakarta 1 April 1943 Pada permulaan tahun 1943 oleh Muhammadiyah diambil inisiatif untuk membuka SMP khusus putri. Murid-muridnya


(68)

diambil dari murid-murid putri Mulo HIK Muhammadiyah yang waktu itu berkedudukan di Komplek Madrasah Mualimin Muhammadiyah dan murid-murid putri dari Inheemse Muhammadiyah di Kompleks Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di Lowanu. Realisasi berdirinya SMP Putri Muhammadiyah pada tanggal 1 April 1943 dipimpin oleh Bapak Malikus Suparto (seorang pensiunan PGAA Negeri Yogyakarta). Bapak Malikus Suparto hanya sempat memimpin sekolah ini sampai tahun 1944, karena tenaga beliau sangat dibutuhkan untuk memimpin sekolah Muhammadiyah pada jenjang yang lebih tinggi. Dalam tahun ajaran 1943/1944 dikeluarkan alumnus yang bernama SMP Putri Muhammadiyah, sebanyak 25 siswa, sebagian mereka ditampung di sekolah guru Muhammadiyah Putri (yaitu angkatan Ibu Wastiah) tetapi sebagian mereka pindah ke SMT Muhammadiyah, yang kemudian menjadi SMA Muhammadiyah sehingga sekolah guru puteri Muhammadiyah tidak dapat dipertahankan lagi.

b. Periode Kepemipinan Bapak KH Dalhar BKN (1944 – 1947)

Pada periode ini SMP Puteri Muhammadiyah mendapat kemajuan pesat, sehingga waktu diperiksa oleh Inspkesi SMP Muhammadiyah Jawa Tengah yang berkedudukan di Semarang, dinyatakan bahwa sekolah tersebut tidak diragukan lagi untuk memeroleh subsidi penuh, terutama dalam pelajaran ilmu pasti


(1)

1. Cara mengontrol manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yaitu dengan Ujian Tengah Semester atau ulangan harian di situ guru dapat melihat seberapa paham anak dalam menyerap pelajaran yang sudah dilaksanakan. Evaluasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini ada evaluasi secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung mendatangkan guru-guru dari luar agar dapat mengevaluasi seberapa jauh tingkat kefahaman dan kelengkapan media atau sarana yang di miliki SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

2. Faktor yang menghambat dan faktor pendukung manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Faktor yang penghambat manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI adalah kesulitan memanajemen siswa, sulitnya menyesuaikan metode belajar, kurang bisa memanajemen waktu.

Faktor Pendukung manajemen sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI adalah komite sangat mendukung terutama orang tua selalu rela atau ikhlas ketika ada kegiatan yang berbau dengan keagamaan, pimpinan sekolah, perpustakaan yang lengkap, sarana prasarana yang memadai,


(2)

adanya masjid yang menjadi pusat keagamaan, mental guru dan kemampuan guru yang professional

B. Saran

1. Kepada guru PAI hendaknya selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada para siswa agar meningkatkan belajarnya melalui metode yang telah diberikan dan disesuaikan dengan materi PAI yang akan dipelajari sehingga dapat merangsang kreativitas belajar siswa dalam bentuk ide dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Kepada Guru PAI hendaknya melakukan pengembangan materi pelajaran Pendidikan Agma Islam dan tidak hanya berpedoman dalam buku ISMUBA saja melainkan mencari sumber-sumber belajar yang lain juga.

3. Kepada Guru PAI hendaknya melakukan pembelajaran tidak hanya dikelas saja, bisa melakukan proses pembelajaran diluar kelas agar tidak bosan ketika menerima pembelajaran.

4. Kepada Guru PAI hendaknaya dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP, sehingga terarah mengajarnya.

5. Kepada kepala sekolah, agar dapat memberikan dorongan dan pengarahan kepada guru, khususnya agama agar menunjukkan kemampuan dan ketrampilan dalam mengajar, sehingga dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(3)

C. Kata Penutup

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama untuk penulis, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan terima kasih juga untuk Bapak Drs.Syamsudin,M.Pd selaku dosen pembimbing saya, yang tak pernah letih memberikan saran atau perbaikan dalam skripsi ini.

Pada skripsi ini saya melakuakan penelitian tentang “Manajemen Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Saya mengharapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi saya sendiri. Kepada para pembaca, saya memohon maaf apabila tedapat kekurangan dan kekeliuran bagi skripsi yang saya buat ini. Karena saya menyadari sendiri hanyalah manusia yang bisa melakukan kesalahan. Kritik dan saran saya harapkan dari pembaca sekalian untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata semoga penelitian skripsi ini bermanfaat untuk pembaca sekalian. Khususnya bagi lembaga pendidikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anis Hidayah.2006.skripsi .Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran PAI di SMP

N 1 Kendal.”Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang.

Anwar, Kasful dan Harmi, Hendra. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung: Alfabeta.

Amung and Sudirman Raharjo. 2001. Media Pendidikan. Jakarta : Grafindo Pesada. Arikunto,Suharsimi.2008. Manajemen Pendidikan.Yogyakarta: Aditya Media. Arsyad, Azhar. 1981. Media Pembelajaran. Jakarta: Hidakarya

Basit Amin,Abdul.2007. skripsi. Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keragaman Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semaran.Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang.

Danim,Sudarwan dan Danim,Yunan M.Pd.2010.Administrasi Sekolah dan Manajemen Kela. Bandung: Pustaka Setia.

Darajat, Zakiah and dkk.1992.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Depdikbud.2003.Kuriklum 2004 Standar Kompetinsi Mata Pelajaran PAI SMA dan MA. Jakarta:2003.

Depdikbud.1995.GBPP 1994.SMU. Jakarta

Faturahmi.2005.Manajemen Pendidikan di SMP Nurul Islam Ngemplak Boyolali.Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ghofar,Abdul and Muhaimin. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya:Citra Media.

Hadi,Sutrisno.2004.Metodologi Research.Yogyakarta: Andi Offset.

Hamalik,Oemar.1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.

http:ilmiyahmanajemen/analisi-gaya-kepemimpinan.html/ diakses 29 Mei 2015 jam 10.00


(5)

Imran,Ali.1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Dunia Aksara. Isbani.1987.Media Pendidikan.Surakarta: UNS Press.

Majid,Abdul. 2011 .Perencanaan Pengembagan. Bandung:Rodakarya Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Muhaimin.2002.Paradigma Pendidikan Islam.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Mukhid, Abd.2009. Media Pembelajaran Panduan Teori dan Praktik. Pamekasan. STAIN Pamekasan Press.

Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung :Tarsito.

Prastowo,Andi. 2011.Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-ruz Media.

Rahayu,Sri.2009.Pelaksanaan fungsi Manajemen Pendidikan di SD Muhammadiyah Al-Mujahodin Wonosari Gunung Kidul.Yogyakarta:Perpustakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Rahmawati,Yunita.2003.Fungsi Manajemen Pendidikan Dalam Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Pancasila Sakti Klaten.Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Surakarta.

Rukmana,Ade and Suryana,Asep.2009.ManajemenPendidikan.Bandung:Alfabeta. Rusman.2009.Manajemen Kurikulum.Jakarta: Rajawali Press.

Rusydie,Salman.2011.Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas .Jogjakarta:Diva Press. Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Shodiqun.2003. tesis .Manajemen Pembelajaran PAI di SMU (Studi Kasus di SMU 1 Kudus

Sitepu.2014.Pengembangan Sumber Belajar.Jakarta:Rajawali Pers.

Soeharto,Karti.2003.Teknologi Pembelajaran Pendekatan Sistem,Konsepis dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media,Surabaya: SIC.

Sudjana,Nana.1995. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.


(6)

Sudjana,Nana.1989.Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sudjarwo. 1989. Bebererapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.

Sudirman IN, and dkk. 1999. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono.2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan

R&D.Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih.2012.MetodePenelitian Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Suryana.2009. Manajemen Pendidikan .Bandung: Alfabeta.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.2009.Bandung: Citra Umbara. Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: GP Press.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA ELEKTRONIK DAN NON ELEKTRONIK DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI DI MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 4 21

Pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler rohis terhadap prestasi belajar PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tahun ajaran 2013-2014

5 27 109

Pemanfaatan Sumber Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal

0 9 145

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI DI SMP MUHAMMADIYAH PONJONG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 6 75

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR PAI SISWA DI SDIT Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Belajar PAI Siswa Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Ajaran 2013

0 3 14

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BELAJAR PAI SISWA DI SDIT Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Belajar PAI Siswa Di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Gumpang Kartasura Tahun Ajaran 2013

0 2 14

FUNGSI MANAJEMEN Fungsi Manajemen Pembelajaran Dalam Efektivitas Belajar Mengajar Pai Siswa Kelas VII Di Smp Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENDAHULUAN Fungsi Manajemen Pembelajaran Dalam Efektivitas Belajar Mengajar Pai Siswa Kelas VII Di Smp Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 18

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR PAI SISWA KELAS VII Fungsi Manajemen Pembelajaran Dalam Efektivitas Belajar Mengajar Pai Siswa Kelas VII Di Smp Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

Pemanfaatan Sumber-Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran di SMP N 2 Lebaksiu Kabupaten Tegal.

0 0 1