Dengan adanya alat ini diharapkan masyarakat akan sedikit merasa lega karena bahaya yang ditimbulkan oleh listrik yang tidak terkontrol saat musibah berlangsung
dapat diatasi secara otomatis sehingga dengan adanya alat ini masyarakat tidak perlu lagi takut akan efek yang terjadi apabila listrik tetap menyala sewaktu terjadi gempa.
I.2. Rumusan Masalah
Mengacu pada hal diatas, pada tugas akhir ini akan merancang suatu sistem pemutus aliran listrik secara otomatis dengan menggunakan mikrokontroler.
Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali dari sistem, yang berfungsi
mengendalikan semua rangkaian dan akan menampilkan kondisi dari keluaran sensor jika gempa terjadi dan memutuskan aliran lisrik secara otomatis.
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1.
Memanfaatkan mikrokontroller sebagai alat pengendali rangkaian pemutus aliran listrik saat terjadi gempa
2. Memanfaatkan sensor untuk mendeteksi ada atau tidaknya gempa yang terjadi
3. Merancang sebuah alat yang dapat memutuskan aliran litrik secara otomatis
pada saat terjadi gempa
I.4 Sistematika Penulisan
Universitas Sumatera Utara
Untuk mempermudah pemahaman serta pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja sistem alat pemutus aliran listrik pada saat terjadi gempa dengan menggunakan
mikrokontroler , maka sistematika penulisan Tugas Akhir ini sebagai berikut:
BAB I.
PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori
pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 hardware dan software, bahasa program yang digunakan. serta karekteristik dari
komponen-komponen pendukung.
BAB III. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram
alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler AT89S51.
BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISA
Dalam bab ini akan dibahas tentang hasil dari pengujian alat dan analisa guna melengkapi pembuktian kebenaran dari alat yang dibuat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERANGKAT KERAS
2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar market need dan teknologi baru.
Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi
secara massal dalam jumlah banyak sehingga harga menjadi lebih murah dibandingkan mikroprosesor. Sebagai kebutuhan pasar, mikrokontroler hadir untuk
memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat Bantu dan mainan yang lebih canggih.
Ilustrasi yang mungkin bisa memberikan gambaran yang jelas dalam penggunaan mikrokontroler adalah pada pintu mal otomatis pada saat ada orang akan
masuk atau keluar. sensor jarak yang mendeteksi adanya orang di depan pintu yang akan masuk, akan dilanjutkan ke mikrokontroler untuk kemudian membuka pintu
secara otomatis, dan kembali menutup saat orang tersebut melewati pintu. Selain sistem pintu otomatis di atas, kita juga dapat menjumpai aplikasi
mikrokontroler dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan sistem telemetri. Misalnya pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka
akan lebih nyaman jika dipasang suatu sistem pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup
Universitas Sumatera Utara
aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akuisisi data sekaligus system pengiriman data secara serial melalui
pemancar, yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan. Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam
program aplikasi misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya, mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna
disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM bisa Masked ROM atau Flash PEROM yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada
mikrokontroler yang bersangkutan.
2.1.2 Kontruksi AT89S51
Mikrokontrol AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm
dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan
frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja
mikrokontroler.
Universitas Sumatera Utara
Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.
Read Only Memory ROM yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan progam ini dinamakan sebagai memori progam. Random Access Memori RAM isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM Ultra Violet Eraseable Progamble ROM yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan
setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah. Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer.
Memori Data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah
cukup. Sarana InputOuput yang disediakan cukup banyak dan bervariasa. AT89S51
mempunyai 32 jalur InputOuput. Jalur InputOuput paralel dikenal sebagai Port 1 P1.0..P1.7 dan Port 3 P3.0..P3.5 dan P3.7.
Universitas Sumatera Utara
AT89S51
Gambar 2.1. IC Mikrokontroler AT89S51
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :
VCC Pin 40
Suplai tegangan
GND Pin 20
Ground
Port 0 Pin 39-Pin 32
Port 0 dapat berfungsi sebagai IO biasa, low order multiplex addressdata ataupun penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai IO biasa port ini
dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai
input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.
Pada fungsi sebagai low order multiplex addressdata, port ini akan mempunyai internal pull up.
Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program.
Universitas Sumatera Utara
Port 2 Pin 21 – pin 28
Port 2 berfungsi sebagai IO biasa atau high order address, pada saat mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini
dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.
Port 3 Pin 10 – pin 17
Port 3 merupakan 8 bit port IO dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1. Tabel Port 3 pin 10 – 17 Nama pin
Fungsi P3.0 pin 10
RXD Port input serial P3.1 pin 11
TXD Port output serial P3.2 pin 12
INTO interrupt 0 eksternal P3.3 pin 13
INT1 interrupt 1 eksternal P3.4 pin 14
T0 input eksternal timer 0 P3.5 pin 15
T1 input eksternal timer 1 P3.6 pin 16
WR menulis untuk eksternal data memori P3.7 pin 17
RD untuk membaca eksternal data memori RST pin 9
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
ALEPROG pin 30
Universitas Sumatera Utara
Address Latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam PROG
selama memprogam Flash.
PSEN pin 29
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA pin 31
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
XTAL1 pin 19
Input untuk clock internal.
XTAL2 pin 18
Output dari osilator.
2.1.3 Relay
Relay adalah suatu rangkaian switch magnetik yang bekerja bila mendapat catu dan suatu rangkaian trigger. Relay memiliki tegangan dan arus nominal yang harus
Universitas Sumatera Utara
dipenuhi output rangkaian pendriver atau pengemudinya. Arus yang digunakan pada rangkaian adalah arus DC.
Konstruksi dalam suatu relay terdiri dari lilitan kawat coil yang dililitkan pada inti besi lunak. Jika lilitan kawat mendapatkan aliran arus, inti besi lunak kontak
menghasilkan medan magnet dan menarik switch kontak. Switch kontak mengalami gaya listrik magnet sehingga berpidah posisi ke kutub lain atau terlepas dari kutub
asalnya. Keadaan ini akan bertahan selama arus mengalir pada kumparan relay. Dan relay akan kembali keposisi semula yaitu normaly ON atau Normaly OFF, bila tidak
ada lagi arus yang mengalir padanya, posisi normal relay tergantung pada jenis relay yang digunakan. Dan pemakaian jenis relay tergantung pada kadaan yang diinginkan
dalam suatu rangkaian. Menurut kerjanya relay dapat dibedakan menjadi :
a. Normaly Open NO, saklar akan tertutup bila dialiri arus
b. Normaly Close OFF, saklar akan tertutup bila dialiri arus
c. Change Over CO, relay ini mempunyai saklar tunggal yang nomalnya tertutup
yang lama, bila kumparan 1 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal A, sebaliknya bila kumparan 2 dialiri arus maka saklar akan terhubung ke terminal
B. Analogi rangkaian relay yang digunakan pada laporan proyek ini adalah saat basis
transistor ini dialiri arus, maka transistor dalam keadaan tertutup yang dapat menghubungkan arus dari kolektor ke emiter yang mengakibatkan relay terhubung.
Sedangkan fungsi dioda disini adalah untuk melindungi transistor dari tegangan induksi berlebih, dimana tegangan ini dapat merusak transistor.
Universitas Sumatera Utara
Jika transistor pada basis tidak ada arus maju, transistor terbuka sehingga arus tidak mengalir dari kolektor ke emiter, relay tidak bekerja karena tidak ada arus yang
mengalir pada gulungan kawat. Bentuk relay yang digunakan dengan rangkaian driver dapat dilihat pada
gambar2.24
Vcc
Tr V
B
Dioda
a. Simbol b. Relay dengan rangkaian driver