Penawaran Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5 Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja juga diartikan sebagai penyediaan tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang tersedia di pasar kerja. Menurut Simanjuntak 2005, penyediaan tenaga kerja merupakan jumlah usaha atau jasa kerja yang tersedia dalam masyarakat untuk menghasilkan barang dan jasa. Penyediaan tenaga kerja ditentukan oleh jumlah dan kualitas tenaga kerja. Jumlah dan kualitas tenaga tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah penduduk, struktur umur, tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, jumlah penduduk yang sedang bersekolah dan mengurus rumah tangga, tingkat penghasilan dan kebutuhan rumah tangga, pendidikan, latihan, jam kerja, motivasi dann etos kerja, tingakat upah dan jaminan sosial, kondisi dan lingkungan kerja, kemampuan manejerial dan hubungan industrial, serta berbagai macam kebijakan pemerintah. Menurut Arfida 2003, apabila sesorang menawarkan tenaga kerja, maka hal yang ditawarkan bukan dirinya sebagai manusia seutuhnya melainkan waktu. Jadi unit hitung bagi tenaga kerja sebenarnya bukan jumlah orang, tetapi waktu. Kombinasinya dapat dilihat pada Gambar 2.8 sebagai berikut : Gambar 2.8 Penawaran Tenaga Kerja terhadap Waktu Kerja Y= WL Y=Wla A Ya α Ta 24 T La Sumber : Arfida 2003 Titik A menunjukkan kombinasi penggunaan waktu untuk bekerja selama La jam dengan penghasilan Ya = W x La dengan waktu bebas selama Ta. Tingkat upah merupakan lereng dari garis tersebut dengan sudut α pada angka 24. Bila tingkat upah naik, sudut α akan melebar dan bila tingkat upah turun maka sudut α akan menciut Y = W x La. Keputusan individu untuk menawarkan waktu kerja di pasar tenaga kerja bertitik tolak dari situasi optimal. Situasi optimal ini merupakan kombinasi waktu kerja pendapatan dan waktu tidak bekerja yang baik baginya. Agak berbeda dengan penawaran komoditi biasa, maka penawaran tenaga kerja pada tingkat upah cukup tinggi melengkung ke belakang backward bending seperti secara kasar terlihat pada Gambar 2.9 sebagai berikut : Gambar 2.9 Penawaran Tenaga Kerja terhadap Tingkat Upah Wg S Lg L Sumber : Arfida 2003 Membaiknya kurva penawaran tenaga kerja tersebut semula dianggap untuk negara-negara berkembang saja. Banyak kasus yang menunjukkan hal demikian. Individu hidup dalam masyarakat sederhana mempunyai kebutuhan yang kurang bervariasi, sehingga bila ada kemungkinan memperoleh pendapatan yang tinggi maka akan mengurangi jam kerja, bila berpendapat bahwa kebutuhan sudah dapat terpenuhi dengan pendapatan tersebut. Gejala mengurangi jam kerja sebagai akibat dari penghasilan dapat kita lihat pada masyarakat modern, Pengurangan jam kerja menjadi 35 jam per minggu dari 40 jam per minggu juga secara langsung merupakan akibat dari sikap hidup yang bersifat universal. Semakin berkembang perekonomian, semakin tinggi penghasilan masyarakat dan kebutuhannya dapat diasosiasikan dengan semakin rendahnya jam kerja Arfida, 2003.

2.1.6 Teori Upah Minimum