Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank

b Meningkatkan infrastruktur sistem pembayaran dengan mengembangkan Real Time Gross Settlements RTGS. c Menerapkan bank guarantee scheme untuk melindungi simpanan masyarakat di bank. d Merekstrukturisasi kredit macet, baik yang dilakukan oleh BPPN, Prakarsa Jakarta maupun Indonesian Debt Restrukturing Agency INDRA. e Melaksanakan program privatisasi dan divestasi untuk bankbank BUMN dan bank‐bank yang direkap. f Meningkatkan persyaratan modal bagi pendirian bank baru. Berbagai perkembangan positif pada sektor perbankan sejak dilaksanakannya program stabilisasi antara lain tampak pada pemberian kredit yang mulai meningkat pada inovasi produk yang mulai berjalan, seperti pengembangan produk derivatif antara lain credit linked notes, serta kerjasama produk dengan lembaga lain reksadana dan bancassurance.

B. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank

Definisi secara umum, bank merupakan badan yang tugas utamanya menghimpun dana atau menyalurkan dana. Pada pengertian yang lain menyatakan bahwa bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan dana permitaan kredit pada waktu yang telah ditentukan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu, hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank adalah sebagai penghimpun dan menyalurkan dana dari dan ke masyarakat. Peranan sebagai penghimpun dana, dilakukan bank dengan melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan peranan bank sebagai penyalur dana dilakukan bank dengan melayani masyarakat yang membutuhkan pinjaman uang kredit dari bank, misalnya untuk pembayaran pembiayaan keperluan modal usaha, keperluan pembangunan, dan keperluan-keperluan lainnya. 15 Adapun beberapa pengertian tentang bank yang dapat dikemukakan diantaranya adalah sebagai berikut: 16 1. Menurut Prof.G.M. Verrya Stuart, bahwa “bank adalah suatu badan usaha yang menjalankan proses kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar berupa uang giral.” 2. Menurut Bradfard, bahwa “bank ialah suatu badan usaha yang menjalankan proses pengumpulan pinjaman atau penanaman dari kelebihan dana yang terdapat dalam masyarakat, disamping menjalankan fungsi-fungsi yang erat hubungannya dengan pekerjaan pengumpulan, meminjamkan dan menanamkan dana yang berlebihan tersebut.” 3. Menurut Raymond P. Kant, bahwa “bank ialah suatu organisasi yang usaha pokoknya adalah behubungan dengan pengumpulan dana yang belum digunakan masyarakat, dengan tujuan untuk meneruskannya kepada orang yang membutuhkannya.” 15 Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, Bumi Aksara: Jakarta, 2011, hal. 11 16 Thomas Suyatno, dkk , Kelembagaan Perbankan, Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1993, hal. 1 4. Menurut Fockema Andreae, bahwa “bank adalah suatu lembaga atau pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga.” 5. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Berdasarkan Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa “perbankan dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.” Dengan demikian, penerapan prinsip kehati-hatian mengharuskan pihak bank untuk selalu berhati-hati dalam menjalan kegiatan usahanya, maksudnya bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya harus selalu dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Terkait dengan prinsip kehati-hatian sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dipertegas kembali oleh Pasal 29 ayat 2 UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yakni menyatakan “bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.” Berdasarkan Pasal 3 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sedangkan tujuan perbankan di Indonesia berdasarkan Pasal 4 UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan ialah bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank memiliki fungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana adalah merupakan wujud bank sebagai agent of development terutama bagi bank-bank milik negara, yaitu sebagai lembaga yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan permerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

C. Jenis-jenis Bank