Diminishing Marginal Productivity, Diminishing Of Return, Dan Ketimpangan An- tar Wilayah Sektor Pertanian Di Kabupaten Semarang Tahun 2008-2011
Tabel 12 Diminishing Marginal Productivity, Diminishing Of Return, Dan Ketimpangan An- tar Wilayah Sektor Pertanian Di Kabupaten Semarang Tahun 2008-2011
Sumber : BPS Kab. Semarang, Kabupaten Dalam Angka, PDRB Sektoral Tahun 2009- 2012 (diolah)
Lyra Bumantara Syarif. MediaTrend 13 (1) 2018 p. 100-125
Untuk membantu menjelaskan se- Melalui tabel kontijensi di atas se- cara lebih mendalam mengenai pengaruh cara jelas dapat terlihat ketidaksignifikan- jumlah tenaga kerja sektor pertanian ter- an hubungan antara laju perubahan jumlah hadap ketimpangan antar wilayah pada tenaga kerja sektor pertanian dengan pe- sektor pertanian di Kabupaten Semarang rubahan nilai indeks ketimpangan wilayah dalam kurun waktu 2008-2011, maka sektor pertanian di Kabupaten Semarang. dapat dilakukan analisis silang (kontijensi) Terutama di tahun 2010, ketika laju pe- yang membandingkan antara laju peruba- rubahan jumlah tenaga kerja menurun se- han jumlah tenaga kerja sektor pertanian cara drastis hampir di seluruh wilayah ke- dengan perubahan nilai indeks ketimpan- camatan, namun perubahan tersebut tidak gan wilayah per kecamatan sebagaimana memberikan pengaruh signifikan terhadap pada tabel 13 berikut :
nilai indeks ketimpangan wilayah.
Tabel 13 Perbandingan Laju Perubahan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pertanian Dan Pe- rubahan Nilai Indeks Ketimpangan Wilayah (Entropy Theil) Sektor Pertanian Per Kecamatan Di Kabupaten Semarang Tahun 2008-2011
Sumber : BPS Kab. Semarang, Kabupaten Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka dan PDRB Kecamatan Tahun 2009-2012 (diolah)
Keterkaitan Ketersediaan Anugerah....... MediaTrend 13 (1) 2018 p. 100-125
Pada tabel kontijensi juga nampak memperbandingkan antara indeks spesi- hubungan laju perubahan jumlah tenaga alisasi tenaga kerja sektor pertanian den- kerja sektor pertanian dengan peruba- gan indeks ketimpangan wilayah sektor han nilai indeks ketimpangan wilayah pertanian per kecamatan. Melalui analisis sektor pertanian per kecamatan yang se- ini dapat diduga bahwa wilayah-wilayah cara mayoritas sifatnya berlawanan arah/ kecamatan basis tenaga kerja pertanian negatif. Dimana dari 57 (lima puluh tujuh) (nilai indeks spesialisasi ≥ 1,00) adalah pasang data yang diperbandingkan, 34 berpotensi menurunkan ketimpangan an- (tiga puluh empat) diantaranya (59,64%) tar wilayah pada sektor pertanian di Kabu- menunjukkan kecocokan pola dalam sifat/ paten Semarang. arah hubungan.
Adapun dalam pengujian kebena- Sebagaimana terlihat pada tabel ran dugaan tersebut, terlebih dahulu ha-
13, di tahun 2009 hubungan negatif laju rus disusun tabel kontijensi untuk melihat perubahan jumlah tenaga kerja sektor per- potensi ketimpangan wilayah sektor perta- tanian dengan perubahan nilai indeks ket- nian yang ditimbulkan/dimiliki kecamatan impangan wilayah sektor pertanian terlihat basis tenaga kerja sektor pertanian yang berlaku di 12 kecamatan, kemudian di ta- disandingkan dengan rata-rata nilai distri- hun 2010 pola hubungan tersebut terlihat busi ketimpangan wilayah berdasarkan in- berlaku di 12 kecamatan namun dengan deks Entropy Theil sektor pertanian.
lokus yang berbeda, sedangkan di tahun Analisis kontijensi berdasarkan ta- 2011 turun menjadi 10 kecamatan.
bel 14 menunjukkan mayoritas kecamatan Dari seluruh kecamatan, hanya ter- basis tenaga kerja pertanian berpotensi dapat empat diantaranya yang menunjuk- mengurangi ketimpangan antar wilayah. kan adanya hubungan negatif antara laju Dengan demikian, dugaan bahwa wilayah- perubahan jumlah tenaga kerja sektor per- wilayah kecamatan basis tenaga kerja tanian dengan perubahan nilai indeks ket- pertanian berpotensi mengurangi ketimpa- impangan wilayah sektor pertanian secara ngan antar wilayah adalah dapat dibenar- konsisten dari tahun ke tahun, yaitu Ke- kan.
camatan Tengaran, Kecamatan Kaliwun- Sebagaimana data pada tabel 14, gu, Kecamatan Pabelan, dan Kecamatan terlihat bahwa dari 12 kecamatan basis Tuntang. Sedangkan pada kawasan ag- tenaga kerja pertanian, terdapat seban- ropolitan hubungan negatif tersebut relatif yak 8 (delapan) diantaranya yang menun- dialami di Kecamatan Kaliwungu, Suruh, jukkan adanya konsistensi potensi basis Pabelan, Jambu, dan Bringin.
tenaga kerja sektor pertanian dalam men- Sementara jika ditinjau berdasar- gurangi ketimpangan wilayah dari tahun ke kan kelompok Satuan Wilayah Pengem- tahun, yaitu pada Kecamatan Tengaran, bangan, dapat diketahui bahwa hubungan Kecamatan Susukan, Kecamatan Suruh, negatif laju perubahan jumlah tenaga kerja Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Jam- sektor pertanian dengan perubahan nilai bu, Kecamatan Sumowono, Kecamatan indeks ketimpangan wilayah sektor perta- Bandungan, dan Kecamatan Bringin.
nian di Kabupaten Semarang umumnya Dengan kondisi mayoritas wilayah banyak terjadi pada wilayah SWP-3.
kecamatan basis tenaga kerja pertanian Disamping itu, pembuktian pen- yang cenderung berpotensi mengurangi garuh negatif jumlah tenaga kerja sektor ketimpangan antar wilayah menunjukkan pertanian terhadap ketimpangan antar adanya gejala paradoks pada sektor perta- wilayah pada sektor pertanian di Kabu- nian. Karena secara logika surplus tenaga paten Semarang juga dapat dilakukan kerja pada kecamatan basis seharusnya dengan bantuan analisis kontijensi yang justru berpotensi meningkatkan ketimpa
Lyra Bumantara Syarif. MediaTrend 13 (1) 2018 p. 100-125