Pada pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Unsur Kesatu : ”Militer”
2. Unsur Kedua : ”Yang dengan sengaja tidak menaati suatu
perintah dinas”.
3. Unsur Ketiga : “Secara bersama-sama”.
Menimbang
: Bahwa mengenai dakwaan Oditur Militer tersebut Majelis hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Unsur Kesatu : “Militer”
Bahwa yang dimaksud Militer adalah seseorang yang dipersenjatai, dipersiapkan untuk menghadapi tugas-tugas pertempuran atau peperangaan terutama dalam rangka pertahanan keamanan negara.
Bahwa di Indonesia yang dimaksud dengan Militer adalah TNI AD, TNI AL, dan TNI AU (Pasal 29 UU No 20 tahun 1982 jo pasal 2 ayat (2), pasal 18 ayat (1) UU No. 2 tahun 1982).
Bahwa seorang Militer ditandai dengan adanya Pangkat, Nrp, Jabatan dan kesatuan didalam melaksanakan tugasnya atau berdinas memakai pakaian seragam sesuai matranya, lengkap dengan tanda pangkat lokasi kesatuan dan atribut lainnya.
Menurut Pasal 46 ayat (1) KUHPM ialah mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada angkatan perang yang wajib berada dalam dinas secara terus nenerus dalam tenggang waktu ikatan dinas, sedangkan yang dimaksud Angkatan Perang berdasarkan Pasal 45 KUHPM adalah Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Militer wajib yang termasuk dalam lingkungannya, terhitung juga personil cadangan.
Yang dimaksud militer dalam unsur ini adalah seorang militer yang berdinas aktif dan merupakan bawahan dari subyek tindak pidana dalam hal ini adalah Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan para saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan alat bukti lain dapat diungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi anggota TNI - AD pada bulan Desember tahun 2003 melalui pendidikan Secata Gel II di Rindam VII/Wirabuana selama 5 (lima) bulan, setelah lulus dan dilantik pada bulan Mei 2004 dengan pangkat Prada kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan Infanteri di Rindam VII/Wirabuana selama 3 (tiga) bulan dan setelah lulus ditempat tugaskan di Yonif 753/AVT sampai dengan sekarang dengan pangkat Pratu.
2. Bahwa benar Terdakwa tersebut sampai saat ini masih berdinas aktif sebagai anggota militer dan belum pernah diberhentikan dari dinas militer.
3. Bahwa benar Terdakwa pada saat persidangan menggunakan pakaian dinas Militer yang dilengkapi dengan tanda kepangkatan dan atribut lainnyasebagai Prajurit TNI AD.
Bahwa dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “militer” telah terpenuhi.
Unsur Kedua : “ Yang dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas ”.
Bahwa istilah dengan sengaja tidak mentaati mengandung pengertian atas kehendak dan kemauannya sendiri tidak dilakukan atau tidak melaksanakan sesuatu yang diperintahkan kepadanya.
Bahwa yang dimaksud dengan perintah dinas adalah penyampaian kehendak atau keinginan mengenai suatu perintah dinas keprajuritan atau yang terkait dengan kedinasan, baik lisan maupun tertulis yang diberikan oleh seorang atsan yang berstatus prajurut TNI kepada bawahan yang berstatus prajurit YNI yang berada di bawah wewenang Komandannya.
Bahwa setiap prajurit bawahan wajib patuh dan taat kepada atasan serta menjujung tinggi semua perintah dinas dan arahan yang diberikan oleh atasan.
Bahwa setiap prajurit wajib menegakkan norma, etika dan kehormatan prajurit serta selalu menghindari pikiran, ucapan, dan perbuatan atau perilaku yang dapat mencemarkan nama baik TNI.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan alat bukti lain dapat diungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa benar Terdakwa berdasarkan Sprin dari Pangdam XVII/Cenderawasih No.Sprin/3007/XI/2009 tanggal 30 Nopember 2009 pada bulan Nopember 2009 Terdakwa mendapat tugas pengamanan daerah rawan di Puncak Jaya Papua dari Kesatuan Yonif 753/AVT dengan kekuatan 1 Kompi berangkat menuju Wamena selanjutnya dari Wamena menuju ke Pos Kotis Kota mulia, pada bulan April 2010 dipindahkan ke pos Gurage selanjutnya pada bulan Oktober 2010 dipindahkan ke Pos Yambi papua.
2. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 di Pos Gurage anggota
sembilan orang diantaranya,Terdakwa, Serda Suhaeli, Pratu Tamrin, Prada Barno, Prada Najib, Praka Rikong, Pratu Firman, Pratu Arifin, Pratu Marsudi, dibantu dari pos terdekat sebanyak 4 anggota diantaranya Praka Budi, Pratu Beni, Pratu sarman dan Pratu Andri Tukang jadi jumlah
yang
tinggal
hanya
ada ada
3. Bahwa benar setelah kedua orang warga datang ke Pos Gurage Terdakwa melihat salah seorang dari warga tersebut menggunakan kalung warna biru yang merupakan kebiasaan dari anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka), selanjutnya Serda Suhaili meminta KTP dan orang tersebut bernama Sdr. Anggen Pugu Kiwo sementara satunya lagi tidak memiliki KTP yang mengaku bernama Sdr. Telingga Gire, kemudian Serda Irwan (Saksi-1) menanyakan kepada warga yang ada di Pos yang bernama Sdr. Tivius sambil membawa KTP Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan bertanya," apakah kenal dengan orang ini," dijawab," ini bukan orang sini," dan Sdr Tivius memberikan keterangan bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo sering memalang kendaraan yang melintasi jalur dari Illu sampai Mulia serta sering memalak di Nalime, pada saat itu juga Serda Suhaili dan Pratu Firman menggeledah tas yang di bawa oleh Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan menemukan KTP serta alat tiup Tradisional, setelah mengetahui bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo mempunyai dua KTP maka Serda Suhaili dan Pratu Firman membawa kedua orang warga tersebut ke belakang Pos Gurage Yonif 753/AVT.
4. Bahwa benar pada saat Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire dibawa kebelakang Pos Gurage Terdakwa menyuruh membuka baju Sdr Anggen Pugu Kiwo selanjutnya mengikat kedua tangan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dibelakang badan dan Pratu Tamrin (Saksi-
2) mengikat kedua kaki dengan menggunakan tali jemuran yang terbuat dari plastik, sehingga Sdr Anggen Pugu Kiwo tidak bisa berdiri dan tidur terlentang diatas tanah selanjutnya dimintai keterangan oleh Saksi-2 dengan cara diinjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal jepit yang terbuat dari plastik, kemudian Terdakwa ikut menginjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal cepit yang terbuat dari plastik, dikarenakan Sdr Anggen Pugu Kiwo belum memberikan keterangan maka Terdakwa dengan menggunakan kantong plastik warna hitam membekap kepala sampai leher kemudian ditarik sekitar 10 detik secara berulang-ulang sampai akhirnya memberikan keterangan tentang orang-orang yang memegang senjata api baik laras panjang maupun pistol diantaranya Sdr Goliat Tambuni memiliki satu pucuk senjata laras panjang dan satu pucuk laras pendek, Sdr. Dekiles Tambuni satu pucuk laras panjang, Sdr. Yoniron satu pucuk laras panjang dan Sdr Maronggeng satu pucuk laras panjang dan tempat penyimpanannya diantaranya di kandang babi, tumpukan batu dan tumpukan kayu sementara kegiatannya selama ini sering melakukan pemalangan/pemalakan di daerah kampung Sanoba, selanjutnya Terdakwa menginjak muka Sdr Anggen Pugu Kiwo beralaskan sendal sebanyak satu kali.
5. Bahwa benar setelah Terdakwa melakukan penganiayaan dengan cara membekap/menutup kepala hingga leher Sdr Anggen Pugu
Kiwo dan menginjak muka kemudian Terdakwa membakar kayu sampai membara lalu didekatkan kearah kemaluan Sdr Anggen Pugu Kiwo sampai bulu-bulu kemaluannya terbakar, sementara Serda Irwan menodongkan senjatanya kearah Sdr. Anggen Pugu Giwo, menginjak dan menduduki badannya dan pada saat itu Prada Barno memegang celana Sdr Anggen Pugu Kiwo sambil merekam dengan HP miliknya kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Tamrin dan Serda Irwan.
6. Bahwa benar sebelum adanya kejadian yang sekarang ini sebelumnya sekira sekitar bulan Mei 2010 ada kejadian penyerangan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal bersenjata di Pos Yambi sehingga melukai Danton yang bernama Lettu Inf Agung yang terkena tembak pada bagian tangan kanan dan satu anggota Pratu Efriyanto yang terkena pada bagian belakang pantat sebelah kanan hingga tembus kedepan, dari kejadian tersebut maka anggota Pos Pamrahwan memperketet keamanan dengan cara menerapkan wajib lapor kepada masyarakat yang tidak dikenal yang melewati Pos Gurage.
7. Bahwa benar alasan Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo karena pada saat diminta keterangan mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia tetapi pada kenyataannya bisa dan berpenampilan mencurigakan dengan menggunakan kalung yang suka dipakai oleh OPM, kemudian ada informasi salah seorang warga Gurage yang bernama Sdr Tivius bahwa Sdr Anggen Pugu Kiwo bukan warga Gurage melainkan orang hutan (OPM) dan pernah melihat membawa senjata.
8. Bahwa benar Terdakwa pernah mendapat perintah dari pimpinan baik tertulis maupun tidak tertulis bagi Prajurit TNI pada saat melaksanakan tugas apapun dilarang melakukan penganiayaan dan kekerasan kepada masyarakat tetapi hal ini tidak dilaksanakan kepada Terdakwa.
9. Bahwa benar dengan demikian perbuatan Terdakwa yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Telingga Gire merupakan ketidaktaatan Terdakwa terhadap penekanan dan larangan yang disampaikan dalam pembekalan di Kodim 1702 Wamena oleh Asops dan Kasdam XVII/Cendrwawasi untuk tidak melakukan kekerasan kepada warga masyarakat saat melaksanakan tugas Pamrahwan serta melakukan pendekatan Persuasif untuk merebut hati masyarakat.
Bahwa dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur kedua “Yang dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas” telah terpenuhi.
Unsur Ketiga : “Secara bersama-sama”
Bahwa yang dimaksud secara bersama-sama adalah pelaku tindak pidana lebih dari satu orang dan diantara para pelaku terdapat kerja sama secara sadar dan langsung sedangkan pengertian secara sadar yaitu diantara pelaku tindak pidana terdapat saling pengertian dan saling mengetahui perbuatan pelaku lainnya begitu pula pengertian secara langsung yaitu sesuatu tindak pidana yang terjadi adalah perwujudan langsung dari perbuatan para pelaku.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dari keterangan para saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan alat bukti lain dapat diungkapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa benar pada saat Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire dibawa kebelakang Pos Gurage Terdakwa menyuruh membuka baju Sdr Anggen Pugu Kiwo selanjutnya mengikat kedua tangan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dibelakang badan dan Pratu Tamrin (Saksi-
2) mengikat kedua kaki dengan menggunakan tali jemuran yang terbuat dari plastik, sehingga Sdr Anggen Pugu Kiwo tidak bisa berdiri dan tidur terlentang diatas tanah selanjutnya dimintai keterangan oleh Saksi-2 dengan cara diinjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal jepit yang terbuat dari plastik, kemudian Terdakwa ikut menginjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal cepit yang terbuat dari plastik, dikarenakan Sdr Anggen Pugu Kiwo belum memberikan keterangan maka Terdakwa dengan menggunakan kantong plastik warna hitam membekap kepala sampai leher kemudian ditarik sekitar 10 detik secara berulang-ulang sampai akhirnya memberikan keterangan tentang orang-orang yang memegang senjata api baik laras panjang maupun pistol diantaranya Sdr Goliat Tambuni memiliki satu pucuk senjata laras panjang dan satu pucuk laras pendek, Sdr. Dekiles Tambuni satu pucuk laras panjang, Sdr. Yoniron satu pucuk laras panjang dan Sdr Maronggeng satu pucuk laras panjang dan tempat penyimpanannya diantaranya di kandang babi, tumpukan batu dan tumpukan kayu sementara kegiatannya selama ini sering melakukan pemalangan/pemalakan di daerah kampung Sanoba, selanjutnya Terdakwa menginjak muka Sdr Anggen Pugu Kiwo beralaskan sendal sebanyak satu kali.
2. Bahwa benar setelah Terdakwa melakukan penganiayaan dengan cara membekap/menutup kepala hingga leher Sdr Anggen Pugu Kiwo dan menginjak muka kemudian Terdakwa membakar kayu sampai membara lalu didekatkan kearah kemaluan Sdr Anggen Pugu Kiwo sampai bulu-bulu kemaluannya terbakar, sementara Serda Irwan menodongkan senjatanya kearah Sdr. Anggen Pugu Giwo, menginjak dan menduduki badannya dan pada saat itu Prada Barno memegang celana Sdr Anggen Pugu Kiwo sambil merekam dengan HP miliknya kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Tamrin dan Serda Irwan.
3. Bahwa benar alasan Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo karena pada saat diminta keterangan mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia tetapi pada kenyataannya bisa dan berpenampilan mencurigakan dengan menggunakan kalung yang suka dipakai oleh OPM, kemudian ada informasi salah seorang warga Gurage yang bernama Sdr Tivius bahwa Sdr Anggen Pugu Kiwo bukan warga Gurage melainkan orang hutan (OPM) dan pernah melihat membawa senjata.
4. Bahwa benar Terdakwa bersama saksi-I dan saksi-II melakukan tindakan kekerasan terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Telingga Gire hal ini dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan untuk mencari informasi siapa saja yang membawa senjata api dan dimana keberadaan senjata api tersebut hal ini dilakukan oleh Terdakwa, saksi-1 dan saksi-2 atas kehendak dan inisiatif sendiri karena emosi disebabkan Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Talingga Giri yang awalnya tidak mau memberi informasi pada saat dilakukan pendekatan secara persuasif.
Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga yaitu “secara bersama-sama” telah terpenuhi.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan pembuktian yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan pembuktian yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat
“Militer dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas, yang dilakukan secara bersama-sama“.
Sebagaimana diatur dan diancam menurut Pasal 103 ayat (1) jo ayat
(3) ke-3 KUHPM. Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut :
Hal-hal yang mempengaruhi :
1. Bahwa Terdakwa sebagai seorang anggota TNI sudah mengetahui tata cara mengintrogasi baik dari buku saku yang telah dibagikan kepada setiap anggota TNI maupun dari pengarahan-pengarahan dari Komandan Satuan, tetapi Terdakwa tidak melaksanakan tata cara mengintrogasi yang benar seperti yang dilakukan kepada Sdr.Anggen Pugu Kiwo dan Sdr.Telingga Giri, hal ini menunjukkan sifat Terdakwa yang lebih mengutamakan emosinya semata daripada apa yang telah ditentukan dalam tata cara mengintrogasi yang benar.
2. Bahwa perbuatan Terdakwa pada hakekatnya merupakan cerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang tidak lagi menghayati sendi- sendi disiplin dan kepatuhan terhadap perintah dinas dalam kehidupan militer.
3. Akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut maka akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TNI, dan hal ini sangat bertentangan dengan upaya pimpinan TNI yang selalu berupaya untuk membangun citra dan kepercayaan tersebut guna menciptakan stabilitas dan ketahanan nasional yang kokoh. Selain itu perbuatan tersebut akan memberikan stigma yang buruk bagi TNI di mata masyarakat dan dunia Internasional.
Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara/prajurit yang baik sesuai falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa, dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :
Hal-hal yang meringankan :
1. Bahwa Terdakwa masih muda dan belum pernah dipidana.
2. Bahwa Terdakwa menyesali atas perbuatannya.
Hal-hal yang memberatkan :
1. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta Delapan Wajib TNI.
2. Perbuatan Terdakwa dapat merusak pembinaan organisasi dan disiplin TNI pada umumnya dan khususnya Kesatuan Terdakwa Yonif 753/AVT.
3. Akibat Perbuatan Terdakwa telah mencoreng citra TNI di mata masyarakat dan dunia Internasional.
Menimbang
: Bahwa menurut Majelis tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa telah membawa kerugian besar bagi TNI di mata internasional, karena telah membangun stigma yang buruk bagi TNI. Hal ini sangat bertentangan dengan semangat para pimpinan TNI yang berusaha membangun citra TNI di era reformasi ini guna menciptakan TNI yang Profesional.
Menimbang
: Bahwa akibat dari tindakan Terdakwa maka keberhasilan prajurit Yonif 753/AVT telah tercoreng, karena salah satu ukuran keberhasilan tugas
operasi adalah tidak adanya tuntutan hukum baik sebelum, selama dan setelah pelaksanaan operasi, tetapi Terdakwa telah melakukan pelanggaran hukum ketika pelaksanaan operasi tersebut.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan sementara perlu
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa saat ini ditahan dan dikhawatirkan melarikan diri atau mempersulit dalam pelaksanaan eksekusi maka menurut Majelis perlu tetap ditahan.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang- barang bukti dalam perkara ini berupa :
Barang :
1 (satu) buah CD tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota Satgas Yonif 753/AVT.
Surat-surat :
5 lembar foto copy Surat Perintah dari Pangdam XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin/3007/XI/2009 tanggal 30 Nopember 2009. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Bahwa oleh karena barang bukti tersebut masih diperlukan untuk perkara lain maka Majelis perlu menentukan statusnya untuk digunakan dalam perkara lain.
Mengingat
: Pasal 103 ayat (1) jo ayat (3) ke-3 KUHPM dan ketentuan perundang-
undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini.