Nomor : PUT 05-K PM.III-19 AD I 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : PUT / 05-K / PM.III-19 / AD / I / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Militer III-19 Jayapura yang bersidang di Jayapura dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama

: YAKSON AGU

Pangkat/NRP

: Pratu/31040344790984

Jabatan : Tabakpan-7 Ru-2 Tim-I/Anggota Pos Gurage Kesatuan

: Yonif 753/AVT

Tempat tanggal lahir : Tagulandang, 29 Desember 1984 Jenis kelamin

: Kristen Protestan

Tempat tinggal

: Asrama Yonif 753/AVT Nabire.

Terdakwa ditahan oleh ;

1. Danyonif 753/AVT selaku Ankum selama 20 hari sejak tanggal 08 Desember 2010 sampai dengan tanggal 27 Desember 2010 berdasarkan Surat Keputusan Nomor : Kep/31/XII/2010 tanggal 22 Desember 2010.

Kemudian diperpanjang sesuai :

Perpanjangan Penahanan dari Danrem 173/PVB selaku Papera sejak tanggal 28 Desember 2010 sampai dengan tanggal 26 Januari 2011 berdasarkan Keputusan Nomor : Kep/05/I/2011 tanggal 7 Januari 2011.

2. Perpanjangan Penahanan dari Hakim Ketua Pengadilan Militer III-19 Jayapura sejak tanggal 10 Januari 2011 sampai dengan tanggal 8 Februari 2011 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAP/03/PM.III-19/AD/I/2011 tanggal 10 Januari 2011.

Pengadilan Militer III-19 Jayapura tersebut di atas;

Membaca

: Berita acara Pemeriksaan permulaan dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam XVII/ Cenderawasih Selaku Papera Nomor : Kep/30-19/I/2011 tanggal

10 Januari 2010.

2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/03/I/2011 tanggal

10 Januari 2011.

3. Relaas panggilan untuk menghadap sidang atas nama Terdakwa dan

para saksi.

4. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar

: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak / 03 / I / 2011 tanggal 10 Januari 2011 yang dibacakan di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Hal-hal yang diterangkan Terdakwa dan para Saksi dibawah sumpah.

Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa :

“Militer, yang menolak atau dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas, atau dengan semaunya melampaui perintah sedemikian itu, yang dilakukan secara bersama-sama“.

Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut pasal:

103 ayat (1) jo ayat (3) ke-3 KUHPM.

Dan oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi dengan :

Pidana Penjara : selama 10 (sepuluh) bulan potong penahanan

sementara.

Alat-alat bukti berupa : Barang :

1 (satu) buah CD tindak pidana kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota Satgas Yonif 753/AVT. Agar dijadikan barang bukti dalam tindak pidana lainnya.

Surat-surat :

5 (lima) lembar foto copy Surat Perintah dari Pangdam XVII/ Cenderawasih Nomor : Sprin/3007/XI/2009 tanggal 30 Nopember 2009. Mohon tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mewajibkan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

2. Pembelaan (Pledoi) yang diajukan oleh Penasihat Hukum kepada

Majelis Hakim yang pada pokoknya:

a. Selama persidangan Terdakwa selalu berterus terang dan mengakui seluruh perbuatannya.

b. Tindakan Terdakwa yang telah melakukan interogasi terhadap sdr. Angen Pugu Kiwo dilakukan atas dasar kesadaran sungguh mengenai tugasnya yakni melakukan pengamanan di wilayah Pos Kurage. Adapun ekses tindak kekerasan yang dilakukan oleh Terdakwa sesungguhnya merupakan kekhilafan Terdakwa serta diakibatkan oleh sering terjadinya kejadian penyerangan yang dilakukan oleh kelompok GPK bersenjata bahkan dalam 1 (satu) bulan terakhir telah terjadi 2 (dua) kali kontak di Pos Yambi (pos yang berada di dekat pos Terdakwa) bahkan mengakibatkan jatuhnya korban luka tembak dari pihak TNI yakni Lettu Inf Agung dan Pratu Efrianto.

c. Dari hasil Interogasi diperoleh informasi penting mengenai adanya

4 (empat) orang anggota GPK bersenjata yang menyimpan senjata api antara lain :

1) Sdr Goliath Tabuni memiliki sepucuk senjata api laras panjang dan 1 (satu) picuk pistol.

2) Sdr. Yoliron, Sdr. Dekiles Tabuni dan Sdr. Marunggeng masing- masing memiliki 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang.

Seluruh senjata tersebut disimpan di kandang Babi di daerah Tinggi Nere.

d. Saksi 1 (Serda Irwan Rizkiyanto) telah memerintahkan Tamtama Kesehatan untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi Sdr. Angen Pugu Kiwo yang hasilnya tidak ditemukan adanya luka berat ataupun yang dapat mengakibatkan kematian. Pada saat pemeriksaan yang ditemukan hanyalah beberapa luka lecet di punggung yang langsung diobati pada saat itu juga, bahkan

Terdakwa juga memerintahkan agar Sdr. Angen Pugu Kiwo diberi vitamin dalam bentuk suntikan Neurubion agar lebih fit.

e. Saksi 1 (Serda Irwan Rizkiyanto) memberikan makan dan kesempatan untuk beristirahat yang cukup kepada Sdr. Angen Pugu Kiwo agar dapat menunjukan lokasi penyimpanan senjata pada keesokan harinya sesuai janji Sdr. Angen Pugu Kiwo.

f. Terdakwa sangat menyesal atas adanya tindak kekerasan dalam proses interogasi dan siap mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya didepan Hukum, dengan permohonan tetap dipertahankan sebagai Prajurit TNI-AD dan mohon hukuman yang seringan-ringannya.

Sebelum mengambil keputusan atas diri Terdakwa mohon kiranya Majelis Hakim berkenan untuk mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dari diri Terdakwa sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berat ringannya hukuman yang dijatuhkan, antara lain:

a. Bahwa Terdakwa masih muda, dapat dibina dan bertekad untuk tetap mengabdi dalam dinas militer TNI AD.

b. Bahwa Terdakwa merasa sangat menyesal atas kejadian ini serta berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

c. Bahwa Terdakwa selama ini masih menunjukan dedikasi kerja, loyalitas dan disiplin yang tinggi di satuannya.

d. Bahwa tindakan Terdakwa dalam melaksanakan tugas operasi penyergapan ketempat berkumpulnya OPM merupakan perintah dan bukan semata-mata atas inisiatif Terdakwa sendiri.

e. Bahwa Terdakwa sangat dibutuhkan satuan Yonif 753/AVT.

Dan oleh karenanya Penasihat Hukum mohon agar Majelis Hakim menjatuhkan pidana yang seringan-ringannya terhadap diri Terdakwa dan tetap dipertahankan sebagai Prajurit TNI-AD.

3. Replik Oditur Militer pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :

Bahwa Oditur Militer tidak akan menanggapi pledoi yang diajukan oleh Penasihat Hukum karena Penasihat Hukum Terdakwa tidak menanggapi pokok perkara tetapi hanya bersifat permohonan saja sehingga Oditur Militer menyatakan tetap pada tuntutannya.

4. Duplik Penasihat Hukum yang disampaikan secara lisan didepan Majelis Hakim yang pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa terhadap Replik yang disampaikan oleh Oditur Militer tersebut, Penasihat Hukum juga tetap pada Pledoinya.

Menimbang

: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut :

Bah wa Terdakwa pada wa ktu - waktu dan di tempat-te mpat seperti tersebut di bawah ini yaitu pada tanggal dua puluh tujuh bulan Mei tahun dua ribu sepuluh atau waktu lain, setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun dua ribu sepuluh bertempat di Pos Satgas 753/AVT di Kampung Gurage Distrik Tinggi Nambut Kabupaten Jayawijaya atau di tempat lain, setidak-tidaknya disuatu tempat yang termasuk wewenang hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, telah melakukan tindak pidana :

“Militer, yang menolak atau dengan sengaja tidak mentaati suatu perintah dinas, atau dengan semaunya melampaui perintah sedemikian itu, yang dilakukan secara bersama-sama“.

Dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI - AD pada bulan Desember tahun 2003 melalui pendidikan Secata Gel II di Rindam VII/Wirabuana selama 5 (lima) bulan, setelah lulus dan dilantik pada bulan Mei 2004 dengan pangkat Prada kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan Infanteri di Rindam VII/Wirabuana selama

3 (tiga) bulan dan setelah lulus ditempat tugaskan di Yonif 753/AVT sampai dengan sekarang dengan pangkat Pratu.

2. Bahwa Terdakwa melaksanakan penugasan Pamrahwan di Puncak Jaya Satgas 753/AVT sejak bulan April 2010 sesuai perintah Pangdam XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin/3007/XI/2009 tanggal

30 Nopember 2009 dengan kekuatan 1 Kompi berangkat menuju Wamena selanjutnya dari Wamena menuju ke Pos Kotis Kota mulia, pada bulan April 2010 dipindahkan ke pos Gurage selanjutnya pada bulan Oktober 2010 dipindahkan ke Pos Yambi papua.

3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 di Pos Gurage anggota yang tinggal hanya ada sembilan orang diantaranya,Terdakwa, Serda Suhaeli, Pratu Tamrin, Prada Barno, Prada Najib, Praka Rikong, Pratu Firman, Pratu Arifin, Pratu Marsudi, dibantu dari pos terdekat sebanyak 4 anggota diantaranya Praka Budi, Pratu Beni, Pratu sarman dan Pratu Andri Tukang jadi jumlah seluruhnya yang tinggal di Pos Gurage saat itu sebanyak 14 anggota sedangkan

20 (dua puluh) anggota yang lain dipimpin Lettu Inf Sudarmin sedang melaksanakan Patroli dan sisanya diperintahkan untuk stanby di Pos, sekira pukul 12.00 Wit Terdakwa mendengar bunyi sepeda motor melintas ke depan pos Gurage namun Spm tersebut tidak berhenti yang biasanya berhenti untuk laporan, tidak lama kemudian pada saat dijalan tanjakan sepeda motor mesinnya mati sehingga penumpang dan pengendara ojek turun, kemudian tukang ojek tersebut menghampiri ke Pos Gurage selanjutnya ditanya oleh Serda Suhaeli mau kemana dan yang dibawa itu siapa, dijawab mau ke Mulia yang dibawah itu penumpang, kemudian Serda Suhaeli memerintahkan tukang ojek untuk memanggil dua penumpang tersebut.

4. Bahwa setelah kedua orang warga datang ke Pos Gurage Terdakwa melihat salah seorang dari warga tersebut menggunakan kalung warna biru yang merupakan kebiasaan dari anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka), selanjutnya Serda Suhaili meminta KTP dan orang tersebut bernama Sdr. Anggen Pugu Kiwo sementara satunya lagi tidak memiliki KTP yang mengaku bernama Sdr. Telingga Gire, kemudian Serda Irwan (Saksi-1) menanyakan kepada warga yang ada di Pos yang bernama Sdr. Tivius sambil membawa KTP Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan bertanya," apakah kenal dengan orang ini," dijawab," ini bukan orang sini," dan Sdr Tivius memberikan keterangan bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo sering memalang kendaraan yang melintasi jalur dari Illu sampai Mulia serta sering memalak di Nalime, pada saat itu juga Serda Suhaili dan Pratu Firman menggeledah tas yang di bawa oleh Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan menemukan KTP serta alat tiup Tradisional, setelah mengetahui bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo mempunyai dua KTP maka Serda Suhaili dan Pratu Firman membawa kedua orang warga tersebut ke belakang Pos Gurage Yonif 753/AVT.

5. Bahwa pada saat Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire dibawa kebelakang Pos Gurage Terdakwa menyuruh membuka baju Sdr Anggen Pugu Kiwo selanjutnya mengikat kedua tangan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dibelakang badan dan Pratu Tamrin (Saksi-2) mengikat kedua kaki dengan menggunakan tali jemuran yang terbuat dari plastik, sehingga Sdr Anggen Pugu Kiwo tidak bisa berdiri dan tidur terlentang diatas tanah selanjutnya dimintai keterangan oleh Saksi-2 dengan cara diinjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal jepit yang terbuat dari plastik, kemudian Terdakwa ikut menginjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal cepit yang terbuat dari plastik, dikarenakan Sdr Anggen Pugu Kiwo belum memberikan keterangan maka Terdakwa dengan menggunakan kantong plastik warna hitam membekap kepala sampai leher kemudian ditarik sekitar 10 detik secara berulang-ulang sampai akhirnya memberikan keterangan tentang orang-orang yang memegang senjata api baik laras panjang maupun pistol diantaranya Sdr Goliat Tambuni memiliki satu pucuk senjata laras panjang dan satu pucuk laras pendek, Sdr. Dekiles Tambuni satu pucuk laras panjang, Sdr. Yoniron satu pucuk laras panjang dan Sdr Maronggeng satu pucuk laras panjang dan tempat penyimpanannya diantaranya di kandang babi, tumpukan batu dan tumpukan kayu sementara kegiatannya selama ini sering melakukan pemalangan/pemalakan di daerah kampung Sanoba, selanjutnya Terdakwa menginjak muka Sdr Anggen Pugu Kiwo beralaskan sendal sebanyak satu kali.

6. Bahwa setelah Terdakwa melakukan penganiayaan dengan cara membekap/menutup kepala hingga leher Sdr Anggen Pugu Kiwo dan menginjak muka kemudian Terdakwa membakar kayu sampai membara lalu didekatkan kearah kemaluan Sdr Anggen Pugu Kiwo sampai bulu-bulu kemaluannya terbakar, sementara Serda Irwan menodongkan senjatanya kearah Sdr. Anggen Pugu Giwo, menginjak dan menduduki badannya dan pada saat itu Prada Barno memegang celana Sdr Anggen Pugu Kiwo sambil merekam dengan HP miliknya kejadian penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Tamrin dan Serda Irwan.

7. Bahwa Terdakwa mengakui telah melakukan penganiayaan terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo bersama dengan Serda Irwan dan Pratu Tamrin selanjutnya Prada Barno mengambil gambar dengan menggunakan HP jenis Sony Erikson miliknya atas perintah dari Serda Irwan, sementara Pratu Tamrin setelah menginjak melakukan pengancaman terhadap Sdr Telingga Gire dengan cara mengancamkan pisau dileher dibibir atas dan kening sambil menjambak rambutnya dengan cara berulang-ulang.

8. Bahwa sebelum adanya kejadian yang sekarang ini sebelumnya sekira sekitar bulan Mei 2010 ada kejadian penyerangan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal bersenjata di Pos Yambi sehingga melukai Danton yang bernama Lettu Inf Agung yang terkena tembak pada bagian tangan kanan dan satu anggota Pratu Efriyanto yang terkena pada bagian belakang pantat sebelah kanan hingga tembus kedepan, dari kejadian tersebut maka anggota Pos Pamrahwan memperketet keamanan dengan cara menerapkan wajib lapor kepada masyarakat yang tidak dikenal yang melewati Pos Gurage.

9. Bahwa penganiayaan dilakukan sekitar pukul 12.00 Wit sampai dengan pukul 15.00 wit dalam kondisi Sdr. Anggen Pugu Kiwo tidak menggunakan pakaian hanya memakai celana dalam, sementara Sdr Telingga Gire dalam kondisi berpakaian lengkap disuruh pulang, sedangkan Sdr. Anggen Pugu Kiwo ditahan di pos Gurage dengan alasan mau mengantarkan ke tempat penyimpanan senjata yang 9. Bahwa penganiayaan dilakukan sekitar pukul 12.00 Wit sampai dengan pukul 15.00 wit dalam kondisi Sdr. Anggen Pugu Kiwo tidak menggunakan pakaian hanya memakai celana dalam, sementara Sdr Telingga Gire dalam kondisi berpakaian lengkap disuruh pulang, sedangkan Sdr. Anggen Pugu Kiwo ditahan di pos Gurage dengan alasan mau mengantarkan ke tempat penyimpanan senjata yang

10. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 28 Mei 2010 sekira pukul 03.00 Wit pada saat Terdakwa bersama Pratu Rikong dan Pratu Andri Tukang mendapat tugas jaga serambi Sdr Anggen Pugu Kiwo melarikan diri dari Pos Gurade melalui pintu belakang/dapur dan tidak mengetahui kemana arah larinya, kemudian Terdakwa berteriak membangunkan anggota yang lainnya dan menembakan senjata keatas sebanyak satu kali, setelah Sdr Anggen Pugu Kiwo lari anggota Pos Satgas Yonif 753/AVT melakukan pencarian disekitar Pos Gurage namun tidak menemukan Sdr Anggen Pugu Kiwo, maka Serda Irwan Rizkiyanto melaporkan ke Bapel tentang kejadian larinya Sdr Anggen Pugu Kiwo dari Pos Gurage.

11. Bahwa alasan Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo karena pada saat diminta keterangan mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia tetapi pada kenyataannya bisa dan berpenampilan mencurigakan dengan menggunakan kalung yang suka dipakai oleh OPM, kemudian ada informasi salah seorang warga Gurage yang bernama Sdr Tivius bahwa Sdr Anggen Pugu Kiwo bukan warga Gurage melainkan orang hutan (OPM) dan pernah melihat membawa senjata.

12. Bahwa Terdakwa sewaktu melakukan penganiayaan bersama Pratu Tamrin dan Serda Irwan, Sdr Anggun Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire tidak melakukan perlawanan hanya berontak dan teriak kesakitan dan Terdakwa beserta Pratu Tamrin dan Serda Irwan melakukan penganiayaan dalam keadaan sadar tidak dalam pengaruh minuman keras.

13. Bahwa sebelum berangkat melaksanakan Satgas Pamrahwan Yonif 753/AVT dari Danki An. Lettu Inf Hirta telah memberikan penekanan yang isinya pada saat melaksanakan tugas Pamrahwan harus bisa menggalang masyarakat, baik-baik dengan rakyat dan tidak boleh menyakiti rakyat apalagi sampai melakukan penganiayaan terhadap rakyat dan pada saat di pembekalan dari Kasdam XVII/Cenderawasih di Kodim Wamena sekitar bulan Desember 2009 yang inti dari pembekalan tersebut agar saat melaksanakan Satgas Yonif 753/AVT tidak boleh melakukan pelanggaran HAM.

14. Bahwa dengan demikian Terdakwa bersama Saksi-1 dan Saksi-2 telah dengan sengaja tidak mentaati perintah dinas dari pimpinan TNI seperti ketika Kasdam XVII/Cendrawasih maupun Asops Kasdam XVII/Cendrawasih memberikan pembekalan terhadap anggota Satgas agar melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat dan jangan melakukan kekerasan kepada masyarakat untuk merebut hati masyarakat, namun karena Terdakwa tidak dapat mengendalikan emosinya maka Terdakwa bersama Saksi-1 dan Saksi-2 telah dengan sengaja melakukan tindakan kekerasan terhadap masyarakat dengan dalih untuk mendapatkan keterangan.

Berpendapat, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan Pidana yang tercantum dalam pasal : 103 ayat (1) jo ayat (3)

ke-3 KUHPM.

Menimbang

: Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar- benar mengerti atas surat dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang

: Bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa mengakui telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan membenarkan semua dakwaan yang didakwakan kepadanya.

Menimbang

: Bahwa di sidang Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum : 1. Adam Panto, SH., Letkol., Chk., / NRP.33319, 2. Sony Ocktavanus, SH., Kapten., Chk., / NRP.11000022921076, berdasarkan Surat Perintah dari Kakumdam XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin/08/I/2011 tanggal

11 Januari 2011 dan Surat Kuasa Khusus kepada Penasihat Hukum dari Terdakwa tanggal 13 Januari 2011.

Menimbang

: Bahwa para saksi yang dihadapkan di sidang menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :

SAKSI - I

: Nama lengkap : Irwan Rizkiyanto, Pangkat / NRP : Serda / 21060175080987, J a b a t a n : Wadantimpur I Satgas Ki Pamrahwan, Kesatuan : Yonif 753 / AVT, Tempat tanggal lahir : Situbondo, 7 September 1987, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : I s l a m, Tempat tinggal : Asrama Yonif 753/AVT Nabire.

Pada pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Saksi (Pratu Tamrin) sekitar tahun 2009 di Yonif 753/AVT tidak ada hubungan keluarga hanya sebatas atasan dan bawahan.

2. Bahwa pada bulan April 2010 Saksi bersama 13 (tiga belas) orang diantaranya, Serda Suhaili, Praka Rikong, Praka Budi,Pratu Marsudi, Pratu Firman, Pratu Yakson Agu, Pratu Andri Tukang, Pratu Saharman, Pratu Thamrin Mahanggiri, Pratu Arifin, Prada Najib, Prada Barno dan Pratu Beni menempati Pos Satgas Yonif 753/AVT di Kampung Gurage Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya.

3. Bahwa pada tanggal 27 Mei 2010 sekira pukul 12.00 Wit pada saat berada di Pos Gurage, dengan kekuatan 14 (empat belas) orang anggota sisa dari anggota yang sedang melaksanakan Patroli, tiba- tiba ada sepeda motor yang ditumpangi 3 (tiga) orang warga sipil yang namanya belum diketahui melintas dan tidak lapor ke Pos Gurage tidak lama kemudian sepeda motor tersebut macet pada saat berjalan ditanjakan, kemudian pengendara sepeda motor/ojek melapor ke Pos dan menyampaikan bahwa maksud dan tujuannya akan menuju ke Mulia Puncak Jaya, kemudian Serda Suhaili menanyakan kepada pengemudi sepeda motor “ Siapa orang itu ?” dijawab “ penumpang ” selanjutnya Serda Suhaili dan Pratu Firman memerintahkan agar ke 2 (dua) orang warga merapat ke Pos.

4. Bahwa setelah kedua orang warga datang ke Pos Gurage Saksi melihat salah seorang dari warga tersebut menggunakan kalung warna biru yang merupakan ciri dari anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka), selanjutnya Serda Suhaili meminta KTP dan orang tersebut bernama Sdr. Anggen Pugu Kiwo sementara satunya lagi tidak memiliki KTP yang mengaku bernama Sdr. Telingga Gire, kemudian Saksi menanyakan kepada warga yang ada di Pos yang bernama Sdr. Tivius sambil membawa KTP Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan bertanya," apakah kenal dengan orang ini," dijawab," ini bukan orang sini," kemudian Sdr Tivius memberikan keterangan bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo sering memalang kendaraan yang melintasi jalur dari Illu sampai Mulia serta sering memalak di Nalime, pada saat itu juga Serda Suhaili dan Pratu Firman menggeledah tas yang di bawa oleh Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan menemukan KTP serta alat tiup

Tradisional, setelah mengetahui bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo mempunyai dua KTP maka Serda Suhaili dan Pratu Firman membawa kedua orang warga tersebut ke belakang Pos Gurage Yonif 753/AVT.

5. Bahwa pada saat Saksi meminta keterangan Sdr. Anggen Pugu Kiwo bersama Terdakwa (Pratu Yakson Agu) bertanya kepada Sdr. Anggen Pugu Kiwo “ ada besi atau di mana (senjata) ? “ dan Sdr, Anggen Pugu Kiwo tidak menjawab membuat Saksi emosi, selanjutnya Saksi 1 menyuruh membuka seluruh pakaian kepada Sdr. Anggen Pugu Kiwo kemudian kedua tangan diikat di belakang oleh Saksi 2 (Pratu Tamrin Mahangiri) dan Saksi 2 mengikat kedua kakinya dengan tali jemuran dengan posisi terlentang di atas tanah Sdr Anggen Pugu Kiwo dimintai keterangan dengan menggunakan kekerasan dan ancaman.

6. Bahwa setelah Sdr Anggen Pugu Kiwo diikat kedua tangan dan kakinya dan dalam posisi terlentang diatas tanah kemudian Saksi sambil tetap menanyai menginjak mukanya dengan kaki kanan beralaskan sendal, selanjutnya menyundut hidung Sdr. Anggen Pugu Kiwo dengan menggunakan rokok dan menodongkan senjata indeknya jenis SS1 V2 kearah mukanya sehingga mengakui tentang keberadaan senjata yang ada di daerah kalome ada 1 (satu) pucuk, di daerah Nalime 1 (satu) pucuk dan di daerah Sanoba 1 (satu) pucuk laras panjang dan 1 (satu) pucuk pistol, kemudian setelah memberitahukan tentang keberadaan senjata kedua warga tersebut langsung di tahan di Pos dengan tujuan untuk menujukan tempat senjata, selanjutnya Saksi melaporkan ke Kotis yang diterima oleh Sertu Agus, petunjuk dari Sertu Agus jangan di sakiti dan cari Informasi sebanyak banyaknya.

7. Bahwa sekira pukul 15.30 Saksi memanggil ondoafi yang bernama Sdr Weitinus Wonda dan memanyakan apakah bapak kenal dengan Sdr Telingga Gire dan dijawab kenal yaitu masyarakat tinggi Nambut, selanjutnya memerintahkan agar keluarganya menjemput dan tidak lama kemudian pihak keluarga menjemput, sedangkan Sdr. Anggen Pugu Kiwo tetap ditahan di belakang pos dalam keadaan tangan dan kaki terikat, selanjutnya Pratu Firman (Keslap) mengobati luka disekitar paha serta memandikan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan memberi makan.

8. Bahwa Saksi setelah menahan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dipos Gurage pada tanggal 28 Mei 2010 sekira pukul 03.30 Wit Sdr. Anggen Pugu Kiwo melarikan diri dari pos dan yang mengetahui pada saat jaga serambi adalah Saksi I dan Praka Rikong berteriak bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo kabur dan Saksi I mengeluarkan tembakan keatas sebanyak 1 (satu) kali dan tidak mengetahui dengan cara bagaimana Sdr. Anggen Pugu Kiwo melarikan diri.

9. Bahwa Saksi sempat mengingatkan kepada Pratu Tamrin dan Terdakwa yang sedang melakukan penganiayaan agar jangan terlalu keras dan memerintahkan Prada Barno (Saksi-3) untuk merekam dengan menggunakan HP milik Prada Barno jenis Sony Erikson pada saat penganiayaan dilakukan oleh Terdakwa, Saksi dan Saksi

2 dengan durasi waktu sekitar 10 (sepuluh) menit tujuan untuk konsumsi pribadi.

10. Bahwa Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dengan cara menutup kepala dengan kantong plastik warna hitam, menyundut didaerah kemaluan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dengan menggunakan kayu bakar yang sudah ada bara apinya sehingga bulu-bulunya terbakar, serta mengijak kepala, kemudian Pratu Tamrin menodongkan dengan menggunakan pisau dapur dan 10. Bahwa Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dengan cara menutup kepala dengan kantong plastik warna hitam, menyundut didaerah kemaluan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dengan menggunakan kayu bakar yang sudah ada bara apinya sehingga bulu-bulunya terbakar, serta mengijak kepala, kemudian Pratu Tamrin menodongkan dengan menggunakan pisau dapur dan

11. Bahwa pada saat terjadi penganiayaan Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Telingga Gire tidak melakukan perlawanan hanya melihat dan mendengar teriakan kesakitan, akibat dari penganiayaan tersebut yang di alami oleh Sdr. Anggen Pugu Kiwo adalah luka bakar di sekitar kemaluan dan luka gores di punggung akibat tergesek-gesek ditanah sementara Sdr.Telingga Gire tidak ada luka yang di alami.

12. Bahwa keberadaan Saksi di Pos Gurage Tinggi Nambut Puncak Jaya Papua sejak bulan Nopember 2009 sampai sekarang BP di Yonif 753/AVT dipimpin oleh Lettu Inf Hirta yaitu Danki Satgas dengan beranggotakan 120 (seratus dua puluh) orang anggota sedangkan yang menyaksikan penganiayaan Serda Suhaili, Praka Rikong, Praka Budi, Pratu Marsudi, Prada Barno, Prada Najib dan Pratu Firman.

13. Bawa sebelum Saksi melaksanakan tugas Pamtas di Pos Gurage Puncak Jaya Papua pada bulan Desember 2009 sekira pukul 09.00 Wit, menerima pembekalan di Aula Kodim 1702/Jayawijaya dari Asops Kasdam XVII/Cenderawasih dengan menekankan kepada seluruh Anggota Satgas Yonif 753/AVT dan Anggota Satgas 755/Yalet agar pada saat melaksanakan tugas jangan melakukan kekerasan kepada Masyarakat.

Atas keterangan Saksi-I tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi-II

: Nama lengkap : Tamrin Mahangiri, Pangkat / NRP : Pratu / 31060465391284, J a b a t a n : Tabakpan-7 Ru-1 Tim-II/Anggota Pos Gurage, Kesatuan : Yonif 753 / AVT, Tempat tanggal lahir : Ternate, 29 Desember 1984, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : Islam, Tempat tinggal : Asrama Yonif 753/AVT Nabire.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sekitar tahun 2007 di Yonif 753/AVT tidak ada hubungan keluarga hanya sebatas atasan dan bawahan.

2. Bahwa Saksi melaksanakan penugasan di Pos Gurage Satgas 753/AVT sejak bulan April 2010 atas perintah Pangdam XVII/Cenderawasih Nomor : Sprin/3007/XI/2009 tanggal 30 Nopember 2009 diantaranya, Letda Inf. Sudarmin ( Danpos ), Letda Inf. Eko Damuna Prasetyo(Wadanpos), Terdakwa ,Serda Abd. Rifai, Serda Suhaili, Praka Rikong Siregar, Praka Lubis, Praka Waryono, Pratu Hasan, Pratu Ruben, Pratu Muhajir, Pratu Marsudi, Pratu Erwin, Pratu Ridwan, Pratu Dedy Trisusik, Pratu Arifin, Pratu Firman, Pratu Yakson, Pratu Hasiron , Pratu Erlan, Prada Suardi, Prada Rein, Prada Najibulah, Prada Barno, Prada Dwi Purwanto, Prada Nasrun, Prada Heri, Prada Imron Pardede, sebagai anggota.

3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 sekira pukul 12.00 Wit, Saksi melihat 3 (tiga) orang masyarakat melintas didepan pos Gurage dengan menggunakan sepeda motor (ojek) mau menuju ke arah Mulia, kemudian tukang ojek yang tidak diketahui identitasnya melapor ke Piket Pos, selanjutnya ditanya oleh Serda Suhaeli mau kemana dan 2 (dua) orang penumpang yang dibawa itu dari mana, kemudian piket pos menyampaikan agar kedua orang tersebut naik ke pos. Setelah kedua orang tersebut naik ke pos piket menanyakan

KTP ternyata salah satunya tidak memiliki KTP, sedangkan yang satunya memiliki KTP dan mengeluarkannya dari dalam noken serta menunjukkan kepada piket, tetapi setelah diperiksa didalam nokennya ditemukan 1 (satu) KTP lagi dan saat mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia.

4. Bahwa karena mengaku tidak bisa berbahasa Indonesia dan menggunakan kalung warna biru yang sebelumnya ada informasi untuk mewaspadai masyarakat yang memakai kalung berwarna biru diduga kelompok OPM sehingga Saksi menjadi curiga kemudian kecurigaan tersebut ditambah informasi dari Sdr Tivius yang pada saat itu sedang berada dipos bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo sering memeras supir-supir yang akan menuju Mulia dengan menggunakan senjata tajam dan merupakan tangan kiri dari Sdr. Goliat Tabuni.

5. Bahwa berdasarkan keterangan Sdr. Tipius memperkuat dugaan bahwa Sdr Anggen Pugu Kiwo merupakan kelompok OPM, lalu membawa kedua orang masyarakat tersebut ke belakang pos, setelah dibelakang dimintai keterangan kepada kedua orang tersebut, tetapi karena kedua orang tersebut masih belum bisa menggunakan bahasa Indonesia maka Saksi menjadi emosi, ditambah masih sakit hati atas tertembaknya Lettu Inf Agung dan Pratu Eprianto. Kemudian Saksi mengikat kaki mereka dan membaringkannya ditanah lalu Pratu Yakson Agu memasukkan kepalanya kedalam kantung plastik kresek, setelah itu baru kedua orang tersebut mulai menggunakan bahasa Indonesia.

6. Bahwa setelah melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dengan cara mengikat kedua tangannya ke belakang dan mengikat kedua kakinya dan Pratu Yakson Agu menginjak muka Sdr Anggen Pugu Kiwo dengan kaki kanan beralaskan sendal cepit, selanjutnya Saksi mendekat ke Sdr Telingga Gire untuk memintai keterangan dengan menggunakan pisau yang tujuannya hanya untuk menakut-nakuti supaya mengaku, sehingga mendapat keterangan bahwa Sdr Telingga Gire disuruh oleh Sdr Anggen Pugu Kiwo apabila ditanya dipos jangan menggunakan bahasa Indonesia, kemudian Saksi bertanya kepada bapak Ondoapi Gurage yang sedang ada dipos apakah bapak mengenal orang ini dijawab, ini orang Tinggi Nambut kemudian Saksi menyuruh kepada bapak Ondoafi supaya keluarganya menjemput di Pos dan tidak lama kemudian Sdr Telingga Gire dijemput pihak keluarga.

7. Bahwa Saksi melakukan pengancaman terhadap Sdr Telingga Gire menggunakan pisau dengan cara menempelkan tajam pisau maupun yang tumpul dibibir atas dan hidung atas hanya untuk menakut- nakuti Sdr Telingga Gire supaya menjawab pertanyaan akan tetapi hasilnya nihil, sementara Terdakwa dan Pratu Yakson Agu melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dengan cara menginjak muka, membakar sekitar kemaluannya dan menutup kepalanya dengan menggunakan kantong plastik warna hitam, sedangkan Prada Barno merekam dengan menggunakan HP merek Sony Erikson.

8. Bahwa pada saat akan berangkat melaksanakan Satgas Pamrahwan Yonif

dari Kasdam XVII/Cenderawasih yang inti dari pembekalan agar saat melaksanakan penugasan sebagai Satgas tidak melakukan pelanggaran HAM.

9. Bahwa alasan Saksi melakukan penganiayaan penganiayaan karena pada saat meminta keterangan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire dengan cara baik-baik tidak berhasil, sehingga melakukan introgasi dengan cara kekerasan diantaranya 9. Bahwa alasan Saksi melakukan penganiayaan penganiayaan karena pada saat meminta keterangan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire dengan cara baik-baik tidak berhasil, sehingga melakukan introgasi dengan cara kekerasan diantaranya

10. Bahwa pada tanggal 28 Mei 2010 sekira pukul 04.00 Wit Sdr. Anggen Pugu Kiwo melarikan diri dari Pos Satgas 753/AVT dengan cara melepaskan tali ikatan kedua tangan dan kakinya.

Atas keterangan Saksi-II tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi - III

: Nama lengkap : Sudarmin, Pangkat / NRP : Lettu Inf / 11060016450484, J a b a t a n : Danpos Gurage, Kesatuan : Yonif 753 / AVT, Tempat tanggal lahir : Maros, 4 April 1984, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : I s l a m, Tempat tinggal : Asrama Yonif 753/AVT Nabire.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Serda Irwan, Pratu Yakson, dan Pratu Tamrin (Terdakwa), sekira bulan Juli 2009 pada saat itu Saksi hanya kenal di Kesatuan 753/AVT, semua sama-sama tergabung dalam Tim Satgas Yonif 753/AVT namun tidak mempunyai hubungan saudara hanya sebatas hubungan atasan dan bawahan.

2. Bahwa Saksi pada akhir bulan Mei 2010 selaku Dan Pos Gurage mendapat perintah melalui Radio dari Pa Kotis An.Kapten Inf Sefrinizar untuk melaksanakan Patroli ke Pos Yambe karena terjadinya penyerangan oleh OPM kepada Pos Yambe, setelah menerima perintah sekira pukul 19.00 Wit Tim Singa yang berjumlah

14 (empat belas) orang anggota yang dipimpinnya melaksanakan Patroli dan Pengendapan ke Pos Yambe, sebelum berangkat sekira pukul 20.00 Wit mendelegasikan wewenang jabatan Komandan Pos Gurage kepada Terdakwa adapun perintah tersebut antara lain, melaporkan setiap perkembangan Situasi melalui Radio sesuia dengan Protap ke Kotis Yonif 753/AVT, melasanakan Pertahanan Pos dan melaksanakan Pos Tinjau harus tetap dilaksanakan.

3. Bahwa selama kurang lebih 30 hari lamanya berada di Pos Yambe Saksi dan 13 (tiga belas) orang anggota melaksanakan Patroli dan Pengendapan pada akhir bulan Juni 2010 bersama14 (empat belas) orang anggota kembali ke Pos Gurage dalam keadaan aman dan lengkap dan saat sudah kembali ke Pos Gurage tidak menerima laporan dari Serda Irwan selaku Danpos sementara tentang adanya Penganiayaan terhadap beberapa warga masyarakat yang dilakukan anggota Pos Gurage.

4. Bahwa pada hari Rabu tanggal 8 Desember 2010 sekira pukul 10.00 Wit pada saat Saksi berada di Mapomdam XVII/Cenderawasih dipanggil oleh Tim Irjen TNI ke Mess Pati Jayapura setelah tiba di Mess Pati ditanya tentang kasus Penganiayaan anggota TNI di Tinggi Nambut sambil Tim Irjen TNI memperlihatkan atau menunjukan rekaman Video tentang tindakan Kekerasan anggota TNI terhadap beberapa warga masyarakat di Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya sekira akhir bulan Mei 2010 yang diduga oleh beberapa anggota Satgas Yonif 753/AVT.

5. Bahwa isi rekaman Video tentang tindakan Kekerasan anggota TNI terhadap beberapa warga masyarakat di Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya sekira akhir bulan Mei 2010 Saksi membenarkan bahwa diantara anggota yang melakukan Penganiayaan tersebut benar anggota Pos Gurage antara lain Serda Irwan, Pratu Yakson Agu dan Pratu Tamrin Mahangiri (Terdakwa) dan Penganiayaan tersebut terjadi ketika Saksi bersama 13 (tiga belas) anggota Pos Gurage pergi ke Pos Yambe melaksanakan Patroli dan

Pengendapan sedangkan anggota Pos Gurage lainya lebih kurang

15 (lima belas orang) yang ditinggal melaksanakan pertahanan.

6. Bahwa pada bulan Desember 2009 sekira pukul 09.00 Wit di Aula Kodim 1702/Jaya Wijaya saat Pembekalan kepada anggota Satgas Yonif 753/AVT dan Yonif 755/Yalet yang akan melaksanakan tugas Pengamanan Daerah Rahwan oleh Kasdam XVII/Cenderawasih maupun Asisten Operasi telah menekankan kepada seluruh anggota Satgas agar pada saat melaksanakan tugas jangan melakukan Kekerasan dan baik-baik kepada Masyarakat.

Atas keterangan Saksi-III tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi - IV

: Nama lengkap : Seprianizar, Pangkat / NRP : Kapten Inf / 11990039790977, J a b a t a n : Pasi Intel, Kesatuan : Korem 173/PVB, Tempat tanggal lahir : Oku Sumsel, 19 September 1977, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : I s l a m, Tempat tinggal : Asrama Korem 173/PVB, Jl. Majapahit No.13 Biak. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Serda Irwan, Pratu Yakson, dan Pratu Tamrin (Terdakwa), sekira pertengahan tahun 2009 pada saat itu Saksi selaku Pakotis melakukan pengecekkan ke Pos Gurage Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya namun tidak mempunyai hubungan saudara hanya sebatas hubungan atasan dan bawahan.

2. Bahwa tugas tanggungjawab Saksi sebagai Perwira tertua di Kotis sebagai berikut, Mengendalikan Operasional SatgasYonif 753/AVT wilayah Kab. Puncak Jaya, Bertanggung jawab kepada Dankolakops (Danrem 173/PVB) atas semua pelaksanaan tugas Satgas Yonif 753/AVT diwilayah Kab. Puncak Jaya, sementara tugas Rutin Pa Kotis antara lain, membuat laporan situasi lewat SMS kepada Dankolakops, Wadan Kolakops dan Kasi Ops Kolakops pada pukul

06.00 wit dan 18.00 wit setiap harinya, Melaporkan rencana kegiatan Taktis pasukan maupun Binter dan adminitrasi dan Melaporkan hal- hal yang menonjol pada kesempatan pertama.

3. Bahwa Saksi tidak kenal dengan kedua orang warga masyarakat yang diduga OPM yang ditangkap anggota Pos Gurage yang bernama Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire sebelum dibacakan Tim Irjen TNI.

4. Bahwa pada saat kejadian Penganiayaan tanggal 27 Mei 2010 di Halaman belakang Pos Gurage Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Yakson dan Pratu Tamrin terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Talingga Gire Saksi sedang berada di Pos Kotis Kota baru Distrik Mulia kab. Puncak Jaya dan kegiatan yang dilakukan saat itu yaitu memonitor lewat Radio SSB dan HT Motorolla tentang pergerakan pasukan di daerah Yambi.

5. Bahwa Saksi menerima laporan tentang Penangkapan terhadap

2 (dua) orang masyarakat (Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Talingga Telingga Gire) yang dilakukan anggota Pos Gurage secara lisan dari Danpos Kotis An. Sertu Agus Supriyanto sekitar pukul

15.00 Wit adapun kronoligis singkat yang dilaporkan sebagai berikut :

a. Pada hari kamis tanggal 27 mei 2010 sebelum pukul 15.00 Wit lewat warga masyarakat didepan Pos Gurage dengan menggunakan 1 (satu) kenderaan Ojek berboncengan dua yang tingkah lakunya mencurigakan karena dicurigai sebagai mata- mata OPM kemudian anggota Pos Gurage menangkap kedua penumpang Ojek setelah dilakukan pemeriksaan ternyata Sdr. Anggen Puguh Kiwo mempunyai KTP ganda dan Sdr. Telengga

Telingga Gire tidak membawa KTP karena merasa ada kejanggalan maka keduanya dibawa ke Pos untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hal tersebut dilaporkan melalui radio kemudian oleh Danpos Kotis.

b. Setelah menerima laporan kemudian bertanya kepada Sertu Agus “ apa saja alat bukti yang didapat “ lalu dijawab Sertu Agus “ barang bukti yang didapat Sdr. Anggen Pugu Kiwo mempunyai KTP ganda dan Sdr. Talingga Telingga Gire tidak mempunyai KTP “ kemudian memerintahkan kepada Sertu Agus agar kedua orang dilepaskan.

6. Bahwa Saksi tidak pernah menerima laporan dari Danpos Gurage maupun dari Danpos Kotis tentang kasus Penganiayaan tanggal 27 Mei 2010 di Pos Gurage Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya yang dilakukan Terdakwa, Pratu Yakson dan Pratu Tamrin terhadap Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Telingga Gire, namun pada tanggal

4 Desember 2010 Kasi Intel Korem 173/PVB menghubungi Saksi dan menanyakan kasus tersebut kemudian pada tanggal 7 Desember 2010 dipanggil Danrem 173/PVB yang menyampaikan ada Video rekaman yang beredar tentang kasus tersebut.

7. Bahwa Saksi tidak mengetahui adanya bukti-bukti lain dari penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Yakson dan Pratu Tamrin terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dan Sdr Telingga Gire pada tanggal 27 Mei 2010 di Punjak Jaya Tinggi Nambut Papua begitu juga dengan rekaman yang dilakukan oleh anggota Possatgas 753/AVT pada saat kejadian penganiayaan.

Atas keterangan Saksi-IV tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya.

Saksi - V : Nama lengkap : Barno, Pangkat / NRP : Prada / 31080279091188, J a b

a t a n : Anggota Pos Gurage, Kesatuan : Yonif 753 / AVT, Tempat tanggal lahir : Rembang, 26 Nopember 1988, Kewarganegaraan : Indonesia, Agama : I s l a m, Tempat tinggal : Asrama Yonif 753/AVT Nabire.

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa (Pratu Yakson) sekitar tahun 2009 di Yonif 753/AVT tidak ada hubungan keluarga hanya sebatas atasan dan bawahan.

2. Bahwa pada saat terjadinya Penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa, Pratu Tamrin dan Serda Irwan anggota Pos Gurade Satgas Yonif 753/AVT terhadap Sdr. Anggen Puguh Kiwo dan Sdr. Telingga Gire, pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 sekira 12.00 Wit di Halaman Belakang Pos Gurage Kampung Gurage Distrik Tinggi Nambut Kab. Puncak Jaya Saksi berada ditempat kejadian dan saat itu kondisi lagi kurang sehat dan tidak ikut melakukan penggumpulan keterangan lalu disuruh Serda Irwan untuk merekam kejadian tersebut dengan menggunakan HP Sony Ericsson K 610 i milik Saksi.

3. Bahwa pada bulan Mei 2010 di Distrik Tinggi Nambut terdengar berita atau isu yang beredar ditengah - tengah Masyarakat bahwa pada bulan Juli 2010 nanti akan ada penyerangan pasukan TNI terhadap Pos-pos OPM, sehingga sebagian masyarakat ada yang menggungsi disekitar Pos TNI dan jalan-jalan raya karena takut, kemudian dengan tersebarnya berita tersebut selanjutnya Pos Gurage atas inisiatif Serda Irwan selaku Danpos sementara melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat yang akan melewati Pos Gurage.

4. Bahwa pada hari kamis tanggal 27 mei 2010 sekira pukul 11.30 Wit lewat warga masyarakat didepan Pos Gurage dengan menggunakan

1 (satu) kendaraan Ojek membonceng dua warga sipil yang tingkah lakunya mencurigakan, karena dicurigai sebagai mata-mata OPM kemudian anggota Pos Gurage menangkap kedua penumpang Ojek tersebut kemudian dibawa dalam Pos, dan tidak lama kemudian datang Sdr. Tipius (warga masyarakat yang sudah dekat dengan anggota Pos Gurage) memberikan informasi bahwa kedua orang warga yang baru ditangkap suka melakukan pemerasan terhadap supir-supir mobil penumpang dan pernah membawa sejata api, berdasarkan informasi tersebutlah lalu kedua warga tersebut dibawa kebelakang Pos Gurage untuk dimintai keterangan dan dari keterangan yang didapat diketahui kedua warga tersebut bernama Sdr. Anggen Puguh Kiwo dan Sdr. Telingga Gire setelah itu Pratu Yakson, Serda Irwan dan Terdakwa mengajukan pertanyaan kepada Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan Sdr. Telingga Gire dan memberikan jawaban yang berbelit-belit sehingga menjadi kesal dan emosi kemudian melakukan penganiayaan.

5. Bahwa Saksi melihat Terdakwa melakukan pengancaman terhadap Sdr Telingga Gire menggunakan pisau dengan cara menempelkan tajam pisau maupun yang tumpul dibibir atas dan hidung atas untuk menakut-nakuti Sdr Telingga Gire supaya menjawab pertanyaan akan tetapi hasilnya nihil, sementara Serda Irwan dan Pratu Yakson melakukan penganiayaan terhadap Sdr Anggen Pugu Kiwo dengan cara menginjak muka, membakar sekitar kemaluannya dan menutup kepalanya dengan menggunakan kantong plastik warna hitam.

6. Bahwa setelah melakukan rekaman kasus penganiayaan berdurasi +

15 menit kemudian hasil Rekaman HP Ericsson K 610 i dipinjam Serda Irwan lalu rekamannya dipindahkan atau ditransper ke Laptop Serda Irwan, dan sebelum melaksanakan tugas Pamtas Yonif 753/AVT di daerah Tinggi Nambut semua anggota Satgas Yonif 751/AVT pernah diberikan Pembekalan, Pengarahan dan Penekanan baik melalui Surat telegram yang ada maupun Jam Komandan oleh Komandan Satuan tentang Hukum dan tidak boleh melanggar Hak Asasi Manusia.

7. Bahwa Video rekaman yang diperlihatkan Penyidik merupakan hasil rekaman dari HP yang dicopy ke Laptop Serda Irwan tentang tindakan kekerasan/Penganiayaan beberapa Oknum anggota TNI- AD kepada beberapa Masyarakat Papua yang diduga OPM, Oknum anggota TNI-AD tersebut diantaranya Terdakwa, Pratu Yakson dan Serda Irwan anggota Pos Gurage Satgas Yonif 753/AVT.

8. Bahwa Saksi tidak mengetahui mengapa Video rekaman tentang tindakan kekerasan/Penganiayaan beberapa Oknum TNI-AD kepada beberapa Masyarakat Papua yang diduga OPM bisa beredar ke Masyarakat.

Atas keterangan Saksi-V tersebut Terdakwa membantah sebagian bahwa yang menodongkan pisau adalah Pratu Thamrin bukan Serda Irwan.

Menimbang

: Bahwa dipersidangan Terdakwa memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi anggota TNI - AD pada bulan Desember tahun 2003 melalui pendidikan Secata Gel II di Rindam VII/Wirabuana selama 5 (lima) bulan, setelah lulus dan dilantik pada bulan Mei 2004 dengan pangkat Prada kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan Infanteri di Rindam VII/Wirabuana selama 3

(tiga) bulan dan setelah lulus ditempat tugaskan di Yonif 753/AVT sampai dengan sekarang dengan pangkat Pratu.

2. Bahwa pada bulan Nopember 2009 Terdakwa mendapat tugas pengamanan daerah rawan di Puncak Jaya Papua dari Kesatuan Yonif 753/AVT dengan kekuatan 1 Kompi berangkat menuju Wamena selanjutnya dari Wamena menuju ke Pos Kotis Kota mulia, pada bulan April 2010 dipindahkan ke pos Gurage selanjutnya pada bulan Oktober 2010 dipindahkan ke Pos Yambi papua.

3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 di Pos Gurage anggota yang tinggal hanya ada sembilan orang diantaranya,Terdakwa, Serda Suhaeli, Pratu Tamrin, Prada Barno, Prada Najib, Praka Rikong, Pratu Firman, Pratu Arifin, Pratu Marsudi, dibantu dari pos terdekat sebanyak 4 anggota diantaranya Praka Budi, Pratu Beni, Pratu sarman dan Pratu Andri Tukang jadi jumlah seluruhnya yang tinggal di Pos Gurage saat itu sebanyak 14 anggota sedangkan 20 (dua puluh) anggota yang lain dipimpin Lettu Inf Sudarmin sedang melaksanakan Patroli dan sisanya diperintahkan untuk stanby di Pos, sekira pukul 12.00 Wit Terdakwa mendengar bunyi sepeda motor melintas ke depan pos Gurage namun Spm tersebut tidak berhenti yang biasanya berhenti untuk laporan, tidak lama kemudian pada saat dijalan tanjakan sepeda motor mesinnya mati sehingga penumpang dan pengendara ojek turun, kemudian tukang ojek tersebut menghampiri ke Pos Gurage selanjutnya ditanya oleh Serda Suhaeli mau kemana dan yang dibawa itu siapa, dijawab mau ke Mulia yang dibawah itu penumpang, kemudian Serda Suhaeli memerintahkan tukang ojek untuk memanggil dua penumpang tersebut.

4. Bahwa setelah kedua orang warga datang ke Pos Gurage Terdakwa melihat salah seorang dari warga tersebut menggunakan kalung warna biru yang merupakan kebiasaan dari anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka), selanjutnya Serda Suhaili meminta KTP dan orang tersebut bernama Sdr. Anggen Pugu Kiwo sementara satunya lagi tidak memiliki KTP yang mengaku bernama Sdr. Telingga Gire, kemudian Serda Irwan (Saksi-1) menanyakan kepada warga yang ada di Pos yang bernama Sdr. Tivius sambil membawa KTP Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan bertanya," apakah kenal dengan orang ini," dijawab," ini bukan orang sini," dan Sdr Tivius memberikan keterangan bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo sering memalang kendaraan yang melintasi jalur dari Illu sampai Mulia serta sering memalak di Nalime, pada saat itu juga Serda Suhaili dan Pratu Firman menggeledah tas yang di bawa oleh Sdr. Anggen Pugu Kiwo dan menemukan KTP serta alat tiup Tradisional, setelah mengetahui bahwa Sdr. Anggen Pugu Kiwo mempunyai dua KTP maka Serda Suhaili dan Pratu Firman membawa kedua orang warga tersebut ke belakang Pos Gurage Yonif 753/AVT.