3 . Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

3 . Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri

Aglomerasi industri adalah terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat karena didukung oleh terkonsentrasinya beberapa faktor industri (bahan mentah atau baku, tenaga kerja, pasar, energi). Demikian pula pajak yang relatif rendah, mudahnya perizinan, dan pembuangan limbah yang tidak sulit.

a. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembangunan

Industri

1) Faktor Pendukung Pembangunan Industri

Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha dan kegiatan industri ada empat kelompok, sebagai berikut.

a) Faktor sumber daya, khususnya sumber daya alam sebagai pendukung industri, meliputi berikut ini.

(1) Bahan mentah merupakan faktor pendukung industri yang penting. Bahan mentah berasal dari sektor primer, yaitu hasil-hasil pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Hal yang penting ialah bahan mentah atau bahan baku tersebut mudah diperoleh atau didatangkan secara ekonomis.

(2) Sumber energi merupakan faktor yang penting, terutama bagi industri modern. Misalnya, industri peleburan bijih besi memerlukan panas yang tinggi dan untuk mesin-mesin diperlukan bahan penggerak dari listrik.

(3) Iklim dan bentuk lahan. Faktor iklim bagi industri yang dikerjakan dalam ruangan ber-AC (air conditioning) tidak akan berpengaruh. Akan tetapi, bagi industri yang dilakukan di luar ruangan, keadaan cuaca dan iklim sangat menentukan. Bentuk lahan, sangat berkaitan dengan penempatan industri maupun pembuatan prasarana lalu lintas angkutan. Lahan yang dipilih untuk membangun lahan industri adalah tanahnya datar, tidak mudah terkena banjir, dan dekat dengan kota untuk pemasaran hasil produksi.

(4) Persediaan air. Industri-industri banyak membutuhkan air, untuk pendingin mesin, bahan pencampur, pencuci, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk menentukan lokasi industri maka kemudahan mendapatkan air tersebut harus diperhatikan. Industri-industri yang banyak memerlukan air adalah industri besi atau baja, industri kertas, industri tekstil, industri kimia, dan industri minuman.

44 Geogr afi 3 Kelas XII SM A dan M A 44 Geogr afi 3 Kelas XII SM A dan M A

Penyediaan tenaga kerja tergantung kepada tenaga kerja yang tersedia dan besarnya upah yang berlaku.

(2) Kemampuan mengorganisasi merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu industri. Oleh karena itu, dalam industri diperlukan tenaga-tenaga yang berkemampuan tinggi.

(3) Skill dan kemampuan teknologi menyiratkan bahwa tenaga kerja yang diperlukan adalah yang mempunyai skill (kemampuan) dan keterampilan yang tinggi. Industri modern memerlukan tenaga- tenaga terdidik dengan berbagai keterampilan sehingga banyak perusahaan-perusahaan industri menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi karyawannya.

c) Faktor ekonomi, meliputi berikut ini. (1) Faktor modal merupakan faktor yang diperlukan dalam usaha industri. Sumber modal lainnya adalah yang berasal dari penduduk

atau negara berupa penghasilan negara dan pajak-pajak serta retribusi, hasil perusahaan negara, tabungan negara, tabungan penduduk, penanaman modal, dan sebagainya. Modal ada dua macam, yaitu Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Modal Luar Negeri (PMA dan Pinjaman).

(2) Faktor pemasaran sangat penting karena suatu industri cenderung berorientasi pada pasar. Oleh karena usaha industri pada hakikatnya merupakan usaha mencari keuntungan, maka diperlukan adanya pemasaran yang baik. Sehingga makin tinggi dan besar jumlah penduduk, berarti makin besar potensi pemasarannya.

(3) Faktor transportasi. Ongkos transpor sangat penting bagi industri, misalnya pengangkutan bahan mentah ke pabrik dan pemasaran hasilnya. Biasanya pusat-pusat lalu lintas yang padat dan luas merupakan pusat-pusat industri.

(4) Faktor nilai dan harga tanah. Pajak yang berbeda di setiap daerah akan mempengaruhi persebaran industri. Harga tanah yang tinggi di pusat kota mendorong usaha industri ditempatkan di daerah pinggiran. Pajak yang berbeda-beda mengakibatkan industri cenderung didirikan di daerah yang tarif pajaknya rendah.

d) Faktor kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan industri adalah:

Keter ampilan Dasar Peta dan Pemetaan

(1) ketentuan-ketentuan perpajakan dan tarif; (2) pembatasan impor-ekspor (proteksi hasil produksi dalam negeri

akan mendorong ekspor); (3) pembatasan jumlah dan macam industri; (4) penentuan lokasi atau daerah industri; serta (5) pengembangan kondisi dan iklim yang menguntungkan usaha.

2) Faktor Penghambat Pembangunan Industri

Faktor penghambat pembangunan industri meliputi berikut ini:

a) suasana industri belum merata, yakni kebutuhan akan barang industri masih terbatas, serta daya beli masyarakat masih rendah;

b) pemasaran yang kurang lancar, disebabkan adanya persaingan dari barang lain atau ada bahan pengganti yang lebih murah;

c) kurangnya modal;

d) kurangnya tenaga ahli atau terampil;

e) jaringan komunikasi yang kurang memadai.

b. Dampak Positif dan Dampak N egatif Pembangunan

Industri

1) Dampak Positif Pembangunan Industri

Dampak positif pembangunan industri, antara lain sebagai berikut.

a) Memperluas lapangan kerja. Bagi penduduk yang tidak bekerja di bidang pertanian dapat bekerja di bidang industri.

b) Menghemat dan menghasilkan devisa negara. Pengembangan industri menjadikan negara tidak tergantung impor barang industri.

c) Menaikan taraf hidup masyarakat. Semakin banyak orang mendapatkan pekerjaan, semakin baik taraf hidupnya.

d) Memperbesar produksi barang-barang keperluan masyarakat, misalnya bahan sandang, makanan, alat-alat listrik, kendaran bermotor, dan bahan bangunan. Dengan demikian, barang-barang ini tidak perlu diimpor lagi.

e) Perbaikan dan pengembangan sarana umum, misalnya adanya industri, jalan-jalan untuk lalu lintas diperbaiki dan diperlebar maupun dibangun jalan yang baru dengan penerangan listrik.

2) Dampak Negatif Pembangunan Industri

Dampak negatif pembangunan industri, antara lain sebagai berikut.

a) Lahan pertanian berkurang.

b) Tanah permukaan (top soil) akan hilang.

c) Berubahnya gaya hidup lama.

46 Geogr afi 3 Kelas XII SM A dan M A 46 Geogr afi 3 Kelas XII SM A dan M A

Sebagai gambaran pencemaran yang ditimbulkan oleh industri, perhatikan tabel berikut ini.

Tabel 1 .1 Tabel Klasifikasi Spesifik Sum ber Pencem ar an

Indust ri

Pr oses

Pencemar

Pabr ik logam Pengecor an, pem buat an baja, Cu, uap, logam , debu, SO 2 dan pembubut an,dan pengecat an.

kebisingan. Kilang m inyak

Dest ilasi, cr ecking, dan pem - CO 2 , uap hidr okar bon, asap bakar an gas ikut an.

bau, dan aldehid. Pabr ik kim ia

Pem buat an asam , soda, Ter gant ung pr oduk yang pest isida, bahan st r ukt ur,

dihasilkan. dan sem en.

Pabr ik t ekst il Pem int alan, pewar naan dan Uap or ganis, bau debu kapas, pencucian

dan kebisingan. Pabr ik ker t as

Pulping, pem ot ongan, dan Uap or ganis, bau debu, dan pengelont ongan.

kebisingan. Pabr ik bahan

St er ilisasi, pem asakan, dan Bau, asap, uap, dan kebisingan m akanan

pengalengan. Pabr ik gula

Penim bangan, dan sulfit asi Kebisingan, debu, uap, dan kar bonasi.

H 2 S.

Sum ber : Budihar sant o, 1 9 8 3

c. Pengertian Kawasan Industri dan Kawasan Berikat

1) Pengertian Kawasan Industri

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 1989 yang dimaksud dengan kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan serta dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.

2) Tujuan Pembangunan Kawasan Industri

Tujuan pengembangan kawasan industri adalah sebagai berikut:

a) mempercepat pertumbuhan industri;

b) memberikan kemudahan bagi kegiatan industri dan mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri, yaitu dalam bentuk penyediaan tenaga listrik, air, unit pemadam kebakaran, dan lain-lain.

Keter ampilan Dasar Peta dan Pemetaan

Di Indonesia terdapat delapan kawasan industri, yang telah beroperasi penuh, yaitu DKI, Cilegon, Cilacap, Surabaya, Ujungpandang, Medan, Batam, dan Gresik.

Kawasan industri yang belum beroperasi penuh, yaitu kawasan industri yang terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Palu, Bitung, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Lampung.

Beberapa ketentuan yang tidak boleh dilanggar dalam menyelenggara- kan industri adalah:

1) mendirikan industri tanpa izin;

2) lalai dalam menyampaikan laporan berkala tentang kegiatan industri yang bersangkutan kepada pemerintah, kecuali bagi beberapa jeinis industri kecil;

3) meniru atau membajak desain produk industri lain;

4) melanggar standar bahan baku dan standar barang jadi yang telah ditetapkan; serta

5) merusak sumber daya alam dan menimbulkan pencemaran yang berlebihan.

Menurut Kepres No. 33 Tahun 1990, pemberian izin pembebasan tanah bagi setiap perusahaan kawasan industri, dilakukan dengan ketentuan:

1) tidak mengurangi areal tanah pertanian;

2) tidak dilakukan di atas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber alam dan warisan budaya; serta

3) sesuai dengan tata ruang wilayah yang diterapkan pemerintah daerah setempat.

Kawasan berikat adalah daerah tertentu yang terikat oleh peraturan khusus pabean. Selain itu terus diupayakan pembangunan terpadu secara lintas sektoral pengembangan sejumlah zona industri, terutama yang memanfaatkan potensi sumber daya daerah setempat. Perkembangan industri di daerah segitiga pertumbuhan Singapura - Johor - Riau (Sijori), khususnya di Pulau Batam berlangsung pesat.