Penuntun Pratikum Operative Dentistry

(1)

PENUNTUN PRATIKUM

OPERATIVE

DENTISTRY

LABORATORIUM KONSERVASI


(2)

   

PENUNTUN PRATIKUM

OPERATIVE

DENTISTRY


(3)

KATA PENGANTAR

Buku Penuntun Pratikum Operative Operative Dentistry ini merupakan buku yang harus dibaca dan dipelajari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dalam melakukan Kepaniteraan Preklinik Operatvie Dentistry.

Buku ini berisikan prinsip-prinsip preparasi dan penumpatan kavitas, baik tumpatan plastis maupun non plastis.

Untuk peningkatan di masa mendatang, masukan dan saran diterima dengan senang hati.

Semoga bermanfaat.

Medan, Januari 2011 Penyusun,

Darwis Aswal, drg. NIP. 19560516 198303 1 003


(4)

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ OPERATIVE DENTISTRY   

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Tata Cara Pembuatan Model Pratikum Pendahuluan

Tumpatan Plastis

 Klas I Amalgam

 Klas II Amalgam

 Klas IV Resin Komposit

 Klas III GIC

 Klas V GIC Tumpatan Non Plastis

 Onlay MOD Daftar Pustaka


(5)

TATA CARA PEMBUATAN MODEL PRATIKUM

Sebelum penanaman model:

Bersihkan gigi geligi yang akan digunakan hari plak, kalkulus, stein dan sisa gyps.

Penanaman model:

1. Siapkan model rahang atas dan bawah yang disediakan di Bagian Konservasi okludator dan gyps putih.

2. Susunlah gigi geligi pada model rahang atas. Tanam gigi sesuai dengan kuadrannya (kanan dan kiri). Bila tidak dapat, maka susunlah berdasarkan urutannya dengan kontak proksimal serapat mungkin (jangan ada diastema).

3. Potong akar gigi yang terlalu panjang apabila perlu. Jangan terlalu pendek agar tidak mudah lepas sesudah ditanam.

4. Tanam gigi geligi sesuai urutannya dengan memperhatikan oklusi dengan gigi rahang bawah. Gigi harus dalam berkontak dengan gigi tetangga dan antagonisnya.

5. Modelir kontur gingival dan polish model yang telah ditanam. Kemudian keringkan. 6. Tunjukkan model yang sudah kering dan bersih pada dokter pembimbing pratikum


(6)

(7)

PENUNTUN PRATIKUM PREKLINIK OPERATIVE DENTISTRY

Pendahuluan

Suatu preparasi yang baik harus mengikuti prinsip-prinsip preparasi kavitas yaitu:

1. Outline form

Outline form adalah garis terluar dari hasil preparasi kavitas yang terdaapat di permukaan gigi. Suatu outline form adalah:

1.1.Mencakup seluruh permukaan email yang terlihat karies, mulai dari tahap dekalsifikasi sampai penetrasi email.

1.2.Mencakup seluruh email yang dikenali perkembangan karies kea rah lateral pada dentin dan oleh backward decay. Tidak ada undermined enamel dinding kavitas. 1.3.Memperluas tepi preparasi pada permukaan gigi sehingga terletak pada daerah yang

self cleansable. Prinsip ini disebut extension for prevention atau cutting for immunity.

1.4.Bagi kebanyakan preparasi intrakoronal, kavitas diperluas ke arah pulapa dan/atau aksial untuk mencakup dentino-enamel junction sedangkan pada dentin penetrasi dilakukan sampai kedalaman 0,5 mm.

1.5.Pada kavitas proksimal, perluasan ke arah gingiva yaitu 0,5 – 1 mm apical dari krista gingiva yang sehat.

2. Resistence form

Resistence form suatu kavitas adalah bentuk yang dibuat sedemikian rupa pada kavitas


(8)

2.1.Bila karies sudah mendekati tepi gigi, maka dinding tipis tersebut harus dibuang agar tidak pecah.

2.2.Bila karies di dalam gigi lebih lebar dari di permukaan (undermined caries), maka jaringan email dibuang sampai daerah yang didukung oleh jaringan dentin yang sehat.

3. Retention form

Retention form suatu kavitas adalah bentuk retensi yang member bentuk pada kavitas

sehingga tambalan mempunyai pegangan yang kuat dan tidak bergeser dari tempatnya apabila gigi digunakan untuk mengunyah bentuk retensi pada kavitas di permukaan oklusal dapat dicapai dengan:

3.1.Memperdalam dasar kavitas sedikit ke dalam dentin.

3.2.Membuat sudut antara dinding dengan dasar kavitas. Retensi pada tumpatan plastis adalah dengan membuat bagian dalam kavitas lebih luas daripada di permukaan. 3.3.Pada kavitas di permukaan proksimal, gingival wall tegak lurus dengan sumbu gigi. 3.4.Pada inlay metal, retensi semakin baik jika sudut keterbukaan dari dinding tegak

kavitas semakin kecil, semakin panjang, dan kawasan dinding kavitas dibuat seluas mungkin.

4. Convenience form

Maksud convenience form adalah untuk mempermudah pengerjaan kavitas dan memasukkan bahan tumpatan. Caranya adalah dengan memperluas preparasi kavitas, pemilihan alat yang memudahkan pekerjaan, penarikan gusi atau separasi gigi yang bertetangga agar dapat dilihat dan dicapai oleh alat.


(9)

Apabila masih ada karies yang tertinggal, terutama pada dasar kavitas, maka karies ini dibuang dengan hati-hati.

6. Finishing of enamel margin

Untuk penumpatan amalgam diperlukan tepi kavitas yang tumpul dan email di tepi kavitas harus bebas dari daerah tak terdukung. Pada inlay diperlukan bevel di sepanjang tepi enamel.

7. Toilet cavity

Seluruh debris pada kavitas yang telah selesai dipreparasi harus dicuci bersih dengan semprotan air dan kemudian dikeringkan.

I. Tumpatan Plastis

1.1 Restorasi Klas I Amalgam

Bahan: Preparat gigi, bahan restorasi amalgam, bahan basis.

Alat yang diperlukan: hand piece, bur (seperti bur diamond, bur stone, bur sikat, dan rubber cup), sonde, pinset, ekskavator, amalgam pistol, amalgam stopper, plugger, burnisher, spatula, mortar dan spatle, glass plate.

Cara Preparasi Kavitas

A. Tentukan outline form kavitas.

B. Akses ke jaringan karies di email dan dentin menggunakan bur bulat kecil (hand

piece dipegang seperti memegang pensil). Preparasi dimulai pada email

permukaan oklusal, yaitu pada pit yang paling besar, yang paling rusak atau yang dikenai karies (gambar 1 dan 2A).


(10)

C. Kavitas diperdalam dengan memasukkan bur perlahan-lahan dengan kecepatan sedang sehingga mencapai kedalaman seluruh kepala bur (1,5 mm).

D. Kavitas diperluas sampai seluruh fisur di permukaan oklusal terlihat (gambar 2C). Gunakan but bulat atau bur fisur. Sudut-sudut kavitas dibuat tumpul (gambar 3). Bur digerakkan melewati semua fisur dan didalamkan dengan memotong selapis demi selapis email sampai dentino-enamel junction. Gunakan bur fisur silinder untuk mendapatkan dasar kavitas yang datar dengan dinding vertical (gambar 4). Periksa datarnya dasar kavitas dengan sonde, bila kasar gerakan sonde akan tertahan-tahan.


(11)

(12)

E. Retensi yang diperoleh dengan membuat dinding kavitas sedikit konvergen ke oklusal dan ini didapat dengan memakai bur fisur yang dimiringkan.

F. Setelah preparasi selesai, kavitas dicuci dengan air dan dikeringkan (gambar 2E). Apabila bekerja pada gigi premolar, harus diingat bahwa dinding kavitas sebelah bukal-lingual lebih tipis.

Cara Pengisian Kavitas Pemberian semen

A. Powder dan liquid semen zinc phosphate diletakkan secara terpisah pada glass plate dengan perbandingan 1 : 1.

B. Campurkan powder semen zinc phosphate terlebih dahulu dengan gerakan sirkular pada daerah yang lebar dengan spatula. Setiap porsi powder harus dicampurkan dengan baik sebelum mencampur porsi berikutnya (gambar 5). C. Semen dapat digunakan bila konsistensinya seperti krem kental yang tidak putus


(13)

D. Semen diletakkan ke dasar kavitas menggunakan sonde. Sebelum semen mengeras, kelebihan semen di email dibersihkan dengan ekskavator.

Pengisian amalgam

A. Liquid dan powder disiapkan dengan perbandingan.

B. Dicampur di dalam mortar/stampher, dengan rubber mixing (dot bayi) atau

automatic mixing amalgam (dentomat).

C. Triturasi selesai bila ada bunyi krepitasi dan bahan dapat dimasukkan ke ujung amalgam pistol.

D. Pemampatan amalgam ke dalam kavitas dilakukan sedikit demi sedikit yaitu satu lapisan diseluruh kavitas terlebih dahulu dengan menggunakan amalgam stopper,


(14)

teriskan pengisian sampai kavitas terisi penuh (gambar 6).

E. Pembentukan/contouring permukaan tumpatan yang masih plastis dengan burnisher (gambar 7). Lakukan pengukiran dan pembentukan menggunakan plastis instrumen sampai diperoleh bentuk anatomi yang tidak traumatik oklusi. F. Permukaan tumpatan dihaluskan dengan butiran kapas kering atau dibasahi

dengan spiritus dengan bantuan pinset.

Pemolisan amalgam

A. Pemolisan pada tumpatan amalgam dapat dilakukan 24 jam kemudian.

B. Setiap kekasaran yang dapat dideteksi dengan sonde harus dibuang dengan hati-hati. Alat-alat dan tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:


(15)

b. Stone bur (abrasive) yang kekasarannya makin lama makin halus. c. Cup shape brush.

d. Finishing bur.

e. Gunakan brush dengan bubuk purnice.

1.2 Restorasi Klas II Amalgam

Bahan: Preparat gigi, bahan restorasi amalgam, bahan basis.

Alat yang diperlukan: hand piece, bur (seperti bur diamond, bur stone, bur sikat, mandril, disk dan rubber cup), sonde, pinset, ekskavator, amalgam pistol, matriks dan band/lempeng, kayu penyekat (wooden wedge), plugger, burnisher, spatula, mortar dan spatle, glass slab.

Cara Preparasi Kavitas

A. Tentukan outline form kavitas.

B. Akses ke jaringan karies didapatkan dengan memulai preparasi pada permukaan oklusal menggunakan bur bulat kecil seperti pada preparasi klas I.

C. Preparasi dilanjutkan sampai ke proksimal dan lakukan preparasi mulai dari permukan oklusal yang terlibat menuju daerah titik kontak gigi (gambar 8A dan B).


(16)

D. Perlebar kvitas dan proksimal dari bagian oklusal dan diperluas ke arah bukal, lingual dan gingival (gambar 8B). Melebarkan bagian proksimal ke arah bukal dan lingual sesuai dengan garis Pichler (Pichler-Visierline) (gambar 9). Gunakan round bur yang diletakkan di dentino-enamel junction. Teknik preparasi lain adalah dengan menggunakan bur fisur berbentuk tapered pada dentino-enamel

junction di daerah proksimal. Dengan menggerakkan bur secara lateral, preparasi

dilakukan kedalaman yang dibutuhkan dan kavitas diperluas ke arah bukal, lingual dan gingival.

E. Dengan menggunakan inverted bur, dinding gingival, sudut bukogingival dan sudut linguogingival dipertegas. Letakan bur di tengah dinding gingival dan rotasikan bur ke arah bukal dan kemudian ke arah lingual.


(17)

F. Dinding bukal dan lingual pada proksimal dibuat tegak lurus dengan permukaan gigi tempat dimulainya preparasi.

G. Retensi yang paling efektif adalah dengan membuat dovetail atau occlusal lock, yang mana kavitas diperluas di sepanjang fisur membentuk dovetail. Apabila

dovetail dibuat dengan kedalaman 2,5 mm, maka lebar isthmus harus 1,3 lebar

margin aksial (gambar 10).


(18)

Cara Pengisian Kavitas Pemberian semen

Semen diletakkan ke kavitas seperti gambar 11.

Pengisian amalgam

A. Lakukan pemasangan lempeng matriks pada tangkainya. Kemudian lempeng dimasukkan pada gigi melalui permukaan oklusal. Ujung bawah lempeng diletakkan sedikit melewati tepi gingival kavitas dan berakhir di sulkus gingival. Tangkai lalu diketatkan secara perlahan-lahan. Setelah itu masukkan penyekat kayu dari sisi bukal atau lingual sehingga lempeng matriks rapat dengan kavitas (gambar 12 dan 13).


(19)

B. Penumpatan amalgam dimulai pada daerah boks terlebih dahulu sedikit demi sedikit menggunakan plugger dan diteruskan ke daerah oklusal sampai kavitas tensi penuh.

C. Biarkan amalgam mengalami sebelum kelebihan amalgam di daerah ridge diambil dengan sonde dan permukaan tumpatan diperbaiki dan diukir.

D. Longgarkan tangkai matriks dan lepaskan penyekat kayu. Lempeng matriks dilepaskan ke arah samping sehingga penarikan ke arah oklusal dapat dicegah. E. Kelebihan amalgam di daerah proksimal dibuang dengan hati-hati menggunakan


(20)

Pemolisan amalgam

Pemolisan pada tumpatan amalgam klas II dilakukan seperti pada klas I amalgam. Pada tepi gingival bagian aproksimal dapat dipolis dengan pemolis lembaran.

1.3 Restorasi Klasi IV Resin Komposit

Bahan: Preparat gigi, bahan restorasi resin komposit dan bahan basis,

Alat yang diperlukan: hand piece, bur (seperti bur diamond, stone bur, bur sikat dan rubber cup), pinset, ekskavator, burnisher, spatula, glass slab.

Cara Preparasi Kavitas

A. Tentukan outline form kavitas.

B. Mendapatkan akses ke jaringan karies di proksimal dengan menggunakan disk karborundum yang sekaligus memagas dinding bagian proksimal tersebut.


(21)

D. Lakukan pembuatan bevel di tepi email gigi selebar 1 mm menggunakan bur bulat yang kecil atau bur fisur kedalaman bevel hendaknya tidak lebih dari 1 mm (gambar 15).

Cara Pengisian Kavitas Pengisian resin komposit

A. Sisipkan celluloid strip diantara gigi.

B. Tepi email kavitas dan dinding tehak dietsa menggunakan butir kapas, kuas atau butiran busa dengan bantuan pinset. Aplikasikan asam fosfat selama 1 menit. C. Cuci permukaan teretsa selama lebih dari 15 detik dengan semprotan air.

Kemudian gigi dikeringkan dengan udara. Gigi akan terlihat kering keputih-putihan.

D. Letakkan resin bonding pada kuas dan aplikasikan ke tepi kavitas. Jika terlalu banyak, sedot dengan kuas yang kering.


(22)

E. Bahan resin komposit diambil dengan instrumen plastis yang datar dan dimasukkan ke kavitas. Pada kavitas besar, penambalan dilakukan lapisan demi lapisan. Perhatikan jangan sampai ada bagian yang kurang.

F. Lingkari strip pada gigi dan tahan di tempatnya. Buang lebihan bahan tumpatan yang keluar. Strip ditahan pada posisinya sampai resin mengeras.

G. Pembuangan resin komposit yang berlebihan dilakukan dengan stone bur. Permukaan palatal dapat diperbaiki dengan bur diamond yang kecil. Tumpatan diperiksa apakah ada keporusan pada permukaannya.

H. Lakukan pemeriksaan oklusi.

Pemolisan resin komposit

Penghalusan dapat dilakukan menggunakan abrasive yang kekasarannya makin lama makin halus.

A. Pemolisan pada tumpatan resin komposit dilakukan menggunakan white stone. B. Lanjutkan dengan menggunakan metal strips atau linen strips.

C. Terakhir dengan brush yang halus.

1.4 Restorasi Klas III Glass Ionomer Cement (GIC)

Bahan: Preparat gigi, bahan restorasi GIC (Fuji IX)

Alat yang diperlukan: hand piece, bur (sama dengan klas IV RK)

Cara Preparasi Kavitas


(23)

B. Untuk mendapat akses ke dentin yang terkena karies. Jika gigi tetngga masih ada maka dilakukan dengan bur tungsten carbide atau bur intan dengan kecepatan tinggi melalui ridge tepi email dan aspek palatal (gambar 16).

C. Dinding labial sebaiknya dipertahankan.

D. Perluasan dinding email dipermukaan palatal ke arah palatal, insisal maupun gingival dilakukan dengan bur bulat kecil.

E. Retensi (groove stabilisasi) dibuat dengan bur bulat kecil ke arah gingival dan insisal.

F. Kavitas siap untuk ditumpat (gambar 17).

Cara Pengisian Kavitas

Pengisian Glass Ionomer Cement (GIC)

A. Kavitas dibersihkan dengan menggunakan dentin kondisioner selama 30 detik, kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan dan semprotan udara (tidak boleh terlalu kering).


(24)

C. Campur GIC (Fuji IX) sesuai dengan petunjuk pabrik (harus selesai dalam waktu 30 detik).

D. Letakkan GIC pada kavitas dengan plastis instrument yang datar, perhatikan jangan sampai ada bagian yang kurang.

E. Lingkari celluloid strip pada gigi dan tahan di tempatnya. Buang kelebihan GIC yang keluar, strip ditahan sampai GIC mengeras.

F. Varnish sesegera mungkin, pembuangan GIC yang berlebihan dilakukan dengan stone bur.

G. Varnish tumpatannya.

Pemolisan Glass Ionomer Cement (GIC)

Pada kunjungan berikutnya penghalusan akhir bisa dilakukan dengan menggunakan bur batu putih (white stone), bur tungsten carbide dan karet abrasif dengan kecepatan rendah.

1.5 Restorasi Klas V Glass Ionomer Cement (GIC)

Bahan: Preparat gigi, bahan restorasi GIC.

Alat yang dipergunakan sama dengan klas III GIC.

Cara Preparasi Kavitas

A. Tentukan batas garis luar kavitas dapat berbentuk oval, seperti ginjal atau trapezium (gambar 18).

B. Pengangkatan karies menggunakan bur bulat kecil. Dasar kavitas melengkung sesuai dengan bentuk pulpa (gambar 19).


(25)

C. Retensi dibuat dengan membuat alur retensi di seluruh dentin sepanjang dinding gingival dan oklusal memakai bur bulat kecil dengan kecepatan rendah (gambar 20). Alur retensi di dinding mesial atau distal dari suatu kavitas yang lebar tidak boleh dibuat, karena akan menyebabkan terbentuknya email yang tidak terdukung.


(26)

Cara Pengisian Kavitas

Teknik pengisian sama dengan pengisian klas III GIC.

Pemolisan

Sama dengan pemolisan klas III GIC.

II. Tumpatan Non Plastis ONLAY MOD

Bahan : Preparat gigi, green kerr, kawat untuk pin, investment gyps, orden, bahan separator.

Alat : Hand piece, bur (diamond bur, stone bur, wheel bur, dan rubber cup),

sonde, pinset, spatula, kaca pengaduk, lampu spiritus, lekron, mofel.


(27)

Secara umum preparasi kavitas suatu onlay adalah sama dengan restorasi tambahan plastis. Preparasi onlay MOD merupakan perpaduan dari preparasi mesio-oklusal dan disto-oklusal yang dilakukan pada satu gigi. Onlay adalah inlay yang menutupi satu atau lebih cusp dengan menggabungkan prinsip restorasi ekstrakoronal dan intrakoronal.

1. Pembuatan Outline Form (gambar 21)

2. Preparasi Kavitas Oklusal

Bur dimasukkan ke central fossa dengan kedalaman kira-kira 1,0 mm kea rah dentin, dinding tegak dibuat sejajar atau disambung konvergen ke oklusal maksimal 10 % dari dasar kavitas. Dasar kavitas diratakan dan garis sudut dibuat membulat.

3. Preparasi Kavitas Proksimal

Setelah kavitas oklusal selesai, bur ditarik ke arah proksimal tanpa merusak ridge marginal (mesial dan distal). Kemudian kavitas proksimal didalamkan sampai di bawah titik kontak gigi tetangga sehingga membentuk tangga (step). Kavitas proksimal dilebarkan sampai sudut bukal dan palatal dan tembuskan ke proksimal (gambar 22). Dinding bukal dan palatal kavitas proksimal dibuat sejajar atau divergen ke oklusal maksimal 10o (gambar 23). Pembuatan bevel akan memperluas preparasi kea rah proksimal (gambar 24).


(28)

4. Pengurangan Cusp

Bur carbide atau diamond digunakan untuk mengurangi cusp. Kedalaman pemotongan 1,5 – 2,0 mm pada cusp sentrik (fungsional) dan 1,0 – 1,5 mm pada cusp non sentrik (non fungsional) (gambar 25). Pengurangan cusp dilakukan dengan mengikuti bentuk anatomi permukaan oklusal (gambar 26).


(29)

5. Preparasi Bevel

Semua garis akhir harus dibevel. Permukaan luar cusp sentrik dibevel atau counter bevel ditempatkan pada pengurangan cusp dengan menggunakan bur diamond silinder. Pada dinding fasial dan palatinal dari kavitas proksimal. Bevel dibuat dengan mempertahankan sudut 30o antara sisi bur dan permukaan enamel bagian luar (gambar 27). Bevel juga dibuat pada margin gingival dan pada bagian proksimal, serta sudut aksio-pulpa. Proksimal bevel harus bergabung dengan gingival, bukal serta palatine bevel.

6. Pemeriksaan Kavitas

Dinding kavitas terlihat rata atau halus dan semua garis sudut kavitas terlihat dari oklusal yang menandakan tidak adanya undercut (gambar 28).


(30)

7. Proofing

Apabila preparasi telah baik, lakukan proofing menggunakan green kerr yang telah dipanaskan diatas lampu spiritus sehingga luna. Tekankan green kerr ke dalam kavitas untuk melihat hasil preparasi sudah baik. Hasil preparasi baik, bila pada hasil proofing tidak ada undercut dan sudut-sudutnya terlihat jelas.

8. Pembuatan Removable Die

8.1Pencetakan model (cetak kavitas)


(31)

8.3Fiksasi pin menggunakan stick pin (jarum pentul) (gambar 30).

8.4Pengisian stone gyps pada cetakan (gamabr 31).

8.5Setelah stone mengeras dibuat cekungan (retensi) dengan bur pada bagian palatinal pin (gambar 32A), kemudian die dilapisi bahan separating (pelumas). Ujung dari dowel pin ditutupi bola kecil dari malam (utility wax) (gambar 32B). Kemudian adonan gyps putih digunakan untuk mengisi sisa model (gambar 32C).


(32)

8.6Dengan menggunakan gergaji die dipisah dari model (gambar 33).

8.7Die dirapikan bagian tepinya (gambar 34).


(33)

9.1Bersihkan kavitas pada model die kemudian pasang matriks dengan longgar. 9.2Kavitas dan matriks diolesi dengan bahan separator seperti Vaseline.

9.3Panaskan prepon pada lampu spiritus hingga lunak dan letakkan pada kavitas. 9.4Lakukan pembentukan anatomis gigi dengan memodelir prepon pada model

menggunakan lecron sampai diperoleh anatomis yang baik dan tidak traumatic (kontakkan model dengan antagonisnya) hasil wax-up dikeluarkan dari model dengan menusuknya secara hati-hati.

9.5Passenkan hasil wax-up tersebut ke gigi phantom.

9.6Hasil wax-up yang sudah baik dihaluskan dengan butiran kapas yang dibasahi dengan alkohol.

10. Pemasangan Sprue

10.1 Lapisi kawat (paper clip) untuk sprue dengan prepon (gambar 35A). 10.2 Kemudian beri bulatan prepon pada kawat tadi (gambar 35B).

10.3 Panaskan ujung sprue dan letakkan pada bagian ujung cusp dari pola malam dan tahan sampai mengeras (gambar 35C).


(34)

11. Casting

11.1 Penanaman model ke dalam mofel (gambar 36). 11.2 Pemanasan dalam oven.

11.3 Pengecoran.

12. Pemasangan onlay MOD

12.1 Pembentukan (contouring) anatomis

 Sprue onlay dipotong disk carborondum.

 Batas antara sprue dengan permukaan onlay diratakan dengan stone bur.

 Bentuk anatomi diperbaiki dengan bur stone berbentuk fisur yang halus dan dengan finishing bur.

 Bagian dalam onlay tidak boleh diganggu. Apabila bagian ini perlu diambil lakukan dengan hati-hati.


(35)

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ OPERATIVE DENTISTRY 

12.2 Pencarian traumatik oklusi 12.3 Pemolisan

 Polis permukaan luar onlay dengan bur rubber yang diberi bubk pumice yang dicampur dengan glycerin.

 Kilatkan onlay menggunakan brush yang diberi bubuk ZnO4 – air

dengan putaran lambat. 12.4 Penyemenan onlay

 Kavitas dicuci dan dikeringkan, siapkan semen.

 Semen dioleskan ke permukaan dalam onlay dan dinding kavitas, masukan onlay dan tekan.

 Letakkan gulungan kapas di permukaan oklusal onlay dan oklusikan dengan antagonisnya sampai semen mengeras.


(1)

7. Proofing

Apabila preparasi telah baik, lakukan proofing menggunakan green kerr yang telah dipanaskan diatas lampu spiritus sehingga luna. Tekankan green kerr ke dalam kavitas untuk melihat hasil preparasi sudah baik. Hasil preparasi baik, bila pada hasil proofing tidak ada undercut dan sudut-sudutnya terlihat jelas.

8. Pembuatan Removable Die

8.1 Pencetakan model (cetak kavitas)


(2)

8.3 Fiksasi pin menggunakan stick pin (jarum pentul) (gambar 30).

8.4 Pengisian stone gyps pada cetakan (gamabr 31).

8.5 Setelah stone mengeras dibuat cekungan (retensi) dengan bur pada bagian palatinal pin (gambar 32A), kemudian die dilapisi bahan separating (pelumas). Ujung dari dowel pin ditutupi bola kecil dari malam (utility wax) (gambar 32B). Kemudian adonan gyps putih digunakan untuk mengisi sisa model (gambar 32C).


(3)

8.6 Dengan menggunakan gergaji die dipisah dari model (gambar 33).

8.7 Die dirapikan bagian tepinya (gambar 34).


(4)

9.1 Bersihkan kavitas pada model die kemudian pasang matriks dengan longgar. 9.2 Kavitas dan matriks diolesi dengan bahan separator seperti Vaseline.

9.3 Panaskan prepon pada lampu spiritus hingga lunak dan letakkan pada kavitas. 9.4 Lakukan pembentukan anatomis gigi dengan memodelir prepon pada model

menggunakan lecron sampai diperoleh anatomis yang baik dan tidak traumatic (kontakkan model dengan antagonisnya) hasil wax-up dikeluarkan dari model dengan menusuknya secara hati-hati.

9.5 Passenkan hasil wax-up tersebut ke gigi phantom.

9.6 Hasil wax-up yang sudah baik dihaluskan dengan butiran kapas yang dibasahi dengan alkohol.

10.Pemasangan Sprue

10.1 Lapisi kawat (paper clip) untuk sprue dengan prepon (gambar 35A). 10.2 Kemudian beri bulatan prepon pada kawat tadi (gambar 35B).

10.3 Panaskan ujung sprue dan letakkan pada bagian ujung cusp dari pola malam dan tahan sampai mengeras (gambar 35C).


(5)

11.Casting

11.1 Penanaman model ke dalam mofel (gambar 36). 11.2 Pemanasan dalam oven.

11.3 Pengecoran.

12.Pemasangan onlay MOD

12.1 Pembentukan (contouring) anatomis

 Sprue onlay dipotong disk carborondum.

 Batas antara sprue dengan permukaan onlay diratakan dengan stone bur.

 Bentuk anatomi diperbaiki dengan bur stone berbentuk fisur yang halus dan dengan finishing bur.

 Bagian dalam onlay tidak boleh diganggu. Apabila bagian ini perlu diambil lakukan dengan hati-hati.


(6)

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ OPERATIVE DENTISTRY  12.2 Pencarian traumatik oklusi

12.3 Pemolisan

 Polis permukaan luar onlay dengan bur rubber yang diberi bubk pumice yang dicampur dengan glycerin.

 Kilatkan onlay menggunakan brush yang diberi bubuk ZnO4 – air

dengan putaran lambat. 12.4 Penyemenan onlay

 Kavitas dicuci dan dikeringkan, siapkan semen.

 Semen dioleskan ke permukaan dalam onlay dan dinding kavitas, masukan onlay dan tekan.

 Letakkan gulungan kapas di permukaan oklusal onlay dan oklusikan dengan antagonisnya sampai semen mengeras.