1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang keberadaannya tidak dikehendaki S
uma’mur, 2009. Secara umum dipahami bahwa bising mengganggu aktifitas sehari- hari dan komunikasi, gangguan bising dapat didefinisikan sebagai perasaan tidak
menyenangkan yang ditimbulkan oleh bising, hal ini merupakan status psikis, yang muncul dari pengaruh persepsi yang tidak diharapkan atau pada subordinasi terhadap
keadaan dengan sikap negatif, karena bising tersebut mengganggu privasi, mengganggu performa aktifitas sehingga dapat mempengaruhi kualitas istirahat dan
tidur Sobbotova, 2006. Sumber kebisingan dapat berasal dari lingkungan sekitar yang terkait dengan aktifitas manusia sehari-hari misalnya dari aktivitas industri. Hal
ini berdasarkan dari pendapat Chandra 2009 yang menyatakan bahwa sumber kebisingan dapat berasal dari kendaraan bermotor, kawasan industri atau pabrik,
tempat umum, bandara dan rel kereta api. Efek kebisingan dibidang kesehatan dilaporkan semakin meningkatkan sensitivitas tubuh, berupa peningkatan
kardiovaskuler seperti kenaikan tekanan darah dan denyut jantung, apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama maka akan dapat mengakibatkan hilangnya
konsentrasi, salah satu dampak negatif dari kebisingan adalah terkait dengan gangguan tidur yang berpengaruh pada pola tidur.
Tidur merupakan jeda bagi tubuh, selama waktu tidur organ-organ tubuh bekerja lebih ringan dibanding selama terjaga.
Tidur bukan berarti “time out” dari rutinitas sehari
–hari, tidur sangat penting bagi kesehatan, fungsi emosional, mental
2
dan keselamatan Rafknowledge, 2004. Tidur adalah keadaan fisiologis yang dibutuhkan makhluk hidup untuk memulihkan diri secara normal. Saat tidur
seseorang akan sangat sensitif terhadap lingkungan yang dapat menganggu atau mengurangi jumlah tidurnya. Keadaan sensitif tersebut salah satunya adalah
kebisingan, kebisingan adalah sebuah rangsangan eksternal yang masih diproses oleh fungsi sensorik tidur, meskipun presepsi non-sensorik sadar akan adanya kebisingan
tersebut Muzet, 2007. Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas Wilkinson, 2007.
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh banyak hal atau bersifat holistik, penyebab gangguan tidur sangat kompleks dan memerlukan investigasi yang cermat dalam
mencari penyebab gangguan tidur itu sendiri, yang mempengaruhi gangguan tidur adalah biopsikososial yaitu dari faktor genetik, psikologis dan kebisingan lingkungan,
termasuk di dalamnya akibat dari kebisingan industri Adelyna, 2008. Keadaan lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur, dalam
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang untuk tidur dengan nyenyak, sedangkan dalam lingkungan yang ribut, bising dan gaduh akan menghambat
seseorang untuk tidur. Selama waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang berfluktuasi. Tingkat kesadaran pada organ-organ pengindraan pada orang yang
tertidur berbeda-beda, organ pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang paling mendalam adalah indra penciuman, sedangkan indra yang mengalami
tingkat penurunan kesadaran paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit, hal ini menjelaskan mengapa orang-orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang
bising seringkali mengalami susah tidur Asmadi, 2008. Seseorang yang sering terpapar kebisingan dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti, gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian.
3
Paparan kebisingan adalah salah satu gangguan yang paling dikeluhkan masyarakat yang tinggal di kota-kota besar Muzet, 2007. Dalam paparan kebisingan
ditemukan bahwa dampak terus menerus terpapar oleh kebisingan dapat mengganggu gangguan tidur REM Phasscier et al, 2002 dalam Clark et al, 2007.
Secara keseluruhan studi yang dilakukan untuk memeriksa masalah yang timbul dari kebisingan didapatkan hasil bahwa efek langsung kebisingan dapat menganggu
kualitas tidur HCN, 2004. Paparan kebisingan dimalam hari berpotensi untuk mengganggu kemampuan
untuk tertidur, mempersingkat durasi tidur, terbangun saat tidur dan mengurangi kualitas tidur Michaud et al, 2007. Masalah tidur terkadang membuat kehidupan
sehari-hari terasa lebih menekan atau menyebabkan seseorang menjadi kurang produktif. Menurut National Sleep Foundation NSF di Amerika, orang-orang yang
mengaku mempunyai kesulitan tidur dilaporkan lebih sulit berkonsentrasi, mudah marah dan emosional Rafknowledge, 2004.
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu
dan apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau
mengantuk. Kualitas tidur juga meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan
aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur Hidayat, 2006. WHO melaporkan pada tahun 1988 dan disampaikan oleh Ditjen PPM dan PLP,
Depkes RI 1995, menyatakan bahwa 8 –12 penduduk dunia telah menderita
dampak kebisingan dalam berbagai bentuk dan diperkirakan angka tersebut terus
4
akan meningkat dan pada tahun 2001 diperkirakan 120 juta penduduk dunia telah mengalami gangguan akibat kebisingan Nanny, 2007. Kesehatan adalah keadaan
fisik yang sejahtera, mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kecacatan Jones, 2009. Jurnal yang ditulis oleh Jones 2009 yang
berjudul noise and sleep disturbance menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat berkurang oleh adanya kebisingan, dalam sebuah survei sosial dilakukan pada orang-
orang yang tinggal di London saat ini 22 mengatakan bahwa mereka terus terbangun dari tidur karena kebisingan dan terus meningkat hingga 50, penulis juga
menuliskan bahwa penting untuk membatasi kebisingan selama malam hari ketika orang tertidur.
Banyak faktor yang mempengaruhi pada efek kebisingan terhadap gangguan tidur seperti, tingkat suara, durasi, waktu kejadian, jangka kebisingan. Kebisingan sendiri
dapat berdampak mengganggu kemampuan seseorang untuk tidur, mengurangi durasi tidur, mengurangi kualitas tidur, membangunkan orang saat tidur dan meningkatkan
gerakan tubuh selama tidur Michaud et al, 2007. Ohrstrom et al, 2006 mempelajari efek dari kebisingan lalu lintas jalan raya pada kualitas tidur masyarakat di Swedia dan
didapatkan hasil bahwa 160 anak-anak antara usia 19-12 dan 160 orang dewasa yang telah diwawancarai, didapatkan hasil yang signifikan bahwa hubungan paparan efek
dari kebisingan berhubungan dengan kualitas tidur dan terbangun. Adapun salah satu kegiatan industri yang menghasilkan kebisingan dan
mengganggu masyarakat sekitar adalah industri pembuatan Panci yang berada di Desa Sumber Suko, Gempol, Pasuruan. Pada industri pembuatan panci, proses produksi
dilakukan setiap hari dan menggunakan mesin-mesin besar yang digunakan untuk mencetak bentuk panci, hal inilah yang membuat terjadinya kebisingan dan
5
mengganggu masyarakat sekitar, ditambah dengan proses produksi panci yang dilakukan selama 24 jam.
Gambar 1.1 Peta Daerah Terdampak Kebisingan Industri Panci
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekitar industri pembuatan Panci di Desa Sumber Suko, Gempol, Pasuruan, ditemukan bahwa warga masyarakat sekitar
merasa terganggu akibat suara dari industri. Suara tersebut berasal dari suara mesin pencetakan panci. Warga sekitar juga mengatakan bahwa kebisingan itu terjadi selama
24 jam secara terus –menerus dan sangat mengganggu kenyamanan, aktifitas sehari-
hari, terutama saat tidur. Berdasarkan ulasan diatas, dapat diketahui bahwa perusahaan yang tidak
memenuhi persyaratan berdirinya sebuah industri yang dapat menghasilkan polusi suara atau kebisingan, seperti tidak adanya alat peredam suara di sekitar peralatan
industri, yang dapat berdampak pada warga masyarakat sekitar industri. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Kebisingan Dengan
Gangguan Pola Tidur Masyarakat Sekitar Industri Pembuatan Panci di Desa Sumber Suko, Gempol, Pasuruan.
6
1.2 Rumusan Masalah