Latar Belakang Identifikasi Fungsi Dekomposer Jaringan Kayu Mati Yang Berasal Dari Tegakan Di Lahan Gambut

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembentukan gambut di beberapa daerah pantai Indonesia diperkirakan dimulai sejak zaman glasial akhir, sekitar 3.000 - 5.000 tahun yang lalu. Untuk gambut pedalaman bahkan lebih lama lagi, yaitu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Jika dilakukan drainase atau reklamasi, gambut berangsur-angsur akan kempes dan mengalami subsidence atau ambelas yaitu penurunan permukaan tanah. Kondisi ini disebabkan oleh proses pematangan gambut dan berkurangnya kandungan air. Lama dan kecepatan penurunan tersebut tergantung pada kedalaman gambut. Semakin tebal gambut, penurunan tersebut semakin cepat dan berlangsungnya semakin lama. Rata-rata kecepatan penurunan adalah 0,3-0,8 cmbulan, dan terjadi setelah 3-7 tahun setelah drainase atau pengolahan tanah Admin, 2008. Hutan pada lahan gambut mempunyai peranan penting dalam penyimpanan karbon 30 kapasitas penyimpanan karbon global dalam tanah dan moderasi iklim sekaligus memberikan manfaat keanekaragaman hayati, pengatur tata air, dan pendukung kehidupan masyarakat. Indonesia memiliki 20 juta ha lahan gambut yang terutama terletak di Sumatera Riau memiliki 4 juta ha dan Kalimantan Heriri, 2008. Jamur Mushroom merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai di alam. Tempat tumbuhnya di tanah ataupun kayuyang tlah lapuk. Jamur biasanya banyak ditemukan pada awal musim hujan Redaksi Trubus, 2001. Dibawah kondisi yang menguntungkan jamur berkembang sangat cepat di dalam contoh kayu dengan pertumbuhan hifa. Jalur paling mudah untuk pengembangan hifa adalah lumina parenkim dan sel-sel pembunuh. Ranap Samosir : Identifikasi Fungsi Dekomposer Jaringan Kayu Mati Yang Berasal Dari Tegakan Di Lahan Gambut, 2009 USU Repository © 2008 Pondasi utama dari lahan gambut yang baik adalah air. Bila terjadi pembukaan hutan gambut maka hal ini akan mempengaruhi unit hidrologinya. Dengan sifat gambut yang seperti spons menyerap air, maka pada saat pohon ditebang dan lahannya dibuka, akan terjadi subsidensi sehingga tanah gambut yang sifatnya hidropobik tidak akan dapat lagi menyerap air dan kemudian mengering. Dalam proses ini, terjadilah pelepasan karbon dan sekaligus mengakibatkan lahan gambut rentan terhadap kebakaran yang pada gilirannya dapat menyumbangkan pelepasan emisi karbon lebih lanjut Heriri, 2008. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan keterbatasan lahan pertanian menyebabkan pilihan diarahkan pada lahan gambut baik untuk kepentingan pertanian maupun untuk pemukiman penduduk. Penggunaan lahan gambut untuk pertanian dengan semestinya dan efisien akan memberikan sumbangan bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, pemanfaatan lahan gambut yang dengan tidak semestinya akan menyebabkan kehilangan salah satu sumber daya yang berharga, dikarenakan lahan gambut merupakan lahan marginal dan merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Ranap Samosir : Identifikasi Fungsi Dekomposer Jaringan Kayu Mati Yang Berasal Dari Tegakan Di Lahan Gambut, 2009 USU Repository © 2008

B. Gambaran Kerangka Pemikiran