Penggunaan Tape Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing Sedang Tumbuh

(1)

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH

SKRIPSI

WINA J. SIHOMBING 040306007

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(2)

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH

SKRIPSI O L E H

WINA J. SIHOMBING 040306007

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2008


(3)

Judul Penelitian : Penggunaan Tape Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing Sedang Tumbuh

Nama : Wina J. Sihombing

NIM : 040306007

Departemen : Peternakan Program Studi : Produksi Ternak

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc) (Ir. Iskandar Sembiring, MM)

Ketua Anggota

Pembimbing Lapangan

(Ir. Junjungan Sianipar, MP)

Mengetahui :

(Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP) Ketua Departemen Peternakan


(4)

ABSTRACT

Wina J Sihombing, 2008. Utilization Of Fermented Cocoa pods in feed on growing goat under supervision of Mrs.Tri Hesti Wahyuni MSc, as supervisor and Mr. Iskandar sembiring, MM also Mr. Junjungan Sianipar MP as co supervisor.

The research have been done at the Research Institute for Goat Production Sei Putih. This research was done for three months, since April 2008 until June 2008. The purpose of this research is to find out and to learn the cocoa bark fermentation usage level of feed toward the feed consumption, average daily gain, and feed convertion ration in livestock of growing goat. This research used boerka goat with average body weight 12.95 + 1.29 kg.

The research method was completely randomized design (CRD) which was consist of four treatments and five replication those were T0, without fermented cocoa pods, T1 using fermented cocoa pods for 20 percent, T2 using fermented cocoa pods for 40 percent, T3 using fermented cocoa pods for 60 percent. The result show that the feed consumption g/goat/day (505.86; 517.29; 488.98; and 391.99 respectively). The average daily gain about g/goat/day (89.52; 89.52; 77.14 and 47.86 respectively). Feed convertion ration (8.73; 8.99; 10.49 and 8.84 respectively). The result of this research showh that T0, T1, T2, and T3 were significantly differences in feed consumption, average daily gain, and no significantly in feed convertion ratio.

Based on this research that can be concluded that the Utilization Of Fermented Cocoa pods in feed on growing goat can be recommended used until 20 40 percent in feed, that followed with giving concentrate feed amount 30 percent.


(5)

ABSTRAK

Wina J Sihombing, 2008. Penggunaan Tape Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing Sedang Tumbuh di bawah bimbingan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM juga bapak Ir. Junjungan Sianipar selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 Bulan dimulai dari bulan April 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari level penggunaan tape kulit buah kakao (KBK) dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan pada ternak kambing sedang tumbuh. Penelitian ini menggunakan kambing boerka jantan dengan bobot badan awal dengan rata-rata 12.95 + 1.29 kg.

Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan lima ulangan yaitu T0 pakan tanpa menggunakan tape kulit buah kakao (KBK), T1 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 20%, T2 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 40%, T3 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 60%. Hasil yang diperoleh yaitu konsumsi pakan secara berturut turut yaitu g/ekor/hari (505.86; 517.29; 488.98; dan 391.99). Pertambahan bobot badan secara berturut turut yaitu g/ekor/hari (89.52; 89.52; 77.14 dan 47.86). Konversi ransum secara berturut turut (8.73; 8.99; 10.49 dan 8.84). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perlakuan T0, T1, T2, dan T3 berbeda sangat nyata terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan, tidak berbeda nyata dengan konversi pakan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tape kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh dapat direkomendasikan sebanyak 20-40 % dalam pakan, yang disertai pemberian pakan konsentrat sebanyak 30%


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Galang Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 12 Januari 1986 dari pasangan bapak Ir. Duaman Sihombing dan Ibu Rosdiana Lbn Tobing. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara.

Tahun 1998 penulis lulus dari SD Negeri 101972 Kotangan, tahun 2001 lulus dari SLTP Negeri 1 Galang, tahun 2004 lulus SMU Negeri 2 Lubuk Pakam dan pada tahun 2004 lulus seleksi masuk USU melalui jalur SPMB. Penulis memilih program studi Produksi Ternak Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota UKM Paduan Suara Transeamus UP-FP-USU Medan, pada tahun 2007 melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih dan tahun 2008 melaksanakan penelitian di Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih Galang.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SERBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH", yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM selaku Anggota Komisi Pembimbing dan kepada bapak Ir. Junjungan Sianipar, MP selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dan dorongan maupun memberikan informasi yang berharga bagi penulis.

Penulis menyadari ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2008 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT...ii

ABSTRAK...iii

RIWAYAT HIDUP...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

PENDAHULUAN Latar belakang...1

Tujuan Penelitian ...2

Kegunaan Penelitian ...3

Hipotesa Penelitian ...3

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum ternak kambing...4

Kambing kacang ...4

Kambing Boer...5

Persilangan Kacang x Boer (Boerka)...5

Pertumbuhan Ternak kambing...6

Pencernaan Pada Ruminansia ...8

Pakan Ternak Kambing...9

Parameter Penelitian ...11

Konsumsi Pakan...11

Pertamban Bobot Badan ...12

Konversi Pakan ...12

Tape Kulit Buah kakao Sebagai Pakan Kambing ...13

Ragi Tape...15

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian...17

Bahan dan Alat Penelitian...17

Bahan ...17

Alat...17

Metode Penelitian ...18


(9)

Konsumsi Pakan...19

Pertambahan Bobot Badan...19

Konversi Pakan ...20

Pelaksanaan Penelitian...20

Persiapan Kandang...20

Pengacakan kambing ...20

Pemberian Pakan dan Minum ...20

Pemberian Obat-obatan...21

Formulasi pakan Yang Digunakan...21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ...25

Konsumsi Pakan...25

Pertambahan Bobot badan ...26

Konversi Pakan ...27

Pembahasan...28

Konsumsi Pakan...28

Pertambahan Bobot badan ...30

Konversi Pakan ...31

Rekapitulasi Hasil Penelitian ...33

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...34

Saran ...34 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan ternak kambing akan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk

setiap hari...10

Tabel 2. Perkembangan areal dan produksi perkebunan kakao di Indonesia ...14

Tabel 3. Komposisi zat gizi kulit buah kakao...14

Tabel 4. Komposisi zat gizi tape kulit buah kakao ...15

Tabel 5. Komposisi zat gizi bahan pakan yang digunakan selama penelitian ...21

Table 6. Susunan pakan perlakuan selama penelitian...22

Table 7. Rataan konsumsi bahan kering pakan selama penelitian (g/ekor/hari)...25

Tabel 8. Rataan pertambahan bobot badan (g/ekor/hari)...26

Tabel 9. Rataan konversi pakan selama penelitian ...27

Tabel 10. Uji keragaman konsumsi pakan...28

Tabel 11. Uji beda nyata terkecil (BNT) konsumsi pakan...28

Tabel 12. Uji keragaman pertambahan bobot badan ...30

Tabel 13. Uji beda nyata terkecil (BNT) pertambahan bobot badan ...30

Tabel 14. Uji kergaman konversi pakan ... 32


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva sigmoid pertumbuhan kambing boerka...8 Gambar 2. Prosedur pembuatan tape kulit buah kakao...24


(12)

ABSTRACT

Wina J Sihombing, 2008. Utilization Of Fermented Cocoa pods in feed on growing goat under supervision of Mrs.Tri Hesti Wahyuni MSc, as supervisor and Mr. Iskandar sembiring, MM also Mr. Junjungan Sianipar MP as co supervisor.

The research have been done at the Research Institute for Goat Production Sei Putih. This research was done for three months, since April 2008 until June 2008. The purpose of this research is to find out and to learn the cocoa bark fermentation usage level of feed toward the feed consumption, average daily gain, and feed convertion ration in livestock of growing goat. This research used boerka goat with average body weight 12.95 + 1.29 kg.

The research method was completely randomized design (CRD) which was consist of four treatments and five replication those were T0, without fermented cocoa pods, T1 using fermented cocoa pods for 20 percent, T2 using fermented cocoa pods for 40 percent, T3 using fermented cocoa pods for 60 percent. The result show that the feed consumption g/goat/day (505.86; 517.29; 488.98; and 391.99 respectively). The average daily gain about g/goat/day (89.52; 89.52; 77.14 and 47.86 respectively). Feed convertion ration (8.73; 8.99; 10.49 and 8.84 respectively). The result of this research showh that T0, T1, T2, and T3 were significantly differences in feed consumption, average daily gain, and no significantly in feed convertion ratio.

Based on this research that can be concluded that the Utilization Of Fermented Cocoa pods in feed on growing goat can be recommended used until 20 40 percent in feed, that followed with giving concentrate feed amount 30 percent.


(13)

ABSTRAK

Wina J Sihombing, 2008. Penggunaan Tape Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing Sedang Tumbuh di bawah bimbingan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM juga bapak Ir. Junjungan Sianipar selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, kecamatan Galang, kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 Bulan dimulai dari bulan April 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dari level penggunaan tape kulit buah kakao (KBK) dalam pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan pada ternak kambing sedang tumbuh. Penelitian ini menggunakan kambing boerka jantan dengan bobot badan awal dengan rata-rata 12.95 + 1.29 kg.

Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan lima ulangan yaitu T0 pakan tanpa menggunakan tape kulit buah kakao (KBK), T1 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 20%, T2 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 40%, T3 pakan menggunakan tape kulit buah kakao (KBK) sebanyak 60%. Hasil yang diperoleh yaitu konsumsi pakan secara berturut turut yaitu g/ekor/hari (505.86; 517.29; 488.98; dan 391.99). Pertambahan bobot badan secara berturut turut yaitu g/ekor/hari (89.52; 89.52; 77.14 dan 47.86). Konversi ransum secara berturut turut (8.73; 8.99; 10.49 dan 8.84). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa perlakuan T0, T1, T2, dan T3 berbeda sangat nyata terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan, tidak berbeda nyata dengan konversi pakan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan tape kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh dapat direkomendasikan sebanyak 20-40 % dalam pakan, yang disertai pemberian pakan konsentrat sebanyak 30%


(14)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebutuhan akan konsumsi daging setiap tahun selalu meningkat sementara itu pemenuhan akan kebutuhan selalu negatif, artinya jumlah permintaan lebih tinggi dari pada peningkatan produksi daging (kambing, domba, sapi, kerbau) sebagai konsumsi (Murtidjo, 1992).

Dengan semakin tingginya tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan masyarakat akan berpengaruh terhadap pola konsumsi yaitu dari pemenuhan karbohidrat menjadi pemenuhan kebutuhan akan protein sehingga permintaan akan protein asal hewani tentu akan terus meningkat, salah satu upaya dalam kebutuhan tersebut adalah dengan meningkatkan produksi di sektor peternakan harus lebih digalakkan

(Rahardiet al., 1993).

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki kualitas pakan, namun pakan yang berkualitas harganya relatif mahal. Untuk itu perlu dicari bahan pakan yang murah dan mengandung nutrisi yang baik, mudah diperoleh serta dapat menjadi pakan andalan dalam jangka panjang serta tidak bersaing dengan makanan manusia.

Kulit buah kakao, memiliki peranan yang penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya kambing terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat segar maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dicincang selanjutnya dapat digunakan sebagai pakan ternak (Baharuddin, 2007).


(15)

Penelitian Rantan et al.(2004), melaporkan bahwa limbah kakao dapat digunakan sebagai pakan ruminansia, cocok sebagai pakan tambahan protein pada pakan basal, karena mengandung protein kasar tinggi (14-22%), serat kasar relatif rendah (13-26%), mengandung lemak tinggi (3-9%) yang kurang baik bagi proses pencernaan (Abdulsamin danTangendjaja (1989); Mahyudin danBakrie (1992); HaryatidanSutikno (1994): Oba dan Alien (2000)). Pengolahan limbah kulit buah kakao sebagai silase dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan protein, juga dapat disimpan relatif lama (2-3 bulan) dan penggunaan optimal sebesar 20% bahan kering dalam ransum atau sebesar 60% dalam pakan penguat sebagai pakan kambing lokal sedang tumbuh

(Sianiparet al., 2007).

Produksi kakao di Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan program pemerintah untuk pengembangan tanaman kakao. Selama lima tahun terakhir ini produksi kakao terus meningkat sebesar 7,14% pertahun atau 49.200 ton pada tahun 2004 (Suryana, 2005). Jika proporsi limbah mencapai 74% dari produksi, maka limbah kulit buah kakao (kbk) mencapai 36408 ton pertahun, suatu potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan kambing.

Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka untuk mengetahui dampak pemberian tape kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan tape kulit buah kakao (kbk) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum pada kambing sedang tumbuh.


(16)

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

2. Sebagai sumber informasi bagi peternak dalam mengembangkan usaha ternak kambing.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan peternak kambing mengenai pengaruh pemberian tape kulit buak kakao terhadap kambing boerka.

Hipotesa Penelitian

Penggunaan tape kulit buah kakao dalam pakan kambing sedang tumbuh berpengaruh positif terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum kambing sedang tumbuh.


(17)

TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Ternak Kambing

Ternak kambing pertama kali dijinakkan sejak jaman prasejarah. Ternak kambing merupakan salah satu hewan yang tertua dijinakkan oleh manusia. Semua ternak kambing adalah binatang pegunungan yang hidup di lereng-lereng bukit sampai lereng yang curam (WilliamsondanPayne, 1978)

Ternak kambing pertama kali dipelihara didaerah pegunungan Asia Barat pada kurun waktu 8.000-7.000 SM. Jadi, sebagai ternak kambing lebih tua dari pada sapi. Diduga kambing yang dipelihara saat ini (Capra aegagrus hircus) berasal dari keturunan tiga macam kambing liar yaitu Benzoar goat atau kambing liar Eropa (Capra aegagrus), kambing liar India (Capra aegagrus blithy) dan Markhor goat atau kambing Markhor (Capra falconeri). Persilangan yang terjadi antara ketiga jenis kambing tersebut menghasilkan keturunan yang subur (MulyonodanSarwono, 2004).

Kambing merupakan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat luas, karena memiliki sifat yang menguntungkan bagi pemeliharaannya seperti, ternak kambing mudah berkembang biak, tidak memerlukan modal yang besar dan tempat yang luas, dapat digunakan memanfaatkan tanah yang kosong dan membantu menyuburkan tanah, serta dapat dibuat sebagai tabungan (SasroamidjojodanSoeradji, 1978).

Kambing kacang

Kambing kacang merupakan kambing asli Malaysia dan Indonesia yang mampu beradaptasi dengan baik, mempunyai bulu yang relatif tipis dan bulu yang relatif kasar dan hewan jantannya memiliki bulu surai yang panjang dan kasar. Kegunaan umum dari kambing kacang ialah sebagai ternak penghasil daging (Davendra danBurns, 1994)


(18)

Kelebihan kambing kacang adalah mampu berproduksi pada lingkungan yang kurang baik. Namun kambing kacang memiliki ukuran tubah relatif kecil dan laju pertumbuhan bobot badannya relatif rendah. Disamping itu kambing kacang merupakan kambing yang mempunyai galur prolifikasi sedang (Supryatiet al.,2001)

Kambing Boer

Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal dari India dan Timur dekat. Kambing ini tahan hidup di padang penggembalaan yang kering di daerah tropik dan sub-tropik asal tidak lembab. Kambing boer yang dimuliakan adalah yang berwarna putih dengan bercak-bercak merah dan dengan makanan yang baik merupakan pedaging yang istimewa (Mason, 2002)

Mulai tahun 1920-an, banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu kambing boer memalui pemuliabiakan terseleksi untuk produksi daging. Pola warna yang disukai adalah kepala dan leher berwarna coklat dengan badan serta kaki berwarna putih dan kulit berpigmen pada bagian tubuh yang terpapar sebagai pelindung sengatan matahari. Tanduk menonjol dengan baik, telinga lebar dan menggantung. Kambing boer memiliki angka reproduksi tinggi yaitu 7% kembar tiga, 50% kembar dua dan menghasilkan susu dan kulit yang bermanfaat cukup baik (DavendradanBurns, 1994). Persilangan Kacang X Boer (Boerka)

Hasil pengamatan pada generasi pertama (F1) persilangan kambing kacang dengan boer menunjukkan terjadi peningkatan yang nyata pada beberapa tolak ukur produktivitas. Rataan bobot sapih (umur 90 hari) kambing persilangan ini mencapai 16.22 kg lebih tinggi dibandingkan dengan kambing kacang sebesar 9.82 kg, sedangkan


(19)

bobot badan umur 1 tahun mencapai 70-90% lebih tinggi dibandingkan kambing kacang. Pengamatan pada generasi kedua (F2) persilangan kambing kacang dengan boer secara konsisten lebih tinggi dibandingkan kambing kacang (Elieseret al., 2003)

Pertumbuhan Ternak Kambing

Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia (Cole, 1982). Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa. (Tomaszewskaet al., 1993)

Menurut Anggorodi (1990) pertumbuhan murni mencakup dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Pada umumnya pertumbuhan pada ternak mamalia dapat dibagi dalam dua periode utama yakni prenatal dan postnatal.

Dalam masa pertumbuhan ada dua hal yang terjadi yaitu adanya kenaikan bobot badan atau komponen tubuh sampai mencapai ukuran dewasa yang disebut pertumbuhan dan adanya perubahan bentuk konformasi disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan jaringan atau bagian tubuh yang berbeda dengan proses perkembangan, proses penggemukan termasuk ke dalam perkembangan (Hammond etal.,1976).

Pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Siregar (1994) mengatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan


(20)

baik dari segi kualitas dan kuantitas karkas kambing dengan perbandingan 2030% : 70 -80%. Ternak tidak akan mampu berproduksi secara optimal, apabila tidak memperoleh lingkungan yang optimal walaupun fungsi genetik cukup tinggi dan begitu juga sebaliknya.

Kualitas bahan makanan dipengaruhi oleh komposisi zat makanan serta penggunaannya oleh ternak. Menurut Sumoprastowo (1980) bahwa rata-rata berat lahir kambing lokal sebesar 1-2 kg, dan laju pertambahan berat badan ternak kambing lokal adalah sebesar 43 gram/ekor/hari.

Kekurangan zat makanan memperlambat puncak pertumbuhan urat daging dan memperlambat laju penimbunan lemak, sedangkan makanan yang sempurna mempercepat terjadinya laju puncak dari keduanya (Anggorodi, 1990). Menurut Tillman et al.(1991) pengurangan makanan akan memperlambat kecepatan pertumbuhan dan bila pengurangan makanan sangat parah akan menyebabkan hewan kehilangan berat badannya.

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan - lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan - lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan berbentuk sigmoid (S). Tahap cepat pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai (Anggorodi, 1990).


(21)

Pertumbuhan Boerka-1 (50B;50K)

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

bl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 umur pengamatan

bo

bo

t b

ad

an

(k

g)

Boerka-1

Gambar 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan Kambing Boerka Pencernaan Pada Ruminansa

Pencernaan adalah rangkaian proses yang terjadi dalam alat pencernaan sampai memungkinkan terjadi penyerapan Maynard dan Loosly (1969). Ternak ruminansia mampu memanfaatkan pakan berkadar serat kasar tinggi sebagai sumber nutrien untuk produksinya Ini disebabkan karena ternak ruminansia memiliki mikroba rumen yang dapat merombak bahan makanan yang berkadar serat kasar tinggi menjadi lebih sederhana Parakkasi (1995). Bahan makanan yang defisiensi akan zat-zat makanan esensial kecernaannya akan lebih rendah dibanding dengan zat-zat makanan seimbang. Salah satu hal yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan adalah: kemampuan pakan untuk dapat dipergunakan oleh mikroba rumen dan suhu lingkungan

(MaynarddanLoosly, 1969).

Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik ataupun mikrobial. Proses mekanik terdiri dari mastikasi makanan dalam mulut dan gerakan-gerakan saluran pencernaan yang dihasilkan oleh kontraksi otot sepanjang usus.


(22)

Pencernaan secara enzimatik dilakukan oleh enzim yang dihasilkan oleh sel-sel dalam tubuh hewan yang berupa getah-getah pencernaan. Mikroorganisme (bakteri dan protozoa) hidup dalam beberapa bagian dalam saluran pencernaan dan yang penting dalam proses pencernaan ruminansia. Pencernaan oleh mikroorganisme ini juga dilakukan secara enzimatik yang enzimnya dihasilkan oleh sel-sel mikroorganisme. Tempat utama pencernaan mikrobia ini adalah retikulum sampai rumen pada ruminansia (Tillmanet al., 1986).

Pakan Ternak Kambing

Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, kondisi tubuh dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya (Tomaszewskaet al., 1993).

Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi zat makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit. Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan standart gizi menurut status ternak yang dipelihara (Cahyono, 1998)

Untuk memperoleh pertumbuhan ternak kambing yang baik sangatlah perlu diperhatikan kandungan zat-zat makanan yang dikandung oleh pakan. Bahan pakan harus mengandung zat-zat makanan seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin-vitamin, serta air yang dibutuhkan ternak. Kebutuhan zat-zat makanan untuk kambing dapat dilihat pada Tabel 1.

Untuk memperoleh pertumbuhan optimum perlu diperhatikan zat-zat makanan yang diperlukan oleh seekor ternak (Anggorodi, 1979), yang disesuaikan dengan tujuan


(23)

produksi dari ternak tersebut. Untuk memenuhi kekurangan zat makanan yang diperoleh kambing dari hijauan, maka dapat diberikan makanan penguat (konsentrat) dengan jumlah 200-300 g perhari dengan kandungan protein kasarnya 13-14% yang dapat meningkatkan pertambahan berat badan kambing (Speddy, 1980).

Tabel 1. Kebutuhan ternak kambing akan zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk setiap hari.

Body Feed Energi Crude Protein Vit A Vit D

Weight TDN DE ME NE TP DP Ca P (1000 (1000

(kg) (g) (Mcal) (Mcal) (Mcal) (g) (g) (g) (g) IU) IU)

10 199 0.87 0.71 0.40 27 19 1 0.7 0.5 108

20 334 1.47 1.20 0.68 46 32 2 1.4 0.9 180

30 452 1.99 1.62 0.92 62 43 2 1.4 1.2 243

40 560 2.47 2.02 1.14 77 54 3 2.1 1.5 303

50 662 2.92 2.38 1.34 91 63 4 2.8 1.8 357

60 760 3.35 2.73 1.54 105 73 4 2.8 2.0 408

70 852 3.76 3.07 1.73 118 82 5 3.5 2.3 462

80 942 4.16 3.39 1.91 130 90 5 3.5 2.6 510

90 1030 4.54 3.70 2.09 142 99 6 4.2 2.8 555

100 1114 4.91 4.01 2.26 153 107 6 4.2 3.0 600

Sumber : NRC, (1981)

Ternak ruminansia harus mengkonsumsi hijauan sebanyak 10% dari bobot badannya setiap hari dan konsentratnya sekitar 1.5 2 % dari jumlah tersebut termasuk suplementasi vitamin dan mineral. Oleh karena itu hijauan dan sejenisnya terutama rumput dan dari berbagai jenis spesies merupakan sumber energi utama ternak ruminansia (Pilliang, 1997).

Ransum ternak ruminansia umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat, pemberian ransum berupa kombinasi dari kedua bahan itu akan memberi peluang terpenuhinya zat-zat gizi. Namun bisa juga ransum terdiri dari hijauan, maka biaya relatif lebih murah tetapi produksi yang tinggi sulit dicapai. Sedangkan pemberian ransum yang


(24)

hanya terdiri dari konsentrat saja akan memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, tetapi biaya ransum lebih mahal dan kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan (Siregar, 1994).

Parameter Penelitian Konsumsi pakan

Tingkat konsumsi (voluntary feed intake) adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan bila bahan makanan tersebut diberikan secara adlibitum. Konsumsi adalah faktor essensial yang merupakan dasar untuk hidup dan menentukan produksi. Tingkat konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : faktor hewan yaitu: bobot badan, umur dan kondisi, stress yang diakibatkan oleh lingkungan: makanan yaitu sifat fisik dan komposisi kimia makanan yang dapat mempengaruhi kecernaan yang selanjutnya mempengaruhi konsumsi (Parakkasi,1995).

Jumlah konsumsi bahan kering pakan dipengaruhi beberapa variabel meliputi, jumlah pakan yang tersedia dan komposisi kimia serta kualitas bahan pakan. Salah satu yang menjadi penentu tingkat konsumsi adalah keseimbangan zat makanan dan palatabilitas. Tingkat perbedaan konsumsi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak ( bobot badan, umur, tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas). Menurut Departemen Pertanian (2002) yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsi pakan adalah palatabilitas. Makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan berkualitas rendah, sehingga kualitas pakan yang relatif sama maka tingkat konsumsinya juga relatif sama (Parakkasi, 1995)


(25)

Pada penelitian yang dilakukan Sianipar et al. (2007) yang menggunakan pakan silase kulit buah kakao pada kambing sedang tumbuh diperoleh rataan konsumsi pakan sebesar 452.25 g/ekor/hari.

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dapat dikatakan pertumbuhan dimana merupakan suatu penomena universal yang sangat kompleks, mulai dari fertilisasi, pembelahan, perbanyakan sel serta differensiasi sel-sel (Maynardet al., 1979). Selanjutnya dinyatakan bahwa pertumbuhan murni yaitu menyangkut pertumbuhan jaringan dalam otot dan tulang serta organ-organ tubuh. Tillman et al. (1983) mengemukakan bahwa umumnya pertumbuhan dinyatakan dengan pengukuran kenaikkan bobot badan dengan melakukan penimbangan berulang-ulang dan dinyatakan dengan petambahan bobot badan tiap hari, tiap minggu atau tiap waktu lainnya (tiap sepuluh hari, tiap bulan).

Pada penelitian Sianipar et al.(2007) yang menggunakan pakan silase kulit buah kakao pada kambing sedang tumbuh diperoleh rataan pertambahan bobot badan sebesar 61.55 g/ekor/hari.

Konversi pakan

Konversi pakan adalah perbandingan antara jumlah yang dikonsumsi pada waktu tertentu dengan yang dihasilkan (pertambahan bobot badan atau produksi yang dihasilkan) dalam kurun waktu yang sama. Konversi pakan merupakan indikator teknis yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan, semakin rendah angka konversi pakan berarti semakin baik karena pakan yang digunakan akan semakin sedikit dan nantinya akan menghemat biaya (Anggorodi, 1979).


(26)

Faktor yang mempengaruhi konversi ransum yaitu lingkungan (suhu, penyakit, makanan dan minuman), kemampuan genetik, nilai gizi ransum dan tingkat energi ransum (Neshumet al., 1979).

Konversi ransum diukur dari jumlah bahan kering yang dikonsumsi dibagi dengan unit pertambahan bobot badan persatuan waktunya. Konversi ransum khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan bobot badan dan nilai kecernaan. Dengan memberikan kualitas pakan yang baik ternak akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi ransumnya (Martawidjayaet al., 1999).

Pada penelitian yang dilakukan Sianipar et al. (2007) yang menggunakan pakan silase kulit buah kakao pada kambing sedang tumbuh diperoleh rataan konversi pakan sebesar 7.35.

Tape Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak Kambing

Kakao merupakan salah satu komoditi andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususya sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sumber pendapatan dan devisa Negara. Disamping itu kakao juga mendorong pengembangan agroindustri.

Seiring dengan usulan Menteri Muda Urusan peningkatan Produksi Tanaman Keras (Ir. Hasjrul Harahap) dan keputusan Presiden R.I. Nomor 041/B/Tahun 1987 tanggal 3 April 1987, perkembangan perkebunan kakao terus meningkat (Sunanto, 1992). Perkembangan areal dan produksi perkebunan kakao di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.


(27)

Tabel 2. Perkembangan areal dan produksi perkebunan kakao di Indonesia

Tahun Areal (ha) Produksi (ton)

PR PBN PBS Jumlah PR PBN PBS Jumlah

1970 5156 5722 1232 12110 487 1061 190 1738

1975 5733 10453 1312 17498 801 3074 46 3921

1980 13125 18636 5321 37082 1058 8410 816 10284

1985 51765 29198 11834 92797 8997 20512 4289 33798

1990 252237 57600 47653 357490 97418 27016 17913 142347

1995 428614 66021 107484 602119 231992 40933 31941 340866 2000 641133 51590 56094 749917 363628 34790 22724 4211422 2001 710044 55291* 56114 821499 476924 33905 25975 536804 2002 798628 54815 60608 914051 511379 34083 25693 571155 2003* 801332 54815 61487 917634 512251 34310 26079 572640 Sumber : Goenadiet al., 2005

Keterangan : *Data sementara

PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta

Buah kakao yang terdiri dari 74% kulit buah, 2% plasenta dan 24% biji. Menurut Baharuddin (2007), bahwa kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Komposisi zat gizi kulit buah kakao dapat dilihat pada Tabel 3.

Table 3. Komposisi zat gizi kulit buah kakao

No Zat Gizi Jumlah (%)

1 Bahan kering (%) 88

2 Protein kasar (%) 22

3 Lemak Kasar (%) 23

4 Serat Kasar (%) 3-9

5 Energi (k.kal/gr) 50.8


(28)

Table 4. Komposisi zat gizi tape kulit buah kakao

No Zat Gizi Jumlah (%)

1 Bahan kering (%) 17.02

2 Protein kasar (%) 15.01

3 Lemak Kasar (%) 2.85

4 Serat Kasar (%) 30.33

5 Energi (k.kal/gr) 4.4428

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih (2008)

Selanjutnya Baharuddin (2007) mengatakan bahwa sebelum digunakan sebagai pakan, limbah kulit buah kakao perlu difermentasi terlebih dahulu untuk menurunkan kadar serat kasar, lemak, lignin, dan theobromine yang merupakan faktor pembatas bagi penggunaan kulit buah kakao, serta meningkatkan kadar proteinnya.

Ragi Tape

Kata Ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, oncom, tape, roti, anggur, bir, brem dan lain sebagainya. Ragi untuk tape merupakan campuran populasi, dimana terdapat species-species dari genus Aspergillus, Saccharomycetes, candida, Hansenula, sedang bakteriAcetobacterbiasanya tidak ketinggalan (Dwidjoseputro, 1994).

Ragi tape sebenarnya adalah berupa mikroba Saccharomyces cerevisiae yang dapat mengubah karbohidrat. Ragi tape merupakan inokulan yang mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu menghidrolisis pati. Beberapa keuntungan hasil fermentasi terutama adalah asam asetat dan alkohol dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang beracun di dalam pakan. Ragi yang bersifat katabolik atau memecah komponen yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana sehingga lebih muda dicerna. Ragi biasanya digunakan untuk penambahan protein dalam pakan ternak


(29)

bersama-sama tepung ikan. Pada ayam pedaging, bahan pakan tepung ikan atau tepung kedelai dapat digantikan dengan ragi dengan nilai nitrogen dalam pakan yang sebanding (Widodo, 2002).

Saccharomyces cerevisiae menghasilkan perubahan-perubahan yang dikehendaki dalam hal tekstur, rasa dan aroma, Pelczar (1988). Dalam beberapa hal pertumbuhan ragi dalam bahan pakan menyebabkan pertumbuhan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pakan dari sisi mutu, baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Penggunaan ragi adalah sebagai sumber protein dan vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak (Widodo, 2002).


(30)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih-Galang, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan selama 12 minggu dimulai dari 3 April sampai 26 Juni 2008.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

 20 ekor kambing boerka (boer-kacang) jantan, umur 6 - 8 bulan dengan kisaran bobot badan awal X =12,95 ± 1,29 kg.

 Pakan yang terdiri dari :

Pakan 1 : Tape kakao (0%), rumput, molases, konsentrat. Pakan 2 : Tape kakao (20%), rumput, molases, konsentrat. Pakan 3 : Tape kakao (40%), rumput, molases, konsentrat. Pakan 4 : Tape kakao (60%), rumput, molases, konsentrat.

 Obat-obatan seperti racun cacing (kalbazen liquid), anti bloat untuk obat kembung, terramycin (salep mata), vitamin dan Rodalon (desinfektan), ivomec (scabies).

 Air minum.

 Konsentrat terdiri dari : campuran tepung ikan, dedak padi, tepung jagung, bungkil kelapa, urea, garam dapur dan ultra mineral.

Alat

 Kandang individual 20 unit dengan ukuran 1 x 0.8m beserta perlengkapannya.


(31)

 Alat pembersih kandang.

 Alat tulis dan kalkulator serta alat penerangan.

 Peralatan dalam pembuatan tape ( pisau, kantong plastik, karet, ember dan alat pendukung lainnya).

Metode penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri dari satu ekor kambing. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut :

T0 = Pakan tanpa tape kakao (0%) T1 = Pakan dengan (20%) tape kakao T2 = Pakan dengan (40%) tape kakao T3 = Pakan dengan (60%) tape kakao Sedangkan ulangan didapat dari rumus :

t (n-1) 15 4 (n-1) 15 4n-4 15 4n 19

n 4,75

n 5 (dibulatkan)

Model linear yang digunakan Hanafiah (2003) untuk rancangan acak lengkap (RAL) adalah :

Yij = µ + i + ij Dimana :


(32)

Yij =nilai pengamatan hasil penelitian µ =rataan / nilai tengah

i = pengaruh perlakuan ke-i

ij =pengaruh galat percobaan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j Adapun susunan perlakuan setelah diacak adalah sebagai berikut :

T02 T32 T35 T14 T25 T15 T13 T03 T34 T33 T24 T31 T05 T04 T11 T01 T23 T21 T22 T12 Dimana : Perlakuan (T0, T1, T2, T3)

Ulangan (1,2,3,4, dan 5)

Parameter Penelitian 1. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum dihitung setiap hari, berdasarkan jumlah ransum yang diberikan pagi hari sebelumnya dikurangi sisa ransum pada hari berikutnya.

Konsumsi Pakan = Ransum yang diberikan ransum yang sisa 2. Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan diperoleh dari penimbangan kambing setiap seminggu sekali. Pertambahan boot badan dapat dirumuskan sebagai berikut :

PBB = B2 B1 T2 T1 Keterangan :


(33)

B1 : Bobot badan awal penimbangan (kg) B2 : Bobot badan akhir penimbangan (kg) T1 : Waktu awal penimbangan

T2 : Waktu akhir penimbangan 3. Konversi Ransum

Data konversi ransum dihitung selama penelitian. Konversi ransum dihitung berdasarkan perbandingan antara ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan kambing.

Konversi ransum = Ransum yang dikonsumsi Pertambahan bobot badan

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Kandang

Kandang dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan tempat minum dibersihkan dengan desinfektan.

Pengacakan Kambing

Kambing yang digunakan selama penelitian adalah sebanyak 20 ekor. Penempatan kambing dilakukan dengan sistem pengacakan dengan tidak membedakan bobot badan. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan awal kambing.

Pemberian pakan dan minum

Pemberian pakan dilakukan berdasarkan persentase bahan kering dari bobot badan dan pemberian air minum secara ad libitum dimana air minum diganti setiap hari dan tempatnya dicuci bersih.


(34)

Pemberian Obat obatan

Sebelum pelaksanaan percobaan pakan, semua ternak diberikan obat cacing (kalbazen liquid) untuk mencegah pengaruh parasit usus, dan pengobatan lainnya diberikan apabila ternak tersebut terjadi gejala sakit.

Formulasi pakan yang digunakan

Tabel 5. Komposisi zat gizi bahan pakan yang digunakan selama penelitian

No Bahan Pakan BK PK (%) DE (%) Harga (Rp)

1 Rumput 20 10 2.5 150

2 Tape kakao 17 15 2.7 250

3 Molasses 90 3.5 3.5 2000

4 Tepung ikan 90 54 3.3 5000

5 Tepung jagung 90 11 3.5 2000

6 Dedak padi 90 13 3 1800

7 Bungkil kelapa 90 27 2.8 2000

8 Garam 95 0 0 1000

9 Ultra Mineral 100 0 0 5000

10 Urea 98 281 0 2000


(35)

Tabel 6. Susunan pakan perlakuan selama penelitian.

T0 Bahan Pakan Jumlah PK (%) DE (%) Harga (Rp)

1 Rumput 60 6 1.5 9000

2 Tape kakao 0 0 0 0

3 Molasses 10 0.35 0.35 20000

4 Tepung ikan 3 1.62 0.099 15000

5 Tepung jagung 9 0.99 0.315 18000

6 Dedak padi 8.5 1.105 0.255 15300

7 Bungkil kelapa 6.5 1.755 0.182 13000

8 Garam 0.45 0 0 450

9 Ultra Mineral 0.35 0 0 1750

10 Urea 2.2 6.182 0 4400

Total 100 18.002 2.701 96900

Harga (Rp/Kg) 969

T1 Bahan Pakan Jumlah PK (%) DE (%) Harga (Rp)

1 Rumput 40 4 1 6000

2 Tape kakao 20 3 0.54 5000

3 Molasses 10 0.35 0.35 20000

4 Tepung ikan 2 1.08 0.066 10000

5 Tepung jagung 10 1.1 0.35 20000

6 Dedak padi 12 1.56 0.36 21600

7 Bungkil kelapa 3.5 0.945 0.098 7000

8 Garam 0.35 0 0 350

9 Ultra Mineral 0.3 0 0 1500

10 Urea 1.85 5.1985 0 3700

Total 100 17.2335 2.764 95150

Harga (Rp/Kg) 951.5

T2 Bahan Pakan Jumlah PK (%) DE (%) Harga (Rp)

1 Rumput 20 2 0.5 3000


(36)

3 Molasses 10 0.35 0.35 20000

4 Tepung ikan 1 0.54 0.033 5000

5 Tepung jagung 10 1.1 0.35 20000

6 Dedak padi 10 1.3 0.3 18000

7 Bungkil kelapa 6 1.62 0.168 12000

8 Garam 1 0 0 1000

9 Ultra Mineral 0.7 0 0 3500

10 Urea 1.3 3.653 0 2600

Total 100 16.563 2.781 95100

Harga (Rp/Kg) 951

T3 Bahan Pakan Jumlah PK (%) DE (%) Harga (Rp)

1 Rumput 0 0 0 0

2 Tape kakao 60 9 1.62 15000

3 Molasses 10 0.35 0.35 20000

4 Tepung ikan 1 0.54 0.033 5000

5 Tepung jagung 6 0.66 0.21 12000

6 Dedak padi 11 1.43 0.33 19800

7 Bungkil kelapa 7 1.89 0.196 14000

8 Garam 3 0 0 3000

9 Ultra Mineral 1.3 0 0 6500

10 Urea 0.7 1.967 0 1400

Total 100 15.837 2.739 96700


(37)

Gambar 1. Prosedur pembuatan tape kulit buah kakao Limbah kulit buah kakao

Dikikis kulit luar Dipotong kecil-kecil

Direbus/ dikukus Didinginkan

Dicampur dengan ragi hingga rata Dimasukkan kedalam pelastik

Diikat dengan karet Diperam selama 3-5 hari

Diberikan pada ternak Sumber : Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih (2008)


(38)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian dihitung dalam bahan kering yang diperoleh dari konsumsi total ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum kambing jantan yang diperoleh dari penggemukan selama 3 bulan.

Konsumsi Ransum

Konsumsi adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah pakan yang diberikan. Konsumsi ransum dapat dihitung dengan pengurangan jumlah pakan yang diberikan dengan sisa dari pakan tersebut. Ransum diberikan sebanyak 3.5% dari bobot badan ternak kambing. Konsumsi ransum diperoleh dengan menambahkan semua yang dikonsumsi oleh ternak kambing yaitu konsumsi rumput, dan konsumsi konsentrat dalam bahan kering. Rataan konsumsi ransum (dalam bahan kering) selama tiga bulan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan konsumsi bahan kering pakan selama penelitian (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan

Total

Rataan

1 2 3 4 5

T0 482.15 478.38 550.68 494.61 523.47 2529.29 505.86 T1 473.45 496.58 513.08 530.16 573.18 2586.45 517.29 T2 456.92 475.71 502.72 498.75 510.8 2444.90 488.98 T3 378.54 479.12 384.24 331.55 386.51 1959.96 391.99 Total 1791.06 1929.79 1950.72 1855.07 1993.96 9520.60 1904.12

Rataan 476.03


(39)

T0, T2 dan yang terendah pada permberian tape sebesar 60% (T3). Rataan konsumsi bahan kering ransum keseluruhan selama penelitian adalah sebesar 476.03 g/ekor/hari dengan interval sebesar 331.55 g/ekor/hari sampai dengan 573.18 g/ekor/hari. Hasil ini sedikit lebih tinggi dari penelitian Sianipar et al. (2007) yang menggunakan silase kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh sebesar 452.25 g/ekor/hari.

Pertambahan Bobot Badan

Pengukuran pertambahan bobot badan dihitung berdasarkan selisih dari penimbangan bobot badan akhir dikurangi dengan bobot badan yang didapat adalah tertera pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan pertambahan bobot badan (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan

Total

Rataan

1 2 3 4 5

T0 79.76 84.52 97.62 96.43 89.29 447.62 89.52 T1 79.76 95.24 92.86 80.95 98.81 447.62 89.52 T2 77.38 75.00 80.95 78.57 73.81 385.71 77.14 T3 35.71 54.76 45.24 53.57 50.00 239.29 47.86 Total 272.61 309.52 316.67 309.52 311.91 1520.23 304.05

Rataan 76.01

Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan tertinggi ada pada perlakuan T0 dan T1 (dengan nilai yang sama yaitu sebesar 89.52 g/ekor/hari) dan terendah pada perlakuan T3 sebesar 47.86 g/ekor/hari, sedangkan perlakuan lain seperti T2 sebesar 77.14 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan keseluruhan adalah sebesar 76.01 g/ekor/hari. Hasil ini sedikit lebih tinggi dibandingkan penelitian Sianipar et al. (2007)


(40)

yang menggunakan silase kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh yaitu sebesar 61.55 g/ekor/hari.

Konversi Ransum

Konversi ransum adalah perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi dengan bobot badan yang dihasilkan dari ransum yang dikonsumsi tersebut. Rataan konversi ransum yang didapat selama penelitian adalah pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan konversi pakan selama penelitian

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

T0 8.55 11.17 8.73 6.80 7.63 42,88 8.58

T1 9.90 7.25 9.05 9.53 9.23 44.96 8.99

T2 9.92 13.84 11.21 8.27 9.23 52.47 10.49

T3 5.95 11.52 9.98 6.97 9.80 44.22 8.84

Total 34.32 43.78 38.97 31.57 35.89 184.53 36.91

Rataan 9.23

Dari Tabel 9 tampak bahwa rataan konversi ransum pada perlakuan T0 sebesar 8.58, T1 sebesar 8.99, T2 sebesar 10.49, T3 sebesar 8.84, dimana total rataan konversi ransum selama tiga bulan sebesar 9.23 yang berarti bahwa menaikkan 1kg bobot badan kambing membutuhkan ransum sebanyak 9.23 kg ransum dalam bahan kering. Konversi ransum yang didapat sedikit lebih tinggi bila dibandingkan hasil penelitian Sianiparet al. (2007) yang menggunakan silase kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh yaitu dengan konversi ransum sebesar 7.35.


(41)

Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan analisis keragaman dan uji statistik terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

Konsumsi Ransum

Untuk mengetahui signifikasi pemberian empat macam pakan dalam bahan kering maka dilakukan uji keragaman seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji keragaman konsumsi pakan

SK DB JK KT Fhit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 49110.93 16370.31 11.43745** 3.24 5.29

Galat 16 22900.64 1431.29

Total 19 72011.57

Ket : ** = Berbeda sangat nyata KK = 7.95%

Hasil uji keragaman pada Tabel 10 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 0.01. Hal ini berarti bahwa pemberian tape kulit kakao pada ransum T1, T2 dan T3 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap konsumsi ransum (p<0.01).

Untuk mengetahui perbedaan yang dihasilkan antara perlakuan T0, T1, T2 dan T3 maka dilakukan uji beda nyata terkecil seperti Tabel 11.

Tabel 11. Uji beda nyata terkecil (BNT)

Perlakuan Rataan F.05 F.01

T0 505.86 B B

T1 517.29 B B

T2 488.98 B B

T3 391.99 A A


(42)

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa perlakuan T0 berbeda nyata dengan perlakuan T3 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2 (pada taraf 1% dan 5%). Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi rata-rata yang paling tinggi adalah pada perlakuan T1 sebesar 517.29 g/ekor/hari kemudian T0 sebesar 505.86 g/ekor/hari sedangkan T2 sebesar 488.98 g/ekor/hari dan yang paling rendah sebesar 391.99 g/ekor/hari.

Konsumsi pakan pada pemberian tape kulit buah kakao cenderung menurunkan konsumsi bahan kering, namun secara statistik penggunaan tape kulit buah kakao sampai taraf 40% dalam ransum tidak berbeda nyata dibandingkan dengan pakan kontrol (T0). Sedangkan penggunaan tape kulit buah kakao pada taraf 60% dalam pakan memberikan pengaruh konsumsi bahan kering ransum menurun secara nyata (p<0.05). Hal ini diduga disebabkan oleh adanya penggunaan rumput sebesar 40% (T1), 20% (T2) yang sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia sebagai sumber serat untuk kehidupan mikroba rumen. Sedangkan pada perlakuan T3 semua kebutuhan serat pada mikroba rumen di supplay oleh tape kulit kakao.

Penurunan konsumsi bahan kering ransum dapat juga dipengaruhi oleh kandungan air pada pakan, dimana semakin tinggi penggunaan tape kulit kakao maka semakin tinggi kandungan air pada pakan yang diduga berpengaruh terhadap penurunan konsumsi ransum.

Konsumsi merupakan faktor essensial yang menentukan produksi, dimana pakan yang berkualitas baik berkorelasi positif dengan tingkat konsumsi sebaliknya berpengaruh negatif terhadap konsumsi pada ransum yang berkualitas rendah.


(43)

Menurut Parakkasi (1995), tingkat konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor hewan, faktor makanan dan faktor lingkungan. Makanan yang berkualitas baik tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan berkualitas rendah, sehingga kualitas ransum yang relatif sama tingkat konsumsinya juga relatif sama.

Pertambahan Bobot Badan

Untuk mengetahui signifikan pemberian empat macam pakan terhadap pertambahan bobot badan maka dilakukan uji keragaman pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji keragaman pertambahan bobot badan

SK DB JK KT Fhit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 5795.36 1931.788 38.48** 3.24 5.29

galat 16 803.16 50.197

total 19 6598.52

Ket : ** = Berbeda sangat nyata KK = 9.32 %

Hasil uji keragaman pada Tabel 12 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel 0.01. Hal ini berarti perlakuan T0, T1, T2, dan T3 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan (p<0.01).

Untuk mengetahui perbedaaan yang dihasilkan antara perlakuan T0, T1, T2 dan T3 maka dilakukan uji beda nyata terkecil seperti Tabel 13.

Tabel 13. Uji beda nyata terkecil (BNT) pertambahan bobot badan

Perlakuan Rataan F.05 F.01

T0, T1 89.52 A A

T2 77.14 B AB

T3 47.14 C C


(44)

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan T0, T1 berbeda nyata dengan perlakuan T2 dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan T3 (pada taraf 5%), sedangkan pada taraf 1% T0, T1 berbeda sangat nyata dengan T3 dan T0, T1 berbeda nyata pada perlakuan T2. Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan yang paling tinggi adalah pada perlakuan T0 dan T1 sebesar 89.52 g/ekor/hari kemudian T2 sebesar 77.14 g/ekor/hari dan yang paling rendah pada T3 sebesar 47.14 g/ekor/hari.

Pertambahan bobot badan kambing yang diberi pakan tape kulit buah kakao diatas taraf 20% (T2 dan T3) akan menyebabkan menurunnya laju pertambahan bobot badan secara statistik berbeda nyata (p<0.05). Hal ini disebabkan konsumsi pakan menurun sehingga ketersediaan nutrisi untuk digunakan dalam pertambahan bobot badan semakin sedikit.

Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh lingkungan, genetik dan umur, dimana lingkungan dalam hal ini adalah pakan. Jenis, kandungan gizi dan konsumsi pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan. Hal ini juga terjadi seiring dengan umur, genetik dan bobot badan awal ternak yang masih homogen. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Tomaszewska et al. (1993) bahwa laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan erat dengan berat dewasa.

Konversi Ransum

Untuk mengetahui signifikan pemberian empat macam pakan terhadap konversi ransum maka dilakukan uji keragaman pada Tabel 14.


(45)

Tabel 14. Uji keragaman konversi ransum

SK DB JK KT Fhit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 11.16 3.72 1.08 tn 3.24 5.29

galat 16 54.85 3.43

total 19 66.00

Ket : tn = Tidak berbeda nyata KK = 20.06 %

Dari hasil analisis keragaman pada Tabel 14 menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F tabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan menggunakan tape kulit buah kakao dengan tingkatan level 20% sampai dengan 60% adalah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konversi ransum (p>0.05). Hal ini disebabkan karena terdapat variasi data yang tinggi terutama pada perlakuan T3 dimana selama penelitian terdapat 4 ekor kambing mengalami pertambahan bobot badan yang negatif sebanyak 1 sampai 3 kali sehingga dalam perhitungan konversi ransum menjadi tidak akurat. Sehingga hal ini menghasilkan konsekuensi bahwa konversi ransum juga tidak berbeda nyata. Konversi yang tidak berbeda nyata disebabkan juga adanya pertambahan bobot badan yang baik, konsumsi pakan yang baik, lingkungan dan genetik. Hal ini sesuai dengan pendapat Martawidjaja et al. (1999) mengatakan bahwa konversi ransum khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pertambahan bobot badan dan nilai kecernaan. Dengan memberikan kualitas pakan yang baik, ternak akan lebih tumbuh cepat dan lebih baik konversi ransum nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Neshum et al. (1979) yang menyatakan bahwa faktor yang


(46)

mempengaruhi konversi ransum yaitu lingkungan (suhu, penyakit, makanan dan air minum). Kemampuan genetik, nilai gizi ransum, tingkat energi ransum.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Dari hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan pada Tabel 15. Tabel 15. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan tape kulit buah kakao sebagai pakan

kambing sedang tumbuh

Perlakuan Konsumsi PBB Konversi T0 505.86 bB 89.52 aA 8.58 T1 517.29 bB 89.52 aA 8.99 T2 488.98 bB 77.14 bAB 10.49 T3 391.99 aA 47.14 cC 8.84

Dari tabel 15 diperoleh bahwa penggunaan tape kulit buah kakao dalam pakan kambing terhadap konsumsi berbeda nyata (perlakuan T0 berbeda nyata dengan perlakuan T3 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan T1 dan T2), pertambahan bobot badan berbeda nyata (perlakuan T0, T1 berbeda nyata pada perlakuan T2, dan berbeda sangat nyata pada perlakuan T3) dan konversi pakan tidak berbeda nyata


(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penggunaan tape kulit buah kakao sebagai pakan kambing sedang tumbuh dapat direkomendasikan sebanyak 20 40% dalam pakan, yang disertai pemberian pakan konsentrat sebanyak 30%.

Saran

Disarankan kepada peternak dapat memanfaatkan pakan yang berbasis limbah kakao sampai level 40% layak digunakan terutama pada peternak yang berada/ dekat areal perkebunan kakao.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsamie, R.E dan Tangendjaja, B. 1989. Chemical Composition of Cassava Leaf /giant Africant Snail Silage; Effect of Snail and Storage Time. Jurnal Ilmu dan Peternakan Vol 2 : No.4.

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.

Baharuddin, W. 2007. Mengelolah Kulit Buah Kakao menjadi Bahan Pakan Ternak. (http://.DisnakSulsel.Info/indeks.2008.)

Cahyono, B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius, Yogyakarta.

Cole, V.G. 1982. Beef Catle Production Guide, Mc Arthur Press,Prramaata, New South Wales.

Davendra, C. dan Burns, M. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. ITB Press, Bandung.

Depertemen Pertanian. 2002. Teknologi Tepat Guna ; Budi Daya Peternakan. Jakarta (http://www.orst.edu/dept).

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Elieser, S. M. Doloksaribu, F.Mahmalia, A. Tarigan dan E. Romjali. 2003. Peningkatan Produktivitas Kambing Potong Lokal Melalui Metode Persilangan antar Kambing Kacang dan Boer, LPKP, Sei Putih.

Goenadi et al., 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia http://www.IPard.com/ard.2008.

Hammond, J.R., I.L. Mason danT.J. Robinson. 1976. Hammonds Farm Animals, Eduart Arnold, London.

Hanafiah, K.A. 2003. Rancangan Percobaan : Teori & Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Haryati,T dan A.I.Sutikno. 1994. Peningkatan Nilai Nutrisi Kulit Buah Kakao Melalui Bioproses Melalui Beberapa Jenis Kapang. Ilmu dan Peternakan V8(1); 34-37. Mahyudin, P dan B.Bakrie. 1992. Different Level of Cocoa Shell in Diets of Growing


(49)

Martawidjaya, M., B Setiadi dan S. S Sitorus. 1999. Pengaruh Tingkat Protein Energi Ransum Terhadap Kinerja Produksi Kambing Kacang Muda, Balai Penelitian Ternak, Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4(3).

Mason, I.L. 2002. American Boer Goat Association. Brochure. New York.

Maynard,L.A and J.K.Loosly. 1969. Animal Nutrition Sixth Edition, New York MC.Graw Hill Publication In The Agriculture.

Mulyono dan Sarwono. 2004. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

Murtidjo. B.A. 1992. Memelihara Kambing. Kanisius, Yogyakarta.

Neshum, M.C.R.E. Austic and L.E. Card. 1979. Poultry Production, Twelfth Edition, Lea and Febiger, Philadelphia.

N.R.C, 1981. Nutrien Requiment Of Goat, National Academy of Science, Washington DC, USA.

Oba, M and M.S.Alien. 2000. Effect of Brown Midrid 3 Mutation in Corn Silage on Productivity of Dairy Cows Fed Two Concentrations of Dietary Neutral Detergen Fiber : 2 Chewing Activities. Journal Dairy Sciensi, 83(1342-1349).

Parakkasi, A, 1995., Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Pelczar, M. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Pilliang, G.W. 1997. Strategi Penyediaan Pakan Ternak Berkelanjutan Melalui Pemanfaatan Energi Alternatif. Orasi Ilmiah. Fakultas peternakan IPB, Bogor. Rahardi.F, Satyawibawa.I, dan Setyowati.R.N. 1993. Agribisnis Peternakan. Penerbit

Penebar Swadaya. Jakarta.

Rantan Krisnan, Simon P.Ginting, Leo P.Batubara danKiston Simanihuruk. 2004. Nilai Nutrisi Kulit Buah Markisa (Passiflora Edulis Sims F. Edulis Deg) Yang Difermentasi Dengan Penambahan Inokulum Sebagai Pakan kambing Potong. Sungai Putih.

Sastroamidjojo, S.M dan Soeradji. 1978. Peternakan Umum. Penerbit CV. Jasa Guna Jakarta.

Sianipar, J., Kiston Simanihuruk, J.Sirait dan M.Hutauruk. 2007. Penggunaan Silase Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing Sedang Tumbuh. (Laporan Tahunan, 2008). Loka Penelitian kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara.


(50)

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sumoprastowo, CDA. 1980. Beternak Kambing yang Berhasil, Bharatara Karya Aksara, Jakarta.

Supriyati, Hidayat, S. danSadiran., 2001. Penelitian Ternak Ruminansia Kecil. Balitnak. Bogor.

Tillman, A.D . et al., 1983. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

________________, 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Tomaszewska, M.W. I.M.Mastika. A.Djajanegara. Gardiner dan T.R.Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Widodo, W. 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas kontekstual. Fakultas Peternaka-Perikanan. Universitas Muhammadiyah. Malang


(51)

KONSUMSI PAKAN

Perlakuan 1 2 Ulangan3 4 5 Total Rataan

T0 482,15 478,38 550,68 494,61 523,47 2.529,29 505,86 T1 473,45 496,58 513,08 530,16 573,18 2.586,45 517,29 T2 456,92 475,71 502,72 498,75 510,80 2.444,90 488,98 T3 378,54 479,12 384,24 331,55 386,51 1.959,96 391,99 Total 1.791,06 1.929,79 1.950,72 1.855,07 1.993,96 9.520,60 1.904,12

Rataan 476,03

FK =GT² = 1.904,12 = 4.532.091,22 uxp 5 x 4

JKP = (GP.T0)² + (GP.T1)² + (GP.T2)² + (GP.T3)² - FK u

= (2.529,29)² + (2.586,45)² + (2.444,9)² + (1.959,96)² - 4.532.091,22 5

= 49.110,93

JKT = (Setiap perlakuan)² - FK

= {(482,15)² + (473,45)² + (456,92)² + ..+ (386,51)² } 4.532,091,22 = 4.460.079,65 4.532.091,22

= 72.011,57

JKG = JK total JK perlakuan = 72.011,57 49.110,93 = 22.900,64

KTP = JK perlakuan DB perlakuan = 49.110,93

3 = 16.370,31 KTG = JK galat


(52)

= 22.900,64 16 = 1.431,29 F hit = KT perlakuan

KT galat = 16.370,31

1.431,29 = 11,44

ANALISIS KERAGAMAN

SK DB JK KT F hit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 49.110,93 1.6370,31 11,43745** 3,24 5,29 Galat 16 22.900,64 1.431,29

Total 19 72.011,57 KK = KTgalat x 100%

y

= 1.431,29 x 100% 476,03

= 7,947 % Uji BNT

# BNT 0.05 = t /2 (DB galat) x 2xKTgalat / n = 2,12 x 2x1.431,29 / 5

= 2,12 x 23,927 = 50,725

# BNT 0.01 = t /2 (DB galat) x 2xKTgalat / n = 2,92 x 23,927


(53)

Rata rata = T0 = 505,86 T3 = 391,99 T1 = 517,29 diurutkan menjadi T2 = 488,98

T2 = 488,98 T0 = 505,86

T3 = 391,99 T1= 517,29

Uji BNT

Perlakuan X F.05 F.01

T0 505,86 b B

T1 517,29 b B

T2 488,98 b B


(54)

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN

Perlakuan 1 2 Ulangan3 4 5 Total Rataan

T0 79,76 84,52 97,62 96,43 89,29 447,62 89,52 T1 79,76 95,24 92,86 80,95 98,81 447,62 89,52 T2 77,38 75,00 80,95 78,57 73,81 385,71 77,14 T3 35,71 54,76 45,24 53,57 50,00 239,29 47,86 Total 272,61 309,52 316,67 309,52 311,91 1.520,23 304,05

Rataan 76,01

FK =GT² = 294,06 = 115.556,48 uxp 5 x 4

JKP = (GP.T0)² + (GP.T1)² + (GP.T2)² + (GP.T3)² - FK u

= (447,62)² + (447,62)² + (385,71)² + (239,29)² - 115.556,48 5

= 5.795,36

JKT = (Setiap perlakuan)² - FK

= {(79,76)² + (79,76)² + (77,38)² + ..+ (50,00)² } 115.556,48 = 109.585,46 115.556,48

= 6.598,52

JKG = JK total JK perlakuan = 6.598,52 5.795,36 = 803,16

KTP = JK perlakuan DB perlakuan = 5.795,36

3 = 1.679,167 KTG = JK galat


(55)

= 803,16 16 = 58,3448 F hit = KT perlakuan

KT galat = 1.931,788

50,197 = 38,48

ANALISIS KERAGAMAN

SK DB JK KT F hit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 5.795,36 1.931,788 38,48** 3,24 5,29

Galat 16 803,16 50,197

Total 19 6.598,52 KK = KTgalat x 100%

y

= 50,197 x 100% 76,01

= 9,3211 % Uji BNT

# BNT 0.05 = t /2 (DB galat) x 2xKTgalat / n = 2,12 x 2x50,197 / 5

= 2,12 x 4,48 = 9,499

# BNT 0.01 = t /2 (DB galat) x 2xKTgalat / n = 2,92 x 4,48


(56)

Rata rata = T0 = 89,52 T3 = 47,14 T1 = 89,52 diurutkan menjadi T2 = 77,14 T2 = 77,14 T0, T1 = 89,52 T3 = 47,14

Uji BNT

Perlakuan X F.05 F.01

T0,T1 89,52 a A

T2 77,14 b AB


(57)

KONVERSI PAKAN

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

T0 8,55 11,17 8,73 6,80 7,63 42,88 8,58

T1 9,90 7,25 9,05 9,53 9,23 44,96 8,99

T2 9,92 13,84 11,21 8,27 9,23 52,47 10,49

T3 5,95 11,52 9,98 6,97 9,80 44,22 8,84

Total 34,32 43,78 38,97 31,57 35,89 184,53 36,91

Rataan 9,23

FK =GT² = 184,53²= 1.702,57 uxp 5 x 4

JKP = (GP.T0)² + (GP.T1)² + (GP.T2)² + (GP.T3)² - FK u

= (42,88)² + (44,96)² + (52,47)² + (44,22)² - 1.702,57 5

= 11,16

JKT = (Setiap perlakuan)² - FK

= {(8,55)² + (9,90)² + (9,92)² + ..+ (9,80)² } 1.702,57 = 109.585,46 1.702,57

= 66,00

JKG = JK total JK perlakuan = 66,00 11,16

= 54,85

KTP = JK perlakuan DB perlakuan = 11,16

3 = 3,72


(58)

KTG = JK galat DB galat = 54,85

16 = 3,43

F hit = KT perlakuan KT galat = 3,72

3,43 = 1,08

ANALISIS KERAGAMAN

SK DB JK KT F hit F tabel

.05 .01

Perlakuan 3 11,16 3,72 1,08 tn 3,24 5,29

Galat 16 54,85 3,43

Total 19 66,00

KK = KTgalat x 100% y

= 3,43 x 100% 9,23


(59)

Tanggal 6 Maret 2008 (ADAPTASI)

Perlakuan BB BK

Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,6 406 0 41 152 1.218

2 12,6 441 0 44 165 1.323

3 14 490 0 49 184 1.470

4 11,8 413 0 41 155 1.239

5 12,9 451,5 0 45 169 1.354,5

T1,1 13,8 483 568,23 48 181 966

2 11,8 413 485,88 41 155 826

3 12,9 451,5 531,17 45 169 903

4 13,3 465,5 547,64 47 175 931

5 14,4 504 592,94 50 189 1.008

T2,1 12,5 437,5 1.029,41 44 164 437,5

2 12,95 453,25 1.066,47 45 170 453,25

3 14 490 1.152,94 49 184 490

4 12,5 437,5 1.029,41 44 164 437,5

5 13,1 458,5 1.078,82 46 172 458,5

T3,1 12,4 434 1.531,76 43 163 0

2 13,8 483 1.704,70 48 181 0

3 12,6 441 1.556,47 44 165 0

4 12,7 444,5 1.568,82 44 167 0

5 11,7 409,5 1.445,29 41 154 0

Perhari 257 15.890 901 3.378 13.515

Perminggu 111.230 6.305 23.644 94.607

Cth : Pada T1,1

BK Ransum 3,5 %BB = 483 Didapat dari :

3,5/100 x 13,8 = 0,483 kg = 483 g Tape gram = 568,23

Didapat dari :

483 x 0,2 x 100/17 = 568,23 Mollases gram = 48

Terdapat dari :

483 x 0,1 = 48,3 Konsentrat gram = 181

Didapat dari :


(60)

Rumput gram = 966 Didapat dari :


(61)

Tanggal 3 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,5 402,5 0 40 151 1.207,5

2 12,2 427 0 43 160 1.281

3 13,8 483 0 48 181 1.449

4 12 420 0 42 158 1.260

5 13 455 0 46 171 1.365

T1,1 13,3 465,5 547,64 47 175 931

2 11,2 392 461,17 39 147 784

3 12,3 430,5 506,47 43 161 861

4 12,8 448 527,05 45 168 896

5 14 490 576,47 49 184 980

T2,1 12 420 840 42 158 420

2 12,7 444,5 889 44 167 444,5

3 13,2 462 924 46 173 462

4 12,4 434 868 43 163 434

5 13 455 910 46 171 455

T3,1 12 420 1.260 42 158 0

2 13 455 1.365 46 171 0

3 12,1 423,5 1.270,5 42 159 0

4 12,2 427 1.281 43 160 0

5 10,4 364 1.092 36 137 0

Perhari 249 13.318 872 3.269 13.230

Perminggu 93.228 6.103 22.886 92.610

Tanggal 10 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,5 402,5 0 40 151 1.207,5

2 12,4 434 0 43 163 1.302

3 14,2 497 0 50 186 1.491

4 12,3 430,5 0 43 161 1.291,5

5 13,5 472,5 0 47 177 1.417,5

T1,1 13,5 472,5 555,88 47 177 945

2 11,9 416,5 490 42 156 833

3 12,4 434 510,58 43 163 868

4 13,1 458,5 539,41 46 172 917

5 14,7 514,5 605,29 51 193 1.029

T2,1 12 420 840 42 158 420

2 12,8 448 896 45 168 448

3 13,3 465,5 931 47 175 465,5

4 12,4 434 868 43 163 434

5 13,2 462 924 46 173 462

T3,1 11 385 1.155 39 144 0

2 13 455 1.365 46 171 0

3 12,4 434 1.302 43 163 0

4 12,3 430,5 1.291,5 43 161 0

5 10,8 378 1.134 38 142 0

Perhari 253 13.408 884 3.317 13.531


(62)

Tanggal 17 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,7 409,5 0 41 154 1.228,5

2 12,5 437,5 0 44 164 1.312,5

3 15 525 0 53 197 1.575

4 12,5 437,5 0 44 154 1.228,5

5 13,8 483 0 48 181 1.449

T1,1 13,8 483 568,23 48 181 966

2 12,7 444,5 522,94 44 167 889

3 12,5 437,5 514,70 44 164 875

4 13,9 486,5 572,35 49 182 973

5 14,8 511 601,17 51 192 1.022

T2,1 12,1 423,5 847 42 159 423,5

2 13 455 910 46 171 455

3 13,4 444,5 889 44 167 444,5

4 12,6 441 882 44 165 441

5 13,8 483 966 48 181 483

T3,1 10,2 357 1.071 36 134 0

2 13,2 462 1.386 46 173 0

3 12,6 441 1.323 44 165 0

4 12,4 434 1.302 43 163 0

5 11 385 1.155 39 144 0

Perhari 256 13.510 895 3.357 13.766

Perminggu 94.573 6.267 23.502 96.359

Tanggal 24 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 13 455 0 46 171 1.365

2 13,4 469 0 47 176 1.407

3 15,8 553 0 55 207 1.659

4 13,4 469 0 47 176 1.407

5 14 490 0 49 184 1.470

T1,1 14,5 507,5 597,05 51 190 1.015

2 13 455 535,29 46 171 910

3 13,2 462 543,52 46 173 924

4 14,5 507,5 597,05 51 190 1.015

5 15,3 535,5 630 54 201 1.071

T2,1 13 455 910 46 171 455

2 13,8 483 966 48 181 483

3 13,6 476 952 48 179 476

4 13,1 458,5 917 46 172 458,5

5 14,6 511 1.022 51 192 511

T3,1 11 385 1.155 39 144 0

2 13,3 465,5 1.396,5 47 175 0

3 13 455 1.365 46 171 0

4 11,3 395,5 1.186,5 40 148 0

5 11,5 402,5 1.207,5 40 151 0


(63)

Tanggal 1 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 14,2 497 0 50 186 1.491

2 14,1 493,5 0 49 185 1.480,5

3 16 560 0 56 210 1.680

4 14,2 497 0 50 186 1.491

5 14,6 511 0 51 192 1.533

T1,1 14,7 497 584,70 50 186 994

2 14,2 497 584,70 50 186 994

3 14 490 576,47 49 184 980

4 15,6 546 642,35 55 205 1.092

5 16 560 658,82 56 210 1.120

T2,1 13,8 483 966 48 181 483

2 14,4 504 1.008 50 189 504

3 14,2 497 994 50 186 497

4 14,5 507,5 1.015 51 190 507,5

5 15,2 532 1.064 53 200 532

T3,1 11,2 392 1.176 39 147 0

2 14,1 493,5 1.480,5 49 185 0

3 13,3 465,5 1.396,5 47 175 0

4 11,9 416,5 1.249,5 42 156 0

5 11,7 409,5 1.228,5 41 154 0

Perhari 281 14.625 985 3.693 15.379

Perminggu 102.375 6.894 25.854 107.653

Tanggal 8 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 15,2 532 0 53 200 1.596

2 14,8 518 0 52 194 1.554

3 16,2 567 0 57 213 1.701

4 15,2 532 0 53 200 1.596

5 15,2 532 0 53 200 1.596

T1,1 15,2 532 625,88 53 200 1.064

2 15 525 617,64 53 197 1.050

3 15,2 532 625,88 53 200 1.064

4 16,8 588 691,76 59 221 1.176

5 16,7 584,5 687,64 58 219 1.169

T2,1 14,7 514.5 1210,58 51 193 514,5

2 15,4 539 1268,23 54 202 539

3 15,1 528,5 1243,52 53 198 528,5

4 15,4 539 1268,23 54 202 539

5 15,9 556,5 1309,41 56 209 556,5

T3,1 12 420 1482,35 42 158 0

2 15 525 1852,94 53 197 0

3 13,8 483 1704,70 48 181 0

4 12,1 423,5 1494,70 42 159 0

5 12 420 1482,35 42 158 0

Perhari 297 17.566 1.039 3.897 16.244


(64)

Tanggal 15 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 15,3 535,5 0 54 201 1.606,5

2 15,0 511 0 51 192 1.533

3 17 595 0 60 223 1.785

4 16 560 0 56 210 1.680

5 16,1 563,5 0 56 211 1.690,5

T1,1 15,7 549,5 646,47 55 206 1.099

2 16 560 658,82 56 210 1.120

3 16,1 563,5 662,94 56 211 1.127

4 17 595 700 60 223 1.190

5 17,2 602 708,23 60 226 1.204

T2,1 15,2 532 1.251,76 53 200 532

2 15,6 546 1.284,70 55 205 546

3 16 560 1.317,64 56 210 560

4 16,4 574 1.350,58 57 215 574

5 16,5 577,5 1.358,82 58 217 577,5

T3,1 12 420 1.482,35 42 158 0

2 15,2 532 1.877,64 53 200 0

3 14,2 497 1.754,11 50 186 0

4 13 455 1.605,88 46 171 0

5 12,2 427 1.507,05 43 160 0

Perhari 307 18.167 1.076 4.033 16.825

Perminggu 127.169 7.529 28.233 117.772

Tanggal 22 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16 560 0 56 210 1.680

2 15,3 535,5 0 54 201 1.606,5

3 17,5 612,5 0 61 230 1.837,5

4 16,8 588 0 59 221 1.764

5 17 595 0 60 223 1.785

T1,1 16,3 570,5 671,17 57 214 1.141

2 16,5 577,5 679,41 58 217 1.155

3 17 595 700 60 223 1.190

4 17,2 602 708,23 60 226 1.204

5 18,8 658 774,11 66 247 1.316

T2,1 16 560 1.317,64 56 210 560

2 16,2 567 1.334,11 57 213 567

3 17 595 1400 60 223 595

4 16,5 577,5 1.358,82 58 217 577,5

5 17 595 1400 60 223 595

T3,1 12,6 441 1.556,47 44 165 0

2 16 560 1.976,47 56 210 0

3 14 490 1.729,41 49 184 0

4 13,4 469 1.655,29 47 176 0

5 12,7 444,5 1.568,82 44 167 0


(65)

Tanggal 29 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16,4 574 0 57 215 1.722

2 16,4 574 0 57 215 1.722

3 18,2 637 0 64 239 1.911

4 17,2 602 0 60 226 1.806

5 17,5 612,5 0 61 230 1.837,5

T1,1 17 595 700 60 223 1.190

2 17 595 700 60 223 1.190

3 17,4 609 716,47 61 228 1.218

4 17,7 619,5 728,82 62 232 1.239

5 19,6 686 807,05 69 257 1.372

T2,1 16,1 546 1.284,70 55 205 546

2 16,3 563,5 1.325,88 56 211 563,5

3 17,4 609 1.432,94 61 228 609

4 17,2 602 1.416,47 60 226 602

5 17,6 616 1.449,41 62 231 616

T3,1 12,8 448 1.581,17 45 168 0

2 16,6 581 2.050,58 58 218 0

3 14,6 511 1.803,52 51 192 0

4 14,1 493,5 1.741,76 49 185 0

5 13 455 1.605,88 46 171 0

Perhari 329 19.345 1.153 4.323 18.144

Perminggu 135.413 8.070 30.264 127.008

Tanggal 5 Juni 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16,4 574 0 57 215 1.722

2 17 595 0 60 223 1.785

3 18,6 651 0 65 244 1.953

4 17,2 602 0 60 226 1.806

5 17,8 623 0 62 234 1.869

T1,1 17,1 598,5 704,11 60 224 1.197

2 17,2 602 708,23 60 226 1.204

3 17,8 623 732,94 62 234 1.246

4 18 630 741,17 63 236 1.260

5 20,1 703,5 827,64 70 264 1.407

T2,1 16,2 567 1.334,11 57 213 567

2 16,2 560 1.317,64 56 210 560

3 17,5 605,5 1.424,70 61 227 605,5

4 17,5 612,5 1.441,17 61 230 612,5

5 17,8 623 1.465,88 62 234 623

T3,1 13,5 472,5 1.667,64 47 177 0

2 16,7 584,5 2.062,94 58 219 0

3 14,9 521,5 1.840,58 52 196 0

4 14,9 521,5 1.840,58 52 196 0

5 13,3 465,5 1.642,94 47 175 0

Perhari 335 19.752 1.174 4.401 18.417


(66)

Tanggal 12 Juni 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 17 595 0 60 223 1.785

2 17,6 616 0 62 231 1.848

3 19,2 672 0 67 252 2.016

4 17,8 623 0 62 234 1.869

5 18 630 0 63 236 1.890

T1,1 17,4 609 716,47 61 228 1.218

2 17,8 623 732,94 62 234 1.246

3 18,5 647,5 761,76 65 243 1.295

4 18,5 647,5 761,76 65 243 1.295

5 20,6 721 848,23 72 270 1.442

T2,1 16,8 588 1.383,52 59 221 588

2 17,1 598,5 1.408,23 60 224 598,5

3 18 630 1.482,35 63 236 630

4 18 630 1.482,35 63 236 630

5 18 630 1.482,35 63 236 630

T3,1 14,2 497 1.754,11 50 186 0

2 16,5 577,5 2.038,23 58 217 0

3 15 525 1.852,94 53 197 0

4 15,6 546 1.927,05 55 205 0

5 13,8 483 1.704,70 48 181 0

Perhari 345 20.337 1.209 4.533 18.981

Perminggu 142.359 8.462 31.734 132.864

Tanggal 19 Juni 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 17,2 602 0 60 226 1.806

2 17,7 619,5 0 62 232 1.858,5

3 19,5 682,5 0 68 256 2.047,5

4 18 612,5 0 61 230 1.837,5

5 19,2 672 0 67 252 2.016

T1,1 18,2 637 749,41 64 239 1.274

2 18,1 633,5 745,29 63 238 1.267

3 19,3 675,5 794,70 68 253 1.351

4 18,9 661,5 778,23 66 248 1.323

5 20,9 731,5 860,58 73 274 1.463

T2,1 17 595 1.400 60 223 595

2 17,5 612,5 1.441,17 61 230 612,5

3 18 630 1.482,35 63 236 630

4 18 630 1.482,35 63 236 630

5 18,6 651 1.531,76 65 244 651

T3,1 15,5 542,5 1.914,70 54 203 0

2 17,2 602 2.124,70 60 226 0

3 15,3 535,5 1.890 54 201 0

4 16 560 1.976,47 56 210 0

5 14 490 1.729,41 49 184 0

Perhari 354 20.901 1.238 4.641 19.362


(1)

Tanggal 3 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,5 402,5 0 40 151 1.207,5

2 12,2 427 0 43 160 1.281

3 13,8 483 0 48 181 1.449

4 12 420 0 42 158 1.260

5 13 455 0 46 171 1.365

T1,1 13,3 465,5 547,64 47 175 931

2 11,2 392 461,17 39 147 784

3 12,3 430,5 506,47 43 161 861

4 12,8 448 527,05 45 168 896

5 14 490 576,47 49 184 980

T2,1 12 420 840 42 158 420

2 12,7 444,5 889 44 167 444,5

3 13,2 462 924 46 173 462

4 12,4 434 868 43 163 434

5 13 455 910 46 171 455

T3,1 12 420 1.260 42 158 0

2 13 455 1.365 46 171 0

3 12,1 423,5 1.270,5 42 159 0

4 12,2 427 1.281 43 160 0

5 10,4 364 1.092 36 137 0

Perhari 249 13.318 872 3.269 13.230

Perminggu 93.228 6.103 22.886 92.610

Tanggal 10 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,5 402,5 0 40 151 1.207,5

2 12,4 434 0 43 163 1.302

3 14,2 497 0 50 186 1.491

4 12,3 430,5 0 43 161 1.291,5

5 13,5 472,5 0 47 177 1.417,5

T1,1 13,5 472,5 555,88 47 177 945

2 11,9 416,5 490 42 156 833

3 12,4 434 510,58 43 163 868

4 13,1 458,5 539,41 46 172 917

5 14,7 514,5 605,29 51 193 1.029

T2,1 12 420 840 42 158 420

2 12,8 448 896 45 168 448

3 13,3 465,5 931 47 175 465,5

4 12,4 434 868 43 163 434

5 13,2 462 924 46 173 462

T3,1 11 385 1.155 39 144 0

2 13 455 1.365 46 171 0

3 12,4 434 1.302 43 163 0

4 12,3 430,5 1.291,5 43 161 0

5 10,8 378 1.134 38 142 0

Perhari 253 13.408 884 3.317 13.531


(2)

(Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 11,7 409,5 0 41 154 1.228,5

2 12,5 437,5 0 44 164 1.312,5

3 15 525 0 53 197 1.575

4 12,5 437,5 0 44 154 1.228,5

5 13,8 483 0 48 181 1.449

T1,1 13,8 483 568,23 48 181 966

2 12,7 444,5 522,94 44 167 889

3 12,5 437,5 514,70 44 164 875

4 13,9 486,5 572,35 49 182 973

5 14,8 511 601,17 51 192 1.022

T2,1 12,1 423,5 847 42 159 423,5

2 13 455 910 46 171 455

3 13,4 444,5 889 44 167 444,5

4 12,6 441 882 44 165 441

5 13,8 483 966 48 181 483

T3,1 10,2 357 1.071 36 134 0

2 13,2 462 1.386 46 173 0

3 12,6 441 1.323 44 165 0

4 12,4 434 1.302 43 163 0

5 11 385 1.155 39 144 0

Perhari 256 13.510 895 3.357 13.766

Perminggu 94.573 6.267 23.502 96.359

Tanggal 24 April 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 13 455 0 46 171 1.365

2 13,4 469 0 47 176 1.407

3 15,8 553 0 55 207 1.659

4 13,4 469 0 47 176 1.407

5 14 490 0 49 184 1.470

T1,1 14,5 507,5 597,05 51 190 1.015

2 13 455 535,29 46 171 910

3 13,2 462 543,52 46 173 924

4 14,5 507,5 597,05 51 190 1.015

5 15,3 535,5 630 54 201 1.071

T2,1 13 455 910 46 171 455

2 13,8 483 966 48 181 483

3 13,6 476 952 48 179 476

4 13,1 458,5 917 46 172 458,5

5 14,6 511 1.022 51 192 511

T3,1 11 385 1.155 39 144 0

2 13,3 465,5 1.396,5 47 175 0

3 13 455 1.365 46 171 0

4 11,3 395,5 1.186,5 40 148 0

5 11,5 402,5 1.207,5 40 151 0

Perhari 268 13.980 939 3.521 14.627


(3)

Tanggal 1 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 14,2 497 0 50 186 1.491

2 14,1 493,5 0 49 185 1.480,5

3 16 560 0 56 210 1.680

4 14,2 497 0 50 186 1.491

5 14,6 511 0 51 192 1.533

T1,1 14,7 497 584,70 50 186 994

2 14,2 497 584,70 50 186 994

3 14 490 576,47 49 184 980

4 15,6 546 642,35 55 205 1.092

5 16 560 658,82 56 210 1.120

T2,1 13,8 483 966 48 181 483

2 14,4 504 1.008 50 189 504

3 14,2 497 994 50 186 497

4 14,5 507,5 1.015 51 190 507,5

5 15,2 532 1.064 53 200 532

T3,1 11,2 392 1.176 39 147 0

2 14,1 493,5 1.480,5 49 185 0

3 13,3 465,5 1.396,5 47 175 0

4 11,9 416,5 1.249,5 42 156 0

5 11,7 409,5 1.228,5 41 154 0

Perhari 281 14.625 985 3.693 15.379

Perminggu 102.375 6.894 25.854 107.653

Tanggal 8 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 15,2 532 0 53 200 1.596

2 14,8 518 0 52 194 1.554

3 16,2 567 0 57 213 1.701

4 15,2 532 0 53 200 1.596

5 15,2 532 0 53 200 1.596

T1,1 15,2 532 625,88 53 200 1.064

2 15 525 617,64 53 197 1.050

3 15,2 532 625,88 53 200 1.064

4 16,8 588 691,76 59 221 1.176

5 16,7 584,5 687,64 58 219 1.169

T2,1 14,7 514.5 1210,58 51 193 514,5

2 15,4 539 1268,23 54 202 539

3 15,1 528,5 1243,52 53 198 528,5

4 15,4 539 1268,23 54 202 539

5 15,9 556,5 1309,41 56 209 556,5

T3,1 12 420 1482,35 42 158 0

2 15 525 1852,94 53 197 0

3 13,8 483 1704,70 48 181 0

4 12,1 423,5 1494,70 42 159 0

5 12 420 1482,35 42 158 0

Perhari 297 17.566 1.039 3.897 16.244


(4)

(Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 15,3 535,5 0 54 201 1.606,5

2 15,0 511 0 51 192 1.533

3 17 595 0 60 223 1.785

4 16 560 0 56 210 1.680

5 16,1 563,5 0 56 211 1.690,5

T1,1 15,7 549,5 646,47 55 206 1.099

2 16 560 658,82 56 210 1.120

3 16,1 563,5 662,94 56 211 1.127

4 17 595 700 60 223 1.190

5 17,2 602 708,23 60 226 1.204

T2,1 15,2 532 1.251,76 53 200 532

2 15,6 546 1.284,70 55 205 546

3 16 560 1.317,64 56 210 560

4 16,4 574 1.350,58 57 215 574

5 16,5 577,5 1.358,82 58 217 577,5

T3,1 12 420 1.482,35 42 158 0

2 15,2 532 1.877,64 53 200 0

3 14,2 497 1.754,11 50 186 0

4 13 455 1.605,88 46 171 0

5 12,2 427 1.507,05 43 160 0

Perhari 307 18.167 1.076 4.033 16.825

Perminggu 127.169 7.529 28.233 117.772

Tanggal 22 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16 560 0 56 210 1.680

2 15,3 535,5 0 54 201 1.606,5

3 17,5 612,5 0 61 230 1.837,5

4 16,8 588 0 59 221 1.764

5 17 595 0 60 223 1.785

T1,1 16,3 570,5 671,17 57 214 1.141

2 16,5 577,5 679,41 58 217 1.155

3 17 595 700 60 223 1.190

4 17,2 602 708,23 60 226 1.204

5 18,8 658 774,11 66 247 1.316

T2,1 16 560 1.317,64 56 210 560

2 16,2 567 1.334,11 57 213 567

3 17 595 1400 60 223 595

4 16,5 577,5 1.358,82 58 217 577,5

5 17 595 1400 60 223 595

T3,1 12,6 441 1.556,47 44 165 0

2 16 560 1.976,47 56 210 0

3 14 490 1.729,41 49 184 0

4 13,4 469 1.655,29 47 176 0

5 12,7 444,5 1.568,82 44 167 0

Perhari 320 18.830 1.119 4.197 17.574


(5)

Tanggal 29 Mei 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16,4 574 0 57 215 1.722

2 16,4 574 0 57 215 1.722

3 18,2 637 0 64 239 1.911

4 17,2 602 0 60 226 1.806

5 17,5 612,5 0 61 230 1.837,5

T1,1 17 595 700 60 223 1.190

2 17 595 700 60 223 1.190

3 17,4 609 716,47 61 228 1.218

4 17,7 619,5 728,82 62 232 1.239

5 19,6 686 807,05 69 257 1.372

T2,1 16,1 546 1.284,70 55 205 546

2 16,3 563,5 1.325,88 56 211 563,5

3 17,4 609 1.432,94 61 228 609

4 17,2 602 1.416,47 60 226 602

5 17,6 616 1.449,41 62 231 616

T3,1 12,8 448 1.581,17 45 168 0

2 16,6 581 2.050,58 58 218 0

3 14,6 511 1.803,52 51 192 0

4 14,1 493,5 1.741,76 49 185 0

5 13 455 1.605,88 46 171 0

Perhari 329 19.345 1.153 4.323 18.144

Perminggu 135.413 8.070 30.264 127.008

Tanggal 5 Juni 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 16,4 574 0 57 215 1.722

2 17 595 0 60 223 1.785

3 18,6 651 0 65 244 1.953

4 17,2 602 0 60 226 1.806

5 17,8 623 0 62 234 1.869

T1,1 17,1 598,5 704,11 60 224 1.197

2 17,2 602 708,23 60 226 1.204

3 17,8 623 732,94 62 234 1.246

4 18 630 741,17 63 236 1.260

5 20,1 703,5 827,64 70 264 1.407

T2,1 16,2 567 1.334,11 57 213 567

2 16,2 560 1.317,64 56 210 560

3 17,5 605,5 1.424,70 61 227 605,5

4 17,5 612,5 1.441,17 61 230 612,5

5 17,8 623 1.465,88 62 234 623

T3,1 13,5 472,5 1.667,64 47 177 0

2 16,7 584,5 2.062,94 58 219 0

3 14,9 521,5 1.840,58 52 196 0

4 14,9 521,5 1.840,58 52 196 0

5 13,3 465,5 1.642,94 47 175 0

Perhari 335 19.752 1.174 4.401 18.417


(6)

(Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 17 595 0 60 223 1.785

2 17,6 616 0 62 231 1.848

3 19,2 672 0 67 252 2.016

4 17,8 623 0 62 234 1.869

5 18 630 0 63 236 1.890

T1,1 17,4 609 716,47 61 228 1.218

2 17,8 623 732,94 62 234 1.246

3 18,5 647,5 761,76 65 243 1.295

4 18,5 647,5 761,76 65 243 1.295

5 20,6 721 848,23 72 270 1.442

T2,1 16,8 588 1.383,52 59 221 588

2 17,1 598,5 1.408,23 60 224 598,5

3 18 630 1.482,35 63 236 630

4 18 630 1.482,35 63 236 630

5 18 630 1.482,35 63 236 630

T3,1 14,2 497 1.754,11 50 186 0

2 16,5 577,5 2.038,23 58 217 0

3 15 525 1.852,94 53 197 0

4 15,6 546 1.927,05 55 205 0

5 13,8 483 1.704,70 48 181 0

Perhari 345 20.337 1.209 4.533 18.981

Perminggu 142.359 8.462 31.734 132.864

Tanggal 19 Juni 2008

Perlakuan BB BK Ransum Tape Molases Konsentrat Rumput (Kg) 3.5% BB (gram) (gram) (gram) (gram)

T0,1 17,2 602 0 60 226 1.806

2 17,7 619,5 0 62 232 1.858,5

3 19,5 682,5 0 68 256 2.047,5

4 18 612,5 0 61 230 1.837,5

5 19,2 672 0 67 252 2.016

T1,1 18,2 637 749,41 64 239 1.274

2 18,1 633,5 745,29 63 238 1.267

3 19,3 675,5 794,70 68 253 1.351

4 18,9 661,5 778,23 66 248 1.323

5 20,9 731,5 860,58 73 274 1.463

T2,1 17 595 1.400 60 223 595

2 17,5 612,5 1.441,17 61 230 612,5

3 18 630 1.482,35 63 236 630

4 18 630 1.482,35 63 236 630

5 18,6 651 1.531,76 65 244 651

T3,1 15,5 542,5 1.914,70 54 203 0

2 17,2 602 2.124,70 60 226 0

3 15,3 535,5 1.890 54 201 0

4 16 560 1.976,47 56 210 0

5 14 490 1.729,41 49 184 0

Perhari 354 20.901 1.238 4.641 19.362