Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai
deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka mencegah bayi lahir BBLR. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat mengenai hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi BBLR.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bayi Berat Lahir Rendah BBLR
Bayi berat lahir rendah BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah BBLR dibedakan dalam dua
kategori, yaitu bayi berat lahir rendah karena premature usia kandungan kurang dari 37 minggu atau bayi berat lahir rendah karena intrauterine growth retardation
IUGR yaitu bayi cukup bulan tetapi berat badan kurang untuk usianya Depkes RI, 2003. Klasifikasi berat badan bayi baru lahir dapat dibedakan atas Prawirohardjo,
2002 :
a. Bayi dengan berat badan normal, yaitu 2500 gram. b. Bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR, yaitu antara 1500 gram – 2500
gram. c. Bayi dengan berat badan sangat rendah BBLSR, dimana berat lahirnya adalah
1500 gram.
Universitas Sumatera Utara
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
d. Bayi dengan berat lahir ekstrem rendah BBLER, dimana berat lahirnya adalah 1000 gram.
Ada beberapa faktor – faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah yaitu :
1. Faktor ibu a. Gizi saat hamil yang kurang anemia.
Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak mendapatkan penanganan dengan baik secara intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu hamil
mengalami anemia gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi Depkes RI, 2003b.
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun. Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun,
dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinannya Depkes RI, 2003b.
Umur ibu kurang dari 20 tahun menunjukkan rahim dan panggul ibu belum berkembang secara sempurna karena wanita pada usia ini masih dalam
masa pertumbuhan sehingga panggul dan rahim masih kecil. Disamping itu, usia diatas 35 tahun cenderung mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan
seperti hipertensi, DM, anemia, TB paru dan dapat menimbulkan persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan serta risiko terjadinya cacat bawaan pada
janin Hartanto, 2004. c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
Universitas Sumatera Utara
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
Banyaknya anak yang dilahirkan seorang ibu akan mempengaruhi kesehatan ibu dan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang
bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi kurang Depkes RI, 2003b.
d. Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah, perokok, penyakit kronis TBC, malaria.
Faktor risiko lain pada ibu hamil adalah riwayat penyakit yang diderita ibu. Adapun penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinannya adalah penyakit yang bersifat kronis seperti hipertensi, cacat congenital, jantung dan asma, anemia, TB paru dan malaria Rochjati, 2003.
e. Faktor pekerjaan. Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil.
Dengan keterbatasan status sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat, pemenuhan
gizi, sementara itu, ibu hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena memiliki tambahan pekerjaankegiatan diluar rumah
Depkes RI, 2003b.
2. Faktor kehamilan a. Hamil dengan hidramnion, yaitu keadaan dimana cairan ketuban melebihi dari
normal. b. Hamil ganda, yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari
satu.
Universitas Sumatera Utara
Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum BPRSU Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.
USU Repository © 2009
c. Perdarahan ante partum, yaitu perdarahan yang terjadi pada masa hamil. d. Komplikasi hamil : pre-eklampsiaeklampsia, ketuban pecah dini, pre-
eklampsiaeklampsia yaitu kondisi ibu hamil dengan tekanan darah meningkat keadaan ini sangat mengancam jiwa ibu dan bayi yang dikandung. Ketuban pecah
dini adalah kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan biasanya faktor penyebab paling sering adalah terjainya benturan pada kandungan.
3. Faktor janin a. Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sabagai akibat pertumbuhan janin
didalam kandungan tidak sempurna. b. Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit yang
diderita ibu. Seperti ibu yang menderita HIVAIDS sangat rentan mengakibatkan infeksi dalam rahim.
4. Faktor yang belum diketahui. 5. Faktor obat-obatan seperti ibu hamil yang keracunan obat Manuaba, 1998.
2.2 Anemia pada Ibu Hamil 2.2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil