21
dengan risiko yang nyaris nol karena dilaksanakan oleh pihak swasta yang kompeten di bidangnya.
Kontrak konsesi seperti Bangun Guna Serah Build Operate Transfer BOT ini telah digunakan oleh banyak pemerintahan negara berkembang dalam rangka
membiayai proyek infrastruktur yang penting. Jika dilaksanakan dengan benar maka proyek Bangun Guna Serah Build Operate Transfer BOT dapat memberikan win-
win solution bagi pemerintah dan pihak swasta dan seluruh masyarakat luas. Namun
demikian, karena proyek ini menjanjikan return yang tinggi bagi sektor swasta maka mereka menanggung risiko yang tinggi pula yang biasanya disebabkan oleh kondisi
lingkungan yang tak stabil seperti politik, ekonomi dan sosial. Hal seperti ini sering sekali tidak dapat dihindari. Berbagai studi dan survey mengidentifikasi bahwa
keadaan ini seringkali terjadi pada sektor swasta yang tidak dapat mengidentifikasi, mengkalkulasi dan mengevaluasi pengaruh risiko non-finansial yang inheren serta
faktor ketidakpastian uncertainty pada tahap studi kelayakan. Oleh karena itu, sangatlah jelas bahwa proyek seperti ini memerlukan keberadaan perangkat decision
maker yang mampu mengevaluasi efek kombinasi dari faktor finansial dan non-
finansial secara efektif dan efisien.
31
2. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analistis.
32
Kerangka konsepsi merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-
31
http:mustafit.wordpress.com20101215skema-build-operate-transfer diakses pada Senin tanggal 27 Mei 2013 pukul 02.15 WIB.
32
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Jakarta:Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
22
lain seperti asas dan standar, oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan penting oleh hukum.
33
Suatu kerangka konsepsi merupakan kerangka yang menggambarkan antara konsep-konsep khusus yang ingin diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala
yang akan diteliti akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian
mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. Kerangka konsepsi mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang
akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.
34
Oleh karena itu, dalam peneltian ini dirumuskan kerangka konsepsi sebagai berikut:
1. Analisis Yuridis terdiri dari kata analisis dan yuridis. Kamus Besar Bahasa
Indonesia memberikan arti atas kedua kata tersebut sebagai berikut: a. Analisis: penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan, perbuatan, dsb
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab-musabab, duduk
perkaranya, dsb;
35
b. Yuridis: menurut hukum; secara hukum.
36
Dengan demikian, analisis yuridis dapat diartikan sebagai penyelidikan secara hukum terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
2. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan rancangan, keputusan,
dsb.
37
33
Ibid ., hal. 397.
34
Ibid ., hal. 7.
35
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011, hal. 58.
36
Ibid. , hal. 1567.
Universitas Sumatera Utara
23
3. Alih fungsi tanah merupakan kegiatan perubahan penggunaan tanah dari suatu
kegiatan yang menjadi kegiatan lainnya.
38
4. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi danatau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
39
5. Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan
menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
40
6. Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan;
urutan perintah yang diberikan pada komputer untuk membuat fungsi dan tugas tertentu.
41
7. Bangun Guna Serah Build Operate Transfer BOT adalah pemanfaatan tanah
milik pemerintah oleh pihak lain dengan mendirikan bangunan danatau sarana, berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya tanah beserta bangunan danatau sarana, berikut fasilitasnya, diserahkan kembali kepada
Pengelola Barang setelah berakhirnya jangka waktu.
42
37
Ibid. , hal. 774.
38
Adi Sasono dalam Ali Sofyan Husein, op.cit. hal. 13.
39
www.wikiapbn.orgartikelaset, diakses pada Jumat 01 Maret 2013 pukul 10.10 WIB.
40
http:id.wikipedia.orgwikipemerintah, diakses pada Jumat 01 Maret 2013 pukul 10.15 WIB.
41
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 1104.
42
Angka 1 Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
Universitas Sumatera Utara
24
Build Operate Transfer BOT adalah dimulainya proses bisnis dimana
organisasi-organisasi swasta melakukan pembangunan dan pengoperasian fasilitas yang biasanya dilakukan oleh pemerintah. Berakhirnya keterlibatan
sektor swasta terjadi pada pengembalian kepemilikan fasilitas kepada pemerintah setelah masa konsesi, biasanya 25-30 tahun. Dalam pendekatan BOT, pihak
swasta atau pihak yang mempertahankan suatu konsesi untuk suatu periode tertentu disebut pelaku klien, untuk pengembangan dan pelaksanaan
pembangunan fasilitas, pembangunan mana yang terdiri dari pembiayaan, desain, konstruksi, mengelola dan memelihara fasilitas, dan membuat fasilitas tersebut
menguntungkan. Para pemegang konsesi mengamankan pengembalian investasi dengan mengoperasikan fasilitas dan, selama masa konsesi, bertindak sebagai
pemilik konsesi. Pada akhir masa konsesi, para pemegang konsesi mentransfer kepemilikan fasilitas kepada Pemerintah.
43
8. PT. Inti Griya Prima Sakti Perseroan Terbatas yang berkedudukan di Surya
Building Lantai 7 Jl. Mh. Thamrin Kav 9 Jakarta yang didirikan berdasarkan Akta Notaris R.M Soetomo Soeprapto, SH Nomor 29 tanggal 17 Maret 1988
disahkan dengan SK Menteri Kehakiman Nomor C2.7113.HT.01.01-Th 1989 tanggal 2 Agustus 1989.
44
43
http:mustafit.wordpress.com20101215skema-build-operate-transfer, diakses pada Sabtu 2 Maret 2013 pukul 10.21 WIB.
44
Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan PT Inti Griya Prima Sakti Nomor 644.12296Bapp2008 dan No. 037IGPS-SMGTTGIII08 tanggal 5 Maret 2008 h. 1
Universitas Sumatera Utara
25
9. Ramayana yang di maksudkan dalam tesis ini adalah suatu supermarket yang
didirikan oleh PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Perusahaan ini memiliki misi sebagai rantai perusahaan ritel berkomitmen untuk melayani kebutuhan
menengah rendah dan berpenghasilan rendah segmen dengan menyediakan berbagai nilai untuk uang dan barang dagangan layanan pelanggan yang sangat
baik.
45
10. Kota Tebing Tinggi adalah salah satu kota di Sumatera Utara. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Pemerintahan Kota dari 33 Kabupaten Kota di
Sumatera Utara berjarak sekitar 80 KM dari Kota Medan Ibukota Provinsi Sumatera Utara serta terletak pada lintas utama Sumatera, yaitu menghubungkan
lintas timur dan lintas tengah Sumatera Utara melalui lintas diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi.
46
G. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis, yaitu suatu penelitian yang berusaha menggambarkan dan menguraikan tentang
permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan alih fungsi aset pemerintah melalui program Bangun Guna Serah Build Operate Transfer BOT antara Pemerintah Kota
Tebing Tinggi dengan PT. Inti Griya Prima Sakti. Penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk mendiskripsikan gejala atau keadaan, baik pada tatanan hukum positif maupun
45
http:www.ramayana.co.idindex.phpidberanda-1, diakses pada Jumat 01 Maret 2013 pukul 10.05 WIB.
46
http:wikipedia.orgwikikota_Tebing_Tinggi, diakses pada Jumat 01 Maret 2013 pukul 10.06 WIB.
Universitas Sumatera Utara
26
hukum empiris dan menganalisa permasalahan yang ada, tetapi juga ingin memberikan pengaturan yang seharusnya dan memecahkan permasalahan hukum
yang berkaitan dengan pengawasan hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan alih fungsi aset pemerintah melalui program Bangun Guna Serah Build Operate
Transfer BOT antara Pemerintah Kota Tebing Tinggi dengan PT. Inti Griya Prima
Sakti. Penelitian yang dilakukan termasuk dalam kelompok penelitian yuridis
normatif. Pendekatan yuridis normatif dimaksudkan sebagai penelaahan dalam tatanan konsepsional tentang arti dan maksud berbagai peraturan hukum nasional
yang berkaitan dengan pelaksanaan alih fungsi aset pemerintah melalui program Bangun Guna Serah Build Operate Transfer BOT antara Pemerintah Kota Tebing
Tinggi dengan PT. Inti Griya Prima Sakti pada khususnya. Karena penelitian ini menggunakan penelitian yuridis normatif maka secara garis
besar digunakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut:
47
a. Pendekatan dengan mengkaji asas-asas hukum, yaitu penelitian tentang
keterkaitan asas-asas dan doktrin hukum dengan hukum positif maupun hukum yang hidup dalam masyarakat;
b. Pendekatan terhadap sistematika hukum, yaitu penelitian dengan menelusuri
secara sistematik keterkaitan antara hukum dasar, hukum yang sifatnya instrumental dan operasional;
47
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995, hal. 32.
Universitas Sumatera Utara
27
c. Pendekatan
sinkronisasi hukum,
yaitu penelaahan
hukum dengan
mengsinkronisasikan hukum secara vertikal melalui asas atribusi, delegasi, dan mandat sedangkan sinkronisasi horizontal melalui asas delegasi;
d. Pendekatan sejarah hukum, merupakan penelaahan yang menitikberatkan pada
sejarah masa lalu, kemudian perkembangan masa kini dan antisipasi masa yang akan datang;
e. Pendekatan perbandingan hukum, merupakan penelaahan yang menggunakan
dua atau lebih sistem hukum untuk dibandingkan baik mengenai perbedaan atau persamaannya.
2. Sumber Data