Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian

pengambilan sampel menggunakan teknik Swab, dan dilakukan pemeriksaan menggunakan Chromagar Medium. Hasil penelitian menunjukkan 50 koresponden positif Kandidiasis Eritematous Kronik. Perbedaan dengan penelitian ini dilakukan di Yogyakarta, jenis penelitian observasional deskriptif dan pengumpulan data prevalensi berbagai jenis Oral Kandidiasis, tidak dengan pemeriksaan kultur. 2. “Prevalence of Oral Mucosal Lesions in a Group of Iranian Dependent Elderly Complete Denture Wearers ”, penelitian dilakukan oleh Parsa Atashrazm dan Donia Sadri pada tahun 2013. Penelitian cross-sectional dilakukan pada subyek pengguna gigi tiruan. Hasil penelitian menunjukkan 36 Kandidiasis Eritematosa Kronis. Terdapat hubungan signifikan antara prevalensi Kandidiasis Eritematosa Kronis dengan gender dan waktu pemakaian. Prevalensi Epulis Fissuratum 16,4, terdapat hubungan signifikan antara prevalensi epulis fissuratum dengan gender, kualitas gigi tiruan dan kebiasaan penggunaan gigi tiruan . Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada subyek yang diteliti baik dewasa maupun lanjut usia dengan gigi tiruan lepasan lengkap maupun sebagian. Tujuannya untuk mengetahui prevalensi berbagai Oral Kandidiasis. 3. “Prevalence of Kandida Species in The Oral Cavity of Patients With Periodentitis ”, penelitian dilakukan oleh Batool Sadeghi Nejad, et. al., pada tahun 2011. Penelitian dilakukan teknik Swab dari sekresi saliva mukosa palatal dan lesi periodontitis di RSGMP Ahvaz Jundishapur University of Medical Sciences and Dentistry clinics, Ahvaz, Iran. Hasil swab diletakkan ke dalam test tube berisi 2 ml larutan steril saline normal, kemudian dilakukan kultur pada media Saboraud dextrose agar medium. Ragi yang diisolasi teridentifikasi oleh CHROMagar Kandida, germ tube test dan formasi Clamidoconidia. Hasil diketahui prevalensi Kandida albicans 75, Kandida glabrata 12,5, Kandida tropicalis 6,5 , Kandida dubliniensis 4 dan Kandida krusei 2. Perbedaan dengan penelitian ini, dilakukan dengan metode deskriptif observasional, pada pengguna gigi tiruan lepasan. Penelitian ini memeriksa berbagai jenis Oral Kandidiasis tanpa melakukan kultur jaringan yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi berbagai jenis Oral Kandidiasis di Yogyakarta. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Gigi Tiruan Lepasan Gigi tiruan adalah gigi yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang dan mengembalikan fungsi gigi yaitu estetika, mastikasi, fonetik, dan kondisi fungsional lainnya. Gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi asli tetapi tidak seluruh gigi atau struktur pendukungnya, dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan kembali oleh pasien sendiri. Gigi tiruan penuh adalah gigi tiruan lepasan yang menggantikan seluruh gigi asli dan struktur pendukungnya baik di maksila dan mandibula Herwanda, et. al., 2013. Gaib 2013 menyatakan bahwa basis pada gigi tiruan dibuat dari logam atau campuran logam. Sebagian besar basis gigi tiruan dibuat memakai bahan polimer yaitu resin akrilik. Keuntungan bahan resin akrilik yaitu ringan, murah, warna sama dengan warna gingiva, mudah proses pembuatan, dan mudah dilakukan preparasi. Sifat resin akrilik yaitu bentuk stabil, tidak mengiritasi, tidak toksik, mudah dimanipulasi. Kerugian resin akrilik yaitu mempunyai pori-pori mikro sehingga memudahkan sisa makanan dan bakteri masuk ke dalamnya. Setiawan 2013 berpendapat bahwa gigi tiruan lepasan umumnya timbul permasalahan setelah 3-6 bulan pemakaian. Noort, 2002 mengemukakan bahwa bahan basis gigi tiruan harus mempunyai syarat ideal supaya dapat diterima oleh kondisi rongga mulut. Kriteria ideal bahan basis gigi tiruan yaitu terlihat natural, High strength kekuatan tinggi, stiffness kaku, hardness keras, dan toughness kuat, dimensi stabil, tidak berbau dan tidak toksik, tahan terhadap absorbsi saliva, retensi bagus untuk polimer, porcelain, dan metal, mudah di preparasi, mudah dimanipulasi, kepadatan sedikit, tahan terhadap pertumbuhan bakteri, mudah dibersihkan. 2. Resin Akrilik Resin akrilik merupakan derivat dari etilen dan mengandung vinil, mempunyai rumus struktur H 2 C=CHR. Dalam kedokteran gigi terdapat 2 jenis resin akrilik yaitu derivat asam akrilik CH 2 =CHCOOH dan derivat asam metakrilik CH 2 =CCH 3 COOH Anusavice, 2003 Komposisi bahan penyusun resin akrilik adalah a. Powder Polimer : kristal poli metakrilat Initiator : peroksida, seperti benzoil peroksida Pigmen : garam cadmium atau besi b. Liquid Monomer : metil metakrilat Cross lingking agent : ethylene glicodimetakrilat