Sekilas Tentang Film “Wadjda”
63
Melanjutkan Wawancara, Haifaa al-Mansour menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin terlalu menyinggung budaya yang ada, sehingga dapat
disetujui pemerintah. Baginya kehidupan seorang perempuan sangat menarik, misalnya ketika di luar, perempuan Saudi begitu tertutup, namun
ketika mereka pulang, ada kehidupan yang tidak pernah diperlihatkan sebelumnya, seperti menyanyi, menari, dan sebagainya.
Aturan sosial yang begitu ketat, membuat proses pembuatan film sangat sulit. Ketika Haifaa al-Mansour ingin mengambil gambar di luar,
dirinya harus bersembunyi di dalam Van dan berbicara dengan kru dan aktornya melalui walkie-talkie. Ada juga kekhawatiran bahwa polisi agama
akan mengganggu syuting, sehingga mereka harus membayar keamanan selama syuting. Mendorong warga Arab Saudi untuk melihat film adalah
tantangan berikutnya, karena pada dasarnya tidak ada bioskop di Arab Saudi. “Wadjda” tersedia dalam bentuk DVD, dan ditayangkan di TV.
Haifaa al-Mansour menjelaskan bahwa banyak orang Saudi masuk ke Bahrain, Kuwait, dan Uni Emirat Arab pada akhir pekan untuk melihat film.
Film “Wadjda” sendiri sudah banyak mendapatkan perhatian. Film ini bebrapa kali berada pada ajang dan juga sering mendapatkan
penghargaan seperti pada festival BAFTA Award 2014, Alliance of Women Film Journalists 2013, Australian Film Critics Association Award, dan
juga beberapa penghargaan dari festifal lainnya Wadjda, Award. http:www.imdb.comtitlett2258858awards
,. Sehingga
melalui penghargaan-penghargaan dari festifal tersebut, film Wadjda banyak
64
dikenal dan disambut positif oleh penonton Barat Eropa dan Amerika. Pada bulan April 2013, pemutaran dilaksanakan di Tribeca Film Festival
dimana dihadiri oleh Ratu Noor dari Yordania dan dilanjutkan dengan diskusi film. Haifaa al-Mansour menekankan bahwa filmnya dapat diterima
tanpa harus menyinggung ataupun melawan, dirinya hanya sekedar ingin berbagi cerita melalui filmnya.
“Saya tidak ingin menyinggung perasaan orang atau melawan, ini lebih seperti: katakan kepada mereka dan mereka merasakan. Aku
tahu Saudi tidak akan berubah dalam semalam, hal ini akan secara bertahap, tetapi bukan karena film ini. Saya merasa itu sangat
penting untuk merayakan langkah yang tepat, perubahan yang tepat,
bahkan jika hal kecil seperti wanita mengendarai sepeda” – Haifaa al-Mansour Bloom, 13 September 2013.
Haifaa al-Mansour mengatakan dirinya ingin memberikan gambaran yang akurat dari situasi perempuan di Arab Saudi. Film “Wadjda”
mengandung banyak karakter perempuan yang kuat, tapi itu lebih dari sebuah kisah feminis. Film ini merupakan budaya Arab Saudi pada
umumnya, dimana setiap karakter memainkan peran dalam melanggengkan struktur masyarakat. Menurut al-Mansour dalam sebuah wawancara dengan
Mic, mengatakan bahwa: “Baik laki-laki dan perempuan di film ini sedang dalam perahu yang
sama, baik ditekan oleh sistem untuk bertindak dan berperilaku dalam cara-
cara tertentu” – Haifaa al-Mansour Loewentheil, 13 September 2013.
Haifaa al-Mansour menuangkan pada karakter Wadjda yang mencoba untuk melanggar batas-batas gender di Arab Saudi, seperti halnya
menaiki sepeda atau bahkan membuat film dipandang sebagai kegiatan laki- laki. Haifaa al-Mansour mencoba memberikan pesan pada filmnya tentang
65
harapan, merangkul perubahan, dan bergerak maju untuk menginspirasi perempuan.