Proses Perencanaan Strategi Promosi Indie Book Corner

130 Sumber: Tim Manajemen IBC Data Pembukuan IBC Tahun 2010 Selain itu, berdasarkan data yang peneliti sajikan di atas mengenai penjualan di tahun-tahun awal telah menunjukkan bahwa setelah berdirinya IBC, terbukti antusiasme masyrakat terhadapnya sangat tinggi. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa itu adalah hasil kerja keras IBC dalam melakukan analisis pasar yang terencana dan tepat, karena memang fokus melihat permasalahan yang ada. Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil survei koran Jogja Raya tahun 2011, yang menyatakan bahwa Indie Book Corner telah berhasil meneliti pasar yang akan dimasukinya, sehingga penjualan buku yang ia lakukan meski terkesan masih jarang tetapi telah menjadi penerbit indie dengan minat yang banyak. Setelah berhasil menganalisis pasar, secara otomatis perusahaan tersebut sudah mengetahui siapa pesaingnya, dan dari sinilah perusahaan 20 40 60 80 100 Januari Februari Maret April Mei Diagram 3.2 Penjualan Buku IBC 2010 Januari - Mei 131 mulai mengidentifikasi karakteristik pesaingnya, mencari apa keunggulan dan kelemahannya, dan juga membuat prediksi aktivitas pesaing termasuk identifikasi pesaing baru yang mungkin menerobos pasar maupun segmen pasarnya. Dengan adanya data yang di dapat itu akan membuat perusahaan memutuskan di mana ia bersaing dan bagaimana posisi di antara pesaing. Dalam hal ini, IBC yang termasuk pionir dalam dunia penerbitan indie yang berjualan melalui media sosial telah menentukan siapa-siapa saja pesaingnya. IBC menganggap penerbit major adalah pesaingnya dalam penawaran jasa maupun penjualan bukunya. Dengan mengetahui penerbit major adalah pesaingnya, menjadikan IBC selalu punya pembanding dalam mengoreksi strategi promosi yang digunakan, dan akan jauh lebih mudah ketika ingin mengevaluasi kegiatan promosinya di media sosial. Saat perusahaan telah menyusun bagaimana potensi pasar dan siapa yang akan menjadi pesaing, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan pangsa atau pasar sasaran yang akan dituju. Berdasarkan pengamatan yang didapatkan oleh peneliti, IBC telah jelas dalam menetapkan siapa sasarannya, ia lebih fokus untuk membidik pasar menengah ke atas dengan rentan umur sekitar 18 sampai 45 tahun yang aktif bersosialisasi di media sosial Twitter, Instagram, dan juga Facebook. Awalnya IBC hanya menyasar pada pelajar atau mahasiswa, dan komunitas-komunitas buku atau pecinta dunia tulis-menulis. Tetapi 132 dengan seiring berjalannya waktu, IBC mulai memasuki ranah lain, seperti komunitas musik, seni, bahkan akan memasuki dunia pesantren. Selain itu juga, berdasarkan pengamatan yang peneliti amati, IBC juga menciptakan pasar-pasar baru dengan membentuk sebuah komunitas kelas editor atau komunitas menulis dengan IBC, bahkan sampai mengkanalkan mereka-mereka yang sudah setia dengan produk-produk IBC, dengan cara membentuk group diskusi di Whatsapp atau Facebook. Gambar 3.20 Group IBC di WhatsApp IBC merasa dengan mengkanalkan mereka, memfasilitasi ruang diskusi akan menjaga konsumen tetap nyaman berbelanja di IBC. Salah satu konsumen yang bergabung di group whatsapp-nya pun mengakui hal itu, Trisna 22 mengakui bahwa dengan adanya fasilitas seperti itu membuatnya merasa lebih dekat dengan penjual. Dengan adanya pengakuan dari salah satu konsumennya tersebut, membuktikah bahwa 133 cara-cara sederhana yang dilakukan IBC untuk tetap membuat konsumennya merasa dihargai dan diakui dalam lingkaran kekeluargaannya cukup efektif. Setelah selesai semua tahap dari menganalisis pasar, pesaing hingga akhirnya menentukan pasar sasaran, ada sebaiknya perusahaan selanjutnya melakukan satu analisis lagi, yaitu analisis SWOT. Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, Fredy Rangkuti mengungkapkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, yang didasarkan pada hubungan atau interaksi anatar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman Rangkuti, 2013. Dengan kata lain, analisis SWOT ini adalah salah satu rancangan untuk membentuk strategi efektif dalam berpromosi. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi strengths kekuatan, weaknesses kelemahan, opportunities peluang, dan threats ancaman dalam suatu perusahaan. Sebuah perusahaan tidak hanya dituntut untuk mengerti keadaan pasar dan pesaing bisnisnya, akan tetapi ia juga sangat diwajibkan untuk mengerti masalah yang bersarang dari dalam dirinya. Analisis SWOT ini digunakan untuk menemukan masalah dari empat sisi yang berbeda, yang mana akan membantu perusahaan dalam memecahkan masalah dari dirinya dan dari pesaing. Analisis SWOT ini akan membuat perusahaan tahu bagaimana strengths kekuatan mampu mengambil keuntungan dari 134 sebuah opportunities peluang yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi weaknesses kelemahan yang dapat mencegah keuntungan dari sebuah perusahaan, selanjutnya bagaimana strengths kekuatan mampu menghadapi threats ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi weaknesses kelemahan yang mampu membuat threats ancaman menjadi nyata atau malah menciptakan sebuah ancaman baru untuk perusahaan Rangkuti, 2013. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan dengan bagan seperti di bawah ini: Tabel 3.1 Matriks Analisis SWOT Sumber: Rangkuti, 2013 Analisis SWOT: teknik membedah kasus bisnis 135 Saat matrik analisis SWOT di atas diterapkan pada IBC maka dengan beberapa data yang telah dijelaskan di sebelum-sebelumnya, bagan itu akan menjadi seperti ini: Tabel 3.2 Matriks Analisis SWOT Indie Book Corner STRENGTHS - Jaringan yang luas dan sangat baik - Materi promosi yang relatif bisa menjangkau hampir semua kalangan - Crew yang masih muda dan komunikatif bisa merangkul klien dan tetap kreatif serta inovatif - Konsisten - Personal Founder mempengaruhi branding IBC WEAKNESSES - Branding masih kurang gencar - Struktur tim kerja yang masih tumpang tindih - Punishment reward belum ada - Sumber daya manusia kurang - Belum menjangkau media sosial yang terbaru seperti Line TREATHS - Munculnya penerbit indie baru karena memproduksi buku saat ini sangat mudah - Kepuasan pelanggan yang kurang - Komentar negatif di media sosial - Penduduk media sosial yang saat ini berpindah ke akun media sosial yang lebih populer dan mempermudah OPPORTUNITIES - Bisa menjangkau penulis secara lebih luas lagi - Toko buku atau reseller itu prospektif sekali untuk kedepannya - Diskusi yang digalangkan mendekatkan konsumen - Viral media yang positif 136 Berdasarkan tabel matriks analisis swot IBC di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa IBC perlu membuat strategi-strategi yang akan mengatasi ancaman dan meminimalisir kelemahan dengan cara memanfaatkan kekuatan serta peluang. Cara-cara tersebut adalah dengan menciptakan komunikasi yang lebih intens, menggunakan pola atau terjadwal setiap harinya dan diulangi lagi minggu depan, tapi dengan kemasan yang berbeda, lebih kreatif dan selalu inovatif. Strategi yang kedua adalah mem-branding di media sosial yang lebih meningkat dengan memanfaatkan konsumen yang mengikuti diskusi untuk membantu promosi IBC agar menjadi viral. Ketiga, ciptakan viral di media sosial dengan bantuan founder IBC untuk tetap menjaga konsumen agar tidak beralih ke penerbit lainnya. Terakhir adalah ciptakan media sosial yang terbaru seperti Line, sesuai dengan misi IBC untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi, dan dapat juga digunakan sebagai sarana customer service atau penerimaan keluhan yang jauh lebih privasi.

3. Strategi Promosi Indie Book Corner

Seperti yang telah peneliti bicarakan di bagian pertama bahwa dalam kegiatan berpromosi ataupun pemasaran yang dilakukan sebuah perusahan perlu adanya strategi yang handal dan efektif, di mana strategi tersebut akan mengkomunikasikan segala bentuk kegiatan pemasaran yang dilakukan. Keberhasilan sebuah perusahaan dipegang oleh 137 bagaimana strategi yang mereka pilih dan jalani. William J. Stanton dalam Bashu dan Irawan 2002: 349, berpendapat bahwa strategi promosi yang paling efektif itu berangkat dari kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk tujuan program penjualan. Kombinasi ini dikenal sebagai bauran promosi. Dengan pegangan data-data yang telah IBC dapatkan dan juga dengan analisis SWOT yang telah teruraikan, IBC telah berhasil memutuskan strategi promosinya. Akan tetapi, IBC tidak menerapkan semua strategi berdasarkan hasil dari analisis SWOT dipemaparan sebelumnya, hanya satu strategi yang ia terapkan berdasarkan hasil. Selain itu, dalam pemaparan strategi yang diterapkan IBC dengan sesuai hasil analisis SWOT itu tidak begitu fokus. IBC hanya menerapkan beberapa strategi yang sesuai dengan hasil, yaitu dengan menciptakan gimik-gimik yang membuat orang tertawa, yang kedua dengan menggunakan posting-an berpola, dan strategi terakhir yang diterapkan yaitu viral media. Dalam menerapkan ketiga strategi promosi yang dilakukan IBC tersebut, ia mengikuti arahan Stanton untuk menciptakan strategi promosi yang efektif berangkat dari kombinasi. IBC memilih promosi dengan media sosial dan direct marketing sebagai bauran promosi yang akan menjembatani IBC menjalankan strategi promosi yang telah dirancang. 138 Infograsi 3.1 Model Promosi Indie Book Corner Via Media Sosial