32
sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana. Suandy,2011:15
2.7.1. Surat Tagihan Pajak
Hasil dari dilakukannya verifikasi adalah dengan keluarnya Surat Tagihan Pajak STP. Berdasarkan pasal 1 angka 20 UU No. 16 Tahun 2009, definisi
STP adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. Berikutnya, pada pasal 14 ayat 1 disebutkan
bahwa DJP dapat menerbitkan STP apabila: 1.
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar. 2.
Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis danatau salah hitung.
3. Wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda danatau bunga.
4. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP, tetapi tidak membuat
faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu. 5.
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat 5
Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain:
a Identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat 5 huruf
b Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
33
b Identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13 ayat 5 huruf b dan huruf g Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam
hal penyerahan dilakukan oleh PKP pedagang eceran. Di sisi lain, pada pasal 8 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 145PMK.032012 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak disebutkan bahwa DJP dapat menerbitkan STP setelah
meneliti data administrasi perpajakan atau setelah melakukan verifikasi, pemeriksaan, pemeriksaan ulang, atau pemeriksaan bukti permulaan dalam rangka
penerbitan surat ketetapan pajak. STP PPN adalah variabel independen yang akan digunakan dalam penelitian ini.
2.7.2. Surat Ketetapan Pajak
Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh WP.Surat ketetapan pajak berfungsi sebagai :
1. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-
nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan. 2.
Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan. 3.
Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
34
4. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
5. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.
Ada beberapa jenis ketetapan pajak, sebagai berikut : a
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
b Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT adalah surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan sebelumnya.
c Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang. d
Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak
mengandung persengetaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh Direktur Jendral Pajak secara jabatan atau permohonan Wajib Pajak.
35
2.7.3. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB