1
BAB I
PENDAHULUAN
Jalur jalan merupakan elemen yang paling penting dalam citra kota. Disepanjang jalur jalan kawasan kota ini semua elemen dan atribut kota
lainnya ditata,diatur dan saling berhubungan. orang akan mengamati dan membentuk imajinasi kawasan pada kota dengan melakukan pergerakan
melalui jalur jalan Kevin Lynch;1962. Jalur jalan merupakan tahap pertama manusia untuk mencapai suatu
tujuan bangunan atau ruang luar,merupakan proses dimana kita dipersiapkan untuk melihat, mengalami dan menggunakan ruang-ruang pada
kawasan tersebut. proses pencapain ke sebuah tujuan relatif berbeda dalam waktu tempuhnya, karena hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti; aktivitas yang terjadi disepanjang jalan, panjang dari ruas jalan, kondisi fisik jalan tersebut dan sebagainya.Francis DK. Ching;1991.
Begitu pentingnya keberadaan jaringan jalur jalan sebagai citraimage di kawasan kota, maka perencanaannya harus memenuhi persyaratan yang
baik,serta memperhatikan segi estetika untuk kenyamanan pemakainya.Djefry W. Dana;1990
1.1. Latar Belakang
Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia, dan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Dari segi historisnya, Kota Medan mulai berkembang
2 secara signifikan pada tahun 1860an saat penjajahan Belanda. Belanda kemudian
mulai mendirikan perkebunan-perkebunan tembakau di kota ini. Setelah perkebunan-perkebunan ini dibuka, Medan berubah menjadi pusat pemerintahan
dan aktivitas komersial, mendominasi perkembangan di wilayah barat Indonesia. Dengan berkembangnya kota medan yang semakin pesat,berdampak
kepada kepadatan jalan dengan volume kendaraan yang semakin banyak tumpah ke jalan. dengan banyaknya jumlah kendaraan tersebut tidak
sebanding dengan lahan parkir yang disediakan oleh pemerintah kota medan.
Dengan kurangnya lahan parkir yang disediakan oleh pemerintah kota maka terjadi parkir liar yang memakai bahu jalan sebagai lahan parkir. Hal ini
sudah menjadi pemandangan wajah kota ini setiap hari. Pedestrian menjadi kebutuhan yang penting bagi kawasan yang
memiliki kepadatan yang cukup tinggi. kawasan Dr.mansyur merupakan jalan arteri untuk kampus Universitas Sumatera Utara. Hampir setiap harinya jalan
ini digunakan oleh mahasiswa USU sebagai akses menuju ke kampus tersebut. Kawasan ini cukup padat setiap harinya dengan banyaknya
kendaraan yang melewati jalan tersebut,membuat jalan ini memiliki tingkat kemacetan yang tinggi. Kawasan ini banyak ditempati oleh bangunan
komersial atau jasa. Kriteria kesuksesan jalan sebagai ruang publik dalam kawasan komersial,mudah dicari dan dicapai,aman,nyaman,mampu menarik
pengujung ,kondusif dan memberikan nuansa arsitektural yang berkualitas.Danisworo;1989.
3 Pedestrian
yang baik
dapat memberikan
kenyamanan bagi
penggunanya,bukan sebaliknya digunakan sebagai tempat parkir oleh kendaraan. Selain itu ada juga pedagang kaki lima yang berjualan disepanjang jalan ini
khususnya di depan kampus USU,dimana mereka memakai trotoar sebagai lahan jualan mereka sehingga membuat ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.
Hal ini telah cukup lama berlangsung,dimana kurangnya sikap tegas dari pemerintah untuk menggusur semua pedagagang tersebut atau memberikan
mereka lahan yang lebih baik agar tidak lagi memakai trotoar sebagai tempat mereka berjualan,yang diamana kita tahu bahwa trotoar itu adalah
untuk pejalan kaki. Mencita-citakan kondisi tertib dan teratur di kawasan dr.mansyur ini
secara tidak langsung juga berpengaruh pada citra baik untuk lingkungan kampus USU karena melalui kawasan ini aktivitas setiap individu untuk
menuju dan meninggalkan kampus USU dapat berlangsung dengan mudah dan lancar. kelancaran dan ketertiban sirkulasi dalam beraktivitas bukan
hanya untuk kepentingan USU namun juga bagi masyarakat umum yang berkantor,berwirausaha serta menghuni di lingkungan permukiman sepanjang
jalan dr.mansyur tersebut. secara umum tercapainya kondisi yang ideal pada suatu kawasan akan berpengaruh pada kawasan-kawasan lain,karena
kesemuanya merupakan jaringan-jaringan luas yang saling berhubungan dan saling terkait fungsi-fungsinya.
4
1.2. Perumusan Masalah