Pendahuluan Tinjauan Pustaka ANALISA KEPUTUSAN PEMILIHAN VENDOR DALAM PROYEK KONSTRUKSI.

ANALISA KEPUTUSAN PEMILIHAN VENDOR DALAM PROYEK KONSTRUKSI Adi Giantoro 1 1 Program Studi Magister Teknik Sipil, No Induk : 135 102 065, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No. 43 Yogyakarta, Email : kiid_adi_encupyahoo.com Abstrak Membuat keputusan adalah faktor penting dalam proyek konstruksi. Pemilihan vendor yang tepat pada proyek konstruksi berpengaruh pada kelancaran proyek konstruksi. Metode Analytic Hierarchy Process merupakan metode pengambilan keputusan yang digunakan untuk mengambil keputusan terhadap beberapa alternatif pilihan. Proses pengambilan keputusan diawali dengan menetapkan faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi si pengambil keputusan dalam mengambil keputusan. Pengambil keputusan memberikan prioritas terhadap sepasang kriteria. Jika setiap pasangan kriteria sudah ditetapkan skala prioritasnya, maka data prioritas tersebut dimodelkan dalam matriks. Matriks akan menjalani proses normalisasi. Konsistensi pengguna metode AHP harus tetap terjaga agar solusi yang dihasilkan optimal. Untuk mengetahui tingkat kevaliditan sistem pemilihan vendor ini, hasil sistem akan diujikan ke 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kevaliditan sistem sebesar 96,67 dari 30 sampel yang diuji. Kata kunci: analisa keputusan, vendor, analytic hierarchy process, AHP, pemilihan vendor, Yogyakarta.

1. Pendahuluan

Di era demokrasi seperti sekarang ini, persaingan antar vendor menjadi semakin ketat. Vendor sebagai pihak penyedia sangat berperan penting dalam menentukan kualitas produk dan kelancaran proses konstruksi. Maka dari itu perusahaan perlu selektif dalam memilih vendor sebagai mitra bisnis. Sebagai salah satu bagian dari proses konstruksi, pemilihan vendor merupakan salah satu aktivitas dalam mendukungnya proses konstruksi, karena peran vendor akan turut dalam menentukan keberhasilan perusahaan dalam proses konstruksi. Proses pemilihan vendor merupakan bagian dari proses pengadaan, dimana dibagian lain juga membutuhkan prosedur tersebut. Berpijak pada latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan vendor mana yang dapat memberikan performa dari kriteria terbaik. Tujuan dan Manfaat Studi Tujuan studi ini adalah untuk mengembangkan sebuah sistem pemilihan vendor berdasarkan pemilihan vendor secara aktual. Manfaat studi ini dimaksudkan untuk memperoleh pengembangan metode termudah untuk pemilihan vendor yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi dengan menggunakan metode AHP. Sehingga kontraktor mendapatkan cara termudah untuk menyeleksi berbagai macam vendor yang hasilnya dapat memberikan pemikiran dan alasan yang tepat untuk membantu dalam pemilihan vendor. 2

2. Tinjauan Pustaka

Vendor dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan produk dari produsen untuk sampai ke tangan customer yang menjual barang kepada perusahaan untuk dijual kembali atau dipergunakan oleh user dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini, vendor dapat pula di sebut supplier dari produk atau jasa. Kegiatan pengadaan adalah usaha untuk mendapatkan barang berupa material dan peralatan dan atau jasa dari pihak luar untuk proyek. Analytical Hierarchy Process AHP Analytical Hierarchy Process AHP merupakan suatu metode analisis dan sintesis yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. AHP merupakan alat pengambil keputusan yang powerful dan fleksibel, yang dapat membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas dan membuat keputusan dalam aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif yang terlibat dan keduanya harus dipertimbangkan. Proses pengambilan keputusan dalam otak manusia pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif dari sekian banyak alternatif berdasarkan sejumlah kriteria dari suatu permasalahan. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah kedalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Pada langkah pertama, masalah keputusan yang kompleks disusun sebagai hirarki. AHP awalnya memecah kompleks masalah multikriteria pengambilan keputusan dalam hierarki kriteria keputusan yang saling terkait, alternatif keputusan. Dalam setiap tingkat, kriteria dibandingkan berpasangan sesuai dengan tingkat pengaruh mereka dan berdasarkan kriteria yang ditentukan dalam tingkat yang lebih tinggi. Dalam AHP, beberapa perbandingan berpasangan didasarkan pada skala perbandingan. Pada dasarnya formulasi matematis pada multikriteria dengan model AHP dilakukan dengan mengunakan suatu matrik. Dalam suatu subsistem operasi yang terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A1, A2, …, An , maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matrik perbandingan. Perbandingan berpasangan dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan berpasangan seperti dibawah ini : Gambar 1. Matriks Perbandingan Berpasangan. Standar Skala Penilaian Skala penilaian pada AHP ini menggunakan skala 1 sampai 9 yang menggambarkan pentingnya suatu elemen diatas elemen yang lainnya. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan skala penilaian untuk perbandingan. 3 Tabel 1. Skala perbandingan untuk kuesioner. Angka Arti Penjelasan 1 Sama Penting Kedua elemen sama penting 3 Sedikit Lebih Penting Elemen satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain 5 Sangat Penting Elemen satu sangan penting dibandingkan elemen yang lain 7 Jelas Lebih Penting Elemen satu lebih penting dari elemen yang lain 9 Mutlak Lebih Penting Elemen satu mutlak lebih penting 2,4,6,8 Nilai Tengah Elemen untuk mempresentasikan nilai tengah dari suatu elemen Sumber : Thomas L. Saaty, 1980. Indeks Konsistensi Pengguna metode AHP mungkin melakukan pengisian nilai prioritas data perbandingan antar sepasang kriteria yang tidak konsisten. Jika hal ini terjadi, maka solusi yang dihasilkan metode AHP bukan yang terbaik. Untuk mengetahui tingkat konsistensi isian pengguna, metode AHP harus dilengkapi dengan penghitungan Indeks Konsistensi Consistency Index. Setelah diperoleh indeks konsistensi, maka hasilnya dibandingkan dengan Indeks Konsistensi Random Random Consistency IndexRI untuk setiap n objek. Tabel 2. memperlihatkan nilai R.I. untuk setiap n objek 2 ≤ n ≤ 10. C.R. Consistency Ratio adalah hasil perbandingan antara Indeks Konsistensi C.I. dengan Indeks Random R.I.. Jika CR ≤ 0.10 10 berarti jawaban pengguna konsisten sehingga solusi yang dihasilkanpun optimal. Tabel 2. Nilai Indeks Random. n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R.I. 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 Sumber : Thomas L. Saaty, 1980. Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas adalah sebuah prosedur untuk memastikan apakah sistem pemilihan vendor yang akan dipakai untuk mengukur vendor, valid atau tidak berdasarkan pemilihan vendor secara aktual. Pengujian validasi digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah benar sesuai dengan yang dibutuhkan. Penelitian ini akan meninjau 30 tiga puluh sampel yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kevaliditan pemilihan vendor secara sistem dengan pemilihan vendor secara aktual.

3. Metodologi