BAB 2 ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
2.1 Pendahuluan
1. Tujuan Instruksional a Memahami dan mengerti tentang organisasi
b Mengerti tujuan pengelolaan proyek serta menguasai karakteristik proyek- proyek konstruksi, unsur-unsur yang terlibat
2. Materi Kuliah Pokok Bahasan a Pengertian organisasi
b Bentuktipe organisasi c Organisasi proyek
d Organisasi lapangan
2.2 Pengertian Organisasi
Ketika dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kerja yang tidak terlalu besar yang menangani suatu pekerjaan secara bersama-sama mereka ini dapat jadi mecapai hasil
yang baik sesuai dengan yang direncanakan. Tetapi bila keterlibatan orang-orang yang bekerja semakin banyak, misalnya di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja
masing-masing yang berbeda maka sudah barang tentu diperlukan suatu ornganisasi kerja yang dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu. Dengan
organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisiensi yang tinggi dan tepat waktu. Oleh karena itu pemberian organisasi di dalam pekerjaan Teknik Sipil
merupakan suatu keharusan. Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi Sugeng DJ, 1991, antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut ini: 1. Money, YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk pencapaian
tujuan bersama. 2. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang
mengembangkan usahanya untuk pencapaian suatu tujuan.
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek – PDTS – SV - UGM
2-1
3. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui wewenang
koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan
sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-masing secara bersama- sama untuk mencapai tujuan yang sama agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat
waktu. Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:
a. sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan, b. koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
c. penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi, d. pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.
2.3 BentukTipe Organisasi