BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Kalam
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keIslaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan.
Pembicaraan materi-materi yang tercakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh dzauq rasa rohaniah sebagai contoh ilmu tauhid menerangkan
bahwa Allah bersifat sama’ mendengar, qudrah kuasa, hayat hidup, dan sebagainya.
1
Secara etimologis ilmu kalam berarti pembicaraan atau perkataan. Di dalam lapisan pemikiran Islam, istilah kalam memiliki dua pengertian:
pertama, Sabda Allah The Word of God, dan kedua, lebih menunjukkan kepada teologi dogmatik dalam Islam. Perkataan “kalam” sebenarnya
merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi, khususnya bagi kaum muslimin. Secara harfiyah, perkataan “kalam” dapat ditemukan baik dalam
Al-Qur’an maupun di berbagai sumber lain. Dalam Al-Quran istilah kalam ini dapat ditemukan dalam ayat-ayat yang
berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yakni lafazh kalamullah.dalam surat An-Nisa Ayat 164 :
: ءاسنلا اميلكت ىس وم هللا ملكو
١٦٤
Artinya : “Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” QS.An- Nisa ;164.
2
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu ushuludin, ilmu Tauhid, Al-fiqh Al-Akbar, dan teologi islam.disebut ilmu
ushuludin karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama ushuluddin. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Di
dalamnya dikaji pula tentang asma’ nama-nama dan af’al perbuatan- perbuattan Allah yang wajib, mustahil, danjaiz, juga sifat yang wajib,
1 Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf Pengenalan, Pemahaman dan Pengaplikasiannya Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013, Hal. 24.
2 Adeng Muchtar Ghazali, Perkembangan Ilmu Kalam Dari Klasik Hingga Modern Bandung: Pustaka Setia, 2005, Hal. 24.
2
mustahil, dan ja’iz bagi Rasul-Nya. Ilmu Tauhid sebenarnya ilmu yang membahas keesaan Allah SWT. dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya.
Secara objektif, ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasinya lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang
mendalam melalui hati dzauq dan wijdan terhadap ilmu tauhid atau ilmukalm menjadikan ilmu in lebih terhayati atau teraplikasikan dalam
perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi
terapan rohaniah dari ilmu tauhid. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena
itu, jika timbul aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an, As Sunnah, hal itu
merupakan penyimpangan atau penyelewengan. Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As Sunnah, atau belum pernah
diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus ditolak. Selain itu ilmu tasawuf mempuyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam
perdebatan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia islam cenderung mengandung muatan naqliah. Jika tidak
diimbangi dengan kesadaran rohaniah, ilmu kalam akan bergerak kearah yang lebih liberal dan bebas. Disinilah ilmu tasawuf berfungsi memberi muatan
rohaniah sehingga ilmu kalam tidak dikesankan sebagai dialektika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara
qalbiyah hati.
3
B. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Filsafat