PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 2 SISWA TUNAGRAHITA DI KELAS INKLUSI SDN BEDALI 05 LAWANG

(1)

i

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS 2 SISWA TUNAGRAHITA DI KELAS INKLUSI SDN BEDALI 05

LAWANG

SKRIPSI

OLEH :

WHIDA BRILYAN SARI

201210430311259

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Agustus 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat-Nya, nikmatNya dan hidayah-Nya dan Rosulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Kupersembahkan skripsi ini untuk:

a. Ayahku Mucholis dan Ibukku Wiwik Sriwiyati yang selalu mencintaiku dan memberikan aku nasehat, doa dan segala dukungan. Mereka adalah sumber dari kekuatanku. Tetesan keringat mereka dalam mencari nafkah yang membuat aku bertahan dari lika-liku kehidupan ini.

b. Adikku Siwi Raras Palupi yang selalu memberiku semangat agar aku cepat lulus.

c. Bapak Ichsan Anshory dan Bapak Ari mohon maaf dan terimakasih atas bimbingan kalian, tanpa kalian Whida bukan apa-apa mohon maaf selama ini jika Whida sering buat kesalahan.

d. Mbak Letta Yuska Diningrum yang menjadi penyemangatku agar aku selalu rajin dalam menyelesaikan semua tugas akhir.

e. Fredi Dwi Kusuma yang selalu ada mendampingiku dan tak pernah mengeluh saat aku menumpahkan keluh kesahku padanya.

f. Teman sekamarku sekaligus sahabatku Cicilia Novilin yang jahil tapi selalu memberiku motivasi dan semangat.

g. Sahabat-sahabatku the gengs, sari, ila, ela, zakia, iis, marisa, hana, ratna yang selalu kompak dan memberikan motivasi semangat.

h. Teman-temanku PGSD B yang selalu memberikan keceriaan, motivasi terimakasih atas kekompakan kita selama 4 tahun ini.

i. Teman-teman kostku Ita, Oca, Dewi, Mbak Happy, terimakasih atas doa dan semangat dari kalian semua.


(6)

vi

“MOTTO”

ْسُعْلا ُمُكِب ُدْي ِرُي َاَوَرْسُيْلا ُمُكِب ُ ها ُديرُي

َر

: ه رقبلا ( ... 581

)

“…Sesungguhnya Allah menghendaki kemudahan bagimu,

dan Allah tidak menghendaki kesukaran bagimu…”

(QS. Al-Baqarah: 185)

)

2

(

اًرْسُي ِرْسُحْلُا َعَم َنِإ

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(QS. Alam Nasyrah: 6)


(7)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat ,hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 2 Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi SDN Bedali 05 Lawang Skripsi” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita,Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat di selesaiakn berkat bimbingan,bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

2. Dr. Ichsan Anshory AM., M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi,dan selaku dosen pembimbing I saya yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.

3. Ari Dwi Haryono, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

4. Bapak Suhadak kepala sekolah SDN Bedali 05 Lawang Kec. Lawang Kab. Malang yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Ibu Wiwik Ernawati, S.Pd selaku guru kelas II SDN 05 Lawang Kec. Lawang Kab. Malang yang berkenanan memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kelas II.

6. Ibu Wiwik Sriwiyati, Bapak Mucholis, adikku Siwi Raras Palupi dan Fredi dwi Kusuma yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menuntut ilmu.

7. Mahasiswa angakatan 2012 yang senantiasa memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah berikan kepada peneliti,senantiasa mendapatkan balasan Yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun dikemudian hari.

Malang, 22 Juli 2016 Penulis


(8)

x DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan... ... ii

Lembar Pengesahan... ... iii

Surat Pernyataan Keaslian... iv

Halaman Persembahan ... v

Motto... ... vi

Abstrak Indonesia... vii

Abstrak Inggris... ... viii

Kata Pengantar... ... ix

Daftar Isi... x

Datar Tabel... ... xii

Daftar Gambar... ... xiii

Daftar Lampiran... ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. TujuanPenelitian…... ... 5

D. Fokus Penelitian... .... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Istilah... ... 6

G. Batasan Masalah... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA... ... 8

A. Bahasa Indonesia keSD-an ... 8

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD... ... 8

2. Materi Bahasa Indonesia... ... 11

3. Peran guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia... .... 15

4. Pendidikan Inklusif... 19

5. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus dan Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus... 26

B. Kajian Penelitian yang Relevan... 33

C. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III. METODE PENELITIAN... ... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 35

B. Kehadiran peneliti ... 35

C. Lokasi penelitian ... 35

D. Sumber Data ... 36

E. Prosedsur Penelitian ... 37

F. Analisis Data ... 39

G. Teknik Keabsahan Data... ... 40

BAB IV. HASIL DAN PENELITIAN... ... 41

Profil Sekolah... ... 41

A. Hasil Penelitian... 42

1. Peran Guru dalam Pembelajaran bahasa Indonesia Siswa tunagrahita kelas 2... ... 42


(9)

xi

a. Perencanaan... ... 43

b. Pelaksanaan... ... 47

c. Penilaian... ... 52

2. Kendala dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa Tunagrahita kelas 2... ... 52

a. Perencanaan... ... 53

b. Pelaksanaan... ... 55

c. Penilaian... ... 56

B. Pembahasan... ... 56

1. Peran Guru dalam Pembelajaran bahasa Indonesia Siswa tunagrahita kelas 2... ... 57

2. Kendala dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa Tunagrahita kelas 2... ... 65

BAB V PENUTUP... ... 69

A. Kesimpulan... ... 69

B. Saran... ... 70

Daftar Pustaka... ... 72


(10)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman 2.1 SK dan KD dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kelas 2... 12 1.1 Pelaksanaan observasi ... 38 1.2 Pelaksanaan wawancara ... 38


(11)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka Berfikir... 34

4.1 Tutorial menulis deskripsi... 49

4.2 Siswa duduk disamping meja guru... 51

4.3 Hasil deskripsi... 51


(12)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... . 75

2. Lembar Observasi Guru... 76

3. Lembar Observasi Media Pembelajaran... 78

4. Lembar Instrumen Wawancara Guru... 80

5. Lembar Instrumen Wawancara Kepala Sekolah... 84

6. Lembar observasi kesesuaian RPP... 85

7. Dokumentasi foto... 88

8. Biodata siswa... 89

9. Surat Permohonan Penelitian... 90

10. Surat keterangan melakukan penelitian... 91 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

12. Silabus bahasa Indonesia 13. LKS siswa


(13)

72

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R. 2014. Proses Pembelajaran Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta. UIN.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan:Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : Penerbit PT Refika Aditama.

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : Penerbit PT Refika Aditama.

Fitria, Rona. 2012. Proses pembelajaran dalam setting inklusi di sekolah dasar. (Online) dalam (http://ejornalunp.ac.id/index.php/jupekhu), diaskes 19 Juli 2016.

Humaira, Desni. 2012. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas III DI SLB SABILUNA PARIAMAN. (Online) dalam

(https://www.google.com/search?q=jurnal+peran+guru+dalam+pembelajar an+bahasa+indonesia&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses 7 Maret 2016.

Ilahi, Mohammad. 2013. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta : Penerbit AR-RUZZ MEDIA.

Ishartiwi, 2010. Implementasi Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Sistem Nasional. (Online) dalam (https://www.google.co.id/?client=firefoxb&gws_rd=cr&ei=zXyQV9D_D 4eEvQTG-rnIDw#q=jurnal+kurikulum+pendidikan+inkklusif). Diakses tanggal 20 Juli 2016.

Kartika, Sari Mega. 2012. Peningkatan Kemampuan Bercerita Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas III SD

Muhammadiyah 4 Malang Kecamatan Lowokwaru. UMM.

Moleong, Lexy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Mudiono, Alif. 2010. Pengembangan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Sekolah Dasar. Malang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Mujtahid, 2009. Pengembangan Profesi Guru. UIN-Malang Press.

Mulyasa,E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya.


(14)

73

Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 65 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Putranto, Bambang. 2015. Tips Menangani Siswa yang Membutuhkan Perhatian Khusus. Yogyakarta: Penerbit Diva Press.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakyarya.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Sukinah. 2010. Manajemen Strategik Implementasi Pendidikan Inklusif. (Online) dalam (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/777/604) , diakses 23 Februari 2016.

Suparji, 2010. Kemampuan Guru Mengelola Kelas Pada Model Pembelajaran Tutorial di SMK Negeri 1 Sidoarjo. (Online) dalam (http://prosiding.unesa.ac.id/download/seminar-ptk-vokasi/152.pdf)

diakses 19 Juli 2016.

Suparno. 2007. Bahan Ajar Cetak Penididikan Anak Berkebutuhan Khusus: Departemen Pendidikan Nasional.

Supena, Asep. 2009. Model Pendidikan Inklusi Bagi Anak Tunagrahita di Sekolah Dasar. (Online) dalam (http://ebookinga.com/doc/model-pendidikan-inklusi-ejournalunesaacid-170760599.html) diakses 15 Juli 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Bandung : Citra Umbara.

Widiastuti, Erny. 2014. Problematika Guru dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SDN Sumbersari 1 Malang. UMM Wiyani, Novan. 2013. Manajemen Kelas : Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan

Kelas yang Kondusif. Jogjakarta : Penerbit AR-RUZZ MEDIA.

Zakia, Dieni. 2015. Guru Pembimbing Khusus (gpk): Pilar Pendidikan Inklusi. (Online) dalam (https://www.google.com/?client=firefox-b#q=jurnal+pentingnya+guru+pendamping+khsusus) diakses 1 Agustus 2016.


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas , 2003). Terkait dengan pendidikan, setiap masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang sama begitu pula penyandang cacat.

Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang

mereprentasikan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan keterbukaan dalam menerima siswa berkebutuhan khusus untuk memeperoleh hak dasar mereka dalam memperoleh ilmu. Berkaitan dalam pendidikan inklusif mencerminkan pendidikan untuk semua siswa tanpa terkecuali.

Memberikan sebuah layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya, guru perlu memahami semua siswa yang terdapat di dalam kelas. Karakterisktik siswa di dalam kelas sangat beragam sehingga, guru perlu memiliki wawasan yang tepat tentang bagaimana cara memberikan ilmu pada siswa di dalam kelas. Guru sebaiknya memahami semua karakteristik semua siswa yang ada di dalam kelas, hal itu berlaku untuk semua siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus.


(16)

2

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandai adanya kelainan

khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jenis dari anak berkebutuhan khusus sangat bermacam-macam, antara lain yaitu: tunagrahita, tunanetra, hiperaktif, tunadaksa, tunarungu, dll.

Salah satu jenis ketunaan yang dikategorikan dalam ABK adalah tunagrahita atau yang lebih dikenal dengan gangguan mental. Menurut American Association on Mental Difiency (AAMD) mendifinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub-avarge), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes sebelum usia 16 tahun (Putranto, 2015:209). Jadi, siswa tunagrahita dapat dikatakan mempunyai kekurangan dan keterbatasan dari segi intelektual sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas akademik, menjalin komunikasi, serta berhubungan sosial. Karena itu siswa tunagrahita memerlukan layanan pendidikan khusus. Karena keterbatasan yang dimiliki, siswa tunagrahita membutuhkan guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam memberikan ilmu pada siswa.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa tunagrahita untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal dan benar. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada siswa. Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi pada siswa. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami


(17)

3

siswanya dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Seorang guru juga harus dapat memadukan antara tugas mengajar dan membimbing pada siswa.

Salah satu sekolah di kabupaten Malang yang menerapkan pendidikan inklusi adalah SDN Bedali 05 Lawang yang terletak di Jl Dr Cipto Gg. IX/23 Bedali Lawang. SDN Bedali 05 Lawang masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran. SDN Bedali 05 Lawang merupakan sekolah dengan setting inklusif yang ditunjuk oleh pemerintah sejak tahun 2003.

Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Februari 2016 di kelas 2 SDN Bedali 05 Lawang, peneliti melakukan wawancara pada guru kelas 2 dan mendapatkan beberapa info yaitu, di dalam kelas 2 terdapat 16 siswa. Dan terdapat 1 siswa berkebutuhan khusus jenis tunagrahita. Pada saat proses pembelajaran, tidak terdapat guru pendamping khusus untuk mendampingi siswa tunagrahita. Peran guru yang terlihat hanya sebagai pengajar saja. Guru memberikan materi pembelajaran dengan berdiri di depan kelas. Pada saat guru memberikan tugas, siswa tunagrahita hanya diam saja menunggu guru tersebut menghampiri ke meja siswa atau siswa tersebut dipanggil ke depan dan duduk di samping meja guru untuk menerima arahan dari guru.

Dilihat dari observasi awal pada tanggal 11 Februari 2016 di SDN Bedali 05 Lawang, siswa tunagrahita memang dikategorikan siswa yang memiliki tingkat IQ rendah dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa membutuhkan pelayanan khusus dari guru pada saat pembelajaran berlangsung. Namun disinilah letak peran seorang guru bagaimana cara guru kelas untuk memberikan


(18)

4

pendidikan, serta pengajaran yang baik pada siswa tunagrahita agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Peran guru bukan hanya sebagai pengajar namun terdapat beberapa peran lain yang harus dilakukan oleh guru di dalam kelas. Kurangnya peran seorang guru pada saat di dalam kelas menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada siswa. Menulis merupakan kegiatan sehari-hari yang berkaitan erat dengan pembelajaran bahasa Indonesia, namun karena di kelas 2 ini terdapat siswa tunagrahita peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa berkebutuhan khusus yaitu siswa tunagrahita.

Penelitian yang dilakukan oleh Erny Widiastuti (2014) dengan

penelitian berjudul “Problematika guru dalam pembelajaran anak berkebutuhan

khusus di sekolah inklusi SDN Sumbersari 1 Malang ” menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru pasti mengalami problematika pada saat pembelajaran siswa berkebutuhan khusus. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan sekarang adalah, pada penelitian lebih terfokus pada bagaimana peran guru dalam pembelajaran siswa tunagrahita didalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis. Terdapat penelitian dari Rindi Lelly Anggraini

(2014) dengan judul penelitian “Proses Pembelajaran Inklusi Untuk Anak

Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta”


(19)

5

khusus dan siswa normal dilakukan secara bersama-sama dengan dampingan dari GPK. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan sekarang adalah peneliti lebih terfokus pada peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita.

Maka dari itu peneliti mengambil sebuah judul untuk meneliti peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita dengan

judul penelitian tentang “ Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas 2 Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi SDN Bedali 05 Lawang

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang?

2. Apa kendala yang dialami oleh guru pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan peran guru dalam proses pembelajaran bahasa indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang.

2. Mendiskripsikan kendala yang dialami oleh guru pada saat proses

pembelajaran bahasa indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Bedali 05 Lawang, Malang karena sekolah ini merupakan sekolah Inklusi, dimana dalam sekolah ini terdapat siswa normal dan siswa tunagrahita yang belajar bersama-sama. Terkait dengan peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas 2


(20)

6

Semester 2 saja, maka penelitian ini difokuskan pada satu fokus saja yaitu tentang menulis pada siswa tunagrahita. Karena materi ini paling cocok mengingat kelas 2 masih sebagai kelas rendah dan masih belajar untuk menulis dengan baik yaitu menulis dengan menggunakan huruf yang sesuai digunakan dan benar sesuai dengan ejaan yang telah disempurnakan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan acuan dalam proses pembelajaran di kelas dan dapat memberikan pelayanan yang baik untuk siswa yang berkebutuhan khusus.

2. Bagi Peneliti

Sebagai rujukan untuk menambah wawasan mengenai peran guru terhadap pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di kelas.

F. Definisi Istilah

Untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian maka ditegaskan pengertian yang terdapat dalam variabel penelitian yaitu:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar dan menjadi fasilitator pad siswa pada saat proses pembelajaran di dalam kelas. Guru mempunyai peran yang sangat dibutuhkan dalam membentuk siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

2. Bahasa indonesia Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang harus dipelajari oleh siswa antara lain membaca, menyimak, berbicara dan menulis.


(21)

7

3. Tunagrahita adalah salah satu jenis siswa berkebutuhan khusus dengan ciri siswa yang memiliki tingkat intelektual di bawah siswa normal seusianya. 4. Pendidikan inklusif yaitu sebagai sistem layanan pendidikan yang di dalam

proses pembelajarannya tidak membeda-bedakan antara siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal lainnya.

G. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, SDN Bedali 05 Lawang masih menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sistem pembelajaran seluruh kelas, termasuk kelas 2 juga menerapkan KTSP sesuai dengan buku mata pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti memberikan beberapa batasan masalah yang akan dibahas. Antara lain sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini terfokus pada peran guru kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas 2 SDN Bedali 05 Lawang tahun ajaran 2015/2016.

2. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita terfokus pada ketrampilan menulis.


(1)

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandai adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jenis dari anak berkebutuhan khusus sangat bermacam-macam, antara lain yaitu: tunagrahita, tunanetra, hiperaktif, tunadaksa, tunarungu, dll.

Salah satu jenis ketunaan yang dikategorikan dalam ABK adalah tunagrahita atau yang lebih dikenal dengan gangguan mental. Menurut American Association on Mental Difiency (AAMD) mendifinisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub-avarge), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes sebelum usia 16 tahun (Putranto, 2015:209). Jadi, siswa tunagrahita dapat dikatakan mempunyai kekurangan dan keterbatasan dari segi intelektual sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas akademik, menjalin komunikasi, serta berhubungan sosial. Karena itu siswa tunagrahita memerlukan layanan pendidikan khusus. Karena keterbatasan yang dimiliki, siswa tunagrahita membutuhkan guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam memberikan ilmu pada siswa.

Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa tunagrahita untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal dan benar. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada siswa. Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian informasi pada siswa. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami


(2)

siswanya dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Seorang guru juga harus dapat memadukan antara tugas mengajar dan membimbing pada siswa.

Salah satu sekolah di kabupaten Malang yang menerapkan pendidikan inklusi adalah SDN Bedali 05 Lawang yang terletak di Jl Dr Cipto Gg. IX/23 Bedali Lawang. SDN Bedali 05 Lawang masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran. SDN Bedali 05 Lawang merupakan sekolah dengan setting inklusif yang ditunjuk oleh pemerintah sejak tahun 2003.

Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Februari 2016 di kelas 2 SDN Bedali 05 Lawang, peneliti melakukan wawancara pada guru kelas 2 dan mendapatkan beberapa info yaitu, di dalam kelas 2 terdapat 16 siswa. Dan terdapat 1 siswa berkebutuhan khusus jenis tunagrahita. Pada saat proses pembelajaran, tidak terdapat guru pendamping khusus untuk mendampingi siswa tunagrahita. Peran guru yang terlihat hanya sebagai pengajar saja. Guru memberikan materi pembelajaran dengan berdiri di depan kelas. Pada saat guru memberikan tugas, siswa tunagrahita hanya diam saja menunggu guru tersebut menghampiri ke meja siswa atau siswa tersebut dipanggil ke depan dan duduk di samping meja guru untuk menerima arahan dari guru.

Dilihat dari observasi awal pada tanggal 11 Februari 2016 di SDN Bedali 05 Lawang, siswa tunagrahita memang dikategorikan siswa yang memiliki tingkat IQ rendah dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa membutuhkan pelayanan khusus dari guru pada saat pembelajaran berlangsung. Namun disinilah letak peran seorang guru bagaimana cara guru kelas untuk memberikan


(3)

pendidikan, serta pengajaran yang baik pada siswa tunagrahita agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Peran guru bukan hanya sebagai pengajar namun terdapat beberapa peran lain yang harus dilakukan oleh guru di dalam kelas. Kurangnya peran seorang guru pada saat di dalam kelas menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik bagi siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada siswa. Menulis merupakan kegiatan sehari-hari yang berkaitan erat dengan pembelajaran bahasa Indonesia, namun karena di kelas 2 ini terdapat siswa tunagrahita peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa berkebutuhan khusus yaitu siswa tunagrahita.

Penelitian yang dilakukan oleh Erny Widiastuti (2014) dengan penelitian berjudul “Problematika guru dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi SDN Sumbersari 1 Malang ” menunjukkan bahwa dalam pembelajaran guru pasti mengalami problematika pada saat pembelajaran siswa berkebutuhan khusus. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan sekarang adalah, pada penelitian lebih terfokus pada bagaimana peran guru dalam pembelajaran siswa tunagrahita didalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis. Terdapat penelitian dari Rindi Lelly Anggraini (2014) dengan judul penelitian “Proses Pembelajaran Inklusi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta” mendapatkan hasil bahwa pembelajaran di dalam kelas antara siswa berkebutuhan


(4)

khusus dan siswa normal dilakukan secara bersama-sama dengan dampingan dari GPK. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan sekarang adalah peneliti lebih terfokus pada peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita.

Maka dari itu peneliti mengambil sebuah judul untuk meneliti peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita dengan judul penelitian tentang “ Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas 2 Siswa Tunagrahita di Kelas Inklusi SDN Bedali 05 Lawang

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang?

2. Apa kendala yang dialami oleh guru pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang ? C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan peran guru dalam proses pembelajaran bahasa indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang.

2. Mendiskripsikan kendala yang dialami oleh guru pada saat proses pembelajaran bahasa indonesia siswa tunagrahita di kelas 2 inklusi SDN Bedali 05 Lawang.

D. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Bedali 05 Lawang, Malang karena sekolah ini merupakan sekolah Inklusi, dimana dalam sekolah ini terdapat siswa normal dan siswa tunagrahita yang belajar bersama-sama. Terkait dengan peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas 2


(5)

Semester 2 saja, maka penelitian ini difokuskan pada satu fokus saja yaitu tentang menulis pada siswa tunagrahita. Karena materi ini paling cocok mengingat kelas 2 masih sebagai kelas rendah dan masih belajar untuk menulis dengan baik yaitu menulis dengan menggunakan huruf yang sesuai digunakan dan benar sesuai dengan ejaan yang telah disempurnakan.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan acuan dalam proses pembelajaran di kelas dan dapat memberikan pelayanan yang baik untuk siswa yang berkebutuhan khusus.

2. Bagi Peneliti

Sebagai rujukan untuk menambah wawasan mengenai peran guru terhadap pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di kelas.

F. Definisi Istilah

Untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian maka ditegaskan pengertian yang terdapat dalam variabel penelitian yaitu:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar dan menjadi fasilitator pad siswa pada saat proses pembelajaran di dalam kelas. Guru mempunyai peran yang sangat dibutuhkan dalam membentuk siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

2. Bahasa indonesia Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang harus dipelajari oleh siswa antara lain membaca, menyimak, berbicara dan menulis.


(6)

3. Tunagrahita adalah salah satu jenis siswa berkebutuhan khusus dengan ciri siswa yang memiliki tingkat intelektual di bawah siswa normal seusianya. 4. Pendidikan inklusif yaitu sebagai sistem layanan pendidikan yang di dalam

proses pembelajarannya tidak membeda-bedakan antara siswa berkebutuhan khusus dengan siswa normal lainnya.

G. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, SDN Bedali 05 Lawang masih menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada sistem pembelajaran seluruh kelas, termasuk kelas 2 juga menerapkan KTSP sesuai dengan buku mata pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti memberikan beberapa batasan masalah yang akan dibahas. Antara lain sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini terfokus pada peran guru kelas dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita kelas 2 SDN Bedali 05 Lawang tahun ajaran 2015/2016.

2. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa tunagrahita terfokus pada ketrampilan menulis.