PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Faktor ekonomi yang sangat menentukan untuk melakukan kegiatan pemerintahan
maupun kegaiatan yang lainnya tidak dapat di penuhi oleh negara kita sehingga Indonesia
harus mencari sumber-sumber bantuan ekonomi untuk memenuhi aktifitas dalam negerinya.
Sumber-sumber ekonomi yang lain dapat di peroleh dari utang luar negeri yang di berikan
oleh negara-negara maju maupun sesama negara berkembang itu sendiri.
Negara-negara maju membantu Indonesia melalui utang luar negeri atau melaui
lembaga-lembaga keuangan bentukan mereka yang tentunya bantuan itu mempunyai pamrih
atau kepentingan yang di inginkan dari Indonesia. Segala bentuk bantuan atau utang yang di
berikan oleh negara asing mempunyai syarat-syarat yang harus di penuhi oleh Indonesia dan
itu merupakan suatu konsekuensi yang harus di ambil oleh Indonesia. Pemerintah Indonesia
tidak mempunyai pilihan karena pemerintah berada di pihak yang lemah dan tidak bisa
berbuat apa-apa sehingga harus menuruti segala keinginan lembaga donor asing yang
mempunyai kepentingan di Indonesia.
Salah satu lembaga donor bentukan negara-negara maju yang memberikan utang
kepada negara Indonesia adalah IMF. IMF di dirikan pada konferensi breeton woods di New
Hampshire AS, tujuannya untuk membantu menyehatkan perekonomian dunia. Markas besar
IMF berada di Woshington D.C. IMF beranggotakan 184 negara.1

IMF pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1966 ketika pemerintahan kita
yang pada waktu itu di pimpin oleh Presiden Soeharto mengalami kemunduran ekonomi
sehingga membuat negara tidak mampu untuk melunasi utang-utang luar negeri yang saat itu
1

http:// Apakah Dana Moneter Internasional itu? www.imf.org di akses tanggal 12 juli 2010

hampir tidak mampu terbayar lagi dan ancaman kebangkrutan bagi pemerintah kita. Bantuan
IMF saat itu di rasakan sangat berarti bagi Indonesia karena IMF mampu membantu
Indonesia merestukturisasi utang-utang luar negeri melalui serangkaian perundingan di Paris
Club.2
Pada penanganan krisis yang di lakukan oleh IMF, IMF selalu menyarankan untuk
melakukan tiga hal yaitu liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi yang ketiganya merupakan
pilar utama konsep pemulihan ekonomi dari negara-negara yang berkembang atau yang
sering di sebut Washington Consensus. Istilah ini di perkenalkan oleh Jhon Willianson,
konsep ini di gunakan oleh dia merujuk pada hasil konsensus yang pada waktu itu
berlangsung di Washington DC.3
Pada dasarnya Washington Consensus ada sepuluh kebijakan yang di sarankan
untuk di gunakan dalam mengatasi permasalahn negara-negara berkembang yaitu:
1) Desiplin fiskal yang mempunyai tujuan untuk mengurangi defisit perdagangan

2) Anggaran pengeluaran untuk publik mempunyai pengertian memprioritaskan
anggaran belanja pemerintah melalui pemotongan segala subsidi
3) Pembaharuan Pajak: kebijakan untuk memperlonggar pajak bagi para pengusaha
4) Liberalisasi Keuangan: berupa kebijakan bunga bank yang di tentukan oleh
mekanisme pasar
5) Nilai Tukar yang Kompetitif: kebijakan melepaskan nilai tukar uang tanpa kontrol
pemerintah
6) Trade Liberalisation Barrier: yakni kebijakan yang menyingkirkan segala yang
mengganggu kegiatan perdagangan bebas

2

Harinowo Cyrillus 2004, IMF :Penanganan Krisis & Indonesia Pasca IMF, Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama halaman 33
3
Wibowo I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme,Yogyakarta, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, hal 118119

7) Foreign Direct Invesment: Kebijakan yang menginginkan untuk menyingkirkan
aturan pemerintah yang menghalangi aliran modal asing yang masuk ke dalam
negara

8) Privatisasi: Kebijakan yang menginginkan pengelolaan perusahaan negara di
serahkan kepada sektor swasta
9) Diregulasi dan yang terakhir
10) Intelektual Property Right4
Sementara jenis-jenis utang yang di tawarkan oleh IMF pun mempunyai beberapa
macam, diantaranya yang pernah di berikan ke Indonesia yaitu EFF (Extended Fund Facility),
progam utang ini merupakan progam bantuan yang mereka berikan kepada negara-negara
yang sedang melakukan reformasi ekonomi yang bersifat struktural, sehingga waktu yang di
perlukan untuk pelunasan di anggap lebih panjang yaitu dengan pelunasan mencapai 10
tahun.5
Sedangkan pinjaman lain yang pernah di berikan kepada Indonesia adalah SBA
(Stand by Arrengement), progam bantuan ini di berikan kepada negara-negara yang sedang
krisis neraca pembyaran sehingga di butuhkan waktu yang relatif singkat dalam pencairan
maupun dalam pelunasnnya. Di butuhkan waktu pelunasan maksimal selama 5 tahun dan di
harapkan mampu untuk di lunasi dalam waktu 2-4 tahun. Pemberian utang ini pernah di
lakukan pada saat Indonesia mengalami krisis pada tahun 1997.6
Seiring dengan pemberian pinjaman tersebut, pemerintah harus memenuhi syaratsyarat yang di tetapkan oleh IMF. Syarat-syarat tersebut biasanya di sebut dengan LOI atau
letter of intent, sebagai resep dari IMF untuk menangani krisis. Syarat-syarat yang di

4


Ibid
Ibid halaman 96
6
Ibid
5

haruskan oleh IMF tersebut sebagai jaminan komitmen dari pemerintah untuk menerima
bantuan.7
Campur tangan pihak asing yang di rasakan sangat berlebihan itu memberikan
tekanan kepada pemerintah kita. Pemerintah harus memenuhi keinginan IMF meskipun
kebijakan yang di buat untuk mengikuti LOI tersebut merugikan Indonesia. Kebijakan yang
di inginkan oleh IMF salah satunya adalah privatisasi yang menginginkan pengurangan peran
pemerintah dalam sektor ekonomi. Hal ini banyak di nilai akan sangat merugikan masyarakat
terutama masyarakat miskin. 8
Banyak pengamat yang mengatakan bahwa, kebijakan yang harus di lakukan oleh
Indonesia dalam rangka untuk menjalankan LOI yang di berikan oleh IMF bukan merupakan
jalan keluar dari krisis namun akan memperparah keadaan Indonesia yang pada saat itu
sedang mengalami krisis ekonomi dan juga krisis kepercayaan.
Krisis moneter yang mengakibatkan runtuhnya rezim orde baru, yang kemudian di

ganti oleh wakilnya yaitu BJ Habibi yang hanya sebentar berkuasa kemudian di lanjutkan
oleh Abdurahman Wahid, namun kekuasaannya juga tak berlangsung lama dan kemudian di
gantikan oleh Megawati. Dari pergantian beberapa Pressiden, pengaruh IMF tetap saja
nampak melalui LOI yang harus di patuhi oleh pemerintahan kita.
Sedangkan pada masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri, tekanan IMF terus
berlanjut, IMF tetap menginginkan campur tangan pemerintah dalam sektor ekonomi terus
berkurang, IMF menginginkan peran swasta terus di tingkatkan. Pemerintahan pada masa
Megawati, di paksa untuk menjual aset negara yang ke asing sebagai bentuk komitmen
pemerintah terhadap IMF.
Tujuan dari privatisasi pemerintah sebenarnya adalah untuk meningkatkan kinerja
dan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan
7

Ibid halaman 103
http://Gambaran Ringkas Kebijakan Neo-liberalisme dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia
www.globaljust.org di akses tanggal 12juli 2010

8

saham persero. Progam privatisasi sering berhasil di negara-negara maju namun kurang

berhasil di negara-negara berkembang di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain: biasanya
privatisasi di negara-negara maju mempunyai tujuan yang jelas namun dalam kasus negaranegara berkembang, tujuan dari privatisasi itu sendiri tidak jelas, sehingga banyak
menimbulkan kontroversi di dalam masyarakat negara-negara berkembang.9
Pada masa pemerintahan Megawati, privatisasi yang di lakukan tergolong sangat
banyak. Dalam masa pemerintahan yang relatif singkat yaitu hanya berkuasa tiga tahun,
pemerintahan ini sudah memprivatisasi sebanyak 12 BUMN dan BUMN tersebut merupakan
BUMN yang memiliki peran yang strategis bagi Indonesia. BUMN tersebut antara lain: PT
Indosat, PT Telkom, PT Bank Mandiri dan lain sebagainya. Jumlah ini sangat besar apabila
di bandingkan dengan jumlah privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah sebelumnya yang
juga di pengaruhi oleh IMF. Pada tahun 1997 sampai kurun waktu 1999,tercatat hanya ada 5
BUMN yang di privatisasi.10
1.2

RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan di atas, maka penulis ingin mengetahui tentang bagaimanakah

pengaruh IMF terhadap privatisasi pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarno Putri periode tahun 2001-2004?

1.3


TUJUAN PENELITIAN
Ada 2 tujuan dari penelitian ini
1. Untuk mengetahui sejauh mana peran IMF dalam mempengaruhi privatisasi
Negara kita pada masa pemerintahan Megawati

9

http:// UU no 19 th 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara www.komisiinformasi.go.id
Nugroho Riant, Wrihatnolo R Randy, 2008, Manajemen Privatisasi BUMN, Jakarta, PT Gramedia, hal 30

10

2. Untuk mengetahui langkah-langkah pemerintah, untuk mengatasi masalah
pengaruh IMF terhadap privatisasi Indonesia pada masa pemerintahan
Megawati
1.4

PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang saya angkat adalah skripsi yang berjudul respon


petani terhadap neoliberalisme studi kasus gerakan petani serikat petani Sumatera Utara yang
di tulis oleh Sopian Sitepu, dalam tulisan tersebut menjelaskan tentang di sahkannya UU
sumber daya air yang mempersempit ruang masyarakat dan mempeluas sektor swasta dalam
memanfaatkan air, sehingga hanya golongan yang mampu dalam hal ekonomi yang bisa
menggunakan air tersebut, pada dasarnya air merupakan kebutuhan pokok yang semua
masyarakat pasti akan, tidak peduli masyarakat yang mampu dalam hal ekonomi maupun
yang kurang mampu sesuai dengan UUD 1945 pasal 33.11
Privatisasi air merupakan perwujutan dari neoliberalisme yang menginginkan
peran negara semakin kecil dan menyerahkan semua pada mekanisme pasar bebas. Air
menjadi barang komersil yang hanya mencari keuntungannya secara ekonomi dan
mengabaikan kepentingan masyarakat kecil.12
IMF menginginkan kepada negara anggotanya khususnya yang meminjam dana
agar mengikuti persyaratan yang di ajukan melalui LOI atau Letter Of Intent, seperti kasus
privatisasi air yang saya tulis di atas.13
Penelitian terdahulu yang penulis angkat untuk menyempurnakan tulisan saya
adalah tentang privatisasi air yang yang di beri judul Laporan Investigasi Swastanisasi PAM
JAYA. Tulisan tersebut berisi tentang swastanisasi yang terjadi pada perusahaan air minum

11


http://Respon Petani terhadap Neoliberalisme Studi Kasus Gerakan Petani Serikat Petani Sumatera Utara ,
www.repository.usu.ac.id/.pdf
12
Ibid
13
Ibid

daerah sebagai bagian dari bukti bahwa Indonesia patuh terhadap LOI yang di berikan oleh
IMF sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan.14
PAM JAYA merupakan perusahaan air minum yang dapat di kategorikan sebagai
perusahaan air minum yang mandiri, artinya perusahaan air minum ini tidak mendapat
subsidi dari pemerintah karena susidi tersebut di prioritaskan untuk perusahaan air minum
yang standartnya masih di bawah PAM JAYA.15
PAM JAYA tidak lagi menerima bantuan lunak dari pemerintah semenjak tahun
1990 dan oleh karena itu pemerintah menerpkan bunga komersil dan pemerintah tidak lagi
menyubsidi bunganya dan pemerintah hanya berfungsi sebagai penjamin saja tetapi apabila
PAM JAYA mengalami ketidak mampuan untuk mengembalikan pinjamannya maka
pemerintah berkewajiban untuk bertanggung jawab.16
Pasca swastanisasi PAM JAYA tidak lagi menerima pemasukan dari pelanggan

namun perusahaan air minum ini mendapatkan pemasukan berasal dari rekening ESCRWO
sebesar 1,3 milyar perbulan tergantung berapa banyak yang di butuhkan dan juga
ketersediaan dana.17
Kedua penelitian terdahulu diatas memberikan gambaran tentang pengaruh
neolibralisme yang terjadi untuk negara dunia ketiga termasuk Indonesia. Lembaga keuangan
internasional berhasil masuk untuk memberikan pengaruhnya melalui kesepakatankesepakatan yang di buat untuk mengurangi peran negara dalam mengatur atau menerapkan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
Kebijakan yang di berikan oleh lembaga keuangan asing tersebut sama-sama di
dasarkan pada SAP neoliberalisme yang menginginkan privatisasi yang ujung-ujungnya

14

http:// Investigasi Swastanisasi PAM JAYA www.antikorupsi.org di akses tanggal 12 juli 2010
ibid
16
ibid
17
ibid
15


memberikan peluang untuk pihak swasta, untuk mengolah atau memanfaatkan apa yang di
miliki oleh Indonesia dan selanjutnya mengambil keuntungan yang sebanyak-banyaknya.18
1.5

KONSEP DAN TEORI

1.5.1 KONSEP POLITIK BANTUAN LUAR NEGERI
Bantuan luar negeri mempunyai banyak tujuan yang ingin di capai oleh negara
penerima hutang maupun negara atau organisasi yang memberikan bantuan. Tujuan itu
bermacam-macam, mulai dari tujuan yang paling ideal yaitu memberikan bantuan yang
bermaksud untuk meringankan beban dari negara yang menginginkan bantuan seperti
meringankan kemiskinan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Tujuan yang lainnya
adalah untuk tujuan diplomasi, bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan untuk tujuan
komersil.19
Tujuan diplomasi, melingkupi keamanan internasional, politik internasional, dan lain
sebagainya. Untuk tujuan pembangunan, bantuan yang di berikan oleh negara donor
bertujuan untuk mendukung perekonomian negara penerima bantuan, meningkatkan
kesejahteraan sosial dan mengurangi kemiskinan. Untuk bantuan kemanusiaan adalah untuk
mengatasi masalah yang di timbulkan akibat terjadinya krisis di suatu negara yang
mengakibatkan adanya pengungsi yang tidak dapat di atasi oleh negara

yang kurang

memiliki sumber daya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sementara untuk tujuan
komersil adalah untuk memperluas daerah perdagangan internasional yaitu dengan cara
memperlebar tujuan ekspor perdagangan mereka ataupun untuk mendatangkan barang
mentah dari negara donor yang nantinya juga akan di jual untuk kepentingan ekonomi.20
Sementara tujuan tambahan yang lain dari bantuan luar negeri adalah untuk
menyebarkan demokrasi yang seperti yang terjadi di Asia, Afrika, dan lain sebagainya.

18

Wibowo I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme,Yogyakarta, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, hal 118
Lancaster carol Foreign aid, Diplomacy, development, domestic politics Chicago, The University of Chicago
Press 2007, hal hal 13
20
Ibid

19

Bantuan tersebut hanya akan mereka berikan apabila mereka telah melakukan perubahan
sesuai yang negara donor inginkan. Negara donor memberikan asumsi bahwa pembangunan
di negara peminjam akan lebih cepat apabila mereka menggunakan sistem demokrasi, mereka
juga berpendapat, keamanan internasional akan terwujud bila demokrasi sudah menyebar
karena negara yang bedasarkan atas demokrasi tidak akan berperang melawan negara yang
menganut paham demokrasi juga.21
Dalam kasus pemerintahan Indonesia pada masa pemerintahan presiden Megawati,
pemerintah kita menerima bantuan dari IMF guna menyelesaikan krisis yang sedang di
hadapi oleh pemerintah kita. IMF juga mengajukan persyaratan yang harus di lakukan oleh
pemerintah kita yang di berikan melalui LOI. Di dalam LOI tersebut terdapat butir-butir yang
menginginkan pemerintahan kita lebih demokratis, bukan hanya itu, pemerintah juga harus
memperbaiki sistem pemerintahan Indonesia agar sesuai dengan apa yang IMF inginkan.
Secara tidak langsung IMF menginginkan sistem pemerintahan yang demokratis di
terapkan di Indonesia dengan kata lain demokrasi juga menyebar di Indonesia. Hal itu sesuai
tujuan bantuan luar negeri saya sampaikan di atas. Dengan di berikannya bantuan kepada
Indonesia oleh IMF maka, pemerintah telah setuju dengan syarat-syarat yang di berikan oleh
IMF.
1.5.2.TEORI NEOLIBERALISME
Pengertian dari paham ini adalah kehidupan ekonomi masyarakat paling baik adalah
tanpa campur tangan negara dan menyerahkannya kepada mekanisme pasar kerja yang bebas.
Paham ini berpendapat bahwa individual merupakan alat yang paling baik untuk
menggerakkan perekonomian.22
Paham ini di ungkapkan oleh Hayek dan Milton Friedman dengan gagasannya yang
tidak menyetujui paham yang di bawa Keynes tentang campur tangan negara dalam kegiatan
21

Ibid hal 15
Wibowo.I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme, Cinderalas Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, ,
halaman 53
22

ekonomi yang biasanya berupa kebijakan stabilisasi untuk mengontrol stabilisasi dan
pengangguran. Menurut Friedman, kebijakan yang seperti itu justru akan merugikan
masyarakat karena kontrol terhadap inflasi dan pengangguran berarti juga akan menghambat
peredaran uang, menurut Friedman masalah pengangguran tidak seharusnya di selesaikan
dengan cara yang seperti itu, melainkan di serahkan kepada mekanisme pasar kerja yang
bebas.23
Dalam paham neolibralisme, di katakan bahwa kegiatan ekonomi maksimal bisa di
capai hanya dengan membiarkan distribusi Income di tentukan oleh kinerja pasar bebas.
Maka dalam hal ini, semua yang di anggap menghalangi kinerja pasar bebas seperti pajak
tinggi, progam khusus penciptaan lapangan pekerjaan, jaring pengaman sosial dan lain
sebagainya merupakan hal yang wajib untuk di hilangkan. Pemerintah sama sekali tidak
boleh campur tangan karena itu akan membuat pasar tidak bebas.24
Mekanisme pasar yang seperti itu membutuhkan kebijakan dari pemerintah untuk
melakukan kebijakan yang lebih longgar terhadap barang atau jasa yang keluar masuk dari
satu negara ke negara lain atau menghapuskan regulasi yang mengatur perpindahan barang
dan jasa tersebut. Perpindahan barang dan jasa juga akan lebih optimal apabila barang dan
jasa tersebut di miliki oleh individu atau orang per orangan yang bertujuan untuk
mendapatkan laba.25
Neoliberalisme sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan orde baru, apabila kita
melihat unsur neoliberalisme dari segi privatisasi. Pada tahun 1988 pemerintahan orde baru
pernah memiliki BUMN yang berbentuk perjan namun pada tahun 1990, sudah tidak ada lagi
BUMN itu tetapi berubah menjadi persero sebagai bagian dari deregulasi dan debirokratisasi
nasional, jadi sebenarnya neoliberalisme sudah berkembang di negara kita mulai dari orde
baru. Privatisasi yang di lakukan oleh pemerintahan orde baru hampir sama dengan apa yang
23

Ibid
Ibid halaman 67
25
Ibid halaman 59
24

di lakukan oleh pemerintahan Megawati, hanya saja jumlah BUMN yang di privatisasi pada
era Megawati lebih banyak apabila di bandingkan dengan privatisasi yang di lakukan oleh
pemerintahan orde baru. Hal ini terbukti dari jangka waktu yang sama-sama tiga tahun yakni
1997 sampai pada tahun 1999 pada masa pemerintahan orde baru hanya memprivatisasi 5
BUMN namun apabila kita melihat pada masa pemerintahan Megawati, pada kurun waktu
yang sama yakni 2001-2003, Megawati telah berhasil memprivatisasi sebanyak 12 BUMN.26
Pemerintahan Megawati tidak mempunyai pilihan yang lebih baik dan tentu saja tidak
bisa menghindar dari kepentingan internasional melalui IMF meskipun IMF menginginkan
neoliberalisme untuk Indonesia. Awal berkuasanya Megawati di ikuti dengan jatuh tempo
pembayaran hutang luar negeri namun pemerintahan yang pada waktu itu tidak mampu untuk
melakukan pelunasan sehingga membutuhkan peran dari IMF untuk melaksanakan
penjadwalan ulang untuk utang luar negeri.27
IMF masuk untuk membantu permasalahan yang sedang di hadapi Indonesia.
Ekonomi Indonesia sedang terpuruk dengan krisis ekonomi yang sedang melanda
pemerintahan pada waktu itu. Bantuan yang di berikan oleh IMF membawa konsekuensi
mengikuti aturan yang di berikan oleh IMF untuk memperbaiki perekonomian yang pada
waktu itu. Privatisasi sejumlah BUMN menjadi salah satu syarat untuk memperbaiki ekonomi
Indonesia. Melalui lembaga ekonomi neoliberalisme masuk ke Indonesia untuk menjalankan
kepentingannya.

1.6

RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk memberikan batasan permasalahan dan

kajian bagi penelitian yang diangkat oleh peneliti. Ruang lingkup penelitian kali ini di mulai
pada tahun 2001-2004 masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri.
26

Nugroho Riant, Wrihatnolo R Randy, 2008, Manajemen Privatisasi BUMN, Jakarta, PT Gramedia, hal 30
Harinowo Cyrillus, 2002, Utang Pemerintaah, Perkembangan, Prospek dan Pengelolaannya, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama, halaman 141

27

1.7. METODE PENELITIAN
1.7.1 VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan
variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh yang di
berikan IMF melalui pinjaman luar negerinya sementara variabel dependen dalam penelitian
ini adalah privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah.
Sementara indikator yang di gunakan oleh penulis adalah pengaruh IMF terhadap
pemerintahan Megawati melalui LOI yang menginginkan

privatisasi sebagai komitmen

pemerintah dalam melaksanakan progam-progam yang di berikan oleh IMF untuk mengatasi
krisis yang melanda Indonesia.

1.7.2 Tipe penelitian
Tipe Penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu tipe eksplanatif.
Pembahasan dilakukan dengan menjelaskan kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah
terhadap pinjaman IMF dan juga tentang privatisasi yang di lakukan oleh pemerintah sebagai
salah satu poin yang di berikan IMF melalui LOI yang berkaitan tentang privatisasi
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian ini di dapatkan dengan melakukan studi pustaka atau dengan
library research.

1.8 TEKNIK ANALISA DATA
Teknik penulisan yang di gunakan oleh penulis adalah deskriptif analitik atau biasa di
sebut juga eksplanatif. Analisa data sendiri peneliti lakukan dalam tiga tahap yaitu:

1. Pemeriksaan, yaitu dilakukan untuk melihat apakah data-data yang diperlukan sudah
lengkap dan benar atau salah, bila ternyata ada kesalahan atau bahkan kekurangan
maka peneliti akan berusaha membenarkan dan melengkapi data yang kurang
2. Pengolahan, yaitu dilakukan dengan cara memilah-milah sesuai dengan kategorinya
masing-masing.
3. Analisa dan interpretasi, yaitu data yang telah dipilah-pilah selanjutnya di
interpretasikan oleh peneliti.
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN
Pada Bab I penulis akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran,hipotesis, dan metodologi.
Dalam bab I penulis akan menjelaskan tentang latar belakang masalah kenapa pada masa
pemerintahan Megawati Soekarno Putri melakukan privatisasi di berbagai perusahaan milik
negara.
Pada bab II penulis akan menjelaskan tentang IMF sebagai lembaga yang
memberikan bantuan terhadap Indonesia. Peneliti dalam bab II ini berusaha menjelaskan
tentang bagaimana sejarah IMF, cara kerja IMF, bagaimana perkembangan IMF di Indonesia.
2.1

IMF :
2.1.1 Seputar tentang IMF
1. Sejarah IMF
2. Cara kerja IMF
3. Perkembangan IMF
4. Jenis-Jenis Bantuan IMF
2.1.2 Perkembangan IMF di Indonesia

3.1

Pada bab III ini penulis akan berusaha menjelaskan tentang Pengaruh IMF terhadap

pemerintahan Megawati di bidang Privatisasi. Pengaruh IMF terhadap kebijakan era

Megawati di berikan melalui LOI yang harus di lakukan oleh pemerintahan Megawati. LOI
yang di bahas di sini adalah LOI yang berkaitan dengan privatisasi.
3.1.1 Tuntutan IMF kepada Pemerintah Indonesia Melalui LOI
3.1.2 Pengaruh IMF terhadap Pemerintahan Megawati di Bidang Privatisasi
4.1

Kesimpulan dan Saran

SKRIPSI

PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI INDONESIA
ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.Ip) strata-1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:
Heru Nurcahyono
NIM : 05260101

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2010

LEMBAR PENGESAHAN

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

`: Heru Nurcahyono
: 05260101
: Hubungan Internasional
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: PENGARUH IMF TERHADAP PRIVATISASI DI
INDONESIA ERA MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian
Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari: Sabtu
Tanggal: 18 Desember 2010
Tempat: LAB Hubungan Internasional
Mengesahkan,
Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:
1.Dyah Estu S.Sos, M.Si

(

)

2.Tuty Alhikmah S.IP

(

)

3. Victory Pradhitama, S.Sos

(

)

4. Tonny Dian Efendi S.Sos, M.Si

(

)

i

i

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul Pengaruh IMF terhadap Kebijakan Privatisasi di Indonesia Era
Megawati Soekarno Putri
Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi
Mahasiswa-Mahasiswa Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti
fenomena-fenomena terkini dalam kajian hubungan internasional, yang tentunya
peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.
Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala
kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh
karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran
dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat
peneliti nantikan.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,
sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.
1. Dyah Estu Kurniawati S.Sos., M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama
yang banyak memberikan masukan dan membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini.
2. Tuti Alhikmah, S.ip, selaku Dosen Pembimbing kedua yang mengajarkan
banyak hal kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta
anjurannya untuk selalu berkontemplasi.
3. Kepada kedua orang tua peneliti, Suradi dan Mugiati, sehingga penelitian
ini dapat selesai dengan lancar
4. Teman-teman peneliti di jurusan Hubungan Internasional angkatan 2005.
thanks friends for all.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian
ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

viii

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional
dan kalangan yang tertarik dengan kajian HI.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 20 November 2010

Peneliti

viii

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Skripsi .................................................................................. i
Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii
Surat Pernyataan Orisinalitas………………………………………………………..iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi............................................................................. ..... iv
Abstraksi……………………………………………………………………………… . v
Abstract................................................................................................................. ........... vi

Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Lembar Persembahan ............................................................................................ ix
Moto ...................................................................................................................... x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xi
Daftar Isi ......................................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................. 6
1..3.Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4.Penelitian Terdahulu .............................................................................. 7
1.5. Konsep dan Teori.................................................................................. 9
1.5.1.Konsep Politik Bantuan Luar Negeri........................................... 9
1.5.2.Teori Neoliberalisme ................................................................... 11
1.6.Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 14
1.7.Metode Penelitian .................................................................................. 14
1.7.1 Variabel Penelitian ..................................................................... 14
1.7.2 Tipe Penelitian ............................................................................. 14
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 15
1.8.Teknik Analisa Data .............................................................................. 15
1.9. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15

BAB II PERKEMBANGAN DAN BANTUAN IMF DI INDONESIA
2.1.Latar Belakang IMF ........................................................................................ 17
2.1.1 Sejarah IMF ................................................................................. 17

xiii

2.1.2 Cara Kerja IMF............................................................................ 18
2.1.3 Jenis-Jenis Bantuan IMF ............................................................. 21
2.2.Bantuan IMF ke Indonesia era Megawati Soekarno putri .............................. 29
2.3.IMF Sebagai Aktor Neo-Liberal ..................................................................... 35

BAB III PENGARUH IMF TERHHADAP PEMERINTAHAN MEGAWATI
DALAM BIDANG PRIVATISASI
3.1.Tuntutan IMF Terhadap Pemerintahan Megawati Di Bidang Privatisasi
melalui LoI ..................................................................................................... 39
3.2. Perspektif Megawati terhadap situasi ekonomi nasional ............................... 45
3.3.Pengaruh IMF terhadap Pemerintahan Megawati di bidang privatisasi ......... 48

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................... 58

xiii

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Wibowo I, Wahono Francis, 2003, Neoliberalisme,Yogyakarta, Cindelaras Pustaka Rakyat
Cerdas
Nugroho Riant, Wrihatnolo R Randy, 2008, Manajemen Privatisasi BUMN, Jakarta, PT
Gramedia
Lancaster carol Foreign aid, Diplomacy, development, domestic politics Chicago, The
University of Chicago Press 2007
Harinowo Cyrillus, 2002, Utang Pemerintaah, Perkembangan, Prospek dan Pengelolaannya,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama
F Harianto Santoso 2002, Indonesia Dalam Krisis 1997-2002, Jakarta Buku Kompas
Harinowo Cyrillus 2004, IMF :Penanganan Krisis & Indonesia Pasca IMF, Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama
Perwita. Anak Agung Banyu dan Yani. Mochamad Yanyan. Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional. 2005. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Ikbar Yanuar 2005, Ekonomi Politik Internasional 2:Implementasi Konsep dan Teori,
Bandung, PT Refika Aditama
Mas’oed Mohtar 1990,Ilmu Hubungan Internasional, PT Pustaka LP3ES
Supriyanto, Sampurna F Agung, Utang Luar Negeri Indonesia: Argumen Relevansi dan
implikasinya bagi pembangunan, Djambatan, Jakarta, 1999
Mahyudi Ahmad, Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris, Ghalia Indonesia,
Bogor, 2004
Bastian Indra, Privatisasi di Indonesia, Teori dan Implementasi, PT Salemba Emban Patria,
Jakarta, 2002,
Mugasejati p Nanang, Martanto Ucu, 2006, Kritik Globalisasi dan Neoliberalism, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

INTERNET
http:// www.imf.org Apakah Dana Moneter Internasional itu? di akses tanggal 12 juli 2010
http:// www.globaljust.orgGambaran Ringkas Kebijakan Neo-liberalisme dan Dampaknya
terhadap Ekonomi Indonesia di akses tanggal 12juli 2010
http:// www.komisiinformasi.go.id UU no 19 th 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
http:// www.repository.usu.ac.id Respon Petani terhadap Neoliberalisme Studi Kasus
Gerakan Petani Serikat Petani Sumatera Utara /.pdf
http:// www.antikorupsi.org Investigasi Swastanisasi PAM JAYA di akses tanggal 12 juli
2010
http:// www.imf.org/external/about/whatwedo.htm di akses tgl 21 oktober 2010
http://

www.imf.org/external/about/staff.htm di akses tanggal 17 oktober 2010

http://

www.imf.org/external/about/govstruct.htm di akses tgl 18 oktober 2010

http:// Anoop Singh :Pemerintahan Megawati Punya Komitmen jelas,www.gatra.com, di
akses 01 november 2001
http:// Horst Köhler, Indonesia Letter Of Intent
www.imf.org/External/NP/LOI/2001/idn/01/INDEX.HTM di akses pada tanggal 20
oktober 2010
http:// Horst Köhler, Indonesia Letter Of Intent
www.imf.org/External/NP/LOI/2001/idn/01/INDEX.HTM di akses pada tanggal 20
oktober 2010
http//Desentralisasi fiskal adalah ada kewenangan pemerintah daerah yang cukup longgar
dalam memungut pajak lokal. http://129.3.20.41/eps/urb/papers/0502/0502002.pdf
http// James Cassing: Indonesia In Transition Will Economic Prosperity
Accompany
Democracy?,http://www.watsoninstitute.org/bjwa/archive/9.1/Indonesia/Cassing.pdf
di akses tanggal 06 november 2010
http:// Walau BUMN di Privatisasi, Hak Negara Tidak Berpindah
www.hukumonline.com/berita/baca/hol6286/walau-bumn-diprivatisasi-hak-negaratidak-berpindah di akses tanggal 07 november 2010
1

http://Pemerintah Gagal Penuhi Target Privatisasi BUMN, www.tempointeraktif.com di
akses tanggal 8 november 2010

1

http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/kp/2001/122-01.pdf di akses pada tanggal 8 november
2010

http://Rencana Privatisasi Akhir Januari. www.bappenas.go.id/upload/other htm di akses
tanggal 8 november 2010
1

http:// Target privatisasi tahun anggaran 2002 ini memang dipatok lebih kecil ketimbang
tahun

lalu. Tapi, agaknya sulit bagi Menteri Negara (Meneg) BUMN untuk mencapai target itu.
Pasalnya, BUMN-BUMN itu ternyata masih menyimpan banyak
masalah.gema.inaport1.co.id/artikel/ARTIKEL20PRIVATISASI.pdf di akses pada
tanggal 8 november 2010