Analisis Data Iklim TINJAUAN PUSTAKA

6 diambil 80 kemungkinan curah hujan terlewati Pekerjaan Umum 1986. Dalam menentukan R 80 dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengeplotan data, pengurutan data hujan dari yang terbesar hingga terkecil dan dapat ditentukan dengan menggunakan RAINBOW. Koefisien hujan efektif untuk tanaman padi adalah 0.7. R 80 : Peluang hujan terlewati 80 : Peringkat hujan efektif 80 dari urutan curah hujan terkecil R 80 adalah curah hujan ke-a dari urutan terkecil dan n merupakan jumlah tahun pengamatan.

2.1.6. Kebutuhan Bersih Air Di Sawah NFR

Dalam menentukan kebutuhan bersih air di sawah harus memperhitungkan hujan efektif yang terjadi. Kebutuhan bersih air di sawah adalah jumlah air yang dibutuhkan setelah kebutuhan total air di sawah dikurangi dengan hujan efektif yang terjadi di daerah tersebut.

2.1.7. Kebutuhan Total Air Di Sawah GFR

Kebutuhan total air di sawah adalah jumlah air total yang dibutuhkan dari tahap pengolahan tanah hingga akhir dengan memperhitungkan efisiensi irigasi. Kebutuhan air ini meliputi kebutuhan komsumtif tanaman, pengolahan tanah dan perkolasi. Jika lebih dari satu golongan maka jumlah air yang dibutuhkan dirata-ratakan tiap tahap pertumbuhannya.

2.1.8. Kebutuhan Pengambilan Air DR

Kebutuhan pengambilan air irigasi padi adalah kebutuhan air irigasi dalam ldetha, sehingga dapat ditentukan kebutuhan air dalam berapa kali penanaman dalam setahun dan penetapan golongan yang telah dipilih. Kebutuhan pengambilan air ditentukan untuk mengetahui besarnya air yang diambil dari sumber air inlet setelah memperhitungkan efisiensi irigasi.

2.2. Analisis Data Iklim

Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung terinfiltrasi ke dalam tanah atau melimpas di atas permukaan. Sebagian secara langsung atau setelah penyimpanan bawah permukaan hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap, transpirasi, yaitu proses dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman Seyhan 1990. Analisis data iklim diperlukan untuk menghitung besarnya nilai evapotranspirasi. Faktor-faktor lingkungan yang mengendalikan evapotranspirasi adalah radiasi, pasokan air, karakteristik tanaman, defisit penjenuhan di udara dan gerakan udara horizontal dan vertikal. Karakteristik tanaman yang berperan penting, yaitu albedo permukaan tanaman, perkembangan akar, struktur tegakan dan struktur fisiologi tanaman. 7 Evapotranspirasi tanaman acuan adalah kebutuhan konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air untuk evaporasi dari permukaan areal tanam dengan kondisi air mencukupi, tinggi tanaman sekitar 12 cm dan tanaman tumbuh dengan baik. Iklim memiliki peran penting dalam penentuan karakteristik tersebut. Data iklim yang dibutuhkan untuk menentukan besarnya ETo, yaitu suhu maksimum, suhu minimum, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Menurut Evaporation Symposium 1959 dalam Seyhan 1990 rumus yang paling sering digunakan dalam menentukan evapotranspirasi tanaman acuan adalah yang diajukan oleh Penman. Pendekatan Penman merupakan suatu kombinasi metode-metode transfer massa dan neraca energi. Dalam KP-01 penetapan ETo digunakan metode Penman Modifikasi, sedangkan penetapan ETo pada CROPWAT 8 digunakan metode Penman-Monteith. Nilai ETo yang dihasilkan dari metode Penman Modifikasi menghasilkan nilai perkiraan yang terlalu tinggi sehingga pada akhirnya dikembangkan metode Penman-Monteith yang hasilnya mendekati nilai setempat. Evapotranspirasi tanaman acuan yang diterapkan dalam KP-01 dapat dihitung menggunakan persamaan Penman Modifikasi FAO: Keterangan: c : Faktor pergantian kondisi cuaca akibat siang dan malam W : Faktor berat yang mempengaruhi penyinaran matahari 1-W : Faktor berat sebagai pengaruh angin dan kelembaban ea : Tekanan uap jenuh, mbar RH : Kelembaban relatif, ed : Tekanan uap nyata, mbar ea-ed : Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap nyata, mbar Rn : Radiasi penyinaran matahari, Rns-Rnl, mmhari Rns : Radiasi netto gelombang pendek, Rs1- α, mmhari Rnl : Radiasi netto gelombang panjang 2.01 10 9 .T 4 0.34-0.44ed 0.5 0.1+0.9nN, mmhari Rs : Radiasi gelombang pendek, 0.25+0.5nNRa, mmhari α : Koefisien pemantulan albedo, 0.25 nN : Lamanya penyinaran relatif Ra : Radiasi extraterestrial, mmhari fu : Fungsi pengaruh angin, 0.27 1+U 2 100, kmhari U 2 : Kecepatan angin di ketinggian 2 meter, kmjam Dalam CROPWAT 8, penetapan ETo menggunakan metode Penman-Monteith. Rumus yang menjelaskan ETo secara teliti adalah rumus Penman-Monteith, yang pada tahun 1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi rumus FAO Penman-Monteith Allen et al.,1998 yang diuraikan dengan persamaan: Keterangan: ET : Evapotranspirasi tanaman acuan, mmhari Rn : Radiasi netto pada permukaan tanaman, MJm 2 hari G : Kerapatan panas terus-menerus pada tanah fluks panas tanah, MJm 2 hari 8 T : Suhu harian rata-rata pada ketinggian 2 meter, C U 2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 meter, mdet es : Tekanan uap jenuh, kPa ea : Tekanan uap aktual, kPa Δ : Kurva kemiringan tekanan uap, kPa C γ : Konstanta psycrometric, kPa C Dalam penyelesaian persamaan tersebut, terlebih dahulu didapatkan nilai-nilai dari beberapa variable dan konstanta yang berkaitan:

a. Kontanta psychrometric γ