Tahap I Aplikasi Etephon untuk Meningkatkan Keserempakan Masak Buah

33 Tabel 7 Rata-rata diameter buah, panjang buah, diameter biji, panjang biji, bobot basah biji dan bobot kering embrio-endosperm jarak pagar pada berbagai tahap perkembangan Umur buah DBh PjBh DBj PjBj BBj BK em-end HSA cm cm cm cm g g 30 2.9 a 3.2 a 1.2 2.1 1.2 a 0.1 a 35 3.0 a 3.1 a 1.2 2.1 1.2 a 0.1 a 40 3.0 a 3.3 a 1.2 2.1 1.3 a 0.3 b 45 2.8 a 3.1 a 1.1 2.0 0.9 b 0.3 bc 50 2.5 b 2.8 b 1.2 2.1 1.1 a 0.4 c Keterangan: Angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 Uji DMRT DBh:Diameter buah, PjBh:panjang buah, DBj:diameter biji, PjBj:Panjang biji, BBj:bobot basah biji, BK Em-endo: bobot kering embrio-endosperm II.B. Studi Waktu Aplikasi dan Konsentrasi Etephon untuk Menyerempakkan Masak Buah

1. Tahap I

Analisis ragam Lampiran 25-35 dan hasil rekapitulasi analisis ragam Tabel 8 menunjukkan interaksi antara konsentrasi dan waktu aplikasi etephon berpengaruh terhadap peubah periode masak buah, kecepatan tumbuh dan kadar minyak biji jarak pagar. Faktor tunggal konsentrasi etephon berpengaruh terhadap bobot kering kecambah normal sedangkan faktor tunggal waktu aplikasi berpengaruh terhadap peubah panjang biji, bobot basah biji, bobot kering embrio- endosperm dan bobot kering kecambah normal. Buah jarak pagar secara alami kontrol masak sekitar 50-52 hari setelah antesis HSA. Buah yang tidak diberi etephon kontrol memerlukan waktu 12 hari dari 40 HSA dan 5 hari dari 45 HSA agar semua buah siap panen. Konsentrasi etephon yang diaplikasi pada 45 HSA mempercepat masak buah menjadi 48 HSA dengan periode masak buah rata-rata 3 hari, sedangkan etephon yang diaplikasi pada 40 HSA juga mempercepat masak buah tetapi dengan respon yang lebih bervariasi. Konsentrasi etephon 200, 400, 600, dan 800 ppm yang diaplikasi pada 40 HSA dapat mempercepat pemasakan menjadi 46-47 HSA dengan periode masak buah rata-rata 6-7 hari, sedangkan konsentrasi 1000 dan 1200 ppm mempercepat pemasakan menjadi 44 HSA dengan periode masak buah sekitar 4 hari Gambar 12. 34 Tabel 8 Rekapitulasi hasil analisis ragam pengaruh konsentrasi K dan waktu aplikasi WA serta interaksinya KxWA terhadap peubah periode pemasakan, mutu fisik, mutu fisiologis dan kadar minyak jarak pagar Peubah yang diamati Perlakuan Koefisien K WA KxWA Keragaman Periode pemasakan 20.05 Mutu fisik - Diameter buah tn tn tn 3.09 - Panjang buah tn tn tn 3.08 - Diameter biji tn tn tn 2.71 - Panjang biji tn tn 7.34 - Bobot basah biji tn tn 12.28 - Bobot kering embrio-endosperm tn tn 14.17 Mutu fisiologis - Daya kecambah tn tn tn 5.58 - Kecepatan tumbuh tn tn 6.08 - BKKN tn 14.11 Kadar Minyak 7.23 Keterangan: tn= tidak nyata, = nyata pada taraf uji 5, = sangat nyata pada taraf uji 1 K=konsentrasi, WA=waktu aplikasi Gambar 12 Pengaruh interaksi konsentrasi etephon dan waktu aplikasi terhadap periode pemasakan buah hari setelah aplikasi d bc bc bc bc a a b a a a a a a 2 4 6 8 10 12 14 200 400 600 800 1000 1200 Periode pemasakan hari setelah aplikasi K o n se n tr a si ppm 45 HSA 40 HSA 35 Kecepatan tumbuh tertinggi terdapat pada konsentrasi etephon 1200 ppm pada 40 HSA tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi kontrol, 200, 400, 600, dan 1000 ppm pada pada umur yang sama serta semua konsentrasi etephon pada 45 HSA kecuali konsentrasi 1200 ppm. Kecepatan tumbuh terendah terdapat pada konsentrasi 800 ppm pada 40 HSA berbeda nyata dengan konsentrasi 600 dan 1200 ppm pada 40 HSA serta konsentrasi 800 ppm pada 45 HSA Tabel 9. Tabel 9 Interaksi konsentrasi etephon dan waktu aplikasi terhadap kecepatan tumbuh etmal Keterangan: Angka pada kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 Uji DMRT HSA: hari setelah antesis Kadar minyak tertinggi terdapat pada konsentrasi kontrol pada 45 HSA tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 200, 400, 800 dan 1000 ppm serta konsentrasi kontrol dan 200 ppm pada 40 HSA. Kadar minyak terendah ditunjukkan oleh konsentrasi 600, 800 dan 1200 ppm pada 40 HSA yang tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 1000 ppm pada waktu aplikasi yang sama Gambar 13. Gambar 13 Pengaruh interaksi konsentrasi dan waktu aplikasi etephon terhadap kadar minyak jarak pagar ab ab bc d d cd d a ab ab bc ab ab bc 5 10 15 20 25 30 35 200 400 600 800 1000 1200 K a d a r m in y a k Dosis etephon ppm 40 HSA 45 HSA Konsentrasi Waktu Aplikasi HSA ppm 40 45 12.3 abc 12.3 abc 200 12.6 abc 12.4 abc 400 12.2 abc 12.4 abc 600 13.1 ab 12.4 abc 800 11.7 c 13.2 a 1000 13.0 abc 12.5 abc 1200 13.3 a 11.8 bc 36 Konsentrasi etephon tidak berpengaruh nyata pada peubah diameter buah, panjang buah, diameter biji, panjang biji, bobot basah biji, dan bobot kering embrio-endosperm. Diameter buah rata-rata berkisar 2.5-2.6 cm, panjang buah rata-rata berkisar 2.7-2.8 cm, diameter biji rata-rata berkisar 1.1-1.2 cm, panjang biji rata-rata berkisar 1.8-2.0, bobot basah biji rata-rata berkisar 0.9-1.0 g, dan bobot kering embrio-endosperm rata-rata 0.4 g Tabel 10. Tabel 10 Pengaruh konsentrasi etephon terhadap rata-rata diameter buah, panjang buah, diameter biji, panjang biji, bobot basah biji, dan bobot kering embrio-endosperm Keterangan: DBh:diameter buah, PjBh:panjang buah, DBj:diameter biji, PjBj: panjang biji, BBj: bobot basah biji, BK em-endo: bobot kering embrio-endosperm Konsentrasi etephon tidak berpengaruh nyata pada daya berkecambah, rata- rata daya berkecambah berkisar 96.0-99.5. Konsentrasi etephon berpengaruh nyata pada BKKN, rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol 0.3 g yang berbeda nyata dengan semua konsentrasi etephon. Bobot kering kecambah normal BKKN pada perlakuan etephon rata-rata 0.2 g Tabel 11. Tabel 11 Pengaruh konsentrasi etephon terhadap rata-rata daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal Konsentrasi DB BKKN ppm g 98.5 0.3 a 200 96.5 0.2 b 400 96.0 0.2 b 600 99.5 0.2 b 800 96.0 0.2 b 1000 98.0 0.2 b 1200 97.5 0.2 b Keterangan: Angka pada kolom diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 Uji DMRT. DB: daya berkecambah, BKKN: bobot kering kecambah normal Konsentrasi DBh PjBh DBj PjBj BBj BK em-end ppm cm cm cm cm g g 2.6 2.8 1.2 1.9 1.0 0.4 200 2.6 2.8 1.1 1.9 0.9 0.4 400 2.6 2.8 1.1 1.8 1.0 0.4 600 2.6 2.8 1.2 2.0 1.0 0.4 800 2.5 2.7 1.2 1.8 0.9 0.4 1000 2.6 2.8 1.1 1.9 1.0 0.4 1200 2.6 2.8 1.1 1.8 0.9 0.4 37 Waktu aplikasi etephon tidak berpengaruh nyata pada peubah diameter buah, panjang buah, dan diameter biji. Diameter buah rata-rata 2.6 cm, panjang buah rata-rata 2.8 cm, dan diameter biji rata-rata berkisar 1.1-1.2 cm. Waktu aplikasi etephon berpengaruh nyata pada panjang biji, bobot basah biji, dan bobot kering embrio-endosperm. Panjang biji dan bobot kering embrio-endosperm tertinggi pada waktu aplikasi 45 HSA berbeda nyata dengan 40 HSA, sedangkan bobot basah biji tertinggi pada waktu aplikasi 40 HSA yang berbeda nyata dengan waktu aplikasi 45 HSA Tabel 12. Tabel 12 Pengaruh waktu aplikasi terhadap rata-rata diameter buah, panjang buah, diameter biji, panjang biji, bobot basah biji, dan bobot kering embrio-endosperm Waktu Aplikasi DBh PjBh DBj PjBj BBj BK em-endo HSA cm cm cm cm g g 40 2.6 2.8 1.2 1.8 b 1.0 a 0.3 b 45 2.6 2.8 1.1 1.9 a 0.9 b 0.4 a Keterangan: Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 Uji DMRT DBh:diameter buah, PjBh:panjang buah, DBj:Diameter biji, PjBj: Panjang biji, BBj;bobot basah biji, BK em-endo:bobot kering embrio-endosperm Waktu aplikasi etephon tidak berpengaruh nyata pada peubah daya kecambah tetapi berpengaruh nyata pada BKKN. Daya berkecambah rata-rata berkisar 97.0-97.9. Bobot kering kecambah normal BKKN tertinggi pada waktu aplikasi 45 HSA berbeda nyata dengan 40 HSA Tabel 13. Tabel 13 Pengaruh waktu aplikasi etephon terhadap rata-rata daya berkecambah dan bobot kering kecambah normal pada berbagai waktu aplikasi Keterangan: Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 Uji DMRT DB: daya berkecambah, BKKN: bobot kering kecambah normal

2. Tahap II