Kesimpulan SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

A- 42 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 Gambar 4.9 Hubungan Kuat Lentur dan Lendutan Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa beton dengan tambahan kaolin mempunyai kuat lentur yang lebih besar dan lendutan yang lebih kecil dibandingkan dengan beton normal. Dengan adanya tambahan kaolin, beton akan menjadi lebih padat serta adanya kemungkinan reaksi lanjutan antara kalsium hidroksida dengan silika, sehingga dapat terbentuknya kalsium silikat hidrat baru yang menjadikan mutu beton bertulang dapat meningkat. Dengan meningkatnya mutu beton bertulang, maka lendutan pada saat beban maksimum menjadi lebih kecil.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penambahan kaolin 5,5 dari berat semen terhadap kuat lentur beton setelah mengalami variasi temperatur, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kuat lentur beton normal dan beton dengan tambahan kaolin masing-masing sebesar 3732,9 kNmm dan 3822,15 kNmm. Setelah dipanaskan pada temperatur 300 o C menjadi 3261,45 kNmm dan 3461,45 kNmm atau turun A- 43 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 12,63 dan 9,44 . Pada temperatur 500 o C menjadi 2786,4 kNmm dan 2986,5 kNmm atau turun 25,35 dan 21,86 . Pada temperatur 700 o C menjadi 2386,5 kNmm dan 2611,5 kNmm atau turun 36,07 dan 31,67 . Pada temperatur 900 o C menjadi 1961,4 kNmm dan 2161,5 kNmm atau turun 47,45 dan 43,45 . 2. Kuat lentur beton normal dan beton dengan tambahan kaolin masing-masing sebesar 3732,9 kNmm dan 3822,15 kNmm atau meningkat 2,39 . Setelah dipanaskan pada temperatur 300 o C kuat lentur beton normal sebesar 3261,45 kNmm sedangkan kuat lentur beton dengan tambahan kaolin sebesar 3461,45 kNmm atau meningkat 6,13 . Pada temperatur 500 o C kuat lentur beton normal sebesar 2786,4 kNmm sedangkan kuat lentur beton dengan tambahan kaolin sebesar 2986,5 kNmm atau meningkat 7,18 . Pada temperatur 700 o C kuat lentur beton normal sebesar 2386,5 kNmm sedangkan kuat lentur beton dengan tambahan kaolin sebesar 2611,5 kNmm atau meningkat 9,43 . Pada temperatur 900 o C kuat lentur beton normal sebesar 1961,4 kNmm sedangkan kuat lentur beton dengan tambahan kaolin sebesar 2161,5 kNmm atau meningkat 10,20 .

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, diberikan saran-saran yang bertujuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. Adapun saran yang perlu dikembangkan dalam penelitian ini adalah : A- 44 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 1. Perlu diteliti tentang pembakaran kaolin sebelum dicampur dalam adukan beton sebagai pembanding terhadap beton yang dicampur kaolin yang tidak dibakar terlebih dahulu. 2. Perlu diteliti pengaruh penambahan kaolin terhadap beban kejut impact. 3. Perlu diteliti pengaruh penambahan kaolin terhadap kuat torsi. 4. Perlu diteliti pengaruh penambahan kaolin terhadap sifat kolom pada berbagai temperatur. 5. Perlu diteliti pengaruh peningkatan temperatur pada baja tulangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Laporan Akhir Pekerjaan Pemetaan Mikro Bahan Galian Golongan C Kabupaten Gunung Kidul Bagian Timur Utara Tahun Anggaran 19961997 . Dinas Pertambangan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. Anonim. 1998. Annual Book of ASTM Standard Volume 04.02. Anonim. 1987. Panduan Pengujian Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung . Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta. A- 45 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia diterjemahkan oleh E.Jasjfi. Erlangga. Jakarta. Gideon Kusuma. 1997. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Erlangga. Jakarta. Istimawan Dipohusodo. 1994. Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kardiyono Tjokrodimulyo. 1996. Teknologi Beton. Nafiri. Yogyakarta. Maholtra, H.L. 1984. Design of e-Resisting Structures. Surrey University Press. New York. Muhammad Taufik Hidayanto. 2002. Kuat Desak dan Porositas Beton Dengan Penambahan kaolin . Skripsi S1 Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Murdock, L.J dan Brook, K.M. 1991. Bahan dan Praktek Beton diterjemahkan oleh Stepanus Hendarko. Erlangga. Jakarta. Nawy, Edward G. 1998. Beton Bertulang diterjemahkan oleh Bambang Suryoatmono. Refika Aditama. Bandung. Paulus Nugraha. 1989. Teknologi Beton. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Rooseno. 1954. Beton Bertulang. Teragung. Jakarta. Sumardi. 2000. “Aspek Kimia Beton Pasca Bakar”. Kursus Singkat Evaluasi Dan Penanganan Struktur Beton Yang Rusak Akibat Kebakaran Dan Gempa . Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS Pengujian : Kandungan Zat Organik Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-40 Alat dan bahan : - Gelas ukur 250 cc - Oven listrik - Pasir A- 46 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 - Larutan NaOH 3 Hasil pengujian : - Warna larutan hasil pengamatan : Kuning Muda - Tabel perubahan warna Prof. Ir. Rooseno Tabel A.1 Tabel Perubahan Warna Warna Larutan Kadar Zat Organik Jernih Kuning Muda 0 - 10 Kuning Tua 10 - 20 Kuning Kemerahan 20 - 30 Coklat Kemerahan 30 - 50 Coklat Tua 50 - 100 Sumber : Prof. IrRooseno Syarat : Agregat halus yang mengandung bahan organik dapat dipakai, asal kekuatan tekan pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang dari 95 dari kekuatan adukan yang sama tetapi dicuci dalam larutan NaOH 3 yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama atau penurunan yang diperbolehkan maksimum 5 PPBI 1971 Analisa : Warna larutan hasil pengamatan adalah kuning muda, berarti masih memenuhi syarat. PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS Pengujian : Kandungan Lumpur Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-117 Alat dan bahan : - Gelas ukur 250 cc - Pipet - Oven listrik - Pasir 100 gr - Cawan - Air bersih A- 47 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 - Neraca Hasil pengujian : Tabel A.2 Hasil Pengujian Kandungan Lumpur Agregat Halus Simbol Keterangan Berat gr G Pasir sebelum dicuci kering 110 °C, 24 jam 100 G 1 Pasir setelah dicuci kering 110 °C, 24 jam 97.15 G – G 1 Selisih pasir sebelum dan setelah dicuci 2.85 Prosentase kandungan lumpur : Kandungan lumpur = x G G G 100 1 - = . x . 85 2 100 100 85 2 = Syarat : Kandungan lumpur dalam agregat halus tidak boleh lebih dari 5 PPBI 1971 pasal 3.3 ayat 3 Analisa : Dari hasil perhitungan diperoleh kandungan lumpur dalam pasir adalah 2.85 lebih kecil dari 5, sehingga pasir tersebut memenuhi syarat sebagai agregat halus. A- 48 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS Pengujian : Specific Gravity Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-128 Alat dan bahan : - Volumetrik flask - Conical Mould + penumbuk - Oven listrik - Pasir 500 gr - Neraca - Air bersih Hasil pengujian : Tabel A.3 Hasil Pengujian Specific Gravity Agregat Halus Simbol Keterangan Berat gr Pasir kondisi SSD 500 a Pasir kering oven 484.06 b Berat Volumetrik + Air 733.57 c Berat Volumetrik + Pasir + Air 1030.20 Bulk Specific Grafity c b a - + = 500 38 2 20 1030 500 57 733 06 484 . . . . = - + = Bulk Specific Gravity SSD c b - + = 500 500 459 2 20 1030 500 57 733 500 . . . = - + = Apparent Specific Grafity c b a a - + = 583 2 20 1030 57 733 06 484 06 484 . . . . . = - + = Absorption 100 500 ´ - = a a . . . 293 3 100 06 484 06 484 500 = ´ - = A- 49 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS Pengujian : Gradasi Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-136 Alat dan Bahan : - Satu set ayakan 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm dan PAN - Timbangan - Mesin getar ayakan - Pasir kering oven Hasil Pengujian : Tabel A.4 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Halus : Tertahan Ukuran Ayakan mm Berat gr Persentase Kumulatif Lolos Kumulatif Syarat ASTM 9.5 0,00000 0,0000 0,0000 100,00 100 4,75 12,9800 0,4330 0,4330 99,567 95 – 100 2,36 188,400 6,2820 6,7150 93,285 80 – 100 1,18 582,630 19,428 26,143 73,857 50 – 85 0,85 401,750 13,397 39,540 60,460 34 – 70 0,3 1398,06 46,619 86,159 13,841 10 – 30 0,15 356,830 11,899 98,058 1,9420 2 – 10 PAN 58,2500 1,9420 100,00 0,0000 Jumlah 2998,90 100,00 357,048 Modulus Halus = 100 100 - å kom = 57048 2 100 100 048 357 . . = - A- 50 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 Agregat yang hilang . x . 037 100 3000 90 2998 3000 = - = 20 40 60 80 100 2 4 6 8 10 Diameter Saringan mm Ko m ulatif Lolo s minimum maksimum hasil pengujian Gambar A.1 Kurva Daerah Susunan Gradasi Agregat Halus Syarat : Modulus halus agregat halus berkisar antara 2.3 – 3.1. Kardiyono Tjokrodimuljo, 1996 Analisa : Modulus halus dan gradasi dari agregat halus berada diantara batas maksimum dan minimum. Hal ini menandakan bahwa agregat halus yang akan digunakan telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan ASTM C-33 A- 51 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR Pengujian : Abrasi Agregat Kasar Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-131 Alat dan bahan : - Bejana Los Angelos dan bola-bola baja - Saringan - Neraca - Kerikil split Hasil pengujian : Tabel A.5 Hasil Pengujian Abrasi Agregat Kasar : Simbol Keterangan Berat gr a Berat Kerikil kering oven mula-mula 5000 b Sisa kerikil kering oven di atas ayakan 2,36 3475 Persentase berat yang hilang = 100 ´ - a b a = . 5 30 100 5000 3475 5000 = ´ - Syarat : Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 50 PPBI 1971 pasal 3.4 ayat 5 Analisis : Abrasi yang terjadi 30.5 dan ini memenuhi standar yang disyaratkan, yaitu kurang dari 50 A- 52 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR Pengujian : Specific Gravity Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-128 Alat dan bahan : - Bejana dan kontainer - Oven listrik - Kerikil 3000 gr - Neraca - Air bersih Hasil pengujian : Tabel A.6 Hasil Pengujian Specific Gravity Agregat Kasar : Simbol Keterangan Berat gr a Kerikil kering oven 3000 b Berat Volumetrik + Air 3050 c Berat Volumetrik + Kerikil + Air 1829.5 Bulk Specific Grafity c b a - = 458 2 5 1829 3050 3000 . . = - = Bulk Specific Gravity SSD c b b - = 499 2 5 1829 3050 3050 . . = - = Apparent Specific Grafity c a a - = 563 2 5 1829 3000 3000 . . = - = Absorption 100 ´ - = a a b . 6667 1 100 3000 3000 3050 = ´ - = A- 53 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR Pengujian : Gradasi Tanggal : 20 Oktober 2003 Standar : ASTM C-136 Alat dan bahan : - Satu set ayakan 3,75 mm; 25 mm; 25 mm;12,5mm; 9,5 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,85 mm; 0,30mm; pan - Timbangan - Mesin getar ayakan - Kerikil kering oven Hasil pengujian : Tabel A.7 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar : Tertahan Ukuran ayakan mm Berat gr Persentase Komulatif Lolos Komulatif Syarat ASTM C-33 25,0 100 100 19,0 194 6,477 6,477 93,523 90-100 9,5 2104 70,250 76,728 23,272 20-55 4,75 517 17,262 93,990 6,010 0-10 2,36 106 3,539 97,529 2,471 0-5 1,18 74 2,471 100 - 0,85 100 - 0,30 100 - Pan 100 - Jumlah 2995 100 825,325 Modulus Halus = 100 100 - å kom = 25325 . 7 100 100 325 . 825 = - Agregat yang hilang = 167 . 100 3000 2995 3000 = ´ - A- 54 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 20 40 60 80 100 5 10 15 20 25 Diameter Saringan mm Komulatif Lolos minimum maksimim hasil pengujian Gambar A.2 Gradasi Agregat Kasar Syarat : Modulus halus agregat kasar berkisar antara 5 – 8 Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996 Analisa : Modulus halus dan gradasi dari agregat kasar berada diantara batas maksimum dan minimum. Hal ini menandakan bahwa agregat kasar yang akan digunakan telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan ASTM C-33. A- 55 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 HASIL PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA Pengujian : Kuat Tari Baja Tanggal : 27 Oktober 2003 Alat dan bahan : - Baja tulangan diameter - UTM Universal Testing Machine Hasil pengujian : Tabel A.8 Hasil Pengujian Baja Tulangan : Diameter Tulangan mm Luas Penampang mm 2 Beban saat Leleh kgf Tegangan Leleh kgfmm 2 Tegangan Leleh MPa Tegangan Leleh Rata-Rata MPa 113,097 4000 35,368 353,680 113,097 4000 35,368 353,680 12 113,097 4000 35,368 353,680 348,373 50,2655 1700 33,820 338,200 50,2655 1720 34,2183 342,183 8 50,2655 1720 34,2183 342,183 340,855 28,2743 420 14,8545 148,545 28,2743 430 15,2081 152,081 6 28,2743 440 15,5618 155,618 152,08 A- 11 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl. Ir Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp. 0271 647069 Fax .662118 HASIL PENGUJIAN CAMPURAN BETON Pengujian : Nilai Slump Tanggal : 6 November 2003 Standar : - Alat dan bahan : - Kerucut Abrams - Batang baja penumbuk dengan ukuran diameter 16 mm, panjang 60 cm - Dasar yang kedap air plat luas 45 cm2 - Sekop kesil - Cetok besi - Penggaris Hasil pengujian : Tabel A.9 Hasil Pengujian Slamp : Jenis benda uji Kadar kaolin Nilai Slump mm Tingkat Workabilitas Beton Normal 100 tinggi Beton dengan kaolin 5,5 100 tinggi FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Jl. Ir. Sutami No36 A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia Telp 0271 634524, Fax 662118, E-mail : civilunsuns.ac.id A- 12 HASIL PENGUJIAN KUAT DESAK BETON Tanggal : 12 Desember 2003 Alat : Mesin Uji merk “Control” Temperatur o C Kadar Kaolin Kode Benda Uji Beban Maks kN Kuat Desak MPa Kuat Dsk Rata- rata MPa SN I 360 20,374 SN II 380 21,505 SN III 390 22,071 21,317 SK I 390 22,071 SK II 400 22,637 Ruang 5,5 SK III 410 23,203 22,637 SN I-3 310 17,542 SN II-3 320 18,108 SN III-3 340 19,240 18,297 SK I-3 345 19,523 SK II-3 345 19,523 300 5,5 SK III-3 350 19,806 19,712 SN I-5 275 15,562 SN II-5 275 15,562 SN III-5 280 15,844 15,656 SK I-5 290 16,411 SK II-5 300 16,977 500 5,5 SK III-5 300 16,977 16,788 SN I-7 240 13,581 SN II-7 245 13,864 SN III-7 250 14,147 14,052 SK I-7 260 14,713 SK II-7 270 15,279 700 5,5 SK III-7 275 15,562 15,185 SN I-9 215 12,166 SN II-9 220 12,449 SN III-9 230 13,015 12,543 SK I-9 230 13,015 SK II-9 235 13,298 900 5,5 SK III-9 235 13,298 13,204 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Jl. Ir. Sutami No36 A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia Telp 0271 634524, Fax 662118, E-mail : civilunsuns.ac.id A- 13 HASIL PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON Tanggal : 12 Desember 2003 Alat dan bahan : - sampel balok beton - Mesin uji merk”Contol” No Temperatur o C Kode Gaya Maks kN Gaya Rata-rata kN 1 BNI 24,286 2 BN2 24,643 3 BN3 25 24,643 4 BK1 24,643 5 BK2 25,357 6 Ruang BK3 25,714 25,238 1 BN1-3 20,5 2 BN2-3 21 3 BN3-3 23 21,5 4 BK1-3 22,5 5 BK2-3 23 6 300 BK3-3 23 22,833 1 BN1-5 17 2 BN2-5 18 3 BN3-5 20 18,333 4 BK1-5 19 5 BK2-5 20 6 500 BK3-5 20 19,667 1 BN1-7 15 2 BN2-7 15,5 3 BN3-7 16,5 15,667 4 BK1-7 16,5 5 BK2-7 17 6 700 BK3-7 18 17,167 1 BN1-9 12 2 BN2-9 13 3 BN3-9 13,5 12,833 4 BK1-9 12,5 5 BK2-9 14,5 6 900 BK3-9 15,5 14,167 HITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN DASAR BETON FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Jl. Ir. Sutami No36 A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia Telp 0271 634524, Fax 662118, E-mail : civilunsuns.ac.id A- 14

A. Data

Dokumen yang terkait

Studi Eksperimental Kuat Lentur Pada Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan Baja Ringan Profil U Di Daerah Tarik

1 92 132

Studi Eksperimental Kuat Lentur Pada Balok Beton Bertulang Dengan Perkuatan Baja Ringan Profil U

13 114 218

Perbandingan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang dengan Pemakaian Fiber Baja dan Pemakaian Fiber Bendrat

2 72 101

Analisa Kuat Geser Balok Tinggi Beton Bertulang Berdasarkan Model Strut-And-Tie

7 77 195

PENDAHULUAN Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Tambahan Tulangan Baja Menyilang Pasca Bakar Dengan Berbagai Variasi Waktu.

0 2 4

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN TULANGAN BAJA MENYILANG PASCA BAKAR DENGAN BERBAGAI VARIASI WAKTU Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Tambahan Tulangan Baja Menyilang Pasca Bakar Dengan Berbagai Variasi Waktu.

0 3 13

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN TULANGAN BAJA MENYILANG PASCA BAKAR DENGAN BERBAGAI VARIASI WAKTU Tinjauan Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Dengan Tambahan Tulangan Baja Menyilang Pasca Bakar Dengan Berbagai Variasi Waktu.

0 3 18

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU Kajian Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Biasa dan Balok Beton Bertulangan Kayu dan Bambu pada Simple Beam.

0 0 17

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT TUGAS AKHIR - KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT - Unika Repository

0 0 19

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT TUGAS AKHIR - KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG KOMPOSIT - Unika Repository

0 1 19