Landasan atau Dasar Hukum Jual Beli

4. Tukar-menukar benda dengan benda lain dengan cara yang khusus dibolehkan. هسيف نسوذأهملا هجولا ﻰلع ضدوﻌب كلم ﻞقن وا ﻰﺿرتلالسيبس ﻰلع لدامب لام ﺔدلدابم 5. Penukaran harta benda dengan benda lain dengan jalan saling merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan cara yang di perbolehkan. ﻰلع تسايﻜلملا لهدابﺗ ﺪذيﻔيهل لاملاب لاملا ﺔسلﺪبم ساسا ﻰلع لوقي ﺪقع ماوﺪلذلا 6. ‘aqad yang tegak atas dasar penukaran harta dengan harta, maka jadilah penukaran hak milik secara tetap. Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa inti dari jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’dan disepakati. Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan- persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitanya dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’. Benda dapat mencakup pengertian barang dan uang, sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dinilai yakni benda yang berharga dan dapat dibenarkan penggunaannya menurut syara’. Benda itu adakalanya bergerak dipindahkan dan adakalanya tetap tidak dapat di pindahkan, ada yang dapat di bagi-bagi ada kalanya tidak dapat di bagi-bagi, ada harta yang ada perumpamaannya mitsli dan tak ada yang menyerupainya qimi dan yang lain-lainnya. Penggunaan harta tersebut. Penggunaan harta tersebut diperbolehkan sepannjang tidak dilarang syara’. Benda yang dilarang syara’ seperti: alkohol,babi,dan barang terlarang lainnya haram dijual belikan sehingga jual beli tersebut dianggap batal dan di jadikan harga penukaran ,maka jual beli tersebut dianggap fasid.

3.2 Landasan atau Dasar Hukum Jual Beli

Landasan atau dasar hukum mengenai jual beli ini disyariatkan berdasarkan Al-Qur’an, Hadist Nabi, dan Ijma’ Yakni : 1 Al Qur’an Yang mana Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa : 29 16 | m a k a l a h a y a t d a n h a d i s e k o n o m i - j u a l b e l i “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” QS. An-Nisa : 29. “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” QS. Al-Baqarah : 275. 2 Sunnah Nabi, yang mengatakan:” Suatu ketika Nabi SAW, ditanya tentang mata pencarian yang paling baik. Beliau menjawab, ’Seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” HR. Bajjar, Hakim yang menyahihkannya dari Rifa’ah Ibn Rafi’. Maksud mabrur dalam hadist adalah jual beli yang terhindar dari usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain. 3 Ijma’ Ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai. Mengacu kepada ayat-ayat Al Qur’an dan hadist, hukum jual beli adalah mubah boleh. Namun pada situasi tertentu, hukum jual beli itubisa berubah menjadi sunnah, wajib, haram, dan makruh. Hukum asal jual beli adalah ja’iz. Pada perkembanganya, dalam islam hukum jual beli memiliki beberapa kategori, yaitu: a Mubah boleh. Jual beli diperbolehkan sesuai dengan hajat dan kebiasaan masyarakat. Contoh, menjual atau membeli beras di pasar, memnjual atau membeli makanan di kantin dan lain sebagainnya. b Wajib yaitu transaksi jual beli yang harus dikerjakan demi kepentingan umat. Contoh, menjual atau membeli kain untuk menutupi aurat. c Sunnah, apabila jual beli tersebut mendatangkan kesejahteraan bagi orang miskin. Contoh, menjual atau membeli hasil petani supahya mereka lebih sejahtera. d Haram yaitu jual beli yang terlarang. Contoh menjual atu membeli minuman keras,narkoba. Menjual atau membeli barang yang sudah dibeli 17 | m a k a l a h a y a t d a n h a d i s e k o n o m i - j u a l b e l i oleh orang lain, menjual atau membeli dengan menipu atau mengurangi timbangan.

3.3 Rukun Jual Beli